Anda di halaman 1dari 36

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Kristalograf
SIFAT KRISTAL
Kristal mempunyai sifat dasar yang diutarakan oleh Steno yaitu dua bidang
muka kristal yang berimpit selalu membentuk sudut yang besarnya tetap pada
suatu kristal. Hukum ini kemudian dikenal dengan Hukum Ketetapan Sudut
bidang dua atau Hukum Steno)

Bidang muka kristal adalah bidang-bidang datar yang membentuk permukaan


kristal. Masing-masing kristal akan mempunyai letak dan arah bidang muka
kristal
tertentu
dan
berbeda-beda.
Contoh: Kristal tawas [(NH4)2Al2(SO4)4.24H20]

SISTEM KRISTAL

1. Sistem Isometrik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau
kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan
perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.

Sistem isometrik dibagi menjadi 5 Kelas :

Tetaoidal

Gyroida

Diploida

Hextetrahedral

Hexoctahedral
contoh mineral: gold, pyrite, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)

2. Sistem Tetragonal
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masingmasing saling tegak lurus.

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

Piramid

Bipiramid

Bisfenoid

Trapezohedral

Ditetragonal Piramid

Skalenohedral

Ditetragonal Bipiramid

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite,
Leucite, scapolite
3. Sistem Hexagonal
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu
lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120 terhadap satu sama lain.
Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang
atau lebih pendek (umumnya lebih panjang).

Sistem ini dibagi menjadi 7:

Hexagonal Piramid

Hexagonal Bipramid

Dihexagonal Piramid

Dihexagonal Bipiramid

Trigonal Bipiramid

Ditrigonal Bipiramid

Hexagonal Trapezohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum,
hematite, calcite, dolomite, apatite
4. Sistem Trigonal

Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral,
selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian
pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah
terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.

Sistem ini dibagi menjadi 5 kelas:

Trigonal piramid

Trigonal Trapezohedral

Ditrigonal Piramid

Ditrigonal Skalenohedral

Rombohedral

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan cinabar
5. Sistem Orthorhombik
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling
tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:

Bisfenoid

Piramid

Bipiramid

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl,
aragonite dan witherite
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

Sfenoid

Doma

Prisma

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus.
Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.

Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas:

Pedial

Pinakoidal

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite,
kaolinite, microcline dan anortoclase

UNSUR UNSUR SIMETRI KRISTAL


Bidang Simetri
Bidang simetri merupakan suatu bidang khayal yang menembus dan membagi
Kristal menjadi dua bagian yang sama besar dengan salah satu sisi / bagian merupakan suatu
pencerminan dari bidang yang lain. Bidang simetri dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bidang Simetri Aksial, merupakan suatu bidang simetri yang melewati 2 sumbu Kristal.
2. Jika bidang tersebut terbentuk tegak lurus dengan sumbu c, maka disebut dengan Bidang
Simetri Horizontal.n Jjika bidang tersebut terbentuk sejajar dengan sumbuu c, maka disebut
dengan Bidang Simetri Vertikal.
2. Bidang Simetri Intermediet, apabila bidang simetri tersebut hanya melewati 1 sumbu saja (Bidang
Simetri Diagonal)
Sumbu Simetri

Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila kristal
diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali
kenampakan yang sama.
1. Gire, atau sumbu simetri biasa,cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar Kristal
pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama
dinamakan digire, bila tiga trigire (3),dst..
2. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan memutar kristal
pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.
3. Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal. Penulisan nilai
simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu. Bila tiga tribar (3), empat
tetrabar (4),dst
Pusat Simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila dalam kristal tersebut dapat dibuat
garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan
menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap
pusat kristal pada garis bayangan tersebut Semua Kristal memiliki pusat Kristal, namun belum
tentu memiliki sumbu simetri.
SIMETRI KRISTAL
simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisisisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama
selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut
sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angels), yang merupakan dasar
dari
sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan berdasarkan sifat-sifat simetrinya

KLASIFIKASI KRISTAL DENGAN SIMBOL


2.2 Herman-Mauguin
Dalam pembagian Sistem kristal, ada 2 simbolisasi yang sering digunakan. Yaitu HermanMauguin dan Schoenflish. Simbolisasi tersebut adalah simbolisasi yang dikenal secara umum
(simbol Internasional).
Simbol Herman-Mauguin adalah simbol yang menerangkan ada atau tidaknya bidang simetri
dalam suatu kristal yang tegak lurus terhadap sumbu-sumbu utama dalam kristal tersebut. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengamati sumbu dan bidang yang ada pada kristal tersebut.
Pemberian simbol Herman-Mauguin ini akan berbeda pada masing-masing kristal. Dan cara
penentuannya pun berbeda pada tiap Sistem Kristal.
1. Sistem Isometrik

Bagian 1 : Menerangkan nilai sumbu utama, mungkin bernilai 2, 4, atau 4.


Bagian 2 : Menerangkan Sumbu tambahan pada arah 111, apakah bernilai
3 atau 3.
Bagian 3 : Menerangkan sumbu tambahan bernilai 2 atau tidak bernilai
yang memiliki arah 110 atau arah lainnya yang terletak tepat
diantara dua buah sumbu utama.
2. Sistem Tetragonal
Bagian 1 : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin mungkin bernilai 4 atau
4.
Bagian 2 : Menerangkan nilai sumbu utama horizontal.
Bagian 3 : Menerangkan nilai sumbu tambahan yang terletak tepat
diantara dua sumbu utama lateral.
3. Sistem Hexagonal dan Trigonal
Bagian 1 : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 6 atau 3.
Bagian 2 : Menerangkan nilai sumbu utama horizontal.
Bagian 3 : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu tambahan yang terletak
tepat diantara dua sumbu utama horizontal, berarah 1010.
4. Sistem Orthorhombik

Terdiri atas tiga bagian, yaitu dengan menerangkan nilai sumbu-sumbu utama dimulai dari
sumbu a, b, dan kemudian c.
5. Sistem Monoklin
Pada sistem ini hanya terdiri dari satu bagian, yaitu hanya menerangkan nilai sumbu b.
6. Sistem Triklin
Untuk sistem ini hanya mempunyai dua kelas simetri yang menerangkan keterdapatan pusat
simetri kristal.
Keseluruhan bagian tersebut diatas harus diselidiki ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu yang dianalisa. Jika ada, maka penulisan nilai sumbu diikuti dengan huruf m
(bidang simetri) dibawahnya. Kecuali untuk sumbu yang bernilai satu ditulis dengan m saja.
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan simbol Herman-Mauguin dalam pendeskripsian
kristal :
6/m : Sumbu simetri bernilai 6 dan terhadapnya terdapat bidang simetri yang tegak lurus.
6 : Sumbu simetri bernilai 3, namun tidak ada bidang simetri yang tegak lurus
terhadapnya.
m : Sumbu simetri bernilai 1 atau tidak bernilai dan terhadapnya terdapat bidang simetri
yang tegak lurus.
2.3 Schoenflish
Simbolisasi Scoenflish digunakan untuk menandai atau memberi simbol pada unsur-unsur
simetri suatu kristal. Seperti sumbu-sumbu dan bidang-bidang simetri. Simbolisasi Schoenflish
akan menerangkan unsur-unsur tersebut dengan menggunakan huruf-huruf dan angka yang
masing-masing akan berbeda pada setiap kristal.

