Anda di halaman 1dari 7

NAMA

: ENDANG SULISTIAWATI

NPM

: 155300013
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

1. KASUS (MASALAH UTAMA)


Isolasi sosial
2. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. DEFINSI
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
rasa di tolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (Keliat, 2011).
Isolasi adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang sekitarnya. Klien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Stuart, 2007).
Isolasi Sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal

yang terjadi akibat

adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi sesesorang dalam hubungan sosial ( Depkes RI, 2000).
B. RENTANG RESPON
Menurut Stuart dan Sundeen dalam Iyus, 2009
Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Solitude

Kesepian

Manipulasi

Autonom

Menarik diri

Inpulsif

ketergantungan

narkisisme

Kebersamaan
Saling ketergantungan

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi dari masalah isolasi sosial berhubungan dengan faktor
perkembangan terkait dengan proses tumbuh kembang sehingga dapat mengembangkan
hubungan sosial yang positif namun akan terjadi respon sosial maladaptif apabila

sistem keluarga terganggu. Faktor lainnya adalah biologis dan sosiokultural yang terkait
dengan norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak
mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif, cacat dan penyakit kronis.
Selain itu faktor dalam keluarga menjadi masalah pendukung isolasi sosial yang terjadi
karena keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negatif sehingga membuat anak
menjadi rendah diri yang menjadikan anak enggan berkomunikasi.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor yang mencetuskan masalah isolasi sosial terkait stress sosiokultural dimana
menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah dengan orang yang disayangi. Faktor
pencetus lainnya karena stressor psikologis terkait dengan ansietas berat yang
berkepanjangan sehingga menyebabkan keterbatasan kemampuan. Terkait hal lainnya
berhubungan dengan tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat.
E. TANDA DAN GEJALA
Menurut Keliat 2011, tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan
wawancara, meliputi:
a) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain.
b) Pasien merasa tidalk aman berada dengan orang lain.
c) Pasien mengatakan hubungan yg tidak berarti dengan orang lain.
d) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
e) Pasien merasa tidak berguna.
f) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
Tanda dan gejala isolasi sosial yg dapat diobservasi :
a) Tidak memiliki teman dekat.
b) Menarik diri
c) Tidak komunikatif
d) Tindakan berulang dan tidak bermakna
e) Asyik dengan pikiran nya sendiri
f) Tidak ada kontak mata
g) Tampak sedih, afek tumpul.
3. POHON MASALAH
Gangguan sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah Kronik
4. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu Dikaji
A. Masalah Keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi

Isolasi sosial
Harga diri rendah kronik
B. Data yang perlu dikaji
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Data Subjektif
a) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata.
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
Klien merasa makan sesuatu.
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
Klien takut pada suara / bunyi / gambar yang dilihat dan didengar.
Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.
Data Objektif
a) Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b) Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu.
c) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d) Disorientasi.
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Isolasi sosial
Data Subjektif
a) Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b) Klien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
c) Klien mengatakan merasa ditolak

d) Klien mengatakan tidak berguna


e) Klien mengatakan tidak yakin dapat melangsunggkan hidup

Data objektif
a) Klien tampak menyendiri dan tidak mau
berbicara dengan orang lain
b) Kontak mata kurang
c) Klien bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/
ingin mengakhiri hidup.

Harga diri rendah kronik


Data subjektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.


Data objektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.

5. Diagnosa Keperawaratan
Isolasi Sosial
6. Rencana tindakan keperawatan
Terlampir

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa: Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Depkes RI
Keliat, Budi A. (2011). Keperawatan Kesehatan jiwa komunitas. Jakarta: EGC.
Stuart,Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC
Yosep, iyus. (2009). Keperawatan jiwa. Jakarta: Refika Aditama.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


ISOLASI SOSIAL

Nama Mahasiswa: Endang sulistiawati


Hari

Nama Klien

Tanggal

No. RM

Jam

Ruang rawat

Pertemuan ke 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien

Subjektif

Klien mengatakan malas berinteraksi,

Klien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya

Klien merasa orang lain tidak selevel

Objektif

Klien terlihat menyendiri,

Klien terlihat mengurung diri,

Klien tidak mau bercakap- cakap dengan orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
a.

