Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN STUDI KELAYAKAN TAMBANG

PT SAPA COAL

Dibuat sebagai syarat Mata Kuliah Studi Kelayakan Tambang


Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh :
Qesha Anggraini Gemintang
03021181320021

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

Laporan Studi Kelayakan Tambang

1.1.

PT SAPA COAL

Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan permintaan dan kebutuhan pasar akan batubara,

pemerintah merangkul pengusaha untuk menanamkan modal sebagai investor


pada bidang pertambangan batubara. Keberadaan investor di daerah-daerah
merangsang pertumbuhan ekonomi secara global. Permintaan batubara yang
semakin banyak untuk kebutuhan energi berbagai industri di dalam dan diluar
negeri membuat

PT SAPA COAL bermaksud mengusahakan batubara yang

terletak di Kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat provinsi Sumatera Selatan.


1.2.

Maksud dan Tujuan


Dalam rangka turut serta memenuhi permintaan pasokan batubara, PT SAPA

COAL bermaksud untuk melakukan kegiatan operasi produksi batubara pada


wilayah seluas 120,3125 hektar. Tujuan studi kelayakan ini adalah untuk menilai
kelayakan teknis dan ekonomis dari rencana kegiatan penambangan batubara, baik
dipandang dari aspek kualitas dan kuantitas, metode penambangan, peralatan yang
digunakan, penimbunan, transportasi, fasilitas pengolahan, pemasaran, lingkungan
dan K3, tenaga kerja, sarana dan prasarana tambang yang diperlukan maupun
biaya investasi.
1.3.

Pelaksana Studi
Studi kelayakan rencana penambangan batubara ini telah dilakukan oleh

satu tim dari PT SAPA COAL yang terdiri dari ahli geologi, ahli tambang umum,
ahli tambang eksplorasi yang dibantu oleh ahli ekonomi dan ahli pengolahan data
dan komputerisasi.
1.4.

Jadwal Waktu Studi


Studi kelayakan dilaksanakan mulai pada tanggal 25 Oktober 2016. Studi

kelayakan ini diselenggarakan oleh PT SAPA COAL Dalam rangka untuk


pengajuan permohonan izin eksploitasi.
BAB 2
KEADAAN UMUM

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

2.1. Lokasi dan Luas Wilayah Kuasa Pertambangan (KP)


PT SAPA COAL berada di wilayah kecamatan Merapi Timur, Kabupaten
Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Daerah tersebut terletak di sebelah Timur dari
Kabupaten Lahat dengan luas areal 14.558 ha. Kegiatan eksplorasi ini didasarkan
pada Surat Keputusan Bupati Lahat Tengah Nomor 364 Tahun 2014 tentang
Persetujuan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Kepada PT SAPA COAL.
2.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan
Daerah Merapi Timur dapat dicapai 50 menit dari Jakarta Palembang
dengan pesawat udara dan dilanjutkan Palembang Lahat lebih kurang 226 km
memerlukan waktu tempuh lebih kurang 5 jam menggunakan kendaraan roda 4.
Dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 30 km dari Kabupaten Lahat melalui
jalan perkebunan karet yang merupakan jalan tanah dengan waktu tempuh 3 jam.
2.3. Keadaan Daerah
Penduduk setempat kebanyakan berasal dari penduduk asli Sumatera
Selatan ditambah pendatang transmigrasi dari Jawa, Madura, Bali, dan pendatang
dari suku lainnya. Daerah ini beriklim tropis dan mata pencaharian di bidang
pertanian dan perkebunan. Daerah penyelidikan terdiri dari hutan, semak
belukar/ilalang, ladang, perkebunan teh, perkebunan karet dan kelapa sawit serta
perkampungan.
2.4. Morfologi Daerah
Morfologi daerah kajian berupa perbukitan dengan ketinggian 20 - 75 mdpl
dan mempunyai kemiringan lereng 1o- 5o. Sungai utama yaitu Sungai Musi dan
Sungai Lematang. Batuan penyusun daerah prospek batubara yaitu Formasi
Muara Enim yang berupa perselingan antara batupasir halus sampai sedang, batu
lempung berwarna cokelat abu-abu, batu lanau berwarna cokelat kekuningkuningan dan batubara.
BAB 3
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

