kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s
mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini
dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding
kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra
(mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Benua Asia terdiri dari tiga lempeng tektonik yang besar, yaitu lempeng
Eurasia, Pasifik, India. Eurasia merupakan lempeng yang paling besar dan relatif
statis, sedangkan lempeng Pasifik dan India terus menerus bergerak, bergeser ke arah
barat laut (Pasifik), dan utara (India). Gerakan-gerakan yang saling bertabrakan ini
menghasilkan jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan seperti pegunungan
Himalaya.
Teori Pergerakan Benua dan Lempeng Tektonik
Teori yang membahas perihal pergerakan benua diajukan pada awal abad dua.
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena
suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini
Menurut Kramer (1996), Wagener (1915) misalnya, yakin bahwa bumi dua
ratus juta tahun yang lalu hanya terdiri dari satu benua yang disebut dengan Pangaea.
secara lambat sekali membentuk format benua dan pulau seperti sekarang ini. Teori
tentang pergerakan benua tidak mendapat banyak perhatian sampai dengan sekitar
tahun 1960, saat jaringan peralatan seismograf dunia mampu menentukan lokasi
terkonsentrasi relatif di sekitar zona antara blok-blok kerak bumi. Dalam waktu
sepuluh tahun berikutnya, teori pergerakan benua sudah dapat lebih diterima secara
meluas dan diakui sebagai kemajuan terbesar dalam ilmu pengetahuan tentang bumi.
Menurut Gubbins (1990), kondisi geologi lantai samudera masih relatif sederhana
dan berusia muda, yaitu hanya sekitar 5% dari usia bumi, dimana beberapa studi
yang cukup detail memberikan dukungan bukti kuat terhadap sejarah pergerakan
besar mendesak melalui lautan dan melintasi lantai samudera. Diketahui bahwa lantai
samudera terlampau kokoh untuk dapat mengijinkan pergerakan, dan teori ini semula
ditolak oleh para ilmuwan. Dari latar belakang inilah sesungguhnya teori lempeng
tektonik mulai berkembang. Hipotesa dasar dari lempeng tektonik adalah bahwa
permukaan bumi terdiri dari sejumlah blok utuh yang besar disebut lempeng, dan
lempeng-lempeng ini bergerak saling bersenggolan satu dengan lainnya. Kulit bumi
dibagi atas enam lempeng yang seukuran benua (Afrika, Amerika, Antartika,
Australia, Eurasia, dan Pasifik) serta terdiri atas empat belas lempeng sub-benua
(Caribean, Cocos, Nazca, Phillipine, dan lain-lain) seperti pada Gambar 2.1.
Lempeng yang lebih kecil, disebut lempeng mikro, juga sangat banyak bertebaran di
sekitar lempeng yang lebih besar. Deformasi antara lempeng-lempeng tersebut terjadi
hanya pada area di sekitar tepian atau batasnya. Deformasi dari lempeng ini dapat
terjadi secara lambat dan terus-menerus (a seismic deformation) atau dapat pula
terjadi secara tidak teratur dalam bentuk gempa bumi (seismic deformation). Apabila
deformasi terjadi terutama pada batas-batas antara lempeng, dapat dipastikan bahwa
mengenai pergerakan gempa tanpa membahas penyebab dari pergerakan itu. Sesuatu
material bumi. Lapis teratas dari kulit bumi bersentuhan dengan kerak bumi yang
relatif dingin, sementara lapis terbawah bersentuhan dengan lapis luar inti panas.
lapisan dan temperatur menghasilkan situasi tidak stabil pada ketebalan material
(yang lebih dingin) di atas material lebih tipis (yang lebih panas) dibawahnya.
Akhirnya, material tebal yang lebih dingin mulai tenggelam akibat gravitasi dan
pemanasan, dan material yang lebih tipis mulai naik. Material yang tenggelam
bergerak menyamping dan dapat naik lagi yang kemudian sebagai material
didinginkan yang akan tenggelam lagi. Proses ini biasa disebut sebagai konveksi.
tegangan geser di bawah lempeng, yang menggeser lempeng tersebut ke arah yang
bervariasi melalui permukaan bumi. Fenomena lain, seperti tarikan bubungan atau
Karakteristik batas lempeng juga mempengaruhi sifat dasar dari gempa yang
terjadi sepanjang batas lempeng tersebut. Pada beberapa area tertentu, lempeng
bergerak menjauh satu dengan lainnya pada batas lempeng, yang dikenal sebagai
bubungan melebar atau celah melebar. Batuan lebur dari lapisan dasar muncul ke
merenggang.
