Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.1. Latar Belakang


Di era serba cepat seperti saat ini tidak sulit bagi setiap orang untuk
memenuhi keinginannya dalam waktu yang relative singkat. Begitu juga dalam hal
memilih makanan, hampir sebagian masyarakat lebih memilih mengkonsumsi
makanan cepat saji yang mereka sendiri tidak tahu bahan apa saja yang digunakan
untuk mengolah makanan tersebut dibandingkan mengolah bahan makanan sendiri
dirumah. Dengan alasan lebih mudah dan efisien. Namun dibalik rasa nikmat yang
dirasakan, mereka tidak tahu bahaya apa yang akan terjadi jika mereka
mengkonsumsi makanan tersebut dalam jangka panjang. Berbagai penyakit bisa saja
mereka derita akibat mengkonsumsi makanan cepat saji yang menjadi pilihan
mereka. Salah satu penyakit yang mungkin timbul akibat mengkonsumsi berbagai
makanan cepat saji dalam jangka panjang adalah kanker. Sebagian manusia
terkadang mengabaikan suatu gejala penyakit yang timbul dalam dirinya, sehingga
penyakit tersebut baru diketahui ketika telah mencapai stadium lanjut. Salah satu
contoh kanker akibat kebiasaan buruk ini adalah kanker lambung dimana kanker
lambung ini merupakan suatu bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
A.2. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Ca lambung.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit Ca lambung.
A.3. MANFAAT
Dengan adanya laporan pendahuluan penyakit Ca lambung, diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
penyakit Ca lambug. Serta dapat berguna bagi pembaca khususnya seorang perawat
maupun mahasiswa calon perawat dalam mengkaji laporan pendahuluan (definisi,
etiologi, dan lain-lain) serta dalam menyusun asuhan keperawatan pada klien yang
menderita

BAB II
PEMBAHASAN
B.1. Definisi
Kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi
dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Cancer Facts and
Figures, 1991)
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan
tidak berguna bagi tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta, 2002).
Kanker lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia dengan jumlah
kematian 14.700 setiap tahun. Kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau
antrum lambung dan adenokarsinoma. Factor lain selain makanan tinggi asam yang
menyebabkan insiden kanker lambung mencakup Inflamasi lambung, anemia
pernisiosa, aklorhidria (tidak adanya hidroklorida ). Ulkus lambung, bakteri H, plylori,
dan keturunan (Suzanne C. Smeltzer).
Kanker lambung atau tumor malignan perut adalah suatu adeno karrsinoma.
Kanker ini menyebar ke paru paru,nodus limfe dan hepar. Faktor risiko meliputi
gastritis atrofik kronis dengan metaplasia usus anemia pernisiosa, konsumsi alkohol
tinggi dan merokok (Nettina sandra ,pedoman praktik keperawatan).
B.2. Etiologi
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah
faktor dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam
lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil
bagian penting dalam karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak yang
lama dengan makanan, bahan-bahan makanan sudah dikaitkan. Ada yang timbul
sebagai hubungan dengan konsumsi gram yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit
dalam diet tinggi protein telah memberikan perkembangan dalam teori bahwa senyawa
karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan kanker lambung di USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil
pendinginn yang meningkat yang mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan
segar termasuk susu, sayuran, buah, juice, daging sapi dan ikan, dengan penurunan
konsumsi makanan yang diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya

bawha pendinginan dan vit C (dalam buah segar dan sayuran) dapat menghambat
nitrokarsinogen.
Faktor genetik mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker lambung.
Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan gol.darah A. Riwayat keluarga
meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dengan karsinoma
lambung mempunyai riwayat keluarga
B.3. Tanda dan Gejala
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor
ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ganguan fungsi lambung.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang
dengan antasida dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit
progresif dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB,
nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah (Harnawati, 200, KMB).
Gejala klinis yang ditemui antara lain(Davey, 2005):
a.
Anemia, perdarahan samar saluran pencernaan dan mengakibakan
defisiensi Fe mungkin merupakan keluhan utama karsinoma gaster yang
b.

paling umum.
Penurunan berat badan, sering dijumpai dan menggambarkan penyakit

c.

