Disusun oleh:
Nama
NIM
Kelas
Semester
: SAIFUL AMRI
: 010115A109
: PSIK B
: II (Dua)
A.
Pengertian
Ruqyah adalah sebuah terapi dengan membacakan jampi-jampi. Sedangkan Ruqyah
Syariyah yaitu sebuah terapi syari dengan cara membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dan doadoa perlindungan yang bersumber dari sunnah Rasul shalallahu alaihi wa sallam. Ruqyah
syariyah dilakukan oleh seorang muslim, baik untuk tujuan penjagaan dan perlindungan diri
sendiri atau orang lain, dari pengaruh buruk pandangan mata manusia dan jin (al-ain) kesurupan,
pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, dan berbagai penyakit fisik dan hati.
Ruqyah juga bertujuan untuk melakukan terapi pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang
terkena pengaruh, gangguan dan penyakit tersebut.
Ruqyah adalah terapi atau pengobatan yang sudah ada di masa jahiliyah. Dan ketika
Muhammad shalallahu alaihi wa sallam diutus menjadi Rasulullah, maka ditetapkanlah Ruqyah
yang dibolehkan dalam Islam. Allah menurunkan surat al-Falaq dan An-Naas salah satu
fungsinya sebagai pencegahan dan terapi bagi orang beriman yang terkena sihir. Diriwayatkan
oleh Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam senantiasa membaca kedua surat
tersebut dan meniupkannya pada kedua telapak tangannya, mengusapkan pada kepala dan wajah
dan anggota badannya. Dari Abu Said bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dahulu
senantiasa berlindung dari pengaruh mata jin dan manusia, ketika turun dua surat tersebut, Beliau
mengganti dengan keduanya dan meninggalkan yang lainnya (HR At-Tirmidzi).
Berkata Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Fathul Bari (10/70), Pengobatan cara nabi tidak
diragukan kemampuan menyembuhkannya karena datang dari wahyu. Berkata Ibnul Qoyyim
dalam kitab as-Shahihul Burhan, Al-Quran adalah tempat kesembuhan yang sempurna dari
semua penyakit hati dan semua penyakit dunia dan akhirat. Jika Allah tidak menyembuhkan
Anda dengan al-Quran, maka Allah tidak akan menyembuhkan Anda dengan yang lainnya.
Sedangkan yang terkait langsung dengan landasan ruqyah disebutkan dalam beberapa
hadits, di antaranya:
)(
)
Dari Abu Said al-Khudri RA berkata, Ketika kami sedang dalam suatu perjalanan, kami
singgah di suatu tempat. Datanglah seorang wanita dan berkata, Sesungguhnya pemimpin kami
terkena sengatan, sedangkan sebagian kami tengah pergi. Apakah ada di antara kalian yang biasa
meruqyah? Maka bangunlah seorang dari kami yang tidak diragukan kemampuannya tentang
ruqyah. Dia meruqyah dan sembuh. Kemudian dia diberi 30 ekor kambing dan kami mengambil
susunya. Ketika peruqyah itu kembali, kami bertanya, Apakah Anda bisa? Apakah Anda
meruqyah? Ia berkata, Tidak, saya tidak meruqyah kecuali dengan Al-Fatihah. Kami berkata,
Jangan bicarakan apapun kecuali setelah kita mendatangi atau bertanya pada Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam. Ketika sampai di Madinah, kami ceritakan pada nabi shalallahu
alaihi wa sallam Dan beliau berkata, Tidakkah ada yang memberitahunya bahwa itu adalah
ruqyah? Bagilah (kambing itu) dan beri saya satu bagian. (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Auf bin Malik al-Asyjai berkata, Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyah, dan kami
bertanya, Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu? Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam
bersabda, Perlihatkan padaku ruqyah kalian. Tidak apa-apa dengan ruqyah jika tidak
mengandung kemusyrikan . (HR Muslim)
Adapun ruqyah menurut istilah syariat Islam, adalah Bacaan yang terdiri dari ayat-ayat alQuran dan hadits-hadits Rasulullah yang shahih, untuk memohon kesembuhan kepada Allah
dari gangguan yang ada, atau memohon kepada-Nya perlindungan dari kejahatan yang akan
datang atau yang dikhawatirkan. Inilah definisi ruqyah secara istilah yang sesuai syariat Islam
atau jenis praktik ruqyah yang dibolehkan oleh Rasulullah.
