Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK JARANG UPDATE ANTIVIRUS

TERHADAP SISTEM KEAMANAN KOMPUTER


SOFYAN SUGIANTO
(152410101031)
Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37 Kampus Bumi Tegal Boto Sumbersari Jember
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan sebagai pengumpulan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di
Program Studi Sistem Informasi Universtas Jember, sekaligus sebagai wawasan penambah bagi
penulis dalam persiapan pembuatan skripsi di akhir semester kelak.
Keamanan komputer merupakan kebutuhan esensial bagi setiap pengguna komputer.
Mereka membutuhkan sistem pertahanan untuk membentengi komputer dari serangan virus
sehingga diciptakanlah antivirus komputer. Namun, masalah yang sering dipandang sebelah
mata oleh pengguna komputer adalah jarang meng-update antivirus mereka. Sehingga dalam
beberapa waktu ke depan antivirus yang digunakan menjadi expired.
Adapun yang penulis bahas dalam jurnal ini adalah bagaimanakah dampak muncul dari
penggunaan antivirus yang sudah jarang dilakukan update antivirus terhadap keamanan
komputer mereka.
Kata kunci : antivirus komputer, update antivirus, keamanan komputer, virus komputer
I.

PENDAHULUAN
Keamanan komputer merupakan hal utama yang menjadi sorotan pengguna
komputer. Hal ini disebabkan karena mereka khawatir akan ancaman-ancaman luar yang
nantinya akan merusak data-data penting di komputer mereka. Ancaman ini dapat berupa
virus, serangan hacker, phising (memata-matai kegiatan transaksi). Sehingga salah satu
tindakan antisipasinya adalah menggunakan antivirus.
Antivirus bisa bekerja optimal jika informasi tentang virus yang tersimpan di
database aplikasi ini lengkap. Lengkapnya informasi didapatkan dari update antivirus,
sehingga antivirus yang sudah up-to-date, menyimpan informasi-informasi virus terbaru
yang akan lebih mudah untuk mengenali virus dan menanganinya. Jika antivirus ini jarang
dilakukan update, maka ibarat obat yang expired yang tidak mampu menangani penyakit.

II.

LANDASAN TEORI
II.1.
Antivirus
Antivirus adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk
mengamankan, mendeteksi, dan menghapus virus komputer dari sistem komputer.
Antivirus disebut juga perangkat lunak perlindungan virus. Program ini dapat menentukan
apakah sebuah sistem komputer telah terinfeksi dengan sebuah virus atau tidak.
Umumnya, perangkat lunak ini berjalan di latar belakang dan melakukan pemindaian
terhadap semua berkas yang diakses (dibuka, dimodifikasi, atau ketika disimpan).
Antivirus-antivirus terbaru sekarang tidak hanya mendeteksi virus. Program
antivirus sekarang juga telah dilengkapi dengan kemampuan untuk mendeteksi perangkat
pengintai, rootkit, dan perangkat perusak lainnya. Tidak hanya itu, antivirus sekarang
dilengkapi dengan firewall untuk melindungi komputer dari serangan hacker dan antispam untuk mencegah masuknya email sampah dan/atau virus ke kotak masuk pengguna.
Cara kerja antivirus menurut Wikipedia antara lain:
1. Pendeteksian dengan menggunakan virus signature database: Cara kerja antivirus
ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan oleh antivirus tradisional, yang
mencari tanda-tanda dari keberadaan dari virus dengan menggunakan sebagian
kecil dari kode virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, dan telah
dikatalogisasi sesuai dengan jenisnya, ukurannya, daya hancurnya dan beberapa
kategori lainnya. Cara ini terbilang cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksi
virus-virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, tapi tidak dapat mendeteksi

