A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pati memegang peranan penting dalam industri pengolahan pangan
secara luas juga dipergunakan dalam industri seperti kertas, lem, tekstil,
lumpur pemboran, permen, glukosa, dekstrosa, sirop fruktosa,dan lain-lain.
Dalam perdagangan dikenal dua macam pati yaitu pati yang belum
dimodifikasi dan pati yang telah dimodifikasi. Pati yang belum dimodifikasi
atau pati biasa adalah semua jenis pati yang dihasilkan dari pabrik
pengolahan dasar misalnya tepung tapioka.
Pati alami seperti tapioka, pati jagung, sagu dan pati-patian lain
mempunyai beberapa kendala jika dipakai sebagai bahan baku dalam
industri pangan maupun non pangan. Jika dimasak pati membutuhkan waktu
yang lama (hingga butuh energi tinggi), juga pasta yang terbentuk keras dan
tidak bening. Disamping itu sifatnya terlalu lengket dan tidak tahan
perlakuan dengan asam. Kendala-kendala tersebut menyebabkan pati alami
terbatas penggunaannya dalam industri. Padahal sumber dan produksi patipatian di negara kita sangat berlimpah, yang terdiri dari tapioka (pati
singkong), pati sagu, pati beras, pati umbi-umbian selain singkong, pati
buah-buahan (misalnya pati pisang) dan banyak lagi sumber pati yang
belum diproduksi secara komersial.
Dilain pihak, industri pengguna pati menginginkan pati yang
mempunyai kekentalan yang stabil baik pada suhu tinggi maupun rendah,
mempunyai ketahanan yang baik terhadap perlakuan mekanis, dan daya
pengentalannya tahan pada kondisi asam dan suhu tinggi. Sifat-sifat penting
yang diinginkan dari pati termodifikasi (yang tidak dimiliki oleh pati alam)
diantaranya adalah: kecerahannya lebih tinggi (pati lebih putih), retrogradasi
yang rendah, kekentalannya lebih rendah, gel yang terbentuk lebih jernih,
tekstur gel yang dibentuk lebih lembek, kekuatan regang yang rendah,
granula pati lebih mudah pecah, waktu dan suhu gelatinisasi yang lebih
tinggi, serta waktu dan suhu granula pati untuk pecah lebih rendah.
Modifikasi sifat dan perkembangan teknologi di bidang pengolahan
pati, pati alami dapat dimodifikasi sehingga mempunyai sifat-sifat yang
diinginkan seperti di atas. Modifikasi disini dimaksudkan sebagai perubahan
struktur molekul dari yang dapat dilakukan secara kimia, fisik maupun
enzimatis. Pati alami dapat dibuat menjadi pati termodifikasi atau modified
starch, dengan sifat-sifat yang dikehendaki atau sesuai dengan kebutuhan.
Di bidang pangan pati termodifikasi banyak digunakan dalam
pembuatan salad cream, mayonaise, saus kental, jeli marmable, produkproduk konfeksioneri (permen, coklat dan lain-lain), breaded food, lemon
curd, pengganti gum arab dan lain-lain.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Teknologi Pengolahan Tepung, Mie, dan
Pasta acara I Pengolahan Aneka Tepung Berbahan Baku Komoditas Lokal
adalah:
a. Mengetahui proses pembuatan tepung berbahan baku umbi ungu,
singkong, beras, dan jagung.
b. Mengetahui rendemen masing-masing tepung.
c. Mengetahui fungsi penggunaan Na2S2O5 dalam pembuatan tepung.
d. Mengetahui faktor yang mempengaruhi randemen tepung yang
dihasilkan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori
Proses pembuatan tepung singkong diawali dengan mengupas kulit
umbi dan mencucinya dengan air bersih untuk menghilangkan tanah dan
kotoran yang menempel. Ada dua metode pembuatan tepung singkong,
yaitu melalui proses fermentasi dan non fermentasi. Pengolahan tepung
non fermentasi dilakukan dengan pengecilan ukuran dari umbi yang telah
dibuang kulit dan kotorannya. Setelah umbi menjadi potongan yang lebih
kecil kemudian diparut dan dijemur hingga kering dan digiling
tepung
yang
dikehendaki
memungkinkan granulagranula
pati
ialah
cukup
lembut,
yang
terbebas
dari
jaringan
yang
pembasahan
sederhana
melibatkan
menyeluruh
senyawa amilosa dan amilo pektin yang memegang peranan penting dalam
proses pengolahan biji jagung. Dalam pembuatan roti atau cake, granulagranula pati yang berada diantara lapisan-lapisan film gluten yang
mengelilingi rongga udara, akan tergelatinisasi pada saat pemanasan.
Keadaan ini menyebabkan timbulnya ketegaran pada produk olahan yang
dihasilkan (Djaafar dkk, 2001).
Dalam pembuatan cake air sangat dibutuhkan sebagai ingredient
makanan olahan, sebagai pengatur panas dan berfungsi sebagai pelarut
serta mengikat protein. Mentega ada yang asin, ada pila yang tawar.
Jumlah garam harus dikurangi jika menggunakan margarin atau mentega
yang mengandung garam (asin). Bahan baku utama pembuatan margarin
adalah minyak cair, minyak nabati (Ayustaningwrno dkk, 2012).
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu dari
tanaman pangan paling penting di daerah tropis (Anon, 1990). Produksi
singkong konsumsi telah diperkirakan 65% dari fermentasi
singkong
produk makanan (lafun, fufu, tapioka, pupuru dan gari) sedangkan 25%
adalah untuk keperluan industri - sebagian besar sebagai pati dan 6%
pakan ternak sedangkan 10% hilang sebagai limbah (Ikan dan Trum,
1993). Fungsional dan sensorik sifat amala terbuat dari air ubi (D. alata)
tepung elubo bisa ditingkatkan jika bagian dari yam tepung elubo air
diganti dengan singkong tepung lafun sebagai warna putih lafun dapat
mengurangi
tempel.
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas atribut (pH, kadar HCN
dan sifat fungsional) air tepung ubi-ubi kayu elubo dan evaluasi sensorik
dari amala, dengan demikian, mengetahui yang terbaik tepung proporsi air
yam untuk singkong yang akan menguntungkan dibandingkan baik dengan
ubi tepung elubo (Babajide, 2012).
C. Metodologi
1. Alat
a. Baskom
b. Pisau
c. Timbangan
d. Mesin slicer
e. Mesin pengayak
f. Tabung reaksi
g. Gelas reaksi 500 ml
h. Pemarut
i. Blender
j. Cabinet dryer
k. Plastik
l. Kain saring
2. Bahan
a. Singkong
b. Beras
c. Ubi ungu
d. Jagung
e. Larutan Na2S2O5
f. Aquades
g. Etanol 95%
h. Larutan NaOH
3. Cara Kerja
a. Pembuatan tepung ubi ungu
Ubi ungu
Penepungan
Pengayakan 80 mesh
Penghitungan rendemen
Air
Pengeringan endapan pati dengan cabinet dryer suhu 600C selama 8 jam
Pengayakan
d. Cara Pembuatan Tepung Jagung
Penimbangan
1 kg jagung
Tepung beras
Penghilangan kotoran
Penggilingan
10 ml NaOH
Pengendapan 10 menit dan penambahan
2 liter airPenambahan dan pembersihan (Pengulangan 2x)
D. Hasil Pembahasan
Tabel 1.1 Hasil Rendemen Tepung Umbi-Umbian
No
Jenis tepung
1.
Ubi ungu
2.
Singkong
3.
Beras
Kel
.
5
7
9
6
8
10
5
Rata-rata
kain saring
BeratPemerasan
Berat dengan
Rendeme
rendeme
awal (g) akhir (g)
n (%)
n (%)
Pengeringan
dengan
oven
8
jam
(60oC)
1000
31,58
3,158
1000
1000
1000
1000
1000
1000
253,6
25,36
10,609
33,1
Tepung 3,31
jagung
69,380
6,938
80,616
8,062
8,053
91,579
9,158
382,7
38,27
43,603
4.
Jagung
7
9
6
8
10
1000
1000
1000
1000
1000
442,7
482,7
560
700
520
44,27
48,27
56
70
52
59,333
Pati termodifikasi adalah pati yang gugus hidroksilnya telah diubah lewat
suatu reaksi kimia (esterifikasi, sterifikasi atau oksidasi) atau dengan
menggangu struktur asalnya (Fleche, 1985). Sedangkan menurut Koswara
(2009), pati diberi perlakuan tertentu dengan tujuan untuk menghasilkn sifat
yang lebih baik untuk memperbaiki sifat sebelumnya atau untuk merubah
beberapa sifat sebelumnya atau untuk merubah beberapa sifat lainnya.
Perlakuan ini dapat mencakup penggunaan panas, asam, alkali, zat
pengoksidasi atau bahan kimia lainnya yang akan menghasilkan gugus kimia
baru dan atau perubahan bentuk, ukuran serta struktur molekul pati.
