Anda di halaman 1dari 15

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Percobaan


Hasil pengukuran temperatur dan tegangan pada saat pencairan es dan
pendidihan air dengan menggunakan dua alat pengukur temperatur, disajikan pada
Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil pengukuran temperatur dan tegangan pada saat pencairan es dan
pendidihan air

No.

Waktu
(s)

Termokopel
(C)

Termometer
(C)

Tegangan
(mV)

Keterangan

1.

-0,5

1,90

Es

2.

-0,6

1,74

3.

-0,1

2,01

4.

-0,5

2,00

5.

-0,2

2,03

6.

1,1

2,07

7.

-0,7

2,10

8.

-0,6

2,21

9.

-0,6

2,34

10.

-0,6

2,30

11.

10

-0,6

2,40

12.

11

-0,6

2,47

13.

12

-0,6

2,50

14.

13

-0,6

2,51

15

14

2,40

16.

15

-0,2

2,70

17.

16

-0,4

2,77

18.

17

-0,3

2,84

19.

18

-0,3

2,80

20.

19

-0,3

2,06

21.

20

-0,3

2,10

22.

21

-0,3

2,10

23.

22

1,3

2,13

24.

23

3,0

2,10

25.

24

1,4

2,20

26.

25

0,4

2,23

27.

26

0,4

2,25

28.

27

0,6

2,20

29.

28

3,4

2,27

30.

29

3,2

2,35

31.

30

3,7

2,37

32.

31

4,7

2,41

33.

32

5,1

2,32

34.

33

4,4

2,51

35.

34

4,6

2,47

36.

35

4,8

2,40

Es mulai mencair

37.

36

5,2

2,54

38.

37

5,6

2,55

39.

38

5,8

2,60

40.

39

6,1

2,60

41.

40

6,7

2,57

42.

41

7,3

2,64

43.

42

8,0

2,65

44.

43

8,8

10

2,62

45.

44

9,6

11

2,60

46.

45

10,8

12

2,60

47.

46

11,5

13

2,70

48.

47

12,3

13

2,70

49.

48

13,1

14

2,71

50.

49

13,7

15

2,95

51.

50

14,7

16

2,91

52.

51

15,2

16

2,90

53.

52

15,7

17

2,90

54.

53

16,3

17

2,89

55.

54

16,6

18

2,96

56.

55

17,3

18

2,87

57.

56

17,8

19

2,84

58.

57

18,2

19

2,97

59.

58

18,6

19

2,87

60.

59

19,0

20

2,80

Es sudah cair

61.

60

19,3

20

2.95

seluruhnya

62.

61

23,2

22

2,91

Pemanasan air

63.

62

24,9

25

2,92

dimulai

64.

63

31,1

31

2,91

65.

64

39,3

38

3,07

66.

65

46,1

45

3,27

67.

66

52,6

51

3,26

68.

67

57,5

57

3,23

69.

68

63,0

63

3,20

70.

69

67,8

67

3,20

71.

70

71,6

71

3,35

72.

71

75,7

75

3,32

73.

72

79,0

78

3,37

74.

73

80,8

79

3,47

75.

74

82,8

82

3,45

76.

75

85,2

83

3,46

77.

76

85,8

85

3,30

78.

77

87,1

85

3,30

79.

78

88,5

86

3,36

80.

79

88,7

87

3,15

81.

80

88,4

88

3,25

82.

81

89,0

87

3,31

83.

82

89,0

87

3,44

84.

83

89

87

3,11

85.

84

89,1

87

3,37

86.

85

89,3

87

3,41

87.

86

89,2

87

3,35

88.

87

90,1

88

3,41

89.

88

90,1

91

3,30

90.

89

95,6

94

3,40

91.

90

96,5

94

3,41

92.

91

96,5

94

3,55

93.

92

96,9

94

3,46

Air mendidih

3.2

Pembahasan

3.2.1 Pengukuran Temperatur Es menjadi Air


Dalam pengukuran temperatur es menjadi air digunakan dua buah alat ukur
yaitu thermometer raksa dan termokopel. Dalam proses ini temperature es diukur
dan kemudian membandingkan hasil pengukuran kedua alat sampai es mencair.
Adapun perbandingan pengukuran suhu termometer raksa dan
disajikan dalam gambar 3.1.

termokopel

25
20
15
Suhu (C) 10

Termokopel
termometer

5
0
-5

10

20

30

40

50

60

70

Waktu (menit)

Gambar 3.1 Perbandingan hasil pengukuran temperatur antara termometer dan


termokopel
Dari gambar 3.1 dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan pengukuran suhu
pada alat termometer dan termokopel, pada titik awal suhu termokopel -0,50C dan
termometer raksa menunjukkan suhu pada 20C perbedaan ini terjadi karena alat
ukur termokopel memiliki Range pengukuran yang lebar.
Dari gambar 3.1 juga dapat diketahui bahwa termokopel memiliki tingkat
kenaikan suhu yang cepat dari pada termometer raksa, hal ini karena termokopel
mempunyai kelebihan respon terhadap perubahan suhu yang cepat. Prinsip kerja
dari alat termokopel adalah mengukur suhu berdasarkan perubahan temperatur
menjadi sinyal listrik. Bila antara titik referensi dan titik ukur terdapat perbedaan
temperatur, maka akan timbul GGL yang menyebabkan adanya arus pada
rangkaian.
Bila titik referensi ditutup dengan cara menghubungkannya dengan sebuah
alat pencatat maka penunjukan alat ukur akan sebanding dengan selisih
temperatur antara ujung panas (titik ukur) dan ujung dingin (titik referensi).
Prinsip kerja alat termometer raksa adalah berdasarkan perubahan volume air

raksa akibat adanya kenaikan ataupun penurunan temperature (Purba, 2012).


