Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP CEMAS

OLEH :
HERNI SULASTIEN
100 80 18

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


KARYA HUSADA SEMARANG
PROGRAM NERS
2011

LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KECEMASAN
A. Pengertian
Kecemasan adalah suatu perasaan kuatir yang samar, sumbernya seringkali tidak spesifik
atau tidak di ketahui oleh individu tersebut (Mary C Towserd, 1998).
Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas penyebabnya (Singgih d Gunarsa,
1989).
(Perry dan Potter, 2002)
B. Penyebab Kecemasan
Menururt (Mary C Towserd, 1998) penyebab kecemasan antara lain:
1). Teori Biologi
Biokimia dan neurofisiologis perpengaruh pada etiologi dan kelainan-kelainan.
Genetika penyelidikan akhir-akhir ini mengidentifikasi bahwa kelainan kecemasan
paling sering ditemukan pada populasi umum.
2) Teori Psikososial
Psikodinamik : teori ini menganggap prediposisi untuk kelainan kecemasan saat
tugas diberikan untuk tahap perkembangan awal belum terpecahkan.
Interpersonal : respon kecemasan untuk kesuksesan dalam hubungan interpersonal
berhasal dari hubungan awal orang tua dalam perawatan anak.
Sosiokultural : bahwa kelainan kecemasan dipengaruhi oleh suatu kontraindikasi
yang banyak terjadi dalam masyarakat yang mengkonstribusikan perasaan tidak
aman.
3) Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi, anak, remaja
(Perry dan Potter, 2002)
C. Tingkat kecemasan
1). Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah kecemasan normal dimana motivasi individu pada keseharian
dalam batas kemampuan untuk melakukan dan memecahkan masalah, karakteristik dari
kecemasan ringan adalah gelisah, perubahan nafsuh makan, pengulangan pertanyaan,
mudah marah, peningkatan kewaspadaan.

2) Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang adalah cemas yang mempengaruhi pengetahuan baru dengan
penyempitan lapang persepsi sehingga individu kehilangan pegangan tetapi dapat
mengikuti pengarahan dari orang lain, karakteristik dari kecemasan sedang adalah
ketidak nyamanan, perubahan dalam nada suara, tekanan darah meningkat, gemetaran.
3) Kecemasan Berat
Kecemasan berat adalah dimana lapang pandang dipersmpit sampai titik dimana
individu tidak dapat memecahkan atau mempelajari masalah, karakteristik dari
kecemasan berat adalah perasaan terancam, mual, muntah, ketidakmampuan
konsentrasi, pusing dan diare atau kontipasi.
(Perry dan Potter, 2002)
D. Penilaian Tingkat Kecemasan
Untuk test kecemasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan langsung,
mendengarkan cerita serta mengobservasinya, terutama perilaku non verbal. Hal ini
berguna untuk menentukan adanya kecemasan dan tingkat kecemasannya (Maramis,
1995).
Dalam penilaian kecemasan dipakai skor HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang
dianggap baku, gejala-gejala yang tercantum pada HARS terdiri dari 14 item dengan
1)

perincian sebagai berikut :


Perasaan Cemas
1. Firasat buruk
2. Takut pada pikiran sendiri
3. Mudah tersinggung

2)

3)

Ketegangan

Merasa tegang

Lesu

Mudah terkejut

Tidak bisa istirahat dengan nyenyak

Mudah menangis

Gemetar

Gelisa

Ketakutan

Pada gelab
Ditinggal sendiri
Pada orang asing
Pada binatang besar
Pada kerumunan orang banyak
4)

Gangguan Tidur
Sukar masuk tidur
Terbangun malam hari
Tidak pulas
Mimpi buruk

5)

Gangguan kecerdasan
Daya ingat menurun
Sering bingung

6)

Perasaan Depresi
Kehilangan minat
Berkurangnya kesenangan pada hobi
Sedih
Bangun dini hari
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari

7). Gejala Somatik


Nyeri otot
Kaku
Gigi gemeretak
Iman tidak stabil
8). Gejala Sensorik
Penglihatan kabur
Merasa lemah
9). Gejala kerdiovaskuler
Berdebar-debar
Nyeri dada

