Anda di halaman 1dari 8

TERMOREGULASI SEBAGAI PROSES HOMEOSTASIS

TERMOREGULASI SEBAGAI PROSES HOMEOSTASIS

Metabolisme merupakan suatu kegiatan yang terjadi dalam sel manusia dan
hewan untuk melangsungkan kehidupan dengan menghasilkan energi.
Metabolisme di dalam sel sangat dipengaruhi oleh banyak faktor salah
satunya adalah suhu lingkungan internal. Perubahan suhu lingkungan yang
terjadi secara fluktuatif mengharuskan makhluk hidup harus mampu
menjaga keadaan suhu tubuhnya agar tetap berada pada keadaan suhu yang
optimal sehingga sel-sel tetap mampu melangsungkan kegiatan metabolisme
secara baik. Pengaturan suhu pada manusia dan hewan terhadap
perubahan suhu lingkungan terjadi secara simultan karena adanya syaraf
yang peka akan perubahan tersebut. Selain itu, ada beberapa cara yang
dilakukan manusia dan hewan untuk menjaga keadaan suhu tubuh melalui
perilaku, salah satu contohnya adalah seekor gajah berendam dalam air
sebagai bentuk perilaku yang dilakukan untuk merespon keadaan suhu
tubuhnya yang meningkat.

Menjaga keadaan suhu tubuh agar tetap berada pada keadaan optimal
bukanlah hal sederhana yang mudah dilakukan oleh manusia dan hewan.
Tentu ada beberapa proses yang terkait erat dengan proses pengaturan suhu
tubuh pada manusia dan hewan ini. Banyaknya jenis hewan seperti amfibia,
invertebrata, mamalia, dan jenis yang lain tentu memiliki proses dan cara
yang berbeda dalam pengaturan suhu tubuhnya. Pengetahuan tentang
istilah homeostasis dan termoregulasi, proses fisik yang terkait erat dengan
pertukaran panas dalam tubuh, bagaimana penyesuaian fisiologis dan
perilaku terhadap perubahan suhu lingkungan dalam pengaturan suhu tubuh,
dan bagaimana proses pengaturan suhu tubuh pada jenis-jenis hewan
termasuk manusia sangat penting untuk kita pahami bersama.

Suhu tubuh sangat mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi dalam


sel, metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan
internal baik pada hewan maupun manusia. Contoh, laju respirasi seluler
meningkat seiring peningkatan suhu sampai titik tertentu dan kemudian
menurun ketika suhu itu sudah cukup tinggi. Suhu dalam lingkungan internal
harus sesuai dengan kisaran suhu yang dibutuhkan agar sel-sel mampu
berfungsi dengan baik. Pemeliharaan suhu tubuh di dalam kisaran yang
membuat sel-sel mampu befungsi secara efisien disebut dengan
termoregulasi. Kemampuan tubuh untuk memelihara kestabilan dan

kesetimbangan dikenal dengan istilah homeostasis.

Semua organisme, dan juga semua benda mempertukarkan panas dengan


lingkungan eksternalnya melalui empat proses fisik, konduksi, konveksi,
evaporasi, dan radiasi.

Gambar 1. Kehilangan panas pada hewan


Sumber: (Campbell et al. 1999)

Konduksi adalah perpindahan langsung gerakan termal (panas) atara


molekul-molekul lingkungan dengan molekul-molekul permukaan tubuh.
Panas akan dihantarkan dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu
lebih rendah. Hal ini merupakan suatu alasan mengapa kita dapat dengan
cepat menyejukkan tubuh kita dengan berdiri atau berendam dalam air dingi
selama musim panas.

Konveksi adalah perpindahan panas melalaui pergerakan udara atau cairan


melawati permukaan tubuh, seperti kesejukan dan kenyamanan yang
dirasakan seseorang karena kipas angin selama hari-hari panas, walaupun
sebagian besar dari pengaruh ini disebabkan pendinginan melalui evaporasi.

Evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas


tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan
kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak
berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari. Hal
ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16
kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi
akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan sistem
pernafasan. Evaporasi air dari seekor heawan member efek pendingin yang
signifikan pada permukaan hewan itu.

Radiasi adalah pancaran gelombang elektromegnetik yang dihasilkan oleh


semua benda-benda yang lebih hangat dari suhu absolute nol. Radiasi dapat
memindahkan panas dari benda-benda yang tidak melakukan kontak secara
langsung. Pada manusia dan hewan radiasi adalah mekanisme kehilangan
panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang
inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 20
mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh.

Manusia dan hewan pada proses termoregulasi mengatur suhu tubuhnya


dengan menggunakan beberapa kombinasi dari empat kategori umum
adaptasi:
1.
Penyesuaian laju pertukaran panas antara hewan dan lingkungan
sekitarnya. Salah satu contoh mekanisme yang mengatur pertukaran panas
umumnya melibatkan adaptasi sistem sirkulasi. Sebagai contoh, banyak
hewan endotermik dan beberapa hewan eksotermik dapat mengubah jumlah
darah yang mengalir kekulitnya. Peningkatan aliran darah umumnya
disebabkan oleh vasodilatasi, yaitu peningkatan diameter pembuluh darah
superfisal (pembuluh darah yang paling dekat dengan permukaan tubuh).
Sinyal saraf umumnya menyebabkan otot berelaksasi, dan lebih banyak
darah yang mengalir melallui pembuluh itu. Ketika hal ini terjadi, lebih
banyak panas dipindahkan kelingkungan melalui konduksi, konveksi, dan
radiasi. Penyesuaian lainnya adalah vasokonstriksi dengan menurunkan
diameter pembuluh darah superficial untuk menurunkan aliran sehingga
dapat me-nurunkan hilangnya panas.
2.
Pendinginan melalui kehilangan panas evaporatif. Hewan kehilangan
air melalui pernapasan dan melalui kulit. Jika kelembaban cukup rendah, air
akan menguap dan hewan akan kehilangan panas dengan cara pendinginan
melalui evaporasi. Evaporasi dari sistem pernapasan dapat ditingkatkan
dengan cara panting (menjulurkan lidah keluar). Pendinginan melalui kulit
dapat ditingkatkan dengan cara berendam atau berkeringat.

Gambar2. Gajah saat bathing


Sumber: https://www.google.co.id

3.
Respon perilaku, banyak hewan dapat meningkatkan atau menurunkan
panas dengan cara berpindah tempat. Mereka akan berjemur di bawah terik
matahari atau pada batu panas selama musim dingin, menemukan tempat

sejuk dan lembab atau masuk ke dalam lubang di dalam tanah ketika musim
panas, atau bahkan bermigrasi ke lingkungan yang lebih sesuai.
4.
Perubahan laju produksi panas metabolik. Kategori ini hanya berlaku
pada hewan endotermik, khususnya mamalia dan unggas. Adaptasi
termoregulasi ini hanya berlaku pada hewan endotermik khusunya mamalia
dan unggas.

Penyesuaian suhu tubuh pada invertebrata

Sebagian besar invertebrata mempunyai sedikit kontrol atas suhu tubuh,


tetapi beberapa diantaranya menyesuaikan suhu tubuhnya melalui
mekanisme perilaku atau fisiologis. Sebagai contoh, lebah madu
menggunakan suatu mekanisme tambahan yang bergantung pada organisasi
sosial untuk meningkatkan suhu tubuh. Pada cuaca dingin mereka
meningkatkan pergerakannya dan ber-kerumun bersama, sehingga akan
menahan hilangnya panas. Lebah madu mempertahankan suhu tubuh yang
relatif konstan dengan cara mengubah kerapatan kerumunan tersebut.

Penyesuaian tubuh pada amfibia dan reptilia

Amfibia dan reptilia umumnya adalah hewan eksotermik dengan laju


metabolisme yang relatif rendah yang hanya sedikit berpengaruh pada suhu
tubuh normal. Kisaran suhu optimum amfibia bervariasi seirimg dengan
variasi spesies. Amfibia menghasilkan panas sangat sedikit, dan sebagian
besar dari mereka ke-hilangan sengat cepat melalui evaporasi dari
permaukaan tubuhnya, sehingga he-wan tersebut sangat sulit untuk
mengontrol suhu tubuh. Akan tetapi, adaptasi pe-rilaku memungkinkan
amfibia untuk memperthankan suhu tubuhnya dalam suatu kisaran yang
memuaskan selama sebagian waktu dengan cara berpindah ke lokasi
dimana panas matahari tesdia atau ke dalam air. Contoh, ketika sekelilingnya
ter-lalu panas, hewan akan mencari lingkungan yang lebih sejuk, seperti
daerah te-duh. Beberapa amfibia, seperti bullfrog, dapat memvariasikan
jumlah mucus yang diekskresikan dari pemukaan tubuhnya, yang merupakan
suatu respons fisiologis yang mengatur pendinginan melalui evaporasi.

Reptilia menghangatkan tubuh terutama dengan cara adaptasi perilaku.

Reptilia mencari tempat-tempat hangat, mengarahkan diri ke arah sumber


panas untuk meningkatkan pengambilan panas dan memperluas permukaan
tubuh yang terpapar ke sumber panas. Akan tetapi, reptilia tidak hanya
memaksimalkan pe-ngambilan panas, reptilia berperilaku agar benar-benar
dapat mengatur suhu tu-buhnya di dalam satu kisaran tertentu. Contoh, jika
cahaya terlalu hangat, seekor kadal akan duduk secara bergantian di bawah
matahari dan di bawah naungan atau membalik tubuh ke arah lain, sehingga
mengurangi luas permukaan yang terpapar ke matahari. Dengan mencari
tempat yang sesuia, banyak reptilia mempertahan-kan suhu tubuh sangat
stabil.

Penyesuaian suhu pada ikan

Suhu tubuh sebagian besar ikan umumnya berada di dalam kisaran 1 oC- 2
oC dari suhu air sekitarnya. Panas metabolisme yang dibangkitkan oleh otot
renang hilang ke air sekitarnya ketika darah melalui insang, dan aorta dorsal
besar mengirimkan darah itu secara langsung dari insang kearah dalam,
yang mendinginkan tubuh bagian dalam tubuh. Ikan tuna bluefin, ikan
pedang, dan ikan hiu putih besar otot renangnya menghasilkan panas
metabolik yang cukup untuk meningkatkan suhu tubuh pada bagian dalam
tubuh, dan adaptasi sistem sirkulasi mempertahankan panas tersebut. Arteri
besar mengirimkan sebagian besar darah dingin dari insang ke jaringan
persis di bawah kulit. Cabang-cabang arteri mengirimkan darah ke otot
dalam, di mana pembuluh kecil disusun menjadi penukar panas lawan arus.
Endotermik meningkatkan aktivitas ikan yang terus menerus itu dengan cara
menjaga otot renang beberapa derajat lebih hangat dibandingkan denga
jaringan yang berada dekat dengan permukaan hewan itu, yang kira-kira
mempunyai suhu dengan air sekitarnya. Hipotesis yang ada saat ini adalah
bahwa endotermik pada ikan berkembang sebagai suatu adaptasi untuk
mencari makanan di laut dingin.