Berikut disajikan rumus hubungan tegangan terhadap perubahan temperatur
(Asih,2011).

V = S T
Dengan V adalah

perubahan

tegangan, S adalah

koefisien

seebeck,

dan T adalah perubahan suhu. Sehingga S(seeback) adalah :

S=

V
T

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa S adalah slope (y/x)yang


dicari dengan memplot tegangan vs temperatur yang diperoleh persamaan regresi
non linear y = 0,0362X + 2,2772 yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.

3.5
3

f(x) = 0.04x + 2.28


2.5 R = 0.59
2
Tegangan (mV)

1.5
1
0.5
0
-5

10

15

20

25

Temperatur (C)

Gambar 3.2 Hubungan antara tegangan dan temperatur

Berdasarkan Gambar 3.2 seebeck yang dihasilkan adalah sebesar 0,0362


mV/oC yang berarti untuk kenaikan/penurunan tegangan adalah setiap perubahan
temperature. Dari nilai seebeck kita dapat mencari termokopel jenis apa yang
digunakan, karena seebeck dapat dikatakan sebagai sensitivitas suatu termokopel
terhadap perubahan suhu. Namun dari seebeck yang dihasilkan, tidak
menunjukkan termokopel jenis apa yang digunakan. Biasanya macam macam
termokopel memiliki sensitivitas tersendiri. Berdasarkan karakteristik termokopel
yang umum digunakan dan murah, maka dapat diketahui jenis termokopel
tersebut adalah termokopel tipe K dengan material penyusun Ni-Cr dan Ni-Al,
temperatur kerja -2700C sampai 13500C dan sensivitas 40,6 V/0C.
3.2.1 Pengukuran Temperatur Air Sampai Air Mendidih
Sama halnya pengukuran temperatur es menjadi air, pengukuran suhu air
sampai mendidih digunakan juga dua buah alat ukur yaitu termometer raksa dan

termokopel. Adapun perbandingan antara pengukuran suhu termometer raksa dan


termokopel disajikan dalam Gambar 3.3.

120
100
80
Temperatur (C)

60
Termokopel
40

Termometer

20
0
0

10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)

Gambar 3.3

Perbandingan

hasil

pengukuran

temperatur

antara

termometer dan termokopel

Berdasarkan Gambar 3.3 dapat diketahui bahwa perbandingan antara


pengukuran suhu pada termometer raksa dan termokopel tidak jauh berbeda. Hal
ini disebabkan karena raksa memiliki konduktivitas yang tinggi (penghantar panas
yang baik) atau jika raksa dapat terpanasi secara merata, maka dapat menunjukkan
suhu dengan cepat. Pada termokopel pembacaan nilai suhu ditampilkan langsung
dalam bentuk angka yang tertera pada display digital. Termokopel prinsip
kerjanya digital dan tidak manual, lebih modren dibanding termometer raksa.
Berdasarkan Gambar 3.3 juga dapat diketahui bahwa termokopel memiliki
tingkat kenaikan suhu yang lebih cepat dibandingkan dengan termometer raksa.

Hal ini disebabkan karena termokopel memiliki respon yang cepat terhadap
perubahan suhu.
Prinsip kerja termokopel cukup mudah dan sederhana yaitu mengukur
suhu berdasarkan perubahan temperatur dan merubahnya menjadi sinyal listrik.
Bila antara titik referensi dan titik ukur terdapat perbedaan temperatur, maka akan
timbul GGL yang menyebabkan adanya arus pada rangkaian. Bila titik referensi
ditutup dengan cara menghubungkannya dengan sebuah alat pencatat maka
penunjukan alat ukur akan sebanding dengan selisih temperatur antara ujung
panas (titik ukur) dan ujung dingin (titik referensi).
Termokopel terdiri dari dua buah kawat yang kedua ujungnya disambung
sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari suhu,
diketahui sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage, yang
ditemukan oleh Thomas Seebeck (1921). Hubungan antara tegangan dan
pengaruhnya terhadap suhu masing-masing titik pertemuan dua buah kawat adalah
linear. Walaupun begitu, untuk perubahan suhu yang sangat kecil, tegangan pun
akan terpengaruh secara linear atau dirumuskan sebagai berikut:
V = S T
Dengan V adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck dan T
adalah perubahan suhu. Nilai S akan berubah dengan perubahan suhu, yang
berdampak pada nilai keluaran berupa tegangan termokopel tersebut dan nilai S
akan bersifat non-linear di atas rentang tegangan dari termokopel tersebut.
Sehingga S ialah:

S=

V
T

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa S adalah slope (y/x)yang


dicari dengan memplot tegangan vs temperatur yang diperoleh persamaan regresi
non linear y = 0.0061x + 2.8313 yang ditunjukkan pada Gambar 3.4.

4
3.5
3

f(x) = 0.01x + 2.83


R = 0.65

2.5
Tegangan (mV)

2
1.5
1
0.5
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Temperatur (C)

Gambar 3.4 Hubungan antara tegangan dan temperatur

Berdasarkan Gambar 3.4 Seebeck yang dihasilkan adalah sebesar 0,0061


mV/ oC. Dari nilai seebeck maka dapat dicari termokopel jenis apa yang
digunakan, karena seebeck dapat dikatakan sebagai sensitivitas suatu termokopel
terhadap perubahan suhu. Namun dari seebeck yang dihasilkan, tidak
menunjukkan termokopel jenis apa yang digunakan. Berdasarkan karakteristik
termokopel yang umum digunakan dan murah, maka dapat diketahui jenis
termokopel tersebut adalah termokopel tipe K dengan material penyusun Ni-Cr
dan Ni-Al, temperatur kerja -2700C sampai 13500C dan sensivitas 40,6 V/0C.

Anda mungkin juga menyukai