Denyut nadi lemas


Rasa lemah seperti mau pingsan
10). Gejala Pernafasan
Rasa tertekan didada
Perasaan tercekik
Merasa sesak
11).Gejala Gastroinsterinal
Sulit menelan
Gangguan pencernaan
Mual-munta
Berat badan berkurang
Konstipasi
12) Gejala Urogenitalia
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Amenorrhoe
Impoten
13). Gejala Vegetatif / Otonom
Mulut kering
Muka kering
Mudah berkeringat
Sakit kepala
Bulu roma berdiri
14). Perilaku Saat Wawancara
Gelisah
Tidak tenang
Muka tegang
Mengerutkan kepala
Jari gemetar
Muka marah

Napas pendek

Penentuan derajat kecemasan adalah:


Apabila skore <6 maka tidak ada kecemasan
Apabila skore 6-14 terdapat kecemasan ringan
Apabila skore 15-27 terdapat kecemasan sedang
Apabila skore > 27 terdapat kecemasan berat
Cara penilaian tingkat kecemasan :
0

apabila tidak ada gejala sama sekali

1.

apabila satu dari gejala yang ada

2.

apabila separuh dari gejala yang ada

3.

apabila lebih dari separuh dari gejala yang ada

4.

apabila semua ada gejala


(Perry dan Potter, 2002)

E. Patofisiologi
Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab lainnya
adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit otoimun atau tumor
yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit pembuluh darah (misalnya
radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun seperti metanol dan timah
hitam dapat menyebabkan kerusakkan saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga
dikarenakan penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan
karena gangguan sistem kekebalan tubuh.
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat
sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu.
Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih
baik. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika
serangan ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan
sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis
multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen penderita
neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan

pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. Ada


hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang
tidak mengalami sklerosis multipel maka separuh dari mereka yang mengalami
gangguan penglihatan akibat neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15
tahun.
F. Pathway
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian kecemasan fokus pada sistem Integritas Ego:
Gejala (subyektif):
Faktor stress
Cara menangani stress
Masalah-masalah financial
Status hubungan
Perasaan : ketidakberdayaan dan keputus asaaan
Tanda (obyektif)
Status emosional
Respon-respon fisiologi
(Tarwoto dan Wartonah, 2000)
H. Diagnosa keperawatan
Kecemasan
I. Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
(NANDA)
Kecemasan
Data Subyektif
Klien mengatakan :
Tidak bisa tidur
Resah, gelisah
Perasaan tidak menentu
Merasa khawatir
Ekspresi yang mendalam
terhadap perubahan
kondisi
Data Obyektif
Penurunan produktivitas
Kewaspadaan meningkat
Kontak mata buruk
Peningkatan keringat
Wajah tegang
Peningkatan tekanan darah

Tujuan Keperawatan
(NOC)
Cemas terkontrol
Koping meningkat
Setelah dilakukan asuhan kepera
watan selama......x 24 jam :
Klien melaporkan dapat tidur
nyenyak, merasa rileks
Klien mampu mempertahan kan
ADL meskipun ada kecemasan
Klien mampu memfokuskan/
mempertahankan perhatian saat
berinteraksi.
Klien mampu menggunakan
koping yang konstruktif
Klien menunjukkan ketrampilan
interaksi sosial yang efektif
Klien mampu mengungkapkan
perasaan negatif secara tepat

Rencana Tindakan
(NIC)
Pengurangan Kecemasan
Identifikasi tingkat dan
faktor penyebab kecemasan
Bina hubungan saling
percaya
Bantu dan dampingi klien
untuk mengungkapkan
perasaan dan masalah yang
dialami
Tunjukkan rasa empati,
kehangatan, rasa aman dan
nyaman pada saat melaksa
nakan tindakan keperawatan.
Ajarkan dan dorong klien &
keluarga untuk menggunakan
tehnik distraksi dan relaksasi
Sarankan kepada klien terapi
alternatif untuk mengurangi
ansietas yang dialami klien
Berikan pengobatan untuk

Sulit berkonsentrasi /
gerakan berlebihan.

mengurangi ansietas,sesuai
proram medis.
Peningkatan koping
Ajarkan koping konstruktif
pada klien dan keluarga
tentang cara mengalihkan rasa
cemas
Berikan penguatan yang
positif saat klien mampu
melakukan akvitas sehari-hari.
Kolaborasi dgn Tim Medis
untuk berikan informasi
faktual menyangkut diagnosis,
prognosis, pengobatan ,
perawatan, prognosis penyakit
dan program terapi.
Nama Perawat
(.....................................)
(Wilkinson M J. 2007)

DAFTAR PUSTAKA
Perry dan Potter, 2002, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit buku kedokteran :EGC
Tarwoto dan Wartonah, 2000, Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Medika Salemba : Jakarta
Wilkinson M J. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Ktriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai