Anda di halaman 1dari 5

Slab-pull (tarikan lempengan)

Pergerakan lempeng sebagian disebabkan juga oleh berat lempeng yang dingin dan padat
yang turun ke mantel di palung samudera. Ada bukti yang cukup banyak bahwa konveksi
juga terjadi di mantel dengan skala cukup besar. Pergerakan ke atas materi di mid-oceanic
ridge mungkin sekali adalah bagian dari konveksi ini. Beberapa model awal Tektonik
Lempeng menggambarkan bahwa lempeng-lempeng ini menumpang di atas sel-sel seperti
ban berjalan. Namun, kebanyakan ilmuwan sekarang percaya bahwa astenosfer tidaklah
cukup kuat untuk secara langsung menyebabkan pergerakan oleh gesekan gaya-gaya itu.
Slab pull sendiri sangat mungkin menjadi gaya terbesar yang bekerja pada lempeng. Model
yang lebih baru juga memberi peranan yang penting pada penyerotan (suction) di palung,
tetapi lempeng seperti Lempeng Amerika Utara tidak mengalami subduksi di manapun juga,
tetapi juga mengalami pergerakan seperti juga Lempeng Afrika, Eurasia, dan Antarktika.
Kekuatan penggerak utama untuk pergerakan lempeng dan sumber energinya itu sendiri
masih menjadi bahan riset yang sedang berlangsung.


Sebuah pertanyaan diajukan kepada saya melalui FB, bagaimana sebuah kerak samudera yang
menunjam di bawah benua bisa menggerakkan lempeng samudera yang belum menunjam melalui
mekanisme slab pull. Slab pull adalah mekanisme bergeraknya lempeng samudera karena
tarikan lempeng samudera yang beradab di zona tunjaman/ subduksi.
Saya kutip pertanyaannya sebab baik untuk diketahui banyak orang sebagai bahan belajar, saya
pikir ada pengertian fundamental yang harus dicek lagi. Apakah slab pull itu ada? Mengingat
densitas antara kerak samudra yg padat dan bagian bawahnya yg masih liquid melt tidak
berbeda (?) bahkan mungkin lebih ringan karena sdh terdeferrensiasi- tersettling, sehingga bagian
atas BJ-nya ringan. Satu alasan bisa sinking hanyalah fase padat materi BJnya lbh tinggi dibanding
fase cairnya. Lepas dari adanya fakta Benioff zone.. rasanya janggal melihat model penunjaman
dimana kerak samudra bisa tenggelam kedalam bagian liquid-melt dari mantel.. mengingat berat
jenis materi yg demikian. Sehingga hemat saya.. dipping dari slab lbh bergantung pd geometri
zona kontak antar kerak dan rigidity dari kerak. Maka.. apakah ada slab pull tersebut?.. itu
pertanyaannya.
Pertanyaan yang kritis, mungkin juga menjadi keraguan banyak orang atas mekanisme slab
pull dalam menggerakkan lempeng. Tetapi saya ingin bilang bahwa pertanyaan ini timbul karena
mungkin mendapatkan pemahaman yang tidak tepat atas tiga hal ini: kerak, litosfer, dan
lempeng. Maaf saya harus menjelaskan dulu hal-hal yang sangat mendasar berikut ini sebelum
menjawab pertanyaan di atas.
Bumi dengan jari-jari sedalam 6370 km itu dibagi-bagi menjadi lapis demi lapis. Terdapat dua cara
pembagian: (1) berdasarkan sifat seismik setiap lapisannya (seismic layering), yaitu bagaimana
lapisan- lapisan Bumi ini menyebabkan diskontunitas atas rambatan gelombang seismik dan (2)
berdasarkan sifat rheology setiap lapisannya (rheologic layering), yaitu bagaimana lapisan-lapisan
Bumi ini merespon stress atasnya.
Berdasarkan seimic layering, maka Bumi dari atas ke bawah terdiri atas : kerak, mantel atas,
zona transisi, mantel bawah, inti luar dan inti dalam. Antara kerak dan mantel atas ada
diskontinuitas Mohorovicic. Antara mantel bawah dan inti luar ada diskontinuitas Gutenberg. Tebal
kerak benua 40 km, kerak samudera 6 km, mantel atas sampai kedalaman 400 km (-400 km),
zona transisi sampai -670 km, mantel bawah sampai -2900 km, inti luar sampai -5150 km, dan
inti dalam sampai titik pusat Bumi di 6370 km.
Berdasarkan rheologic layering, maka Bumi dari atas ke bawah terdiri atas: litosfer, astenosfer,
mesosfer, barisfer. Litosfer sampai kedalaman 100 atau 150 km, astenosfer sampai -350 km,
mesosfer sampai -2900, sementara barisfer terbagi atas inti luar dan inti dalam dengan kedalaman
seperti pembagian berdasarkan seismic layering. Semua kedalaman atau ketebalan layers di atas
adalah nilai rata2.
Maka bila kedua kategori pembagian lapisan Bumi ini dihubungkan: kerak adalah bagian paling
atas litosfer (sebagian litosfer masuk ke dalam mantel atas lithospheric mantle), astenosfer juga
masuk ke dalam mantel atas, transition zone dan mantel bawah adalah mesosfer.
Apakah lempeng/ plate di dalam teori tektonik lempeng? Lempeng adalah : Earths relatively rigid
outer shell, consists of discrete pieces , called LITHOSPHERE PLATES, or simply plates, which move
relative to one another. Ini definisi yang diturunkan dari Sykes et al. (1968), sebuah paper klasik,
salah satu paper bersejarah saat teori tektonik lempeng dilahirkan pada tahun 1968. Cek saya
atas banyak publikasi tektonik lempeng menunjukkan bahwa yang namanya lempeng itu bukan
kerak, tetapi litosfer (dan kerak adalah bagian paling atas litosfer).
Lempeng benua terdiri atas kerak benua setebal 40 km ditambah litospheric mantle di bawahnya
setebal 110 km, jadi lempeng benua adalah continental lithosphere setebal150 km. Lempeng
samudera adalah kerak samudera setebal 6 km ditambah lithospheric mantle di bawahnya setebal
sekitar 95 km, jadi lempeng samudera adalah oceanic lithosphere setebal 100 km.
Maka yang berjalan-jalan di seputar Bumi sebagai lempeng-lempeng itu adalah litosfer benua atau
litosfer samudera, bukan hanya kerak benua atau kerak samudera. Mereka berjalan di atas
astenosfer pada kedalaman 150 km di bawah benua, atau 100 km di bawah samudera. Di zona-
zona mantel yang naik (upwelling), tentu kedalaman astenosfer mendangkal atau litosfer menipis.
SLAB, sebenarnya pengertiannya sama dengan lempeng, tetapi dalam tektonik lempeng biasanya
dipakai untuk lempeng samudera, khususnya yang menunjam (subducted slab) sebagai lawan
istilah atas overriding plate, lempeng yang terletak di atas yang menunjam.
Kembali ke pertanyaan di awal, apakah ada SLAB PULL itu? Setelah saya jelaskan definisi2 yang
ketat tentang CRUST, LITHOSPHERE, dan PLATE, harusnya kita bisa berpendapat bahwa
pertanyaan tersebut harus diluruskan dulu. Yang menunjam bukanlah hanya kerak samudera,
tetapi juga lithospheric mantle di bawah kerak samudera. Dan dari sinilah asalnya gaya SLAB PULL
tersebut. Prosesnya adalah seperti di bawah ini.
Slab-pull force itu ada karena oceanic lithospheric plate yang menunjam itu umurnya tua dan
dingin, sehingga secara isostatik negatif (negative buoyant) relatif terhadap astenosfer di
bawahnya. Maka oceanic lithosphere ini akan tenggelam, bukan terapung. Lalu ketika lempeng
litosfer oseanik ini sampai ke dalam mantel, terjadilah transformasi fasa dari basalt menjadi
eklogit yang jauh lebih berat BJ-nya, sehingga lempeng samudera yang menunjam ini jauh lebih
berat daripada lempeng samudera yang masih di permukaan. Maka bagian lempeng yang
menunjam ini karena jauh lebih berat akan menarik sisa lempengnya yang masih di permukaan
oleh gaya beratnya, gravitasi, itulah SLAB PULL.
Demikian, semoga cukup memberikan pemahaman kembali atas masalah mendasar di dalam
geologi secara umum, khususnya tektonik lempeng. Bila pemahaman dasarnya, fondasinya benar,
tak ada yang membingungkan atas konsep2 yang dibangun di atas fondasi tersebut.