Klien dapat membina hubungan saling percaya

b.

Klien mamput menyebutkan penyebab menarik diri.

c.

Klien mampu menyebutkan keuntungan behubungan sosial dan kerugian


menarik diri.

d.

Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

4. Tindakan Keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.

Identifikasi penyebab
Diskusi keuntungan berinteraksi
Diskusi kerugian tidak berinteraksi
Latih cara berkenalan
Masukkan jadwal kegiatan.

Sp-1 : Bina hubungan saling percaya, bantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial,
bantu pasien mengenal keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari
tidak dengan berhubungan dengan orang lain, dan anjurkan pasien untuk
berkenalan dengan orang lain.
Fase Orentasi :
a. Salam Teraupetik
selamat pagi bapak. Perkenalkan nama saya perawat Endang Sulistiawati. saya
senang dipanggil Endang. Saya mahasiswa perawat Urindo yang akan merawat bapak.
Saya bertugas disini selama 2 minggu disini , dinasnya dari jam 08.00 sampai jam
14.00. siapa nama bapak?, senang dipanggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi : Bagaimana perasaan bapak di pagi hari ini ?.
c. Kontrak (Topik, waktu, tempat) :
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman bapak? Mau
di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruangan tamu? Mau berapa lama
bapak? bagai mana kalau 15 menit?
Fase Kerja :
siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan bapak? siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan bapak? Apa yang membuat bapak jarang bercakap-cakap
dengannya?
Apa yang kegiatan yang bisa bapak lakukan dengan teman yang bapak kenal? Apa yang
menghambat bapak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien lain? Menurut
bapak apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau
kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya bapak? ya,apa lagi? (sampai pasien dapat
meyebut beberapa). Jadi banyak juga ruginya kalau tidak punya teman ya. kalau begitu
inginkah bapak belajar bergaul dengan orang lain?
Bagus .Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?
begini ya bapak, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama saya endang sulistiawati,
senang di panggil endang, asal saya dari Kalimantan barat, hobi saya jalan-jalan.

Selanjutnya bapak menayakan nama orang yang diajak berkenalan, Contohnya begini:
Nama Bapak siapa? senang dipanggil apa?asal dari mana ? hobinya apa?
Ayo bapak di coba! misalnya saya belum kenalan dengan bapak. coba berkenalan dengan
saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. bagus sekali
setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut bapak dapat melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan untuk bapak berbicarakan. Misalnya tentang cuaca,
tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.
Fase Terminasi :
A. Evaluasi Respon Klien
a) Evaluasi Subjektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan berkenalan?
b) Evaluasi objektif : Coba bapak sebutkan lagi dengan siapa saja bapak paling dekat
dirumah. Bagus sekali bapak, coba ingat- ingat lagi selain itu dengan siapa lagi ?
Bapak tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali
Selajutnya, bapak dapat meningkat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain .bapak mau praktikan
kepasien lain? mau pukul berapa mencobanya. mari kita masukan pada jadwal
kegiatan harian bapak.
B. Tindak lanjut : Bagaimana kalau besok bapak berkenalan dengan teman saya perawat
yang lainya .
C. Kontrak yang akan datang :
- Topik : Bagaimana besok kita belajar berkenalan dengan perawat yang lain ?.
- Tempat : dimana nanti kita bercakap- cakap? Bagaimana kalau disini lagi saja?.
Baiklah besok disini lagi.
- Waktu : Bapak, besok pagi pukul 10 pagi saya akan datang ke sini.
Baiklah, sampai jumpa.

Anda mungkin juga menyukai