virus yang baru hingga basis data virus signature yang baru diinstalasikan ke
dalam sistem. Virus signature database ini dapat diperoleh dari vendor antivirus
dan umumnya dapat diperoleh secara gratis melalui unduh atau melalui
berlangganan, dan/atau
2. Pendeteksian dengan melihat cara bagaimana virus bekerja: Cara kerja antivirus
seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dari teknologi yang
diterapkan dalam Intrusion Detection System (IDS). Cara ini sering disebut juga
sebagai Behavior-blocking detection. Cara ini menggunakan policy (kebijakan)
yang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika ada
kelakuan perangkat lunak yang "tidak wajar" menurut policy yang diterapkan,
seperti halnya perangkat lunak yang mencoba untuk mengakses address book
untuk mengirimkan surel (email) secara massal terhadap daftar surel yang berada
di dalam address book tersebut (cara ini sering digunakan oleh virus untuk
menularkan virus melalui surel), maka antivirus akan menghentikan proses yang
dilakukan oleh perangkat lunak tersebut. Antivirus juga dapat mengisolasi kodekode yang dicurigai sebagai virus hingga administrator menentukan apa yang akan
dilakukan selanjutnya.
II.2.
Virus Komputer
Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan atau
menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam
program atau dokumen lain. Virus komputer dapat dianalogikan dengan virus biologis
yang menyebar dengan cara menyisipkan dirinya sendiri ke sel makhluk hidup. Virus
komputer dapat merusak (misalnya dengan merusak data pada dokumen), membuat
pengguna komputer merasa terganggu, maupun tidak menimbulkan efek sama sekali.
Virus komputer umumnya dapat merusak perangkat lunak komputer dan tidak
dapat secara langsung merusak perangkat keras komputer tetapi dapat mengakibatkan
kerusakan dengan cara memuat program yang memaksa over process ke perangkat
tertentu. Efek negatif virus komputer adalah memperbanyak dirinya sendiri, yang
membuat sumber daya pada komputer (seperti penggunaan memori) menjadi berkurang
secara signifikan. Hampir 95% virus komputer berbasis sistem operasi Windows. Sisanya
menyerang Linux/GNU, Mac, FreeBSD, OS/2 IBM, dan Sun Operating System. Virus yang
ganas akan merusak perangkat keras.
Virus komputer adalah sebuah istilah umum untuk menggambarkan segala jenis
serangan terhadap komputer. Dikategorikan dari cara kerjanya, virus komputer dapat
dikelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut:
1. Worm - Menduplikatkan dirinya sendiri pada harddisk. Ini membuat sumber daya
komputer (Harddisk) menjadi penuh akan worm itu.
2. Trojan - Mengambil data pada komputer yang telah terinfeksi dan mengirimkannya
pada pembuat trojan itu sendiri.
3. Backdoor - Hampir sama dengan trojan. Namun, Backdoor bisanya menyerupai file
yang baik-baik saja. Misalnya game.
4. Spyware - Virus yang memantau komputer yang terinfeksi.
5. Rogue - merupakan program yang meniru program antivirus dan menampilkan
aktivitas layaknya antivirus normal, dan memberikan peringatan-peringatan palsu
tentang adanya virus. Tujuannya adalah agar pengguna membeli dan mengaktivasi
program antivirus palsu itu dan mendatangkan uang bagi pembuat virus rogue
tersebut. Juga rogue dapat membuka celah keamanan dalam komputer guna
mendatangkan virus lain.
6. Rootkit - Virus yang bekerja menyerupai kerja sistem komputer yang biasa saja.
7. Polymorphic virus - Virus yang gemar beubah-ubah agar tidak dapat terdeteksi.
8. Metamorphic virus - Virus yang mengubah pengkodeannya sendiri agar lebih sulit
dideteksi.
9. Virus ponsel - Virus yang berjalan di telepon seluler, dan dapat menimbulkan
berbagai macam efek, mulai dari merusak telepon seluler, mencuri data-data di
dalam telepon seluler, sampai membuat panggilan-panggilan diam-diam dan
menghabiskan pulsa pengguna telepon seluler.

III.

PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan studi lapangan melalui penelitian laboratorium yang
membutuhkan komputer, jaringan internet, dan sampel flashdisk. Prosedur penelitian yang
dilakukan sebagaimana terlampir.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.
Tanda komputer sampel yang terinfeksi virus karena antivirus yang digunakan
sudah expired serta komputer yang tidak terpasang antivirus:
1. Komputer berjalan sangat lambat dari biasanya
2. Perubahan tampilan pada komputer yang tidak dikehendaki oleh penggunanya
3. Komputer restart sendiri
4. File tertentu seperti doc, xls, tidak bisa diakses
5. Menu atau kotak dialog mengalami pesan error terus menerus
6. Ada file di komputer yang hilang, semula ada
7. OS Windows tidak bisa masuk ke tampilan utama
8. Komputer dalam satu jaringan terinfeksi jenis virus yang sama
9. Banyak sekali email sampah yang masuk dalam komputer karena tidak
tersaring oleh antivirus yang expired tadi.
IV.2.
Pembahasan
Dari kondisi yang telah didapatkan diatas, sesuai dengan hasi peneletian oleh Imla,
memiliki kesamaan problema. Antivirus yang expired sangat mengancam privasi dan
keberlangsungan kegiatan komputerisasi pengguna. Bahwasanya menurut data dari
kompas.com , sebanyak 25% pengguna komputer tidak menggunakan dan/atau
mengacuhkan antivirus yang mereka gunakan. Sehingga virus dapat dengan mudahnya
menyerang komputer mereka. Akibatnya, mereka membutuhkan waktu berhari-hari untuk
memperbaiki komputernya dan waktu kerjanya tersita hanya untuk ini.
Kondisi ini disebabkan karena mereka lebih sering menonaktifkan keamanan
komputernya khususnya antivirus. Karena konflik dengan aplikasi lain, seperti game
online. Sehingga dapat dikatakan bahwa, para pengguna yang meskipun memasang
antivirusnya acapkali melakukan hal yang sembrono membuat keamanan komputernya
mudah dirusak oleh pihak lain, seperti pancingan untuk menonaktifkan antivirus, yang
sebenarnya ada cara lain selain mematikan sistem keamanan komputernya.
V.
PENUTUP
Dengan mengetahui dampak yang telah ditimbulkan dari jarangnya antivirus untuk
update hingga akhirnya expired, diharapkan pembaca bisa lebih membperhatikan
kebutuhan update antivirus mereka. Sehingga bisa membantu meningkatkan keamanan
komputer dalam pencegahan dan penanganan virus yang menyerang sistem mereka.
Selain itu, dengan makin canggihnya aksi penyebaran virus seperti konflik antivirus
dengan aplikasi lain untuk menonaktifkan antivirus, dapat memberikan semangat untuk
semakin jeli akan dampak yang ditimbulkan dibelakangnya.
Daftar Pustaka
[1]. http://wikipedia.org
[2]. http://kompas.com
[3]. http://google.com

Anda mungkin juga menyukai