Baca selengkapnya di: http://www.ibnurusydy.com/memahami-mekanisme-slab-
pull/#ixzz2yv4Z1qcV
Follow us: @melek_bencana on Twitter | MelekBencana on Facebook

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif
terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang
berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami
gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform
fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan
dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan
pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua
lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting)
yang aktif adalah contoh batas divergen
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua
lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika
salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental
collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam
biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam
mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini
dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan
pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat
di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island
arc).


1. a) Pada 1912, ahli meteorologi dan geofisika Jerman, Alfred Wegener mengusulkan
bahwa continental memiliki kemampuan untuk bergerak sepanjang permukaan bumi, dikenal
sebagai continental drift.
Pada 1960, Geomagnetik ditemukan pegunungan di bawah laut dan pola alternating magnetik
batuan pada permukaan lantai samudra. Penemuan ini memulai pencerahan dalam menjelaskan
mekanisme continental drift. Orientasi magnetik kristal dalam batuan bervariasi dari polaritas
normal ke reverse bergantung pada kapan batuan tersebut terbentuk dan terpadatkan. Pola
medan magnit bumi mengalami perubahan dan berbalik setiap 400.000 tahun. Pola magnetik
memiliki cerminnya dengan sumbu cermin pada punggungan tengah samudra di tengah
cekungan samudra.
Teori Sea Floor Spreading: mengusulkan bahwa zona rift pada mid oceanic ridge
merepresentasikan area pembentukan crustal, mengawali pergerakan lempeng.
Sea floor spreading memulai revolusi ilmu kebumian.
b) Bukti-bukti memperkuat teori tektonik lempeng
1. Lokasi fosil mengisyaratkan bahwa continental sebelumnya pernah terhubung.
2. Fakta paleoclimatic mengindikasikan beberapa daerah tropis (saat ini) yang berada pada
beberapa benua diketahui mempunyai polar-climatic pada masa lampau. Ini mengindikasikan
daerah ini memiliki latitude yang berbeda pada masa lampau.
3. Beberapa benua terlihat cocok seperti puzzle
4. Adanya kemiripan batuan sedimen yang ditemukan di pantai timur Amerika utara dan
selatan dengan pantai barat dari Eropa dan Afrika.