Penyesuaian suhu mamalia dan unggas

Mamalia dan unggas umumnya mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan
memiliki kisaran suhu tubuh sekitar 36oC-38oC untuk sebagian besar
mamalia dan sekitar 40oC-42oC untuk sebagian besar burung.
Mempertahankan suhu dalam kisaran yang sempit ini memerlukan
kemampuan secara ketat untuk menjaga keseimbangan laju produksi panas

metabolisme dengan laju kehilangan panas atau perolehan panas dari


lingkungan luarnya. Laju produksi panas dapat ditingkatkan melalui
meningkatkan kontraksi otot ( dengan cara bergerak atau menggigil) atau
dengan kerja hormon yang meningkatkan laju metabolisme dan produksi
panas sebagai pengganti ATP.
Mamalia dan burung mempunyai beberapa mekanisme yang mengatur pertukaran panas dengan lingkungan, termasuk mekanisme vasodilatasi dan
vaso-kontriksi. Sebagian besar mamalia dan burung darat bereaksi terhadap
keadaan dingin dengan menegakkan bulu atau rambutnya sehingga menjerat
lapisan udara diam yang lebih tebal untuk menjaga suhu tubuhnya. Manusia
lebih banyak mengandalkan lapisan lemak persis dibawah kulit sebagai
insulasi melawan kehilangan panas.

Gambar 3. Kulit sebagai suatu organ termoregulasi


Sumber: (Campbell et al. 2008)

Mamalia laut seperti paus dan anjing laut banyak menghabiskan waktu di
dalam air yang lebih dingin daripada suhu tubuhnya tetap mampu
mempetahankan suhu tubuhnya sekitar 36oC-38oC dan mempunyai laju
metabolisme yang dekat dengan laju metabolisme mamalia darat dengan
ukuran yang sama karena mem-punyai lapisan insulasi lemak yang sangat
tebal yang disebut blubber, persis di bawah kulit.

Pada iklim panas, mamalia, dan unggas darat sangat mengandalkan pendinginan melalui evaporasi. Painting atau menjulurkan lidah keluar adalah hal
yang penting pada sebagian burung dan mamalia, dan beberapa burung
memiliki kantung yang banyak dialiri oleh pepmbuluh darah di dasar
mulutnya, mengem-bang kempiskan kantung itu akan meningkatkan
evaporasi. Banyak di antara ma-malia darat mempunyai kelenjar keringat,
yang dikontrol oleh sistem saraf (lihat gambar 3). Mekanisme lain yang
memperbanyak pendinginan melalui evaporasi meliputi penyebaran saliva
pada permukaan tubuh, yang merupakan adaptasi be-berapa kanguru dan
hewan pengerat untuk mengatasi cekaman panas yang hebat. Beberapa
kelelawar menggunakan baik saliva maupun urin untuk meningkatkan
pendinginan melalui evaporasi.

Termoregulasi pada manusia

Pengaturan suhu tubuh manusia dan mamalia darat lainnya merupakan contoh suatu sistem homeostasis kompleks yang fasilitasi oleh mekanisme
umpan balik. Sel-sel saraf yang menagtur termoregulasi, dan juga sel-sel
saraf yang me-ngontrol banyak aspek lain dari homeostasis terpusat di
hipotalamus. Hipotalamus memiliki termofosfat yang merespon pada
perubahan suhu di atas dan di bawah kisaran suhu normal dengan cara
mengaktifkan mekanisme yang memperbanyak hilangnya panas atau
perolehan panas (lihat gambar 4).

Sel-sel saraf yang mengindera suhu tubuh terletak pada kulit, hipotalamus itu
sendiri, dan beberapa bagian lain sistem saraf. Beberapa diantaranya adalah
resep-tor panas yang memberi sinyal kepada termofosfat hipotalamus ketika
suhu kulit atau darah meningkat dan reseptor dingin yang mensinyal
termofosfat ketika suhu turun. Termofosfat itu merespon terhadap suhu tubuh
di bawah kisaran normal dan menghambat mekanisme kehilangan panas
serta mengaktifkan mekanisme penghematan panas seperti vasokonstriksi
pembuluh superfisial dan berdirinya bulu atau rambut, sementara
merangsang mekanisme yang membangkitkan panas (termogenesis melalui
menggigil dan tanpa menggigil). Sebagai respon terhadap suhu tubuh yang
meningkat, termofosfat mematikan (menginaktifkan) mekanisme
penghematan panas dan meningkatkan pendinginan tubuh melalui
vasodilatasi, berkeringat, atau painting.