Ruqyah dalam pengertian bahasa sudah ada sejak zaman dahulu, sebelum diutusnya
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, bahkan ada yang mengatakan bahwa keberadaan ruqyah itu
seiring dengan keberadaan manusia di bumi ini. Dalam suatu hadits dijelaskan bahwa
Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam meruqyah kedua cucunya (Hasan dan Husein
radhiyallahu anhuma) dengan ruqyah yang pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim alaihis salam saat
beliau meruqyah kedua anaknya (Ismail dan Ishaq alaihimas salam).
B.
yang
dipanggil
dari
tempat
yang
jauh.
Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orangorang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian.
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.
Ruqyah itu dengan menggunakan firman Allah SWT atau asma dan sifatnya atau Sabda Nabi
2.
3.
SAW.
Ruqyah itu boleh diucapkan dalam bahasa arab atau bahasa lain yang difahami maknanya.
Harus diyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang memberikan pengaruh, tetapi yang
memberikan pengaruh adalah kekuasaan Allah SWT, sedangkan ruqyah hanyalah salah satu
sebab/sarana saja. Atau dengan kata lain ruqyah ini diperbolehkan asalkan tidak mengandung
unsur kemusyrikan.
Mengenai pendapat tentang hukum ruqyah itu HARAM dengan dalih bahwa pengkhususan
pembacaan ayat-ayat al-quran yang dibaca dengan suatu niat atau fungsi dan maksud yang
tertentu serta dengan dalih bahwa ruqyah akan menghilangkan atau mengurangi ke-tawakal-an
kita kepada Allah SWT, maka dalam risalah ini akan saya bahas dan saya ketengahkan beberapa
dalil untuk membantah pendapat tersebut yang didasarkan pada beberapa dalil naqli maupun
aqli.
Berdasarkan dalil naqli yang disandarkan pada tuntunan Al-Quran dan Sunnah dari
Rasulullah Muhammad SAW, seperti yang tertera dalam syarat dibolehkannya ruqyah menurut
pendapat ulama adalah terdapat contoh atau pernah dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW
maupun shohabat. Oleh karena itu berikut ini akan saya ketengahkan disini beberapa dalil yang
membuktikan bahwa ruqyah pernah dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
maupun para shohabat.
C.
Ruqiyah sangat berpengaruh terhadap seseorang yang dirasuki jin. Namun kaitanya dengan
medis ada sedikit berpengruh karena dalam terapi ruqiyah juga melakukan sugesti atau lebihnya
saran terhadap sang penderita jadi ruqiyah berpengaruh terhadap kondisi batin atau psikososial
seseorang, jadi kaitanya dengan medis terapi ruqiyah tidak serta merta langsung menyembuhkan
penyakit misalnya seperti hipotermi atau hipertermia atau jenis penyakit lainnya namun ruqiyah
mengendalikan atau mempengaruhi batin seseorang utuk tetap tenang dan selanjutnya ketika
mental penderita normal maka mekanisme sistem tubuhnya akan mmpemnagruhi kerja organ
dalam tubuh dan akan menetralkan kondisi tubuh dalam rentang waktu yang sedikit agak lama
dan di pengaruhi oleh waktu istirhat yang maksimal. Jadi disini terpai ruqiyah tidak berperan
dalam penyembuhan pisik namun berpengaruh dalam penyembuhan psikis.
D.
Menurut pendapat saya ruqiyah boleh dilakukan apabila tidak mengandung unsur
kesyirikan. Cara ini dapat dilakukan menggunakan ayat-ayat Allah yang mudah dipahami dan
artinya baik. Ruqiyah merupakan sugesti yang diberikan seseorang kepada pasien atau klien
yang sakit, yang dapat mengendalikan dan mempengaruhi batinnya. Dan sugesti yang baik
merupakan energi positif yang dapat menunjang kesembuhan.
Ayat-ayat Al Quran yang dilantunkan juga merupakan salah satu penunjang kesembuhan
dalam melakukan ruqiyah. Karena sudah dijelaskan bahwa Al Quran diturunkan untuk memberi
petunjuk kepada setiap manusia. Selain itu juga sebagai penyembuh atau obat bagi manusia, baik
untuk penyakit hati maupun penyakit jasmani. Tetapi dalam hal ini Al Quran hanya akan
menjadi
penyembuh
bagi
setiap
manusia
yang
beriman,
percaya
dan
senantiasa
mengamalkannya.
Namun ada juga ruqiyah yang menyimpang, yaitu ruqiyah yang tidak menggunakan ayatayat Al Quran. Ruqiyah ini menggunakan mantera-mantera atau jampi-jampi yang tidak jelas,
dan mengandung unsur kesyirikan. Dan sudah jelas bahwa kesyirikan atau menyekutukan Allah
SWT merupakan tindakan yang dilarang dalam agama.