Berbeda dengan Herman-Mauguin yang pemberian simbolnya berbeda-beda pada masingmasing sistemnya, pada Schoenflish yang berbeda hanya pada sistem Isometrik. Sedangkan
system-sistem yang lainnya sama cara penentuan simbolnya.
1. Sistem Isometrik
Pada sistem ini, simbolisasi yang dilakukan hanya terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Bagian 1 : Menerangkan nilai sumbu c, apakah bernilai 2 atau 4.
Bila bernilai 4, maka dinotasikan dengan huruf O (Octaheder)
Bila bernilai 2, maka dinotasikan dengan huruf T (Tetraheder)
Bagian 2 : Menerangkan keterdapatan bidang simetri.
Jika mempunyai bidang simetri horizontal, vertical dan diagonal. Maka diberi notasi
huruf h.
Jika mempunyai bidang simetri horizontal dan vertical. Maka diberi notasi huruf h.
Jika mempunyai bidang simetri vertical dan diagonal. Maka diberi notasi huruf v.
Jika hanya mempunyai bidang simetri diagonal. Maka diberi notasi huruf d.
2. Sistem Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorhombik, Monoklin dan
Triklin
Pada sistem-sistem ini, simbolisasi Schoenflish yang dilakukan terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Bagian 1 : Menerangkan nilai sumbu lateral atau sumbu tambahan, ada 2
kemungkinan :

Kalau bernilai 2, maka dinotasikan dengan huruf D (Diedrish)


Kalau tidak bernilai, maka dinotasikan dengan huruf C (Cyklich)
Bagian 2 : Menerangkan nilai dari sumbu c. penulisan dilakukan dengan
menuliskan nilai angka nilai sumbu c tersebut didepan huruf D atau C
(dari bagian 1) dan ditulis agak kebawah.
Bagian 3 : Menerangkan keterdapatan bidang simetri. Penulisan dilakukan dengan
menuliskan huruf yang sesuai sejajar dengan huruf dari bagian 1.
Jika mempunyai bidang simetri horizontal, vertical dan diagonal. Maka dinotasikan
dengan huruf h.
Jika mempunyai bidang simetri horizontal dan vertical. Maka dinotasikan dengan
huruf h.
Jika mempunyai bidang simetri vertical dan diagonal. Maka dinotasikan dengan huruf
v.
Jika hanya mempunyai bidang simetri diagonal saja. Maka dinotasikan dengan huruf d.
Tabel 2.1 Contoh Simbolisasi Schoenflish

No

Kelas Simetri

Hexotahedral

Ditetragonal Bipyramidal

Notasi (Simbolisasi)
Oh
D4h

Hexagonal Pyramidal

D6h

Trigonal Pyramidal

C3v

Rhombik Pyramidal

C2v

Rhombik Dipyramidal

C2h

Rhombik Disphenoidal

C2

Domatic

Cv

Pinacoidal

10

Pedial

PENENTUAN INDEKS MILLER DAN WEISS


Indeks Miller dan Weiss adalah salah satu indeks yang sangat penting, karena indeks ini
digunakan pada ancer semua ilmu matematika dan struktur kristalografi. Indeks Miller dan Weiss
pada kristalografi menunjukkan adanya perpotongan sumbu-sumbu utama oleh bidang-bidang
atau sisi-sisi sebuah kristal. Nilai-nilai pada indeks ini dapat ditentukan dengan menentukan
salah satu bidang atau sisi kristal dan memperhatikan apakah sisi atau bidang tersebut memotong
sumbu-sumbu utama (a, b dan c) pada kristal tersebut.
Selanjutnya setelah mendapatkan nilai perpotongan tersebut, langkah yang harus dilakukan
selanjutnya adalah menentukan nilai dari indeks Miller dan Weiss itu sendiri. Penilaian dilakukan
dengan mengamati berapa nilai dari perpotongan sumbu yang dilalui oleh sisi atau bidang
tersebut. Tergantung dari titik dimana sisi atau bidang tersebut memotong sumbu-sumbu kristal.
Pada dasarnya, indeks Miller dan Weiss tidak jauh berbeda. Karena apa yang dijelaskan dan cara
penjelasannya sama, yaitu tentang perpotongan sisi atau bidang dengan sumbu simetri kristal.
Yang berbeda hanyalah pada penentuan nilai indeks. Bila pada Miller nilai perpotongan yang
telah didapat sebelumnya dijadikan penyebut, dengan dengan nilai pembilang sama dengan satu.
Maka pada Weiss nilai perpotongan tersebut menjadi pembilang dengan nilai penyebut sama
dengan satu. Untuk indeks Weiss, memungkinkan untuk mendapat nilai indeks tidak terbatas,
yaitu jika sisi atau bidang tidak memotong sumbu (nilai perpotongan sumbu sama dengan nol).
Dalam praktikum laboratorium Kristalografi dan Mineralogi jurusan Teknik Geologi, ITM,
disepakati bahwa nilai tidak terbatas ( ~ ) tersebut digantikan dengan atau disamakan dengan
tidak mempunyai nilai (0). Indeks Miller-Weiss ini juga disebut sebagai ancer bentuk. Hal ini
adalah karena indeks ini juga akan mencerminkan bagaimana bentuk sisi-sisi dan bidang-bidang
yang ada pada kristal terhadap sumbu-sumbu utama kristalnya.