Dengan demikian, lempeng ”mengembang” pada bubungan yang melebar.
Telah diestimasi bahwa kerak bumi yang baru di lautan terbentuk pada tingkatan
2
sekitar 3,1 km /tahun di seluruh dunia. Kerak bumi yang masih berusia muda ini,
disebut basal baru, terbentuk tipis di sekitar bubungan yang melebar. Hal ini juga
dapat terbentuk oleh pergerakan ke atas magma yang relatif lambat, atau dapat pula
yang melebar. Lapisan akan menjadi bersifat magnet sejalan dengan pendinginannya
dengan kutub tergantung arah bidang magnet bumi saat itu. Bidang magnet bumi
tidak konstan terhadap skala waktu geologi, karena berfluktuasi dan berbalik pada
interval waktu yang tidak tentu, sehingga penyimpangan sifat magnetik yang tidak
Karena ukuran bumi tetap konstan, maka pembentukan material lempeng baru
lokasi yang lain. Hal ini terjadi pada batas zona subduksi dimana pergerakan relatif
dari dua lempeng saling menghunjam satu dengan lainnya. Saat bersentuhan, salah
Batas zona subduksi sering ditemukan di sekitar pinggiran benua. Karena kerak
lautan biasanya dingin dan tebal, maka zona subduksi akan tenggelam akibat berat
sendirinya dibawah kerak benua yang lebih ringan. Saat tingkat konvergensi lempeng
formasi jajaran pegunungan. Himalaya terbentuk dari dua pengkerakan lapisan yang
antar benua dari lempeng Afrika dan lempeng Eropa mengakibatkan berkurangnya
luas Laut Mediterania dan pada akhirnya nanti akan menjadi jajaran pegunungan.
dengan yang lainnya tanpa menciptakan kerak bumi yang baru atau mengurangi
kerak bumi yang sudah ada. Transformasi patahan ini biasanya ditemukan pada
magnetiknya dan torehan yang terdapat pada permukaan kerak bumi. Kelengkungan
ribuan kilometer.
dapat menjelaskan pergerakan dari permukaan bumi dan melokaliser gempa dan
bumi yang baru serta pengurangan material kerak bumi yang lama sesuai dengan
ketiga jenis pergerakan lempeng seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Batas Batas
bubungan zona
Batas
melebar subduksi
bubungan
melebar
Zona retakan i
s
k
u
d
b
u
s
Batas transformasi g
n
patahan e
p
m
e
L
Lempeng
subduksi
Batuan pendorong lapisan
Patahan
Panjang patahan bervariasi dari beberapa meter saja hingga ratusan kilometer
dan kedalamannya dapat bertambah dari permukaan tanah hingga belasan kilometer.
atau dapat pula sangat sulit untuk dideteksi. Pemunculan patahan bisa jadi bukan
merupakan ekspektasi dari suatu gempa, karena pergerakan yang terjadi merupakan
gerakan seismic (kontinyu namun lambat), atau bisa juga karena patahan tersebut
tidak aktif. Kurangnya pengamatan pada patahan permukaan, di sisi lain, bukan
menyatakan secara langsung bahwa gempa tidak dapat terjadi, karena kenyataannya,
rekahan patahan tidak mencapai permukaan bumi pada kebanyakan gempa yang
terjadi.