Tetapi para ulama banyak membicarakan hadits ini, di antaranya yang terkait dengan ruqyah.
Ulama sepakat bahwa ruqyah secara umum dilarang, kecuali tidak ada unsur kemusyrikan. Dan
mereka juga sepakat membolehkan ruqyah syariyah, yaitu membacakan al-Quran dan doa-doa
matsurat lainnya untuk penjagaan dan menyembuhkan penyakit. Disebutkan dalam kitab
Tuhfatul Ahwadzi syarh kitab Sunan at-Tirmidzi, kesimpulan hukum ruqyah adalah bahwa jika
ruqyah dengan tidak menggunakan Asma Allah, sifat-sifat-Nya, firman-Nya dalam kitab-kitab
suci, atau tidak menggunakan bahasa Arab dan meyakini bahwa itu bermanfaat, maka hal itu
bagian dari bersandar pada ruqyah. Oleh karenanya dilarang. Dalam konteks inilah Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam menyebutkan dalam haditsnya:
Tidaklah bertawakkal orang yang minta diruqyah. (HR At-Tirmidzi)
Dengan adanya hadist itu ada yang bilang ruqyah tidak diperbolehkan karena sebab-sebab
tertentu karena mengurangi ke tawwakalan seseorang.
Dari pandangan kesehatan sendiri menurut saya yaitu di perbolehkan asal dilakukan
secara baik dan benar.Namun kita tetap harus berhati-hati, ada juga rukyah yang tidak
diperbolehkan yaitu ruqyah syirkiyah yaitu mediasinya dengan menggunakan bahasa-bahasa
yang tidak dipahami maknanya atau ruqyah yang mengandung unsur-unsur kesyirikan yaitu
dengan dukun/ sebut saja rukyah syirkiyah adalah mendatangi dukun bila mendapat gangguan
jin atau tersihir , jika kita tidak berhati-hati maka kita akan mendapatkan kesalahatan yang fatal ,
ruqyah itu memainkan alam bawah sadar kita , kalau tidak kuat maka akan membahayakan
pasien itu karena tubuh dan psikisnya tidak kuat menahan hal/sesuatu yang di dalam yang
menganggu pasien itu.
Ruqyah ini tidak bisa menyembuhkan orang lain secara fisik secara langsung tetapi ruqiyah
mengendalikan atau mempengaruhi batin seseorang utuk tetap tenang dan selanjutnya ketika
mental penderita normal maka mekanisme sistem tubuhnya akan mmpemnagruhi kerja organ
dalam tubuh dan akan menetralkan kondisi tubuh dalam rentang waktu yang sedikit agak lama
dan di pengaruhi oleh waktu istirhat yang maksimal. Jadi disini terpai ruqiyah tidak berperan
dalam penyembuhan pisik namun berpengaruh dalam penyembuhan psikis.
Maka orang yang di ruqyah itu adalah orang yang yang mempunyai gangguan pada psikis
atau mentalnya yang turun, sehingga banyak banyak beban pikiran yang di fikirkan , dengan kata
lain karena kebanyakan fikiran kan akan memunculkan stress , dan stress ini akan menimbulkan
banyak penyakit yang menghampiri tubuh kita.
Dengan kata lain praktek ruqyah yang membahayakan orang lain itu tidak di perbolehkan
,kita sebagai orang kesehatan jika mengetahui tentang ruqyah secara baik kita sebagai tenaga
kesehatan juga harus mempromosikan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui betul
bagaimana ruqyah itu di perbolehkan dalam pandangan islam maupun pandangan kesehatan,
karena ruqyah juga adalah pengobatan yang sudah ada pada zaman dahulu.dan sebagai tenaga
kesehatan juga harus memberikan pendidikan kesehatan pada pasien yang akan melakukan
pengobatan dengan ruqyah.
Sebagai tenaga kesehatan kita juga harus memberiakn informasi yang tepat terhadap
pengobatan ruqyah dan menganjurkan agar berhati hati apabila berobat secara rukyah jangan
sampai salah orang dan tempat.
Jadi kesimpulannya, pengobatan dengan ruqiyah boleh diakukan apabila dengan cara yang
benar, tidak menyimpang, dan tidak mengandung unsur kesyirikan. Sedangkan ruqiyah yang
tidak diperbolehkan adalah ruqiyah yang menyimpang dari agama dan yang mengandung unsur
kesyirikan, serta yang menggunakan cara atau metode tidak baik, misalnya dengan kekerasan
atau tindakan yang membahayakan untuk seseorang.