Pati yang telah termodifikasi akan mengalami perubahan sifat yang dapat
disesuaikan untuk keperluan-keperluan tertentu. Sifat-sifat yang diinginkan
adalah pati yang memiliki viskositas yang stabil pada suhu tinggi dan rendah,
daya tahan terhadap sharing mekanis yang baik serta daya pengental yang
tahan terhadap kondisi asam dan suhu sterilisasi (Wirakartakusuma, et al.,
1989). Teknik modifikasi dapat dibagi dalam tiga tipe yaitu modifikasi sifat
rheologi, modifikasi dengan stabilisasi, dan modifikasi spesifik. Termasuk
dalam modifikasi sifat rheologi adalah depolimerisasi dan ikatan silang. Proses
depolimerasi akan menurunkan viskositas dan karena itu dapat digunakan pada
tingkat total padatan yang lebih tinggi. Cara yang dapat dilakukan meliputi
dekstrinisasi, konversi asam, dan konversi basa dan oksidasi. Penelitian
Murwani (1989) memperlihatkan bahwa modifikasi asam dan oksidan dapat
menurunkan viskositas pati jagung. Sifat pati termodifikasi yang dihasilkan
dipengaruhioleh pH, suhu inkubasi dan konsentrasi pati yang digunakan selama
proses modifikasi. Sedangkan teknik ikatan silang akan membentuk jembatan
antara rantai molekul sehingga didapatkan jaringan makro molekul yang kaku.
Cara ini akan merubah sifat rheologi dari pati dan sifat resistensinya terhadap
asam.
sementara
kasava
fisik
untuk
(perajangan,
perbandingan
bahan-air-abu;
lama
perebusan,
industri pangan adalah untuk pembuatan roti manis, donat, cake bread (Iriyanti,
2012).
E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat diambil keimpulan
sebagai berikut :
1.
Tepung termodifikasi merupakan tepung diberi perlakuan tertentu
dengan tujuan untuk menghasilkn sifat yang lebih baik untuk
memperbaiki sifat sebelumnya atau untuk merubah beberapa sifat
sebelumnya.
2.
Randemen dari masing-masing tepung yang dihasilkan pada saat
praktikum adalah: Tepung ubi ungu 10,609%, tepung singkong 8,053%,
3.
4.
pada tepung.
Faktor yang mempengaruhi rendemen antara lain mutu bahan baku
(kondisi tanaman, umur panen), penanganan pascapanen (pengeringan dan
penyimpanan) dan proses ekstraksi (perajangan, perbandingan bahan-airabu; lama perebusan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan).
DAFTAR PUSTAKA
A., Yuyun. 2007. Membuat Lauk Crispy. PT Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Akbar, Mukhamad Ryan., dan Yunianta. 2014. Pengaruh Lama Perendaman
Na2S2O5 dan Fermentasi Ragi Tape terhadap Sifat Fisik Kimia Tepung
Jagung. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2.
Ayustaningwrno, Fitriyono., Garmis Ratraningrum., Iqlma Safitri., Neni
Anggraheni., Ferdian Suhardinata., Chomsatun Umami dan Marta S. 2012.
Aplikasi Pengolahan Pangan. Deepublish. Yogyakarta.
Barbajide. 2012. Chemical, functional and sensory properties of water yam
cassava flour and its paste International Food Research Journal 20(2):
903-909 (2013) Department of Food Science and Technology, Federal
University of Agriculture, P.M.B. 2240, Abeokuta, Nigeria.
Bradburry. 2005. Simple wetting method to reduce cyanogen content of cassava
flour Journal of Food Composition and Analysis 19 (2006) 388393
School of Botany and Zoology, Australian National University, Canberra,
ACT 0200, Australia.
Darmajana, Doddy A. 2010. Upaya Mempertahankan Derajat Putih Pati Jagung
Dengan Proses Perendaman Dalam Natrium Bisulfit. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia Kejuangan Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia ISSN 1693 4393.
Djaafar, Titiek F., Siti Rahayu dan Wiryatmi. 2001. Aneka Macam Produk Olahan
Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Eduardo, Maria., Ulf Svanberg., Jorge Oliveira., dan Lilia Ahrn. 2013. Effect of
Cassava Flour Characteristics on Properties of Cassava-Wheat-Maize
Composite Bread Types. International Journal of Food Science Volume
2013, Article ID 305407.
Fleche, G. 1985. Chemical modifikation and degradation of starch. Di dalam
G.M.A. Van Beynum dan J.A. Roels, ed. Starch conversion technology.
Applied Science Publ., London.
Gwirtz, Jeffrey A., dan Maria Nieves Garcia Casal. 2014. Processing maize flour
and corn meal food products. Ann. N.Y. Acad. Sci. 1312 (2014) 6675.
Haryadi. 2011. Teknologi Modifikasi Tepung Kasava. Junal Agritech, Vol. 31, No.
2.
Husniati dan Wisnu Ari Adi. 2010. Analisis Fasa dan Struktur Mikro pada Tepung
Tapioka dengan Penambahan Natrium Metabisulfit. LIPI, ISSN : 1411-1098
vol. 13, No. 2, , hal : 83 89.
K, Masamba dan H Jinazali. 2014. Effect of Cassava Flour Processing Methods
and Substitution Level on Proximate Composition, Sensory Characteristics
and Overall Acceptability of Bread Made from Wheat- Cassava Flour
LAMPIRAN PERHITUNGAN
LAMPIRAN FOTO
Gambar 1.2
Penimbangan tepung
beras kasar
Gambar 1.3
penimbangan tepung
beras halus