Bentuk geometri dari patahan
patahan. Apabila permukaan suatu patahan besar adalah tak-tentu, maka biasanya
garis horizontal yang dihasilkan dari perpotongan bidang patahan dengan bidang
patahan yang mengacu terhadap arah utara. Kemiringan ke bawah dari bidang
patahan ditentukan oleh sudut hunjaman, yang mana merupakan sudut antara bidang
patahan dengan bidang horizontal dihitung tegak lurus terhadap tabrakan. Patahan
Vektor
Bidang
Tabrakan
Patahan
Bidang
Horizontal
Sudut
Hunjaman
Vektor
Hunjaman
Pergerakan patahan yang terjadi terutama dalam arah menghunjam (atau tegak
lurus terhadap tabrakan) dinyatakan sebagai pergerakan dip slip. Pematahan normal
terjadi ketika komponen horizontal pergerakan hunjaman adalah suatu perpanjangan
ketika material di atas patahan bergerak miring relatif menuju material di bawahnya.
Bidang Patahan
Pematahan normal biasanya terjadi bersamaan dengan tegangan regang pada kerak
bumi dan menghasilkan suatu pemanjangan pada kerak bumi. Saat komponen
ke atas menuju material dibawah patahan, maka pematahan terbalik yang terjadi.
pemendekan kerak bumi secara horizontal. Suatu jenis khusus dari patahan terbalik
merupakan suatu patahan tusukan, yang terjadi ketika bidang patahan membentuk
Pergerakan tabrakan pada patahan biasanya hampir mendekati vertikal dan dapat
menghasilkan gerakan besar. Patahan strike-slip lebih jauh diketegorikan oleh arah relatif
Suatu pengamat berdiri di dekat patahan strike-slip lateral arah kanan akan melihat
permukaan di sisi sebelahnya bergerak ke arah kanan pula, dan demikian juga sebaliknya suatu
pengamat yang berdiri di dekat patahan strike-slip lateral arah kiri akan melihat permukaan di
Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng mayor (lempeng besar)
dan lempeng minor (lempeng kecil). Perhatikan tabel berikut.
Lempeng mayor Lempeng minor
1. Lempeng Eurasia Lempeng Filipina
2. Lempeng Amerika Utara Lempeng Juan de Fuka
3. Lempeng Amerika Selatan Lempeng Karibia
4. Lempeng Afrika Lempeng Kokos
5. Lempeng Indo-Australia Lempeng Nazca
6. Lempeng Pasifik Lempeng Skotia
7. Lempeng Antartika Lempeng Arabia
Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di Sirkum Pasifik. Kawasan ini
dikenal dengan sebutan lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanjang kawasan
ini muncul serangkaian gunung api. Lingkaran api Pasifik membentang di antara subduksi
dan pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng India-Australia, Eurasia, dan
Amerika Utara, serta tumbukan lempeng Nazca dengan lempeng Amerika Selatan.
Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai barat
Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada,
semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan Kepulauan
Pasifik Selatan.
Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona subduksi di lingkaran api Pasifik
juga merupakan tempat terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological Survey
(USGS), sekitar 90% gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang jalur lingkaran api Pasifik.
Gempa bumi yang terjadi di lingkaran api Pasifik lebih sering diakibatkan oleh gerakan
lempeng tektonik daripada aktivitas gunung apinya.
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di
bawahnya. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain.
Pergerakan antara lempeng tektonik ini tidak berjalan secara perlahan-lahan. Sebaliknya
pergeseran antara tanah dan batu yang membentuk lempeng tektonik menyebabkan pergeseran
itu berjalan tersentak-sentak. Pergerakan inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Daratan dan juga dasar lautan akan secara perlahan-lahan dibawa ke arah kedudukan baru
apabila lempeng beralih. Batas lempeng ditandai oleh lingkaran gempa bumi dan rangkaian
gunung berapi.
Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Wegener dalam bukunya The Origin of
Continents and Oceans (1915) mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan
bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift).
Gravitasi dianggap sebagai penyebab utama dari semua pergerakan lempeng. Gaya gravitasi
menarik lempeng yang tersubduksi karena bagian itu memang lebih tua dan lebih berat bobotnya.
Kemudian karena tertarik, ada celah di tengah punggung samudera yang kemudian terisi material
dari dalam mantel.
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di
bawahnya. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain.