3.1. Geologi
1)

Geoteknik
Dari segi kekuatannya dapat dikatakan bahwa batuan lapisan tanah

penutup batubara termasuk dalam batuan sangat lemah. Penggalian dapat


dilakukan dengan alat gali-muat seperti backhoe.
2) Geohidrologi
Kecamatan Merapi Timur memiliki iklim tropis dengan kelembaban
dan temperatur yang tinggi (24oC 32oC) dan memiliki dua musim. Pada
bulan November April angin bertiup dari utara ke timur membawa angin
lembab dan menyebabkan terjadinya musim penghujan. Musim kemarau
disebabkan angin kering berhembus dari selatan ke timur terjadi pada Mei
Oktober.
3.2. Bentuk Endapan
1)

Bentuk dan Penyebaran Endapan


Kedudukan jurus perlapisan batubara didaerah penyelidikan secara

umum berarah barat timur dan timur laut barat daya dengan kemiringan
lapisan batuan kearah utara dan beberapa ke selatan. Sudut kemiringan
daerah lapisan batubara relatif landai (10o 30o) dan arahnya bervariasi.
2) Sifat dan Kualitas Endapan
Batubara daerah eksplorasi mempunyai kandungan air total (TM) cukup
tinggi yang menyebabkan nilai kalori (CV) menjadi rendah. Batubara ini
termasuk dalam klasifikasi batubara energi rendah (low rank coal).
3.3. Cadangan
Sumberdaya batubara (cadangan terukur) berjumlah sebesar 36.009.496,9
ton.

Dengan

memperhitungkan

faktor

kehilangan

saat

penambangan,

pengangkutan dan pengolahan sebesar 8%, maka cadangan yang dapat dijual
sebesar 35.000.000 ton. Keseluruhan seam pada dasarnya menunjukkan kualitas
yang hampir seragam, sehingga tidak diperlukan blending batubara.
BAB 4
RENCANA PENAMBANGAN

4.1. Metode Penambangan


3

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Apabila didasari pada pertimbangan posisi endapan batubara dan ketebalan


overburden maka metode penambangan batubara PT SAPA COAL adalah dengan
metode tambang terbuka (surface mining). Berdasarkan bentuknya, pola
penyebaran endapan batubara dan material penutup, tata cara penambangan
batubara dapat diterapkan dengan cara gali (dig) dan timbun kembali (back
filling), yaitu menambang lapisan batubara dari singkapan (permukaan) sampai
kedalaman tertentu di sepanjang zona penyebaran batubara. Untuk selanjutnya
pengupasan penutup dilakukan secara bertahap dan ditimbun kembali di bekas
penggalian (back filling).
4.2. Tahapan Penambangan PT SAPA COAL
Tahapan Penambangan PT SAPA COAL meliputi pembersihan lahan (land
clearing), pengupasan overburden, pemuatan lapisan tanah penutup (loading
overbuden),

pengangkutan

overburden,

penimbunan

disposal

(dumping),

penggalian batubara, pemuatan batubara (loading).


4.3. Keadaan Batubara Tertambang
1) Cadangan Tertambang
Berdasarkan rekomendasi dari perhitungan geoteknik maka lereng
keseluruhan (overall slope) batas penambangan adalah 500, dengan
lereng tunggal (bench) 600, dan berm 8 m. Cadangan yang dapat
ditambang pada pit tersebut adalah 36.009.496,9 ton.
2) Kualitas Batubara Ditambang
Secara keseluruhan rata-rata kualitas batubara ditambang adalah kalori
4.863 Cal/gr, Sulfur 0.43 %, Abu 8,99 %.

