Anda di halaman 1dari 5

A.

Longshore Current
Arus laut yang arahnya sejajar dengan garis pantai. Arus ini dapat
membentuk garis pantai menjadi berkelok-kelok. Longshore current terjadi
diantara daerah gelombang pecah dan garis pantai, dimana saat gelombang
datang membentuk sudut miring dengan garis pantai pecah maka terjadi
ingshore current akibat gradien momentum flux di daerah surf zone. Arus
sejajar pantai mempunyai kecepatan yang relatif kecil rata-rata 0,3 m/det,
meskipun anus sejajar pantai ini umumnya mempunyai kecepatan rendah,
tetapi sangat mempengaruhi proses-proses litoral transport karena bergerak
sepanjang pantai dalam waktu yang lama dan terus menerus selama ada
gelombang, sehingga mampu memindahkan sedimen untuk itu perlu dibahas
kecepatan arus sejajar pantai sebagai penggeraknya.

Arus sejajar pantai termasuk transport sedimen(umumnya


pasir, tapi terkadang juga mengandung sedimen yang lebih kasar
seperti gravel) sepanjang pantai dengan suatu sudut terhadap
garis pantai, dimana lebih tergantung pada arah angin, ayunan dan
ayunan balik gelombang. Proses ini terjadi pada zona litoral dan
didalam atau dekat dengan zona hempasan gelombang. Proses ini
dikenal

juga

sebagai

longshore

transport,

litoral

drift

dan

longshoredrift. Arus sejajar pantai dipengaruhi oleh beberapa


aspek dari sistem pantai, dengan proses yang terjadi pada zona
hempasan

umumnya

mempengaruhi

pengendapan

dan

erosi

sedimen. Arus sejajar pantai dapat menyamakan pecahan ombak


yang menyerong yang menghasilkan transport sejajar pantai. Arus
sejajar pantai umumnya dapat didefenisikan dalam sistem dalam
zona hempasan. Arus sejajar pantai membawa beragam ukuran
sedimen sabagai pergerakan dalam perbedaan ringan tergantung
pada sediment (perbedaan dalam sediment arus sejajar pantai dari
pantai berpasir hingga pantai kerikil). Pasir umumnya digunakan
oleh

gaya

gelombang

yang

pecah,

pergerakkan

sedimen

disebabkan oleh gelombang yang pecah dan perpotongan lapisan


dari arus sejajar pantai. Dikarenakan pantai berkerikil lebih curam
daripada pantai berpasir, penyerap pecahan lebih seperti bentuk,
karena umumya transport sejajar pantai menggunakan zona
ayunan, tergantung pada pengurangan zona hempasan. Arus
sejajar

pantai

mempengaruhi

berbagai

ukuran

sedimen

sebagaimana arus tersebut bekerja pada cara yang berbeda


tergantung pada sedimentnya(perbedaan sediment dalam arus
sejajar pantai yaitu dari pantai berpasir hingga sediment dari
pantai berkerikil). Pasir yang lebih besar dipengaruhi oleh gaya

guncangan
gelombang,

gerakan

sedimen

adalah

akibat

dari

pecahan

dari

pecahan

gelombang dan perpotongan perlapisan dari arus sejajar pantai.


Pantai berkerikil terjadi karena lebih curam dari pantai yang
berpasir. Formula Aliran sejajar pantai.

Ada beberapa perhitungan yangdibuat untuk pertimbangan terhadap


faktor-faktor yang menghasilkan aliran sejajar pantai. Perhitunganperhitungan itu adalah :
1. Bijker formula (1967,1971)
2. The Engelund and Hansen formula (1967)
3. The Ackers and White formula (1973)
4. The Bailard and Inman formula(1981)
5. The Van Rijn formula (1984)
6. The Watanabe formula (1992)
Seluruh perumusan ini memberikan pandangan yang berbeda dalam
proses aliran sejajar pantai. Faktor yang umum digunakan dalam perumusan
ini adalah :
1. Transpotasi suspensi dan isi lapisan
2. Gelombang ( pecah atau tidak pecahnya gelombang)
3. Perpotongan oleh gelombang atau yang mengalir bersama gelombang.
Aliran sejajar pantai memainkan peranan penting dalam evolusi
sebuah garis panai, sebagaimana perubahan ringan dari suplai sediment, arah
angin atau hal lain yang mempengaruhi aliran sejajar pantai dapat merubah
secara dramatis, yang berakibat pada formasi dan evolusi sebuah sistem atau
profil pantai. Perubahan ini tidak hanya terjadi pada sistem pantai,
kenyataannya banyak alterasi yang dapat disebabkan oleh distribusi dan
akibat aliran sejajar pantai. Beberapa diantaranya adalah :