Hukum Hukum Kristal


1. STENO (1669)
dikenal dengan sebutan THE CONSTANCY OF INTERFACIAL ANGLES hukum ini
mengatakan : Sudut pada (antara) bidang-bidang tertentu pada suatu jenis kristal
tertentu selalu konstan. Hukum ini didasarkan pada penelitiannya terhadap kristal
kuarsa.
2. Hukum JOHANNES KEPLER (1611),
seorang astronot, membuat tulisan tentang HEXAGONAL SNOW, yang mengatakan :
Suatu kenampakan dari bentuk kristal dimungkinkan akibat tersusunya (secara
geometri) unit-unit yang kecil secara teratur.
3. Hukum STRUKTUR KRISTAL oleh HAUY (1743-1822),
teori ini didasari oleh hasil penelitiannya terhadap bidang-bidang belahan dari
kristal kalsit yang kemudian memberikan keyakinan padanya bahwa : Semua kristal
selalu terbentuk atau tersusun oleh unit-unit kecil yang berbentuk polyhedral, dan
setiap unit pada mineral tertentu selalu mempunyai bentuk yang khas.
4. Hukum BRAVAIS LATICE (1850),
memperlihatkan adanya : aturan pada susunan atom/ion dalam ruang (space
lattice), pola inilah yang dijumpai pada kristal-kristal.

MINERAL
SIFAT DALAM MINERAL (TENACITY)

Sifat dalam mineral (tenacity) adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya
tahan mineral apabila patah, hancur, bengkok, dan irisannya. Macam-macam sifat
dalam mineral, diantaranya adalah:

Rapuh, adalah sifat mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh:


mineral kwarsa, ortoklas, dan pirit.

Mudah ditempa adalah sifat mineral yang dapat ditempa menjadi lapisan
tipis, seperti pada emas dan tembaga.

Dapat dirilis atau sectile adalah sifat mineral yang dapat diiris dengan pisau.
Hasil irisan rapuh, contohnya mineral gipsum.

Fleksibel adalah sifat mineral yang lentur dan dapat dibengkokan tanpa
menjadi patah dan sesudah bengkok dapat kembali lagi seperti semula.
Contohnya mineral talk dan selenit.

Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang tersusun atas lapisanlapisan tipis sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali
seperti semula bila penekanan dihentikan. Contohnya mineral muskovit.

KEMAGNETAN MINERAL (MAGNETISM)


Kemagnetan batuan mineral (Magnetism) adalah sifat mineral terhadap gaya tarik
magnet. Mineral ferromagnetik adalah mineral yang mudah tertarik gaya magnet,
seperti mineral magnetite dan pyrhotite. Mineral-mineral yang menolak gaya
magnet disebut mineral diamagnetik, sedangkan mineral yang hanya tertarik oleh
gaya kuat dari elektromagnet disebut sebagai paramagnetik.
Sifat kemagnetan mineral dapat diketahui dengan cara menggantungkannya pada
seutas benang. Sedikit demi sedikit mineral didekatkan pada magnet. Bila benang
bergerak mendekatinya, berarti mineral tersebut magnetite. Kuat tidaknya bisa
terlihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang tersebut terhadap garis
vertikal.

ASOSIASI MINERAL

1. Granit

Granit merupakan batuan beku asam dengan warna putih, merah muda
hingga berwarna abu-abu, bertekstrur fanerik faneroporfiritik dan berstruktur
masif. Komposisi mineral dalam batuan ini antara lain Kuarsa, Ortoklas,
Plagioklas, terkadang juga terdapat Hornblenda, Biotit dan Muskovit.
http://blackpebbleinteriors.com/blog/granite-countertops-benefits/
Deskripsi mineralogi :
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir
dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki pecahan choncoidal, sifat dalamnya
brittle dan berbentuk kristalin serta berstruktur prismatic dengan kelimpahan sangat
melimpah. Mineral ini merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat felsic pada
suhu 600C
- Ortoklas, dengan warna merah daging, memiliki kilap kaca hingga mutiara. Mineral ini
memiliki kekerasan kurang lebih 6 skala mohs, pecahan uneven, berbentuk kristalin dan
berstruktur granular dengan ketembusan cahaya transparent to translucent.
Kelimpahan mineral ini dalam Granit bisa dikatakan melimpah hingga sangat melimpah.
- Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Kekerasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan pecahan
uneven. Mineral ini meiliki ketembusan cahaya translucet dengan kelimpahan melimpah
pada Granit ini.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk kristalin dengan
struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs dengan ketembusan cahaya
translucent. Kelimpahan mineral ini pada Granit cukup melimpah.
- Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral ini memiliki
kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan berstruktur foliasi karena
memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini
pada Granit sedikit melimpah.
- Muskovit, dengan warna putih kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan dengan kilap
kaca, berstruktur lamellar, ketembusan cahaya transparent. Kelimpahan mineral ini
sedikit melimpah.

http://www.beg.utexas.edu/mainweb/publications/graphics/granite.htm
Genesa Batuan :
Granit merupakan batuan beku intrusif hasil dari pembekuan magma yang bersifat
felsic. Oleh karena itu, mineral-mineral yang terdapat pada batuan ini didominasi
mineral-mineral yang memang bersifat asam seperti Kuarsa, Orthoklas, dan Plagioklas.
Manfaat Batuan : Granit banyak digunakan sebagai ornamen-ornamen dan sebagai
lantai rumah. Selain itu juga digunakan dalam bangunan.
2. Peridotite

Peridotite merupakan batuan beku ultrabasa dengan warna gelap atau hitam dengan
tekstur faneritic. Mineral yang hadir dalam Peridotite ini didominasi oleh olivin dan
piroksen dan sedikit hornblenda serta biotite
http://jaeger.earthsci.unimelb.edu.au/Images/Mineralogical/html/Im46.html
Deskripsi Mineralogi :
- Olivin, dengan warna hijau kekuning-kuningan. Memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Berstruktur granular. Ketembusan Cahaya translucent. Kelimpahan dalam Peridotite
sangat melimpah.
- Piroksen, dengan warana hijau kehitam-hitaman, memiliki kilap kaca. Kekerasan 5-6 skala
mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular. Ketembusan cahaya
translucentKelimpahan mineral ini melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan kilap kaca, memiliki kekerasan 5-6 skala mohs
berbentuk kristalin dengan struktur prismatic. Ketembusan cahaya translucent.
Kelimpahannya sedikit melimpah.
- Biotite, dengan warna hitam dan kilap mutiara, kekeransan 2-3 skala mohs, ketembusan
cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.