4.4. Desain Tambang


Teknik penambangan open pit mining ini akan melakukan penggalian
batubara pada batas-batas penambangan (out pit limit) dari arah singkapan
(cropline) menuju ke bawah searah dengan kemiringan lapisan batubara (down
dip).

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Dalam merencanakan desain tambang, hal penting yang harus dilakukan


adalah pemilihan metode penambangan yang sesuai dengan kondisi teknis dan
ekonomis sumber daya batubara yang akan ditambang dalam menentukan jumlah
batubara yang dapat ditambang dari potensi sumber daya yang ada, sehingga
jumlah batubara sebagai cadangan yang dapat ditambang akan dihitung dengan
mempertimbangkan hasil desain tambang.
4.5. Rencana Produksi
Dari perencanaan desain tambang diketahui bahwa pemilihan sistem dan
metode penambangan adalah tambang permukaan dan tambang terbuka (open pit
mining) dimana penggalian tanah dan batubara akan dikerjakan dengan
membentuk jenjang-jenjang atau lereng (multi bench) yang memiliki geometri
tertentu berdasarkan hasil kajian geoteknik yang telah dilakukan.
Cadangan batubara PT SAPA COAL yang berkaitan dengan pengertian
besaran Stripping Ratio (SR) adalah sumber daya yang tersedia yang dapat
diproduksi dan bernilai ekonomis pada angka SR rata-rata 4,72 : 1.
4.6. Kebutuhan Peralatan
Peralatan tambang yang digunakan adalah kombinasi backhoe-dump truck,
dibantu dengan bulldozer dan grader untuk perawatan jalan serta peralatan
penunjang seperti truck tangki air, pompa, fuel tank dan service truck. Waktu kerja
operasi penambangan, mencakup semua kegiatan penggalian, pemuatan,
pengangkutan dan pengolahan batubara serta spreading tanah penutup yang
direncanakan 2 shift/hari yaitu dengan jam kerja efektif 11 jam/ship.

BAB 5
PENGOLAHAN BATUBARA
5.1. Pengolahan Batubara

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Pengolahan batubara di PT SAPA COAL akan dilaksanakan di lokasi


crushing plant dimana lokasi ini menyatu dengan lokasi penumpukan batubara
dari tambang (raw coal stock pile). Pengolahan batubara (coal preparation) PT
SAPA COAL bertujuan untuk mereduksi ukuran (size reduction) dari batubara
produksi operasi penambangan atau run of mine (ROM) sehingga mencapai
ukuran yang diinginkan..

GAMBAR 6.1
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN BATUBARA
5.3. Peralatan Pengolahan Batubara
1) Peralatan Unit Crusher
Peralatan unit crusher selain roll crusher, vibrating screen dan hopper,
juga

dilengkapi

dengan

ban

berjalan

(belt

conveyor)

untuk

memindahkan batubara dari terminal satu ke terminal lainnya dan


terakhir ke kamar penampungan batubara produk (silo).
2) Peralatan Muat dan Angkut
Batubara yang telah diolah akan menumpuk didepan crusher, oleh
sebab itu perlu diangkut dan ditumpuk di sale stockpile sesuai dengan
spesifikasi batubaranya. Pengangkutan ini menggunakan alat muat
wheel loader dan alat angkut dump truck.
BAB 6
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
6.1. Jalan Angkut

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara


lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian,
perkantoran,

perumahan

karyawan

dan

tempat-tempat

lain

di

wilayah

penambangan. Konstruksi jalan angkut yang akan dibangun di daerah


penambangan adalah dengan menggunakan material yang lebih keras agar jalan
angkut tersebut dapat dilalui dan tidak licin yaitu dengan menggunakan campuran
batu dan pasir atau menggunakan pasir merah yang dipadatkan
Jalan angkut dalam tambang direncanakan akan dilengkapi dengan lampu
penerangan jalan di salah satu sisinya, dengan interval setiap 100. Untuk
pengamanan kegiatan transportasi, selain digunakan lampu penerangan jalan, pada
beberapa lokasi ruas jalan juga dilakukan pemasangan rambu-rambu lalu lintas,
misalnya lokasi tanjakan, turunan, tikungan tajam, persimpangan dan lain-lain.
6.2. Jalan angkut ROM
Jalan angkut ROM (Run Of Mine) merupakan ruas jalan yang di bangun
dari bukaan tambang menuju ke lokasi crushing plant yang berjarak mendatar
1,5 km, akan tetapi ruas jalan yang harus ditempuh adalah sepanjang 5 km. Jalan
angkut ROM yang dibuat terdiri dari tanah merah yang dipadatkan dan dibuat
dengan lebar jalan sebesar 15 km.
Di unit pengolahan batubara atau crushing plant, batubara yang dihasilkan
dari produksi tambang akan ditransportasikan ke tempat penyimpanan sementara
batubara ROM yaitu Raw Coal Stockpile seluas 7 ha. Selanjutnya batubara dari
timbunan tersebut akan diangkut oleh wheel loader menuju ke penampungan awal
(hopper). Produk dari Crushing Plant adalah batubara fraksi -5 cm yang juga
ditimbun di area Crushing Plant (Product Stockpile) dengan luasan 6 Ha. Dari
sinilah produk batubara hasil crushing plant itu akan dimuat oleh tersebut akan
dimuat oleh wheel loader ke atas bak dump truck 100 untuk di angkut ke lokasi
pengguna yaitu PLTU.
BAB 7
LINGKUNGAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA
7.1. Lingkungan
7

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Secara umum, penambangan batubara akan dapat menimbulkan dampak


terhadap lingkungan sekitarnya yang disebabkan oleh adanya perubahan fisik
yang terjadi di permukaan tanah akibat kegitan penambangan batubara itu sendiri
maupun kegiatan lain. Agar dampak yang di timbulkan dari kegiatan ini dapat
diminimalisasi, diperlukan analisis mengenai dampak penambangan terhadap
lingkungan sehingga kegiatan yang akan dilakukan sudah terencana dan
terorganisasi sejak awal. Secara lengkap analisis masalah lingkungan tersusun
dalam dokumen AMDAL yang sedang disusun dan tidak dibahas dalam laporan
ini.
Salah

satu

penambangan,

rencana

adalah

kegiatan

untuk

direncanakannya

mengurangi

kegiatan

back

dampak
filling,

akibat
rencana

penyimpanan dan penebaran humus, rencana penyaliran air tambang, pembuatan


kolam pengendap lumpur baik di daerah galian maupun outside dump.
7.2. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)
Peraturan keselamatan kerja di bawah ini adalah bersifat umum yang harus
diketahui dan dilaksanakan oleh setiap karyawan,

Alat Pelindung Diri yang diwajibkan (Helmet, Safety Shoes, Pakaian kerja
dilengkapi dengan Reflektor tape) harus dipakai di tempat kerja. Alat
Pelindung Diri yang wajib (Topeng Muka, Face Shield) adalah wajib untuk
pekerjaan welding/Grinding dan penanganan bahan beracun / berbahaya.

Kartu Tanda Pengenal ( ID Card ) harus dipakai selama berkerja

Dilarang membawa senjata tajam di tempat kerja selain peralatan kerja

Dilarang mengemudikan kendaraan/peralatan Perusahaan tanpa SIMPER

Melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi

Dilarang mabuk atau berkerja dalam pengaruh alkhohol atau obat-obatan

Operator harus memeriksa kondisi kendaraan sebelum memulai operasi atau


menjalankan kendaraannya

Dilarang menumpang kendaraan berat tambang dan hauling truck

Memakai Seat Belt atau sabuk pengaman waktu mengemudi

Patuhi peraturan keselamatan mengemudi dan rambu-rambu lalu lintas batas


kecepatan maksimum (Mining area : 40 km/jam, Hauling Road : 40 km/jam,
8

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

perkantoran dan work shop: 20 Km/jam )