1. Perubahan Geologi seperti erosi, perubahan pada backshore.


2. Perubahan pada gaya hidrodinamik, sperti perubahan difraksi gelombang
pada lingkungan pengendapan offshore.
3. Pengaruh terhadap hidrodinamik, seperti pengaruh daerah pasang-surut
baru dan delta pada alirannya.
4. Alterasi sediment, seperti perubahan garis pantai dari aliran pada arus
bolak-balik, tempat sumber sediment.

5. Intervensi manusia, seperti perlindungan terhadap pada karang, pemecah


gelombang.
Asal sedimen yang dimaksudkan adalah pertimbangan tentang sumber
sedimen dan penenggelaman yang dihasilkan dengan suatu sistem. Sedimen
ini dapat datang dari berbagai sumber dengan contoh sumber seperti :

1. Sungai
2. Lagoon
3. Sumber longsoran tanah
4. Sumber buatan, seperti peninggian
5. Penenggelaman buatan, seperti penambangan/ekstraksi
6. Transport lepas pantai
7. Pengendapan sedimen dipantai
Sedimen

ini

kemudian

masuk

kedalam

sistem

pantai

dan

ditransportasikan oleh aliran sejajar pantai. Contoh yang baik antara asal
sedimen dan aliran sejajar pantai yang bekerja dalam sistem pantai adalah
teluk dangkal pada saat surut, yang menyimpan pasir yang telah
tertransportasi oleh transport sejajar pantai. Pasir yang tersimpan dalam
sistem ini mungkinjuga dipindahkan atau melintasi pasir dalam sistem pantai
yang lain, karena itu sistem teluk dangkal pada saat surut menyediakan
sumber yang baik dan penenggelaman untuk sedimen asal. Bentukan Alami
bagian ini mengandung bentuk-bentuk/roman dari arus sejajar pantai yang
terjadi pada pantai dimana arus sejajar pantai tidak trganggu oleh struktur
bentukan manusia.
Spit terbentuk saat arus sejajar pantai melewati suatu titik/point
(seperti mulut sungai) dimana dominasi arah arus dan garis pantai tidak
terputar pada arah yang sama. Didominasi oleh arah arus, spit cenderung
dipengaruhi oleh kekuatan gelombang, sudut gelombang dan tinggi
gelombang datang.
Bentuk spit memiliki dua bagian penting, yang pertama dimulai pada
up-drift end (batas arusnaik) atau Proximal end (Hart et al., 2008). Proximal
end adalah penambahan tetap kedarat (jika tidak terputus) dan mungkin

membentuk Barrier antara laut dengan kuala atau lagoon. Yang terpenting
kedua dalam bntukan spit adalah down-drift end (batas arus turun) atau distal
end, yang mana terpisah dari darat dan dalam beberapa kasus, mungkin
membentuk kompleks hook-shape atau curve, tergantung variasi pengaruh
arah gelombang. Sebagai contoh, Spit New Brighton di Canterbury, New
Zealand, dibentuk oleh arus sejajar yang asal sedimennya dari sungai
Waumakariri ke utara. Sistem spit ini sekarang berada dalam keseimbangan
tapi memasuki fase pengendapan dan erosi.
Sistem barrier adalah penambahan kedarat dari proximal end dan juga
distal end dan umumnya lebih luas pada down-drift end. Sistem barrier
mungkin di ikuti oleh sistem estuary (kuala) atau lagoon, seperti danau
Ellesmere di ikuti oleh spit Kaitorete. Spit Kaitorete di Canterbury, New
Zealand adalah sebuah sistem barrier/spit (yang umumnya tergantung pada
defenisi barrier, yng keduanya adalah penambahan kedarat, namun
dinamakan telah spit) yang telah ada dari Peninsula Banks selama 8000
tahun. Sistem ini mengalami berbagai macam perubahan dan fluktuasi
tergantung pada avulsi sungai Waimakariri (yang kini mengalir ke utara atau
Peninsula Banks), kondisi erosi dan tahap laut terbuka(open marine). Sistem
ini selanjutnya berubah pada 500tahun sebelum masehi, ketika arus sejajar
pantai dari timur sistem spit membentuk barrier, yang tergantung pada
transport sejajar pantai.

Anda mungkin juga menyukai