Pergerakan antara lempeng tektonik ini tidak berjalan secara perlahan-lahan. Sebaliknya
pergeseran antara tanah dan batu yang membentuk lempeng tektonik menyebabkan pergeseran
itu berjalan tersentak-sentak. Pergerakan inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Daratan dan juga dasar lautan akan secara perlahan-lahan dibawa ke arah kedudukan baru
apabila lempeng beralih. Batas lempeng ditandai oleh lingkaran gempa bumi dan rangkaian
gunung berapi. Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Wegener dalam bukunya The
Origin of Continents and Oceans (1915) mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya
terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift).
Gravitasi dianggap sebagai penyebab utama dari semua pergerakan lempeng. Gaya
gravitasi menarik lempeng yang tersubduksi karena bagian itu memang lebih tua dan lebih berat
bobotnya. Kemudian karena tertarik, ada celah di tengah punggung samudera yang kemudian
terisi material dari dalam mantel.
Lempeng Eurasia adalah lempeng tektonik terbesar ketiga yang berada di daerah Eurasia,
daratan yang terdiri dari benua Eropa dan Asia kecuali di daerah India, Jazirah Arab, dan timur
Pegunungan Verkhoyansk di Siberia Timur. Sisi timurnya dibatasi Lempeng Amerika Utara dan
Lempeng Filipina. Sisi selatannya dibatasi Lempeng Afrika, Lempeng Arab dan Lempeng Indo-
Australia. Sisi baratnya dibatasi oleh Lempeng Amerika Utara. Lempeng Burma adalah lempeng
tektonik kecil yang terletak di Asia Tenggara, sering dianggap sebagai bagian dari lempeng
Eurasia. Kepulauan Andaman, Kepulauan Nikobar, dan Sumatra barat laut terletak di lempeng
ini. Busur pulau ini memisahkan Laut Andaman dari Samudra Hindia.
Pergeseran kerak bumi atau diastropisme merupakan terjadinya pergeseran muka bumi
yang dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan kerak bumi. Gerakan-gerakan tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur
diastropik. Termasuk dalam struktur diastropik tersebut, yaitu pelengkungan, pelipatan, patahan,
dan retakan.
Lempeng Pasifik ialah lempeng tektonik samudra di dasar Samudra Pasifik ke utara di sisi
timur ada batas divergen dengan Lempeng Penjelajah, Juan de Fuca dan Gorda yang berturut-
turut membentuk Punggung Penjelajah, Juan de Fuca dan Gorda. Ke tengah di bagian sisi timur
ada batas peralihan dengan Lempeng Amerika Utara sepanjang Patahan San Andreas dan batas
dengan Lempeng Cocos. Ke selatan di bagian timur ada batas divergen dengan Lempeng Nazca
yang membentuk Tanjakan Pasifik Timur. Lempeng Pasifik, ditunjukkan dalam warna kuning
muda.
Di bagian selatan ada batas divergen dengan Lempeng Antarktika yang membentuk
Punggung Pasifik-Antarktika. Di bagian barat ada batas konvergen yang mensubduksi di bawah
Lempeng Eurasia ke utara dan Lempeng Filipina di tengah yang membentuk Parit Mariana. Di
selatan, Lempeng Pasifik memiliki batas yang kompleks namun umumnya konvergen dengan
Lempeng Indo-Australia, yang mensubduksi di bawahnya ke utara Selandia Baru. Patahan Alpen
menandai batas peralihan antara 2 lempeng, dan lebih lanjut ke utara Lempeng Indo-Australia
mensubduksi di bawah Lempeng Pasifik. Di bagian utara ada batas konvergen yang mensubduksi
di bawah Lempeng Amerika Utara yang membentuk Parit Aleut dan Kepulauan Aleut di
dekatnya. Lempeng Pasifik memuat interior hot spot dalam yang membentuk Kepulauan Hawai
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang
dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of
Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang
sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan
benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah
yangmengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci
dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Di kemudian hari,
dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan
bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus
konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Pergerakan lempeng tektonik bisa terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan
karakter astenosfer yang relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber
asli dari energi yang menggerakkan lempeng tektonik. Pandangan yang disetujui sekarang,
meskipun masih cukup diperdebatkan, adalah bahwa kelebihan kepadatan litosfer samudera yang
membuatnya menyusup ke bawah di zona subduksi adalah sumber terkuat pergerakan
lempengan.