Dilarang merokok di tempat dimana ada tanda dilarang merokok dan ada
kemungkinan terjadi kebakaran

Danger Tag harus dipasang pada kendaraaan atau peralatan/jaringan listrik


yang rusak atau dalam perbaikan. Hanya petugas yang berwenang yang
memasang dan melepas tanda Danger Tag tersebut

Karyawan harus mengetahui kode kendaraan di tambang, dimana :


Bunyi klakson 1 x, berarti kendaraan akan start
Bunyi klakson 2 x, berarti kendaraan akan bergerak maju
Bunyi klakson 3 x, berarti kendaraaan akan bergerak mundur

Karyawan harus mengetahui kode peledakan di tambang (bila ada) :


Bunyi sirene panjang 1 x berarti peledakan akan dimulai
Bunyi sirene pendek 3 x berarti hitungan 9 mundur dimulai
Bunyi sirene panjang 1 x berarti peledakan dinyatakan selesai.

Dilarang membawa orang lain selain karyawan tanpa ijin atau sepengetahuan
dari pejabat yang berwenang.

Dilarang berdiri/berteduh di bawah tebing/lereng yang berpotensi longsor.

7.3. Program Pengembangan Masyarakat


Program pengembangan masyarakat direncanakan akan dilakukan pada
daerah sekitar tambang yang meliputi beberapa desa, dengan program
diantaranya:
a. Pelayanan masyarakat
Penyediaan sarana pendidikan (buku pelajaran serta kelengkapan sekolah
lainnya)
b. Penyerapan tenaga kerja meliputi tenaga ahli, tenaga terampil, dan buruh nonskill
c. Pendidikan dan pelatihan misalnya berupa beasiswa dan kesempatan magang
d. Partisipasi keagamaan berupa bantuan dalam pendirian sarana ibadah dan
pengelolaannya
BAB 8

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

TENAGA KERJA
8.1. KRITERIA DAN JUMLAH TENAGA KERJA
1) Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang diangkat sebagai
karyawan tetap perusahaan berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati
bersama. Kelompok tenaga kerja adalah para karyawan yang meliputi:
1. Level Direksi
2. Level Manager
3. Level Kepala Divisi
4. Level Kepala Bagian
2) Tenaga Kerja Tidak Tetap
Tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang diangkat sebagai
karyawan tidak tetap oleh perusahaan berdasarkan perjanjian kerja yang
disepakati bersama. Struktur organisasi tenaga kerja tidak tetap meliputi:
1. Operator
2. Unskilled worker
8.3. Perencanaan Standar Gaji dan Upah
Standar gaji dan upah diberlakukan untuk setiap kualifikasi atau level
tertentu dalam kelompok karyawan tetap dan tidak tetap.
8.4. Perencanaan Sistem Kerja
Sistem kerja ini direncanakan untuk tenaga kerja tidak tetap perusahaan.
Karyawan tidak tetap, masa kerja dan kompensasinya merupakan fungsi dari
jumlah produksi batubara yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian
untuk tenaga kerja tidak tetap akan di kontrak selama waktu tertentu untuk
melakukan pekerjaan langsung operasi penambangan dan prepasrasi batubara,
pengangkutan dan pengapalan batubara. Masa kontrak untuk setiap karyawan
tidak tetap direncanakan per enam bulan sampai dengan satu tahun dan
sesudahnya dapat dilakukan pembaharuan isi kontrak.
BAB 9
PEMASARAN
9.1.