metastasis lanjut.
Muntah, merupakan indikasi akan terjadinya (impending) obstruksi aliran

keluar lambung.
d.
Disfagia
e.
Nausea
f.
Kelemahan
g.
Hematemesis
h.
Regurgitasi
i.
Mudah kenyang
j.
Asites perut membesar
k.
Kram abdomen
l.
Darah yang nyata atau samar dalam tinja
m. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan
B.4. Patofisiologi
Karsinoma gaster merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi
dan menyebabkan sekitar 2,6 % dari semua kematian akibat kanker. Laki-laki lebih
sering terserang dan sebagian besar kasus timbul setelah usia 40 tahun (Sjamsuhidajat ,
1997).
Penyebab kanker lambung tidak diketahui tetapi dikenal faktor-faktor predisposisi
tertentu. Faktor genetik memegang peranan penting, dibuktikan karsinoma lambung

lebih sering terjadi pada orang dengan golongan darah A. Selain itu faktor ulkus gaster
adalah salah satu faktor pencetus terjadinya karsinoma gaster(Sjamsuhidajat , 1997).
Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena lambung masih dapat
berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah massa tumor cukup membesar sehingga
bisa menimbulkan gangguan anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di usus
sehingga berpengaruh pada penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan
kelemahan dan gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan
terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami penurunan yang
akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang menyebabkan gangguan pada perfusi
jaringan penurunan pemenuhan kebutuhan oksigen di otak sehingga efek pusing sering
terjadi(Sjamsuhidajat , 1997).
Pada stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan hepatomegali.
Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau menekan saraf sekitar gaster
sehingga impuls saraf akan terganggu, hal ini lah yang menyebabkan nyeri tekan
epigastrik (Sjamsuhidajat , 1997).
Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada rektum, dan kelenjar
limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang membesar menunjukkan penyakit
yang lanjut dan sudah menyebar. Bila terdapat ikterus obstruktiva harus dicurigai adanya
penyebaran di porta hepatik (Sjamsuhidajat , 1997).
Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif memberikan angka
ketahanan hidup 5 tahun sampai 50 %. Bila telah ada metastasis ke kelenjar limfe angka
tersebut menurun menjadi 10 %. Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak dapat
direseksi atau dioperasi tidak radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan 3040% untuk 2-4 bulan (Sjamsuhidajat , 1997).
Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk tujuan kuratif
dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau total) dengan mengangkat
kelejar limfe regional dan organ lain yang terkena. Sedangkan untuk tujuan paliatif hanya
dilakukan pengangkatan tumor yang perforasi atau berdarah (Sjamsuhidajat , 1997).

pathaway

Faktor predisposisi (genetik,


pola, diet, gastritis atopik/
anemia pernisiosa, polip, pasca
bedah lambung)

Ca lambung

Terjadi pelepasan mediator


kimia oleh sel-sel radang
(histamin, bradikinin,
serotonin)

Asam lambung
meningkat

Perubahan status
kesehatan

Iritasi mukosa
lambung
Merangsang nosiseptor

Ancaman
kematian

Luka/ tukak

Proses transduksi,
transmisi, modulasi,
persepsi

Stimulasi
kemoreseptor
triger zone

Respon
psikologis

Kurang
perpanjan
g
informasi
Kurang
pengetah
uan

Ansietasa

NYERI
Merangsang refleks
mual

Terjadi refluks gaster

Muntah

Intake tidak adekut

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan

B.5. Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah
endoskopi, endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik
untuk mendiagnosa karsinoma gaster.Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat
mendeteksi perubahan ringan pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa
gaster yang mengarah pada karsinoma dini gaster (Lumongga, 2008).
Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan barium enema masih digunakan
di Jepang sebagai protokol untuk skrinning, bila kemudian dijumpai kelainan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan endoskopi (Lumongga, 2008).
2. Pemeriksaan sitologi

Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada


keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk
gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan
kromatin inti yang tersebar merata (Lumongga, 2008).
Pada keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang
sedikit dan inti sedikit membesar.Pada karsinoma, sel-sel menjadi tersebar ataupun
sedikit berkelompok yang irreguler, inti sel membesarn hiperkromatin dan
mempunyai anak inti yang multipel atau pun giant nukleus (Lumongga, 2008).
Pemeriksaan sitologi brushing ini jika dilakukan dengan benar, mempunyai
nilai keakuratan sampai 85% tetapi bila pemeriksaan ini dilanjutkan dengan biopsi
lambung maka nilai keakuratannya dapat mencapai 96% (Lumongga, 2008).
3. Pemeriksaan makroskopis
Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua
golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm, disebut dengan minute dan tumor
dengan ukuran 6 10 mm disebut dengan small (Lumongga, 2008).
Lokasi tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan antrum (5060%), curvatura minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%).Paling banyak
terjadi karsinoma lambung pada daerah daerah curvatura minor bagian antropyloric
(Lumongga, 2008).
4. Pemeriksaan laboratorium (Hamsafir, 2010)
Anemia (30%) dan tes darah positif pada feses dapat ditemukan akibat
perlukaan pada dinding lambung.LED meningkat.Fractional test meal ada
aklorhidria pada 2/3 kasus kanker lambung.Elektrolit darah dan tes fungsi hati
kemungkinan metastase ke hati.
5. Radiologi (Hamsafir, 2010) :
a. Foto thorax : dipakai untuk melihat metastase Paru.
b. Barium Meal Double-contrastadditional defect, iregularitas mukosa tumor
primer atau penyebaran tumor ke esofagus/ duodenum.
c. Ultrasonografi abdomen untuk mendeteksi metastase hati.
d. CT scan atau MRI pada thorax, abdomen, dan pelvis lihat ekstensi tumor
transmural, invasi keorgan dan jaringan sekitar, metastasis kelenjar, asites.Untuk
menilai proses penyebaran tumor seperti : menilai keterlibatan serosa, pembesaran
KGB dan metastase ke hati dan ovarium.
6. CT Staging pada karsinoma lambung (Hamsafir, 2010) :
a. Stage I : Massa intra luminal tanpa penebalan dinding.
b. Stage II : Penebalan dinding lebih dari 1 cm.
c. Stage III : Invasi langsung ke struktur sekitarnya.
d. Stage IV : Penyakit telah bermetastase.
7. Endoskopi dan Biopsi (Hamsafir, 2010) :
a. Sebagai Gold Standar pemeriksaan malignitas gaster.

b. Ultrasound Endoskopi kedalaman infiltrasi tumor & melihat pembesaran


limf.selika dan perigastrik (> 5mm).

B.6. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali
mengangkat tumornya.Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di lambung,
pasien dapat sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang tidak dapat dieksisi
secara bedah penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini, paliasi
efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi, dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
Bila gastrektomi subtotal radikal dilakukan, punting ambung dianastomosisikan pada
jejunum, seperti pada gastrektomi ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas
gastrointestinal diperbaiki dengan anastomosis diantara ujung esophagus dan jejunum.
Bila ada metastasis pada organ vital lain, seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama
untuk tujuan paliatif dan bukan radikal.Pembedahan paliatif dilakukan untuk
menghilangkan gejala obstruksi dan disfagia.
Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan,
pengobatan dengan kemoterapi dapat memberikan control lanjut terhadap penyakit atau
paliasi.Obat kemoterapi yang sering digunakan mencakup kombinasi 5-fluorourasil
(5FU), Adriamycin, dan mitomycin-C.Radiasi dapat digunakan untuk paliasi pada kanker
lambung.( brunner& suddart, 2001)

BAB III
PENUTUP

C.1. Kesimpulan
Jadi kanker lambung adalah bentuk neoplasma maligna dalam gastrointestinal.
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui.
Kanker lambung dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus
dibedakan
dari ulkus peptikum jinak.
1. Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus
dibedakan dari ulkus peptikum jinak.
2. . Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam
lumen dan dapat berasal dari polip adenomatosa
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung
dan dapat menyebabkan terbentuknya lambbung botol kulit (linitis
plastica ) yan tidak lentur.
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali
mengangkat tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di lambung,
pasien dapat sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat dieksisi secara
bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini, paliasi efektif
untuk mencegah gejala seperti obstruksi, dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
C.2. Saran
Dengan adanya penjelasan tentang penyakit Ca lambung diharapkan kita sebagai
mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit Ca lambung, etiologinya, tanda dan gejala,
patofisiologi, pemeriksaan penunjang/diagnosa, treatment dapat mengidentifikasi tujuan
dalam proses keperawatn, serta dapat mengetahui contoh bentuk asuhan keperawatan
sebelum kita turun ke lapangan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Nanda,,Nursing Diagnosis: Definition and Classification 2005-2006,Nanda
International,Philadelphia,2005.
Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine, M. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Vol 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C, Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddath. Jakarta : EGC.
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai