Anda di halaman 1dari 3

1.

Motivasi Pihak yang Diaudit


Motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar

bagi auditor internal.

Dalam teori motivasi, dikenal lima kebutuhan pokok Maslow. Dan dari kebutuhan pokok
tersebut adalah keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk
diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani auditor internal dengan baik.
Kebutuhan Menjadi Bagian dari Organisasi
Menghormati Diri Sendiri dan Orang Lain
2. Hubungan dengan Gaya Manajemen
Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum. Empat gaya tersebut
meliputi gaya mengarahkan, gaya melatih, gaya mendukung, dan gaya mendelegasikan.
Menggunakan suatu pendekatan audit yang konflik dengan filosofi manajemen dari
manajemen pihak yang diaudit akan menyebabkan audit kesulitan dalam perolehan
bantuan serta kerja sama secara sukarela.
Dari empat gaya tersebut, gaya pertama dan gaya keempat merupakan gaya yang
terpenting. Pada gaya pertama, auditor seharusnya mencoba untuk bekerja sama dengan
seluruh manajemen dalam proses audit sehingga dapat meyakinkan pihak manajeman
bahwa auditor berada di pihak mereka dan mempunyai tujuan untuk mengembangkan
desain guna membantu memperbaiki operasi.
Perubahan Manajemen
Ada tiga faktor terpenting yang menimbulkan keengganan untuk melakukan
perubahan :
a. Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui.
b. Aspek birokrasi dari kenyataan perubahan.
c. Aspek ego
3. Pengelolaan Konflik
Dalam hal perubahan, konflik sering kali terjadi pada proses audit. Konflik terjadi
dalam hal lingkup (manajemen), tujuan (auditor eksternal), tanggung jawab (layanan
manajemen), dan nilai. Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang
cenderung mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang cenderung
mempertahankan lembaga atau keinginannya. Oleh sebab itu terdapat empat metode
khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu arbitrasi,
mediasi, kompromi, dan langsung.

4. Masalah-Masalah Hubungan
1

Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk
memperlakukan orang dengan lebih baik.. Konsep-konsep tersebut meliputi :
a. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu
b. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi
c. Keberagaman persepsi
d. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan
e. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir
5. Karakteristik Umum Individu
Brink dan Witt (1982) juga telah membuat suatu daftar mengenai karakteristik
kelompok individu dari orang-orang yang berada dalam berbagai tingkatan. Auditor
seharusnya mempertimbangkan hal tersebut karena hal itu berpengaruh terhadap
kepribadian, sikap, dan aktivitas. Pengetahuan dan pertimbangan atas perbedaan ini
dapat membantu untuk memastikan hubungan yang lebih harmonis.
6. Kesadaran pada Diri Sendiri
Dalam suatu situsi di mana terdapat banyak hubungan interpersonal sebagaimana
yang terdapat di dalam audit internal, adalah hal penting untuk menyadari dan
memegang teguh keseimbangan serta untuk memandang diri sendiri sebagaimana orang
lain memandangnya.
7. Komunikasi secara Efektif
Perintah seorang auditor dengan menggunakan komunikasi yang efektif
merupakan cara yang positif untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dalam
menjalankan audit. Terdapat unsur-unsur yang dipresentasikan, baik secara lisan maupun
tertulis, yang dipertimbangkan untuk memiliki hubungan perilaku yang baik.
Menghadapi Banyaknya Oposisi
Berbeda dengan penjelasan di atas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu
hubungan yang harmonis dengan pihak yang diaudit, terdapat kemungkinan bahwa
auditor harus menghadapi banyak oposisi.
8. Pelaksanaan Audit Partisipatif
Pada dasarnya, audit merupakan usaha kerja sama antara auditor dan pihak yang
diaudit. Elemen-elemen keprilakuan tersebut meliputi :
a. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.
b. Bangun suatu pendektan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai :
i. Pemrogram audit,
ii. Pelaksanaan audit.
c. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
d. Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
e. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit. Partisipasi di dalam audit
mambantu

memecahkan

berbagai

permasalahan-permasalahn

dan
2

mengoordinasikan tindakan-tindaka korektif. Seluruh keberhasilan di atas


tergantung pada kredibilitas auditor atas kejujuran.
Penggunaan Pengetahuan Keprilakuan dalam Audit
Para penulis percaya bahwa auditor internal sangat memahami organisasi mereka
sebagai akibat dari kedekatan mereka dengan para karyawan organisasi, yang
memungkinkan mereka untuk mengevaluasi bukti-bukti secara verbal dan visual yang
berhubungan dengan sikap dan perilaku secara efektif.
Diasumsikan bahwa para auditor internal dalam setiap pekerjaannya selalu
berhubungan dengan karyawan-karyawan yang ada di organisasi. Kedekatan ini
menghasilkan posisi evaluative yang memungkinkan karyawan untuk menerima atau
menolak auditor, di mana hal tersebut akan berdampak pada tingkat kebebasan auditor.
Pengalaman dan pemahaman atas aspek-aspek keprilakuan serta pertimbangan terkait
memberikan kepada auditor alat audit yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Irfan. 2010. Akuntansi Keperilakuan edisi 2, penerbit : Salemba Empatt

Anda mungkin juga menyukai