http://www1.newark.ohio-state.edu/Professional/OSU/Faculty/jstjohn/UP%20Michigan
%20geology/Deer-Lake-Peridotite.htm
Genesa Batuan :
Peridotite merupakan batuan beku intrusif ultra basa dengan mineral-mineral
mafic sebagai mineral pembentuknya sebagai hasil dari pembekuan magma pada suhu
tinggi di bawah permukaan bumi, yaitu olovin dan piroksen.
3. Syenite
Syenite merupakan batuan beku dengan mineral dominan sebagai mineral
penyusunnya yaitu mineral-mineral cerah seperti Orthoklas dan juga terdapat
Hornblenda, Biotit, serta Plagioklas dengan jumlah yang sedikit.

http://www.geokem.com/images/scans/Syanite-thin-section2.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Orthoklas, dengan warna abu-abu hingga merah daging, dan kilap mutiara. Mineral ini
memiliki kekeraasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan bertekstur granular dengan

pecahan uneven dan ketambusan cahaya translucent. Kelimpahan mineral ini sangat
melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan kilap kaca. Berbentuk kristalin dan berstruktur
prismatic. Kekerasan 5-6 skala mohs. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan
mineral ini sedikit melimpah.
- Biotit, dengan warna hitam dan kiilap mutiara. Berbentuk kristalin dan berstruktur foloasi
dan lebih tabular daripada Hornblenda. Mineral ini memiliki kekerasan 2-3. Ketembusan
cahayanya translucent. Kelimpahan mineral Biotite ini sedikit melimpah.
- Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu. Memiliki kilap mutiara, kekerasan 6 skala
mohs. Berbentuk kristalin, berstruktur granular dan prismatic. Ketembusan cahaya
mineral ini translucent. Kelimpahannya sedikit melimpah.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ee/Barkevikite_Syenite__igneous_rock_near_the_Dallas_Gem_Mine_San_Benito_County_California.jpg
Genesa Batuan :
Syenite bukan merupakan batuan yang umum dijumpai. Syenite merupakan
batuan beku asam intrusif yang terbentuk dari pembekuan magma yang bersifat asam
dan terbentuk dari intrusi independen atau pada batas Granit yang besar dimana
kuarsa sudah menjadi jarang.
4. Aplite
Aplite merupakan batuan beku asam dengan warna putih, kuning, abu-abu atau
terkadang juga coklat. Mineral-mineral yang dominan pada Aplite adalah feldspar dan
kuarsa, dan sedikit muskovit. Terkadang terdapat juga biotite, hornblenda dan
tourmaline dengan jumlah yang sangat sedikit.
http://uts.cc.utexas.edu/~rmr/ts-aplite.html
Deskripsi Mineralogi :
- Feldspar dengan warna putih sampai abu-abu dengan kilap mutiara, ketembusan cahaya
tramslucent. Kekerasan mineral ini 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur
granular dan pecahan uneven. Memiliki sifat dalam brittle dan belahan 2 arah.
Kelimpahan mineral ini sangat melimpah.
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, ketembusan cahayanya transparent. Mineral ini
memiliki kekerasan 7 skala mohs, berbentuk kristalin, berstruktur prismatic atau
granular. Pecahan choncoidal. Kelimpahan mineral Kuarsa ini sangat melimpah.
- Muscovite, dengan warna coklat kemerah-merahan dan kilap kaca. Ketembusan
cahayanya transparent, berstruktur lamellar dengan pecahan uneven. Kelimpahannya
sedikit melimpah.

- Biotite, dengan warna hitam dan kilap mutiara. Kekerasan mineral ini 2-3 skala mohs.
Ketembusan cahayanya translucent, berbentuk kristalin dan berstruktur tabular.
Kelimpahan mineral ini sedikit mellimpah dalam Aplite.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan kilap kaca. Ketembusan cahayanya translucent.
Kekerasan 5-6 skala mohs, berstruktur foliasi dengan adanya striasi atau goresan yang
relatif sejajar yang jelas pada batang kristal. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
- Tourmaline, berwarna hijau, merah atau colourless dengan kilap kaca. Memiliki kekerasan
6-7.5 skala mohs. Belahan 2 arah, berbentuk kristalin dan berstruktur prismatic.
Ketembusan cahayanya transparent to translucent. Kelimpahan mineral ini sangat
sedikit melimpah.

http://www.guilford.edu/geology/imagelibrary/wards101-130.htm
Genesa Batuan :
Aplite merupakan batuan beku intrusif yang terbentuk dari pembekuan magma
yang bersifat asam. Aplite sebenarnya masih 1 kelompok dengan granite. Namun
Aplite merupakan bagian dari magma sisa dari pembentukan Granite yang
kemudian mineral-mineral feldspar dan kuarsa mengisi bagian-bagian yang kosong
5. Lherzolite
Lherzolite merupakan batuan beku ultra basa dengan warna hijau yang didominasi oleh
mineral-mineral olivine dan pyroxene sebagai mineral pembentuknya. Selain itu
terdapat juga chrome, alumunium, spinel dan garnet dalam jumlah yang sedikit.

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Lherzolite_nicol_incrociati.gif
Deskripsi Mineralogi :
- Olivin, dengan warna hijau kekuning-kuningan. Memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Berstruktur granular. Ketembusan Cahaya translucent. Kelimpahan dalam Peridotite
sangat melimpah.
- Piroksen, dengan warana hijau kehitam-hitaman, memiliki kilap kaca. Kekerasan 5-6 skala
mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular. Ketembusan cahaya translucent.
Kelimpahan mineral ini sangat melimpah.
- Chrome, berwarna hitam dengan kilap submetallic. Kekerasannya 5.5 skala mohs.
Ketembusan cahayanya opaque dengan pecahan even dan sifat kemagnetannta
paramagnetik. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
- Spinel dengan warna putih, abu-abu, colourless atau kuning dan kilap kaca. Kekerasan
mineral ini 7-8 skala mohs. Pecahan uneven atau choncoidal. Ketembusan cahaya
mineral ini transparent to translucent. Kelimpahannya sedikit melimpah.
- Garnet, dengan berbagai macam warna dan ada juga yang colourless. Memiliki kilap
kaca, kekerasannya 6.5-7.5 skala mohs. Ketembusan cahayanya transparent to

translucent, berbentuk kristalin dan berstruktur granular atau juga prismatic.


Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
http://www.gsj.go.jp/cGM/rmf/r04e.html
Genesa Batuan :
Lherzolite terbentuk dari pembekuan magma ultrabasa sampai basa dengan
suhu yang sangat tinggi dan umumnya pembekuan magma yang bersifat ultrabasa
tersebut terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Oleh karena itu, mineral pembentuk
Lherzolite ini terdiri dari mineral-mineral yang bersifat basa
6. Kimberlite
Kimberlite merupakan batuan beku ultra basa berwarna hijau tua hingga hitam dan
bertesktur porfiritik. Mineral-mineral yang terdapat pada Kimberlite adalah
olivine,pyroxene dan mika biotite.

http://web.uct.ac.za/depts/geolsci/research/jjgresearch.htm
Deskripsi Mineralogi :
- Olivin, dengan warna hijau kekuning-kuningan. Memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Berstruktur granular. Ketembusan Cahaya translucent. Kelimpahan dalam Peridotite
sangat melimpah.
- Piroksen, dengan warana hijau kehitam-hitaman, memiliki kilap kaca. Kekerasan 5-6 skala
mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular. Ketembusan cahaya translucent.
Kelimpahan mineral ini melimpah.
- Biotite, dengan warna hitam dan kilap mutiara, kekeransan 2-3 skala mohs, ketembusan
cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini cukup melimpah.
http://notendur.hi.is/oi/Kalahari%20photos/Kimberlite.jpg
Genesa Batuan :
Kimberlite sebenarnya merupakan batuan beku ultrabasa intrusif yang terbentuk
dari pembekuan magma bersifat ultra basa pada suhu tinggi. Kimberlite sendiri
biasanya hadir dalam bentuk sill, dike, atau stock kecil. Kimberlite tidak berbeda jauh
dengan Peridotite, perbedaaannya hanya jumlah mika yang terdapat pada Kimberlite
sedikit labih banyak.
7. Granodiorite

Granodiorite merupakan batuan beku intermediete dengan tekstrur faneritik. Mineralmineral yang hadir dalam batuan ini adalah Plagioklas, Kuarsa, Orthoklas, Biotite, dan
Hornblenda.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Granodiorite_pmg_ss_2006.jpg
Deskripsi mineralogi :
- Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Kekerasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan pecahan
uneven. Mineral ini meiliki ketembusan cahaya translucet dengan kelimpahan melimpah
pada Granodiorite ini.
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir
dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki pecahan choncoidal, sifat dalamnya
brittle dan berbentuk kristalin serta berstruktur prismatic dengan kelimpahan melimpah.
Mineral ini merupakan hasil pembekuan magma yang bersifat felsic pada suhu 600C
- Ortoklas, dengan warna merah daging, memiliki kilap kaca hingga mutiara. Mineral ini
memiliki kekerasan kurang lebih 6 skala mohs, pecahan uneven, berbentuk kristalin dan
berstruktur granular dengan ketembusan cahaya transparent to translucent.
Kelimpahan mineral ini dalam Granit bisa dikatakan melimpah cukup melimpah.
- Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral ini memiliki
kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan berstruktur foliasi karena
memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini
sedikit melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk kristalin dengan
struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs dengan ketembusan cahaya
translucent. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
http://csmres.jmu.edu/geollab/fichter/IgnRx/HTMLimag/GranoDio-1A1.38.JPG
Genesa Batuan :
Granodiorite merupakan batuan beku plutonik, yang terbentuk dari sebuah intrusi
magma yang kaya silika dan mendingin pada batholit di bawah permukaan bumi.
Granodiorite dapat terekspos pada permukaan setelah pengangkatan dan erosi.
8. Andesit
Andesit merupakan batuan beku intrusif intermediete berwarna abu-abu gelap dengan
tekstur afanitik. Mineral pembentuk abtuan ini yang dominan adalah Plagioklas,
Kuarsa,, dan Hornblenda.

http://www.earth.ox.ac.uk/~oesis/micro/medium/andesite-ppl_pm18-07.jpg

Deskripsi Mineralogi :
- Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Kekerasan 6 skala mohs. Mineral ini meiliki ketembusan cahaya translucet dengan
kelimpahan melimpah.
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir
dengan ketembusan cahaya transparent dengan kelimpahan cukup melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk kristalin dengan
struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs dengan ketembusan cahaya
translucent. Kelimpahan mineral ini sedikit cukup melimpah.
http://petrolab.atspace.com/Andesit.jpg
Genesa Batuan :
Andesite terbentuk dari proses pembekuan magma andesitik yang memiliki komposisi
berupa mineral-mineral asam-basa sehingga batuan ini bersifat intermediet
9. Trachyte
Trachyte merupakan batuan beku yang berwarna cerah dengan tekstur porfiritik.
Mineral-mineral pembentuk batuan ini didominasi oleh feldsapr plagioklas lalu sedikit
hornblenda dan biotite dengan tidak adanya kuarsa atau jika ada dengan jumlah yang
sangat sedikit.

http://micro.magnet.fsu.edu/primer/techniques/polarized/gallery/pages/trachyteporphyryl
arge.html
Deskripsi mineralogi :
- Feldspar dengan warna putih sampai abu-abu dengan kilap mutiara, ketembusan cahaya
tramslucent. Kekerasan mineral ini 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur
granular dan pecahan uneven. Memiliki sifat dalam brittle dan belahan 2 arah.
Kelimpahan mineral ini sangat melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan kilap kaca. Ketembusan cahayanya translucent.
Kekerasan 5-6 skala mohs, berstruktur foliasi dengan adanya striasi atau goresan yang
relatif sejajar yang jelas pada batang kristal. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
- Biotite, dengan warna hitam dan kilap mutiara. Kekerasan mineral ini 2-3 skala mohs.
Ketembusan cahayanya translucent, berbentuk kristalin dan berstruktur tabular.
Kelimpahan mineral ini sedikit mellimpah.
Genesa Batuan :

Trachyte merupakan hasil pembekuan magma sisa yang tidak dapat membentuk
syenite.
10. Batupasir Kuarsa
Batupasir kuarsa merupakan batuan sedimen klastik yang biasanya berstruktur
laminasi. Mineral dominan dalam batuan ini adalah Kuarsa dan feldspar.

http://www.wvsoro.org/resources/pooling_unitization/006quartz_sandstone.jpg
Deskripsi mineralogi :
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, ketembusan cahayanya transparent. Mineral ini
memiliki kekerasan 7 skala mohs, berbentuk kristalin, berstruktur prismatic atau
granular. Pecahan choncoidal. Kelimpahan mineral Kuarsa ini sangat melimpah.
- Feldspar dengan warna putih sampai abu-abu dengan kilap mutiara, ketembusan cahaya
tramslucent. Kekerasan mineral ini 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur
granular dan pecahan uneven. Memiliki sifat dalam brittle dan belahan 2 arah.
Kelimpahan mineral ini sangat melimpah.

http://core.ecu.edu/geology/harper/Sedimentary/S16.gif
Genesa Batuan :
Batupasir kuarsa terbentuk dari mineral-mineral daru batuan yang sudah lapuk dan
kemudian tertransportasi (kebanyakan oleh air) lalu tersedimentasi dan tersementasi
dan kemudian terlithifikasi menjadi batupasir kuarsa.
11. Batu Pasir Kuarsa Glaukonitan
Batuan ini merupakan batuan sedimen klastik dengan mineral glaukonit sebagai
mineral aksesorinya. Batuan ini umumnya berwarna kuning kehijau-hijauan. Warna
hijau didominasi oleh mineral glaukonit. Mineral-mineral dominan dalam batuan ini
antara lain kuarsa, feldspar, dan glaukonit itu sendiri.
- Kuarsa dalam batuan ini memiliki kelimpahan yang paling banyak dibandingkan mineral
lain yang terdapat dalam batuan ini, berwarna putih atau tak berwarna dengan ukuran
butir 1/16-2mm, transparent, kekerasan 7 skala mohs, memiliki kilap kaca dan
berstruktur granular. Kelimpahannya sangat melimpah.
- Feldspar dengan warna putih sampai abu-abu dengan kilap mutiara, ketembusan cahaya
tramslucent. Kekerasan mineral ini 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur
granular dan pecahan uneven. Memiliki sifat dalam brittle dan belahan 2 arah.
Kelimpahan mineral ini melimpah.

- Glauconite, dengan warna hijau dan memiliki kilap tanah. Ketembusan cahaya mineralnya
translucent to opaque. Kelimpahan mineral ini melimpah

http://www1.newark.ohio-state.edu/Professional/OSU/Faculty/jstjohn/Common
%20rocks/Graywacke.jpg
Genesa :
Batupasir kuarsa glaukonitan adalah suatu batuan sedimen klastik dengan
partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir
dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh air dan kemudian berasosiasi dengan
glauconite sehingga membentuk batuan ini.
12. Graywacke
Graywacke merupakan batuan sedimen klastik berwarna abu-abu atau coklat yang
terdiri dari Kuarsa, Feldspar, dan mineral lempung sebagai mineral penyusunnya.

http://www.earth.ox.ac.uk/~oesis/micro/medium/greywacke_pm19-16.jpg
Deskripsi mineralogi :
- Kuarsa dalam batuan ini memiliki kelimpahan yang paling banyak dibandingkan mineral
lain yang terdapat dalam batuan ini, berwarna putih atau tak berwarna dengan ukuran
butir 1/16-2mm, transparent, kekerasan 7 skala mohs, memiliki kilap kaca dan
berstruktur granular. Kelimpahannya sangat melimpah.
- Feldspar dengan warna putih sampai abu-abu dengan kilap mutiara, ketembusan cahaya
tramslucent. Kekerasan mineral ini 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur
granular dan pecahan uneven. Memiliki sifat dalam brittle dan belahan 2 arah.
Kelimpahan mineral ini melimpah.
- Mineral lempung, dengan kelimpahan cukup melimpah

http://www1.newark.ohio-state.edu/Professional/OSU/Faculty/jstjohn/Common
%20rocks/Graywacke.jpg
Genesa Batuan :
Graywacke terbentuk akibat sedimentasi oleh arus yang sangat kencang sehingga
material pasir dan lempungan terendapakan bersamaan. Greywacke umumnya
terdapat di bawah laut (landas kontinen), pada lembah dengan alur-alur sungai yang
curam, serta bagian laut dalam yang mengalami pengangkatan ke permukaan.
13. Arkose

Arkose adalah jenis batupasir dengan jumlah butiran feldspar >25&. Arkose
butirnya tidak saling mengunci, butirannya membulat dan dipisahkan dengan material
semen dengan butiran yang halus. Batuan ini umumnya berwarna merah daging dan
bertekstur klastik dengan struktur masif dengan ukuran butir sebesar 1/16-2mm.

http://geohistory.valdosta.edu/basics/images_basics/rocks/basic_rocks/sand/arkoseTS.
gif
Mineral-mineral dalam Arkose antara lain:
- Mineral Orthoklas, berwarna merah daging dengan ukuran pasir.Memilki kilap
mutiara, translucent, dengan kelimpahan sangat melimpah
- Mineral kuarsa dengan kilap kaca, tak berwarna dengan ketembusan cahaya
transparent dengan ukuran 1/16-2mm. Kelimpahan mineral ini dalam Arkose
cukup melimpah

http://geohistory.valdosta.edu/basics/images_basics/rocks/basic_rocks/breccia/ArkoseB
reccia.gif
Genesa Batuan :
Arkose merupakan batuan sedimen hasil dari lithifikasi material-material sedimen
yang tertranspportasi tidak jauh dari batuan induknya, biasanya granit. Hal ini ditandai
dengan butiran-butirannya yang masih agak runcing.
14. Batugamping Kristalin
Batugamping kristalin merupakan batuan sedimen bertekstur non klastik berwarna putih
keabu-abuan dengan mineral utama yang menyusun batuan ini adalah kalsit.
Deskripsi mineralogi :
- Kalsit, dengan warna putih dan kilap tanah, ketembusan cahayanya translucent.
Kelimpahan mineral ini sangat melimpah.

http://www.gc.maricopa.edu/earthsci/imagearchive/limestone_crystalline.jpg
Genesa Batuan :
Batugamping kristalin merupakan batugamping dengan kalsium karbonatannnya yang
mengalami pengkristalan menjadi kalsit. Umumnya karena aktivitas air yang melewati
permukaan dan pori-pori kecil pada batuan. Pada saat itu, air melarutkan kalsit dan

mengendapkannya pada bentuk kristal lalu mengalami litifikasi sehingga membentuk


batuan ini.

