TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Kanker thyroid adalah kanker yang terjadi pada sel sel thyroid.Thyroid adalah sebuah
kelenjar yang terletak pada leher yang berbentuk kupu kupu.Kelenjar thyroid
menghasilkan hormon tiroksin yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, laju
metabolism, suhu dan berat badan.Kanker thyroid merupakan kanker yang jarang
terjadi.Kanker thyroid sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi
kemampuan menghasilkan hormon thyroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak
hormon thyroid sehingga terjadi hiperthyroidisme.
Kanker thyroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Kanker thyroid jauh lebih
jarang ditemukan jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk kanker lain. Meskipun demikian,
penyakit kanker ini merupakan penyebab 90% semua kelainan malignasi endokrin.Kurang
lebih 13.000 kasus baru kanker thyroid terjadi setiap tahun. Menurut American Cancer
Society (1994), kurang lebih 1025 pasien meninggal setiap tahun akibat kanker ini (Brunner
dan Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 hal.1315-16).Kanker thyroid
memiliki 4 tipe keganasan.yaitu; papiler, folikuler, anaplastik dan meduler.
Kanker thyroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan
pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.
B. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well
differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis
meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk kanker
anaplastik dan meduler.Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker
thyroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali
lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker thyroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya
efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH yang lama
juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker thyroid.Faktor resiko lainnya adalah adanya
riwayat keluarga yang menderita kanker thyroid dan gondok menahun.
D. PATOFISIOLOGI
PATHWAY
Terapi penyinaran di kepala, leher dan
dada,
Hipotalamus melepas
TRH
Hipofisis anterior akan merangsang
peningkatan sekresi TSH
T3,T4, Kalsitonin
meningkat
massa tiroid meningkat,
berdiferensi
memunculkan kanker tiroid
Pembengkakan laring
Kurang
pengetahuan
Cedera
pita
suara,
Gangguan
komunikasi
verbal
Cedera
pita
suara,
Nyeri
akut
Ganggua
n
4. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas.Teknik ini dipergunakan juga sebagai
penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
3. BIOPSI ASPIRASI
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur
diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor thyroid. Teknik dan
peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 23 serta alat pemegang, sediaan
aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi.Berdasarkan arsitektur sitologi dapat
diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan
karsinoma meduler.
f. Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan pembedahan
terutama jika dilakukan thyroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen
hormone thyroid seumur hidup.
2. Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung jawab
sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a.
b.
c.
Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
d.
Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah
penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
e.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kanker thyroid merupakan salah satu gangguan endokrin.Gangguan ini lebih banyak
terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya
berkisar antara 5,4 30 %.Berdasarkan usia, kanker thyroid jenis papiler biasanya terjadi
pada pasien berusia kurang dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated
carcinoma (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis
meduler adalah faktor genetik.Kanker thyroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes
laboratorium, yaitu pemeriksaan kalsitonin dalam serum.Pemeriksaan T3 dan T4 kadangkadang diperlukan karena pada karsinoma thyroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun
jarang.Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk
melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa
tumor. Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini
aman serta tepat.CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak
dapat membedakan secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan
radioisotropik dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.Pada dekade terakhir ini
biopsi aspirasi banyak dipergunakan sebagi prosedur diaknostik pendahuluan dari
berbagai tumor terutama pada tumor thyroid.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga dapat menjadi batu loncatan pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan Universitas Ngudi Waluyo dalam mengikuti mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah agar mahasiswa dapat mengetahui latar belakang dari
Kanker Kelenjar Thyroid itu sendiri. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
benyak memiliki kekurangan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dari pembaca
yang bersifat membangun dengan tujuan agar penyusun dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA:
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan
Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 hal.1315-16).