Gambar 4. Fungsi Termofosfat hipotalamus dan mekanisme umpan-balik pada


termoregulasi pada manusia
Sumber: (Campbell et al. 2008)

Referensi:

Campbell, Neil A. at al. 1999. Biologi (edisi ketiga). San Francisco. Pearson
Educatio, Inc.

___________________. 2008. Biology (eight edition). San Francisco. Pearson


Education, Inc.

Maria P, Yohana. 2012. Laporan praktikum pengaturan suhu endoterm.


Surabaya. Universitas Air Langga. (Network) diakses pada 1 Desember 2012
melalui:http://www.scribd.com/doc/75868775/Laporan-Termoregulasi-PadaManusia

Anda mungkin juga menyukai

  • Metode Pekerjaan
    Metode Pekerjaan
    Dokumen22 halaman
    Metode Pekerjaan
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • BAB I Tempe
    BAB I Tempe
    Dokumen5 halaman
    BAB I Tempe
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Https
    Https
    Dokumen1 halaman
    Https
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Wa: 0853 6668 2326 HP: 085368061755
    Wa: 0853 6668 2326 HP: 085368061755
    Dokumen1 halaman
    Wa: 0853 6668 2326 HP: 085368061755
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Desa Blang Pandak Kecamatan Tangse Kab
    Desa Blang Pandak Kecamatan Tangse Kab
    Dokumen1 halaman
    Desa Blang Pandak Kecamatan Tangse Kab
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Makalah PAKEM
    Makalah PAKEM
    Dokumen18 halaman
    Makalah PAKEM
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Document Daftar Pustaka
    Document Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Document Daftar Pustaka
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cadek
    Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cadek
    Dokumen12 halaman
    Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cadek
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Qasam
    Ilmu Qasam
    Dokumen8 halaman
    Ilmu Qasam
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Front Pages
    Front Pages
    Dokumen7 halaman
    Front Pages
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Termos 1
    Termos 1
    Dokumen14 halaman
    Termos 1
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Ayam Petelur 2007
    Ayam Petelur 2007
    Dokumen18 halaman
    Ayam Petelur 2007
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • In Do Plasma
    In Do Plasma
    Dokumen3 halaman
    In Do Plasma
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Skeleton
    Skeleton
    Dokumen17 halaman
    Skeleton
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Donor Darah
    Donor Darah
    Dokumen8 halaman
    Donor Darah
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Dengan Kesehatan
    Komunikasi Dengan Kesehatan
    Dokumen2 halaman
    Komunikasi Dengan Kesehatan
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Komponen Elektronika
    Komponen Elektronika
    Dokumen12 halaman
    Komponen Elektronika
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • In Do Plasma
    In Do Plasma
    Dokumen3 halaman
    In Do Plasma
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ergonomi
    Makalah Ergonomi
    Dokumen43 halaman
    Makalah Ergonomi
    Dicky Chandra Surya
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik 2003
    Alat Musik 2003
    Dokumen2 halaman
    Alat Musik 2003
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Daur Materi
    Daur Materi
    Dokumen14 halaman
    Daur Materi
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ergonomi
    Makalah Ergonomi
    Dokumen43 halaman
    Makalah Ergonomi
    Dicky Chandra Surya
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik 2003
    Alat Musik 2003
    Dokumen2 halaman
    Alat Musik 2003
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Alat Musik 2003
    Alat Musik 2003
    Dokumen2 halaman
    Alat Musik 2003
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat
  • Surah Al-Humazah
    Surah Al-Humazah
    Dokumen8 halaman
    Surah Al-Humazah
    Andika Pratama Andika
    Belum ada peringkat