15. Sekis Mika


Sekis mika adalah batuan metamorf berwarna abu-abu kecoklatan dengan tekstur
lepidoblastik dan struktur schistossic. Mineral-mineral dalam batuan ini adalah mika
muscovite, biotit, kuarsa, dan feldspar, hornblenda serta garnet dengan jumlah yang
sedikit.

http://www.earth.ox.ac.uk/~oesis/micro/medium/schist2_pm04-13.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Muskovit, dengan warna putih kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan dengan kilap
kaca, berstruktur lamellar, ketembusan cahaya transparent. Kelimpahan mineral ini
sangat melimpah.
- Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral ini memiliki
kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan berstruktur foliasi karena
memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini
pada sangat melimpah.
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir
dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki pecahan choncoidal, sifat dalamnya
brittle dan berbentuk kristalin serta berstruktur prismatic dengan kelimpahan sangat
melimpah.
- Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Kekerasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan pecahan
uneven. Mineral ini meiliki ketembusan cahaya translucet dengan kelimpahan cukup
melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk kristalin dengan
struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs dengan ketembusan cahaya
translucent. Kelimpahan mineral cukup melimpah.
- Garnet, dengan berbagai macam warna dan ada juga yang colourless. Memiliki kilap
kaca, kekerasannya 6.5-7.5 skala mohs. Ketembusan cahayanya transparent to
translucent, berbentuk kristalin dan berstruktur granular atau juga prismatic.
Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.

http://www.ecu.edu/geology/MetaRx/MicaSchist.gif
Genesa Batuan :

Sekis mika merupakan batuan metamodr hasil dari metamorfosa regional. Kesejajaran
minerral-mineral ini juga diakubatkan oleh metamorfosa regional tersebut. Kehadiran
garnet sebagai mineral aksesori pada batuan metamorf sebagai mineral baru yang
terbentuk dalam proses metamorfisme juga menjadi pencirinya.
16. Gneiis Hornblenda
Gneiss Hornblenda merupakan batuan metamorf berwarna hitam kecoklat-coklatan dan
keperak-perakan, berstruktur gneissic dengan mineral penyusunnya berupa Kuarsa,
Feldspar, Mika dan Hornblenda.

http://micro.magnet.fsu.edu/primer/techniques/polarized/gallery/images/gneisshornblen
desmall.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir
dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki pecahan choncoidal, sifat dalamnya
brittle dan berbentuk kristalin serta berstruktur prismatic dengan kelimpahan sangat
melimpah.
- Plagioklas, dengan warna putih hingga abu-abu, memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Kekerasan 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular dengan pecahan
uneven. Mineral ini meiliki ketembusan cahaya translucet dengan kelimpahan cukup
melimpah
- Muskovit, dengan warna putih kemerah-merahan atau kecoklat-coklatan dengan kilap
kaca, berstruktur lamellar, ketembusan cahaya transparent. Kelimpahan mineral ini
cukup melimpah.
- Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral ini memiliki
kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan berstruktur foliasi karena
memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini
pada cukup melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan memiliki kilap kaca. Berbentuk kristalin dengan
struktur prismatic. Kekerasan mineral ini 5-6 skala mohs dengan ketembusan cahaya
translucent. Kelimpahan mineral cukup melimpah.
http://www.guilford.edu/geology/imagelibrary/MVC-149F.JPG
Genesa Batuan :
Gneiis merupakan batuan yang berada pada tingkatan metamorfosa yang tinggi dari
metamorfosa regional diantara semua batuan preformed. Mineral membentuk
kesejajaran sebagai hasil dari tekanan dan suhu yang tinggi.

17. Kuarsit
Kuarsit merupakan batuan metamorf non foliasi berwarna putih dengan mineral
penyusunnya berupa Kuarsa.

http://www.aldonchem.com/mt-quartzite.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, memiliki kekerasan 7 skala mohs. Mineral ini hadir
dengan ketembusan cahaya transparent, memiliki pecahan choncoidal, sifat dalamnya
brittle dan berbentuk kristalin serta berstruktur prismatic dengan kelimpahan sangat
melimpah.

http://geology.com/rocks/pictures/quartzite.jpg
Genesa Batuan :
Kuarsit merupakan batuan metamorf hasil dari metamorfosa kontak dan regional dari
batupasir kuarsa. Beberapa Kuarsit terbentuk saat air mengendapkan kuarsa di
sekeliling batupasir lalu mengalami metamorfisme.
18. Serpentinit
Serpentinit adalah batuan metamorf non foliasa berwarna hijau dimana mineral
penyusunnya didominasi oleh serpentin. Selain itu terdapat juga Hornblenda, Olivene
dan Pyroxene dalam jumlah sedikit.

http://micro.magnet.fsu.edu/primer/techniques/polarized/gallery/images/serpentinite3sm
all.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Serpentin, berwarna hijau dengan kilap mutiara atau sutra, berstruktur fibrous atau
berserat. Ketembusan cahaya mineral ini translucent to opaque. Kelimpahan mineral ini
sangat melimpah.
- Hornblenda, dengan warna hitam dan kilap kaca. Ketembusan cahayanya translucent.
Kekerasan 5-6 skala mohs, berstruktur foliasi dengan adanya striasi atau goresan yang
relatif sejajar yang jelas pada batang kristal. Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.

- Olivin, dengan warna hijau kekuning-kuningan. Memiliki kilap kaca hingga mutiara.
Berstruktur granular. Ketembusan Cahaya translucent. Kelimpahan dalam Peridotite
sedikit melimpah
- Piroksen, dengan warana hijau kehitam-hitaman, memiliki kilap kaca. Kekerasan 5-6 skala
mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur granular. Ketembusan cahaya
translucentKelimpahan mineral ini sedikit melimpah.

http://oceanexplorer.noaa.gov/explorations/05lostcity/background/serp/media/figure1.jpg
Genesa Batuan :
Serpentinit merupakan batuan metamorf hasil dari metamorfisme kontak.
19. Eklogit
Eklogit merupakan batuan metamorf berwarna hijau gelap dengan mineral penyusun
yang didominasi oleh Serpentin dan Garnet.

http://www.geolab.unc.edu/Petunia/IgMetAtlas/meta-micro/eclogite1.X.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Serpentin, berwarna hijau dengan kilap mutiara atau sutra, berstruktur fibrous atau
berserat. Ketembusan cahaya mineral ini translucent to opaque. Kelimpahan mineral ini
sangat melimpah.
- Garnet, dengan berbagai macam warna dan ada juga yang colourless. Memiliki kilap
kaca, kekerasannya 6.5-7.5 skala mohs. Ketembusan cahayanya transparent to
translucent, berbentuk kristalin dan berstruktur granular atau juga prismatic.
Kelimpahan mineral ini melimpah.

http://galatea.art.tartu.ee/~illi/oppe/geo/kivimine/jpg/eclogite.jpg
Genesa Batuan :
Eklogit merupakan batuan metamorf non foliasi hasil dari metamorfisme dari
batuan beku basa. Beberapa Eklogit juga dapat terbentuk dari magma yang mengkristal
di antara mantel atau kerak benua bagian atas.
20. Amphibolit
Amphibolit merupakan batuan metamorf foliasi berwarna hijau gelap dengan mineral
penyusunnya berupa Amphibol, Augite, Chlorite, Garnet, Feldspar, Kuarsa, dan Mika.

