LANDASAN TEORI
A . Pengertian
Post partum (Puerperium) adalah suatu keadaan mulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah + 6 minggu akan seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan
(Wiknjosastro, 2002 : 237).
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar ( ekspulasi ) hasil pembuahan ( yaitu
janin, plasenta dan ketuban ) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya proses
ini berlangsung pada satu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin
sudah cukup matur untuk dapat hidup diluar rahim tetapi masih cukup kecil untukdapat
melalui jalan lahir.
( Helen Farer, 2001 : 118 )
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelun hamil. Masa Nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu.
( Buku Acuan Nasional Pelanyanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006 )
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pasca partum adalah
kembalinya keadaan seperti tidak hamil yang dimulai sejak kelahiran bayi yang berlangsung
selama 6 minggu.
Periode post partum di kategorikan menjadi tiga periode yaitu :
1. Immediate post partum : periode sejak melahirkan sampai dengan 24 jam post
partum.
2. Early post partum : periode sampai dengan 7 hari pertama.
3. Late post partum : periode minggu pertama hingga minggu ke-6.
A. Adaptasi Fisiologi
1. Tanda-tanda vital
a. Suhu
Pada 24 jam pertama suhu tubuh ibu dapat meningkat sekitar 380C
hal ini
mungkin disebabkan oleh karena eksresi otot, dehidrasi dan perubahan hormonal,
keadaan ini harus kembali normal sesudah 24 jam pertama untuk hari ke 2-3 suhu
tubuh dapat naik diakibatkan karena pembengkakan payudara (Milk Fever)
b. Tekanan darah
Sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau lebih pada tekanan systole
akibat dari hipotermi ortostatik. Ditandai dengan sedikit pusing pada saat
peubahan posisi dari berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama.
c. Nadi
Dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada 6-8 hari post partum akibat
perubahan cardiac output dan volume akan kembali seperti sebelum hamil sekitar
3 bulan post partum.
d. Pernafasan
Tidak mengalami perubahan.
2. Adaptasi Sistem Reproduksi
a. Perubahan corpus uteri
1) Involusio uteri
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada kurang lebih 2 cm dibawah
umbilikus dimana fundus di sakral promotorium ukuran uterus mendekati
ukuran kehamilan 16 minggu panjang 14 cm, lebar 12 cm dan tebal 10 cm
serta berat sekitar 1000 gram. 12 jam pertama tinggi fundus uteri sekitar 1
cm diatas umbilikus selanjutnya akan turun 1-2 cm setiap 24 jam. Uterus
tidak akan teraba lagi pada hari ke 9 post partum, berat uterus minggu
pertama post partum sekitar 500 gr , 350 gr pada minggu ke 2 post partum
dan minggu ke 6, 50-60 gr. Involusio uteri dalam 4-6 minggu terjadi pada
prinsipnya oleh karena penurunan ukuran sel-sel miometrium seseorang.
2) Kontraksi Uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara berarti segera sesudah
melahirkan utuk mengurangi volume intrauteri selama 1-2 jam pertama
sesudah
Lochea
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri yang dikeluarkan melalui
vagina pada masa nifas.
1)
Lochea rubra tejadi pada hari pertama sampai dengan hari ke 3 warna lochea
merah tua disebut. Berisi sel darah merah, sel epitel, eritrosit, dan leukosit, sel decidua,
serta memiliki bau kharakteristik manusia.
2)
Lochea serosa adalah pengeluaran secret berwarna merah muda sampai
kecoklatan terjadi pada hari ke 3 sampai 10 hari setelah kelahiran. Pengeluaran
serosanguineus yang mengandung desidua,
eritrosit, leukosit, lendir serviks dan
memiliki bau yang keras.
3)
Lochea alba adalah keluaran yang hampir tidak berwarna sampai krim
kekuningan. Terjadi dari hari ke 10 sampai 3 minggu setelah kelahiran. Keluaran ini
mengandung leukosit, desidua, sel sel epitel, lemak, lendir serviks, kristal kolesterol,
dan bakteri. Lochea alba seharusnya tidak berbau.
c.
Cerviks
Cerviks dan segmen bawah rahim tampak odema, tipis dan terbuka untuk beberapa
hari sesudah melahirkan portio terasa lunak, tampak kemerahan dan bisa terjadi
laserasi. Hal ini merupakan kondisi optimum untuk terjadinya infeksi setelah 18
jam post partum cerviks memendek, menjadi lebih tebal dan lebih keras.