1. Struktur interior bumi
a. Kerak
Lapisan tipis, 0.5% dari volume bumi
Terbagi menjadi dua: kerak benua (SiAl) dan Kerak samudra (SiMa).
Batas kerak dan selubung adalah bidang DISKONTINUITAS MOHOROVICIC
Macam-macam kerak :
Kerak samudra
Mempunyai tebal 8 km,
Secara umum terdiri dari BASALT, GABRO
Si, Al, K, Ca < dari kerak benua
Umur 200 Ma, ditemukan di laut Pacific Barat dan timur kepulauan Mariana
Kerak benua
Mempunyai tebal 30 -50 km, dapat sangat tebal dapat mencapai 80 km seperti di bawah
pegunungan Himalaya dan sangat tipis dibawah laut membentuk pinggiran benua.
Secara umum terdiri dari Granit
Si, Al, K, Ca
Memproduksi panas radioaktif dari K, U dan Th
Umur 1 2.5 Ga, tertua 3.9 Ga yang ditemukan di Greenland, Canada dan Australia
b. Selubung/mantel
83% dari volume bumi
Membentuk lapisan setebal 2900 km
Batuan selubung adalah Peridotite yg terdiri dari silikon, oksigen, besi dan magnesiun
(Si, O, Fe, Mg)
Temperature pada bagian bawah 3,800oC dan bagian atas 800oC.
c. Inti
16% dari volume bumi
Terbagi dua menjadi inti padat dan inti cair
Mempunyai komposisi logam Besi dan Nikel seperti pada meteor
Temperatur dipusat inti bumi: 4200oC
Sifat kemagnetan bumi terjadi mungkin dikarenakan fluida pada inti luar berputar
dengan kecepatan yang berbeda dengan inti padat
Litosfer dan Astenosfer

Litosfer bersifat brittle (getas).
Ketebalan litosfer berkisar dari 50 125 Km (rata rata 75 Km, Gambar 3).
Astenosfer (lapisan lunak mantel bagian atas) memiliki temperatur tinggi (1400o C) dan
dapat mengalir (strong flowage).
Dari litosfer ke astenosfer temperature berangsur meningkat.
Litosfer yang rigid dan brittle dapat bergerak melalui astenosfer yang lunak dan plastis.
2. Fakor penggerak lempeng
a) Konveksi magma :
b) Gaya-gaya yang bekerja pada lempeng :
- Slab pull
- Ridge push
- Trench suction
3. Interaksi batas lempeng
a) Divergen : Pergerakan antar lempeng saliang menjauh
b) Konvergen : Pergerakan antar lempeng bertubrukan
- Subduksi : Salah satu lempeng menyusup kebawah terhadap lempemng yang lain
- Collision : Kedua lempeng bertubrukan secara frontal
- Obduksi : Salah satu lempeng menjulang keatas terhadap lempeng yang lain
c) Transform : Pergerakan antar lempeng yang sejajar (berpapasan)
4. Pemekaran lantai samudra (Sea floor spreading)

Sea floor spreading terjadi pada batas lempeng divergen, di mana lempeng-lempeng
bergerak saling menjauh, mengakibatkan material di bawah naik ke atas membentuk
lantai samudera baru. Bentuk lantai samudera antara lain : lantai abbisal, gunung laut,
punggungan samudera (ocean ridge), palung laut. Sea floor spreading terjadi pada mid
ocean ridge (punggungan tengah samudera). Punggungan samudera merupakan tonjolan
yang terdiri dari batuan di atas lantai samudera. Memiliki panjang puluhan ribu kilometer
dengan lebar ratusan kilometer serta berdiri setinggi 0.6 km atau lebih. mid ocean ridge
tersebar di berbagai tempat di muka bumi.
Tahun 1950an: eksplorasi mengenai lantai samudera dilakukan secara ekstensif untuk
meningkatkan pemahaman tentang adanya deretan pegunungan di dasar laut atau
punggungan tengah samudera (mid-oceanic ridge / MOR).

PUSH RIDGE:
atau pergeseran lempeng adalah mekanisme yang diusulkan untuk gerak lempeng
di lempeng tektonik . Karena pegunungan di tengah laut terletak pada ketinggian yang lebih
tinggi dari lantai samudra, gravitasi menyebabkan punggungan untuk mendorong
pada litosfer yang terletak jauh dari punggungan.

Anda mungkin juga menyukai