http://www.earth.ox.ac.uk/~oesis/micro/medium/amphibolite_pm20-28.jpg
Deskripsi Mineralogi :
- Amphibole, berwarna hitam dengan kilap kaca, berbentuk kristalin dengan struktur
prismatic. Ketembusan cahaya mineral ini transparent to translucent dengan
kelimpahan sangat melimpah.
- Augite, dengan warna coklat atau hijau, memiliki kilap kaca dan damar. Kekerasan
mineral ini 5.5-6 skala mohs. Ketembusan cahaya translucent to opaque. Kelimpahan
mineral ini cukup melimpah.
- Chlorite, dengan warna hijau dan kilap mutiara. Memiliki kekerasan 2.5 skala mohs,
pecahan uneven. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan Mineral ini cukup
melimpah.
- Garnet, dengan berbagai macam warna dan ada juga yang colourless. Memiliki kilap
kaca, kekerasannya 6.5-7.5 skala mohs. Ketembusan cahayanya transparent to
translucent, berbentuk kristalin dan berstruktur granular atau juga prismatic.
Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
- Feldspar dengan warna putih sampai abu-abu dengan kilap mutiara, ketembusan cahaya
tramslucent. Kekerasan mineral ini 6 skala mohs, berbentuk kristalin dan berstruktur
granular dan pecahan uneven. Memiliki sifat dalam brittle dan belahan 2 arah.
Kelimpahan mineral ini sedikit melimpah.
- Kuarsa, dengan kilap kaca, colourless, ketembusan cahayanya transparent. Mineral ini
memiliki kekerasan 7 skala mohs, berbentuk kristalin, berstruktur prismatic atau
granular. Pecahan choncoidal. Kelimpahan mineral Kuarsa ini sedikit melimpah
- Biotit, merupakan mineral dengan warna hitam dan kilap mutiara. Mineral ini memiliki
kekerasan 2-3 skala mohs dengan bentuk kristalin dan berstruktur foliasi karena
memiliki belahan 1 arah. Ketembusan cahayanya translucent. Kelimpahan mineral ini
sedikit melimpah.

PROSES PEMBENTUKAN MINERAL

a. Proses Magmatik
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan magma,
yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan membentuk satu atau lebih
jenis batuan beku. Contoh: Platina, Timah, Intan, Tembaga.
b. Proses Pengendapan dan Pelapukan

Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan penyusun kerak
bumi yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer. Contoh: Kaolin.
c.

Proses Hidrotermal
Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan pada
temperatur yang cukup rendah. Contoh: Kuarsa, Klorit, Kalkosit.

d. Proses Pegmatit
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa magma akan
mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.
e.

Proses Karbonatit
Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh mineralmineral karbonat. Contoh: Dolomit.

f.

Skarn
Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya
kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.

g. Sublimasi
Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi

akibat proses

pemadatan dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.

SISTEMATIKA MINERAL
Mineral Unsur Emas Au, Besi Fe, Tembaga Cu, Belerang S, Intan C
Mineral Sulfida Pirit FeS2, Kalkopirit CuFeS2, Galena PbS, Sfalerit ZnS
Mineral Halida Halit NaCl, Fluorit CaF2, Silvit KCl, Kriolit Na3AlF6
Mineral Oksida Hematit Fe2O3, Magnetit Fe3O4, Pirolusit MnO2
Mineral Karbonat Kalsit CaCO3, Dolomit CaMg(CO3)2, Malakit Cu2CO3(OH)2
Mineral Sulfat Barit BaSO4, Anhidrit CaSO4, Gipsum CaSO4.2H2O
Mineral Fosfat Apatit Ca5(PO4)3(F,Cl,OH), Monazit (Ce,La,Y,Th)PO4

Mineral Silikat Kuarsa SiO2, Olivin (Mg,Fe)2SiO4, Topaz Al2SiO4(F,OH)2

MINERAL EKONOMI
Ekonomi mineral membicarakan tentang nilai dan biaya tambang, investasi modal jangka
panjang, cadangan, distribusi pemilikan dan aliran mineral secara internal serta berbagai factor
seperti terjadinya mineral, ketidakpastian cadangan dan penemuan ,pengurangan, endapan, daur
ulang dan persyaratan lingkungan tambang.
Departemen pertambangan dan energi menggolongkan mineral ke dalam 3 (tiga) kelompok:
1. Kelompok A (mineral strategic),

Yang hanya dapat ditambang oleh pemerintah, tetapi perusahaan domestik dan asing dapat
menjalankan join venture(patungan) dengan perusahaan pemerintah berdasarkan kontrak karya
atau persetujuan kerja sama. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah minyak bumi, gas alam,
bitumen cair, antransit, batubara, lignit, uranium, radium, thorium dan mineral radioaktif lainnya,
nikel, cobalt, dan timah.
2. Kelompok B (mineral vital)
Yang dapat ditambang oleh BUMN, badan usaha swasta, koperasi maupun pribadi-pribadi
warganegara. Badan swasta asing hanya sebagai kontraktor pemerintah atau anggota minoritas
pada perusahaan nasional. Namun perusahaan asing boleh menjalankan eksplorasi melalui
pemegang izin swasta Indonesia. Kelompok ini meliputi besi, manggan, molybdenum, chromit,
yodim dan belerang.
3. Kelompok C (mineral lainnya)
Hanya boleh ditambang oleh perusahaan swasta nasional. Perusahaan asing dapat member dana
dan mengadakan kontrak pembelian mineral ini. Kelompok ini meliputi gamping, tanah liat,
gips, fosfat, nitrat, asbestos, mika, granit, magnesit, jarosit, leusit, dll.

Morfologi Kristal
Morfologi Kristal ~ Setiap bahan yang atom-atomnya tersusun secara teratur menurut suatu
pola tertentu yang dinamakan kristal.
Pada umumnya kristal mempunyai susunan atom tertentu, yaitu kristal yang tersusun dari
multiplikasi bentuk sel satuan Body

Morfologi kristal mencakup komposisi kimia, ukuran butir dan bentuk partikel dari sebuah
kristal .
Untuk menentukan komposisi kimia, ukuran butir dan bentuk partikel dari silikon karbida (SiC)
dapat di foto dengan mengunakan scanning electron microscope (SEM)/ EDS.

Anda mungkin juga menyukai