Konsistensi mengeras dan bentuknya akan kembali pada akhir minggu pertama,
pemulihan sudah akan sempurna dan bentuk ostium uteri eksterna tidak akan
kembali seperti sebelum hamil tetapi bentuknya akan sedikit melebar (Fish mouth).
d.
Halus dan membengkak, dengan tonus yang buruk setelah kelahiran. Keadaan
vagina yang lembut akan kembali seperti pada 6 minggu setelah melahirkan rugae
akan tampak kembali pada 3 sampai 4 minggu pasca partum. penebalan mukosa
vagina
terjadi
bersamaan
dengan
kembalinya
fungsi
ovarium.
Keadaan
Abdomen
Tetap lunak dan mengendur selama beberapa waktu setelah melahirkan. Pada hari
pertama sesudah melahirkan saat berdiri ibu post partum akan merasakan bahwa
daerah perut terasa menggantungkan karena otot abdomen tidak dapat menahan isi
abdomen dan selama 2 minggu setelah melahirkan dinding abdomen relaksasi dan
kurang lebih 6 minggu dibutuhkan waktu untuk mencapai keadaan sebelum hamil,
kembalinya tonus otot ini tergantung dari latihan (Senam) dan jumlah dari jaringan
lemak.
f. Payudara
Terjadi penurunan cepat kadar estrogen dan progesteron, dengan peningkatan
sekresi prolaktin setelah melahirkan. Kolostrum sudah ada pada waktu melahirkan,
ASI diproduksi pada hari ke 3 atau hari ke 4 pascapartum. Payudara lebih besar dan
lebih keras terjadi karena laktasi (pembengkakan primer). Kongesti berkurang
dalam 1 atau 2 hari. Didalam payudara prolaktin menstimulasi sel sel alveolar
untuk menghasilkan susu. Pengisapan oleh bayi baru lahir memicu pengisapan
oksitosin dan kontraktilitas sel sel miopitelial, yang menstimulasi aliran susu, ini
dikenal sebagai reflek let down. Jumlah rata - rata ASI yang dihasilkan dalam 24
jam meningkat sejalan dengan waktu.
2. Adaptasi sistem endokrin
Kadar estrogen dan progesteron menurun dengan cepat
setelah malahirkan
jamsetelah
f. Tekanan darah tetap stabil dan nadi frekuensinya kembali seperti sebelum
hamil selama 3 bulan pascapartum.
7.
Adaptasi Neurologi
Kadang pusing karena stress atau hipertensi saat hamil dan lain-lain akan hilang
1-3 hari untuk post partum normal atau beberapa minggu tergantung penyebabnya
dan pengobatan yang efektif.
8.
Akibat peregangan selama hamil akan berakibat terjadi penurunan tonus otot
abdomen pada saat pasca persalinan, pemisahan otot selama kehamilan tersebut
disebutDiastaksis Rectus dan akan tampak dinding perut lembut dan lentur.
Sebagian besar wanita melakukan ambulasi 4 8 jam setelah melahirkan,
ambulasi dini dianjurkan untuk menghindari terjadi komplikasi, meningkatkan
involusi, dan meningkatkan cara pandang emoisonal. Mobilisasi dan peningkatan
mobilitas artikulosio pelviks terjadi dalam 6 8 minggu setelah melahirkan.
9.
Cloasma
gravidarum
akan
menghilang
pada
akhir
kehamilan
sedang
Sedikit peningkatan suhu tubuh ibu bisa terjadi tanpa penyebab yang nyata setelah
kelahiran, namun demikian suhu ibu seharusnya tetap pada batas normal. Setiap
ibu yang suhunya mencapai 38C dalam periode 24 jam dua kali berturut turut
selama 10 hari pertama pascapartum, tidak memasuki 24 jam pertama dianggap
demam.
B. Adaptasi Psikologi
1.
Periode ini terjadi pada hari pertama sampai ke 2 setelah melahirkan, ibu baru
biasanya
Periode ini umumnya terjadi setelah ibu baru kembali ke rumah, ini melibatkan
waktu reorganisasi keluarga. Ibu menerima tanggung jawab untuk perawatan bayi
baru lahir, ia harus beradaptasi terhadap kebutuhan ketergantungan bayinya dan
beradaptasi penurunan otonomi, kemandirian, dan ( khusunya ) interaksi sosial.
Deopresi pascapartum paling umum terjadi selama poeriode tersebut.
5. Depresi pascapartum
Banyak ibu mengalami perasaan kekecewaan
setelah melahirkan
b. Antibiotik
c.
c. Antipiretik
: Menurunkan demam
d. Antikoagulan
Pengkajian
1.
Riwayat kesehatan
Seharusnya berfokus pada riwayat medis keluarga, riwayat genetik, dan riwayat
reproduktif.
3.
Pemeriksaan fisik
Selama jam pertama kritis setelah melahirkan, secara cermat kaji perdarahan dengan
melakukan palpasi fundus dengan interval setiap 15 menit, inspeksi perineum terhadap
perdarahan yang tampak dan evaluasi tanda tanda vital.
b. Kaji tanda tanda vital setiap 4 jam sampai 8 jamselama beberapa hari
pertama pascapartum. Catat khusunya jika terdapat peningkatan suhu yang
ringan, yang bisa disebabkan dehidrasi, awitan laktasi atau lekositosis.
Hipotensi dengan nadi yang cepat dan lemah ( lebih dari 100 kali permenit )
yang dapa tmenunjukkan perdarahan dan syok. Peningkatan tekanan darah.
c. Kaji fundus setiap hari, yakni kekuatan dan lokasinya, pastikan bahwa
klien mengosongkan kandung kemih sebelum palpasi dilakukan. Lihat
indikasi adanya suinvolusi, yang meliputi, uterus tidak secara progresif
menurun ukurannya atau kembali ke pelvik bagian bawah, uterus tetap kendur
dan kontraksinya buruk, sakit punggung ataw nyeri pelvik yan g persisten,
perdarahan vagina berat.
d. Kaji jumlah dan karakter lochea setiap hari untuk memberikan indeks
esensial pemulihan endometrium. Laporkan setiap hasil yang abnormal
seperti, perdarahan segar dan lochea rubra ynag banyak, persisten dan berbau
busuk.
e. Inspeksi perineum, catat keadaan jahitan ( jika ada ), nyeri tekan,
pembengkakan, memar dan REEDA
f. Peganglah payudara dengan perlahan dan kaji apakah keras, ada nyeri
takan dan hangat. Kaji puting susu apakah pecah pecah dan perdarahan.
g. Kaji tingkat distensi kandung kemih secara sering dalam 8 jam pertama
setelah melahirkan,. Ukur pengeluaran urin, berkemih dalam jumlah yang
sedikit dan sering, berkemih yang berturut turut menandakan adanya urin
residual dan kemungkinan perlu dilakukan kateterisasi.
h. Kaji status eliminasi fekal dan kembali ke pola sebelum melahirkan.
i.
j. Kaji sirkulasi perifer, catat adanya farises, edema, dan kesimetrisan ukuran
dan bentuk, suhu, warna dan rentang gerak sendi. Catat khususnya tanda
tanda tromboplebitis dan adanya tanda homan.
d.
Diagnosa keperawatan
1.
episiotomi.
4.
b.
d.
e.
Pantau suhu
g.
Pantau nadi
h.
i.
infus
2.
j.
k.
l.
m.
b.
c.
d.
selama melahirkan.
e.
Kaji adanya tremor pada kaki atau gemetar yang tidak terkontrol
g.
h.
i.
j.
k.
l.
3. Resiko infeksi
KH : Luka tampak bebas dari drainase purulen, tanda tanda REEDA
negatif, tidak ada peningkatan suhui tubuh, karakteristik lochea normal.
Intervensi :
a. Kaji
catatan
pranatal
dan
intranatal,
perhatikan
frekuensi
sebelumnya.
b.
KH : Secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi baru lahir dengan
tepat.
Intervensi :
a. Kaji kekuatan, kelemahan, usia, status perkawinan, ketersediaan
sumber sumber pendukung, dan ladar belakang budaya.
b. Perhatikan respon klien / pasangan terhadap kelahiran dan peran
Kurang pengetahuan
Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk membanu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang
diuraikan dalam hasil yang diharapkan, komponen ini mempunyai 5 tahap yaitu :
a. Mengkaji ulang klien
Merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang difokuskan hanya pada satu
dimensi atau system. Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi
memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
b.
memulai
membandingkan
perawatan,
dengan
data
perawat
menelaah
pengkajian
untuk
rencana
asuhan
memvalidasi
dan
diagnosa
g.
Evaluasi keperawatan
Suatu proses keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan.
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah diselesaikan.
Evaluasi terdiri dari 2 type yaitu :
1. Evaluasi formatif adalah penilayan dan analisa perawat tentang respon klien
terhadap tindakan keperawatan saat ini atau segera.
2. Evaluasi sumatif adalah rekapitulasi hasil observasi dan analisa perawat terhadap
status kesehatan klien pada periode waktu tertentu.