Strategi Pemasaran

10

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Lokasi tambang batubara PT SAPA COAL terletak di wilayah Provinsi


Sumatera Selatan dengan demikian ditinjau dari segi letak geografis yang menjadi
pesaing utama adalah perusahaan yang ada disekitarnya, seperti Perusahaan
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) dengan produksi pada tahun 2005 sebesar
7.151.010 ton (DPMB, 2006). Terdapat beberapa perusahaan lainnya pada
Provinsi Sumaera Selatan, namun belum semua perusahaan tersebut sudah
melakukan kegiatan eksploitasi. Masalah distribusi batubara, pihak perusahaan
telah mengantisipasi dengan membangun jalan tambang (darat) sepanjang 40
km selanjutnya dilakukan pengangkutan dengan menggunakan tongkang
menyusuri sungai sejauh 100 km. Hal ini dilakukan agar konsumen
mendapatkan batubara langsung di perairan Tanjung Api Sumatera Selatan. Usaha
ini dilakukan agar konsumen tidak kesulitan dalam mendapatkan batubara.
Kegiatan promosi atau usaha pemasaran selalu menjadi ujung tombak setiap
perusahaan, ini harus dilakukan agar setiap produksi dapat terserap oleh pasar.
Usaha ini penting agar perusahaan tetap berjalan sehingga tidak mengganggu
kelancaran usaha perusahaan.
9.2.

Tujuan Pasar Batubara


Melihat potensi pasar ekspor yang begitu besar, maka tujuan pasar batubara

yang di produksi oleh PT. SAPA COAL selain untuk konsumsi dalam negeri juga
untuk pasar ekspor, oleh karena itu perusahaan menetapkan untuk penjualan
ekspor sebesar 70% dan kebutuhan pasar dalam negeri 30%.
Pasar ekspor ditujukan pada negara Jepang, India, China, Taiwan, Korea
Selatan dan Malaysia, serta negara-negara yang dapat menerima kualitas batubara
yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan tujuan pasar dalam negeri diintensifkan
usaha pemasaran dan promosi pada industri semen. industri tekstil dan industri
pembuatan briket.

BAB 10
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
10.1. Investasi

11

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Perhitungan biaya investasi modal tetap adalah perkiraan dana yang


dikeluarkan untuk membiayai kegiatan dalam masa pra-penambangan, yang
mencakup kegiatan pengurusan perizinan, eksplorasi, studi kelayakan, studi
AMDAL, dan geoteknik. Selain itu juga biaya-biaya untuk persiapan
pengembangan daerah, konstruksi sarana dan prasarana baru, pengadaan dan
pembelian peralatan dan lain-lain hingga proyek penambangan siap berproduksi.
Biaya pembebasan lahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar ganti rugi kepada daerah atau masyarakat karena pemakaian lahan
dan / atau tanaman yang ada diatas lahan tersebut berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Lahat dimana lokasi tambang berada.
1) Modal Kerja
PT SAPA COAL, baru akan mampu membiayai produksinya setelah
memperoleh pendapatan dari penjualan produksi tahun pertamanya selama 4
bulan pertama, yaitu sebesar 4530 ton. Total modal kerja yang dibutuhkan
untuk proyek penambangan ini adalah sebesar Rp. 544.057.488,-.
2) Sumber Dana
Jenis sumber pendanaan untuk investasi rencana penambangan terdiri atas:
a.

Modal sendiri (Ekuitas)

b. Hutang/pinjaman dari bank


10.2. Analisis Kelayakan
1) Biaya Investasi
Perhitungan biaya investasi adalah perkiraan dana yang dikeluarkan oleh PT
SAPA COAL untuk membiayai kegiatan dalam masa pra penambangan dan
masa pasca penambangan.
2) Biaya Produksi
Biaya produksi (production cost) adalah besarnya dana yang harus
dikeluarkan oleh PT SAPA COAL untuk membiayai semua kegiatan operasi
dalam rangka memproduksi batubara dari lokasi tambang hingga siap untuk
dijual. Biaya produksi langsung, digunakan untuk membiayai semua
kegiatan yang langsung berhubungan dengan operasi, sedangkan biaya
produksi tidak langsung, digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang
tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
3) Pendapatan Penjualan

12

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

Pendapatan penjualan (sales revenue) pada suatu periode adalah besarnya


dana yang diterima oleh PT SAPA COAL dari hasil penjualan batubara.
4) Aliran Uang Tunai (Cash Flow)
Selama umur investasi proyek ( 13 tahun) akan terjadi aliran kas (cash
flow) bagi PT SAPA COAL. Aliran kas ini akan terdiri dari aliran kas
masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow).Selama masa umur
investasi (13 tahun), dalam aliran kas proyek setiap tahunnya akan
ditemukan salah satu dari 2 macam kondisi, yaitu kondisi dimana aliran kas
masuk lebih besar dari pada aliran kas keluar, sehingga akan terjadi saldo
kas (proceeds), dan kondisi dimana aliran kas masuk lebih kecil dari pada
aliran kas keluar sehingga akan terjadi kekurangan kas (defisit).
5) Nilai Sekarang Bersih Net Present Value atau (NPV)
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh harga Net Present
Value sebesar US$ 107,097,820.00 (positif) untuk dikerjakan sendiri oleh
PT SAPA COAL, sedangkan pajak yang harus dikeluarkan oleh PT SAPA
COAL adalah sebesar Rp. 17.458.835.701
6) Laju Pengembalian Internal (IRR)
Laju pengembalian internal (Internal Rate of Return) adalah laju
pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV aliran kas
keluar. Penentuan laju pengembalian internal atau IRR ini dilakukan dengan
cara coba-coba (trial and error). Berdasarkan

perhitungan yang telah

dilakukan, maka laju pengembalian internal (IRR) yang memberikan NPV


= 0 adalah 15,34 %.

BAB 11
KESIMPULAN
11.

Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian dan bahasan pada bab-bab sebelumnya dapat

diambil kesimpulan :

13

Laporan Studi Kelayakan Tambang

PT SAPA COAL

1) PT SAPA COAL berada di wilayah kecamatan Merapi Timur, Kabupaten


Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Daerah tersebut terletak di sebelah Timur
dari Kabupaten Lahat dengan luas areal 14.558 ha Kegiatan eksplorasi ini
didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Lahat Tengah Nomor 364 Tahun
2014 tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Kepada PT
SAPA COAL.
2) Sumberdaya batubara (cadangan terukur) berjumlah sebesar 36.009.496,9 ton.
Dengan

memperhitungkan

faktor

kehilangan

saat

penambangan,

pengangkutan dan pengolahan sebesar 8%, maka cadangan yang dapat dijual
sebesar 35.000.000 ton. Keseluruhan seam pada dasarnya menunjukkan
kualitas yang hampir seragam, sehingga tidak diperlukan blending batubara.
3) Metode penambangan batubara PT SAPA COAL adalah dengan metode
tambang terbuka (surface mining).
4) Tahapan Penambangan PT SAPA COAL meliputi pembersihan lahan (land
clearing), pengupasan overburden, pemuatan lapisan tanah penutup (loading
overbuden), pengangkutan overburden, penimbunan disposal (dumping),
penggalian batubara, pemuatan batubara (loading).
5) Berdasarkan rekomendasi dari perhitungan geoteknik

maka

lereng

keseluruhan (overall slope) batas penambangan adalah 50o, dengan lereng


tunggal (bench) 60o, dan berm 8 m. Cadangan yang dapat ditambang adalah
36.009.496,9 ton.
6) Peralatan tambang yang digunakan adalah kombinasi backhoe-dump truck,
dibantu dengan bulldozer dan grader untuk perawatan jalan serta peralatan
penunjang seperti truck tangki air, pompa, fuel tank dan service truck. Waktu
kerja operasi penambangan, mencakup semua kegiatan penggalian, pemuatan,
pengangkutan dan pengolahan batubara serta spreading tanah penutup yang
direncanakan 2 shift/hari yaitu dengan jam kerja efektif 11 jam/ship.

14

Anda mungkin juga menyukai