Anda di halaman 1dari 7

8.

SUSUNAN SARAF TEPI

Dalam sistem saraf perifer ini akan dibahas: Serabut saraf, Ganglion dan akhiran
saraf.

I. SERABUT SARAF

Yang dimaksudkan serabut saraf yaitu biasanya axon yang memiliki selubung
tipis yaitu : nerolema atau selubung Schwann, yang merupakan lembaran
protoplasma sel-sel schwann yang berasal dari crista neuralis. Di bawah selubung
schwann terdapat selubung mielin.
Pada serabut saraf yang bermialin pada jarak tertentu selubung mengecil
membentuk simpul yang dinamakan Nodus Ranvier, di mana nerolema juga
mengikutinya .
Serabut saraf bermialin di perifer agak berbeda dengan yang ada dipusat susunan
saraf dalam hal nerolemanya, yaitu diselubungi oleh sel schwann sedang di
susunan saraf pusat oleh sel oligodendroglia.

Kalau dendrit dibandingkan terhadap axon, maka axon jauh lebih panjang dari
pada dendrit. Lagi pula diameter axon relatif tetap sampai ujungnya, sedangkan
diameter dendrit akan mengecil apabila menjahui pangkalnya. Ujung axon akan
bercabang – cabang sebagai pohon dinamakam telodendria.

Unsur utama dari axon adalah lanjutan sitopalasma yang dinamakan axoplasma.
Sebagai lanjutan sitopalasma dalam axoplasma didapat pula organel :
mitokondria, nerofibril dam mikrotubuli namun tidak diketemukan granular
endoplasmic reticulum. Sebagai lanjutan dari nerolema axoplasma dibatasi oleh
axolema

Selubung mielin terdiri atas bahan seperti lemak yang merupakan campuran
diantaranya kolesterol, fosfolipid, dan serebrosid. Oleh karena lipid larut selama
proses pembuatanya maka didaerah selubung mielin hanya meninggalkan endapan
protein sebagai nerokeratin. Sedangkan apabila digunakan asan osmium di daerah
selubung mielin terlihat adanya gambaran celah miring sebagai corong yang
dinamakan incisura Schmidt lantermann.

Dengan pengamatan M.E. selubung mielin menampakan gambaran berlapis-lapis,


berikut ini akan menjelaskan bagaimana akan terjadinya selubung tersebut.

Terbentuknya selubung mielin didasarkan pada “jelly roll” hypothesis yang


menyatakan bahwa sitoplasma sel schwann yang semula melingkupi axon secara
langsung akan berputar berkali-kali dengan axon sebagai sumbunya.
Dari terjadinya mielin tersebut nyata bahwa selubung mielin merupakan bagian
dari sel schwann, namun secara muda, biasa dikatakan bahwa nerolema adalah
badan dari sel schwann dengan inti dan sitoplasma di sekelilingnya, sedangkan
selubung mielin berdiri sendiri.

Pada saraf perifer, serabut saraf umumnya dikelompokan sebagai berkas-berkas


yang dinamakan saraf. Sebelum merupakan sebagai berkas, disebelah luar dari
nerolema dilapisi oleh selubung jaringan pengikat yang berasal mesodermal yang
dinamakan endoneurium atau selubung Henle.

Serabut-serabut saraf bersama endoneuriumnya bergabung menjadi berkas yang


diselubungi oleh jaringan pengikat padat yang dinamakam : perinerium.

Yang selanjutnya berkas ini diikat lagi menjadi berkas yang lebih besar lagi oleh
jaringan padat yang dinamakan : epinerium. Di dalam berkas yang besar tersebut
mungkin tidak ditemukan berkas serabut saraf yang tidak bermielin yang disebut
juga serabut lemak. Karena tidak bersulubung mielin maka serabut lemak tidak
tampak bersegmen-segmen.
Nerolema merupakan selubung atau sarung yang terbentuk oleh deretan sel-sel
schwann sepanjang serabut saraf hanya terdiri atas sebuah sel schwann.
Sitoplasma di daerah tepi yang tipis akan membentuk tonjolan-tonjolan
mengelilingi serabut saraf.

Sinapsis

Apabila axon di rangsang maka impuls yang terbentuk akan dirambatkan baik kea
rah badan sel maupun menjahui badan selnya sampai keujung-ujung yang
dinamakan telodendron. Untuk mencapai sel saraf berikutnya diperlukan suatu
alat yang disebut sinapsis. Keistimewaan sinapsis ini hanya dapat merambatkan
impuls dalam satu arah saja.

Dalam perambatan impuls dapat dibedakan sebagai berikut :


· Axodendritik, dari axon ke dendrite lain.
· Axosomatik, dari axon ke badan sel lain.
· Axo-axinik, dari axo ke axon lain.
· Dendro dendritik, ke dendrite lain.
· Somato-somatik, antara badan sel saraf.

Kemampuan sebuah sel saraf untuk merambatkan ke sel saraf lainnya berbeda-
beda sehingga jumlah sinapsisnya berbeda-beda.

Ujung – ujung telodendron berbentuk sebagai benjolan kecil yang di namakan


boutons terminaux. Lebih sering cabang axon membentuk beberapa sinapsis
sepanjang perjalannya sehingga jenis hubungan ini dinamakan : boutons en
passage.

Apabila di amati pada ujung axon tampak mitokondria dan gelembung-gelembung


halus yang dinamakan : gelembung sinaptik.

Gelembung sinaptik berisi subtansi, subtansi tersebut dinamakan neurotransmitter,


yang dapat berupa sebagai : asetil kholin, neropinefrin, dopamine, serotonin,
GABA ( gamma amino butyric acid
II. AKHIRAN SARAF

Ujung – ujung tonjolan baik sebagai axon ataupun yang berfungsi sebagai dendrit
tidak selalu berhubungan dengan saraf lain melainkan berakhir bebas ataupun
berhubungan dengan jenis jaringan lain. Ujung-ujung saraf tersebut dapat
mempunyai kemampuan menerima rangsangan dari lingkungannya atau
membawa pesan dari saraf untuk lingkungan sebagai jawaban atas rangsangan
yang datang.
Apabila serabut saraf mampu membawa impuls dari ujung saraf penerima
rangsangan menuju kearah pusat susunan saraf, maka serabut saraf demikian
dinamakan : serabut saraf aferen. Sebaliknya apabila serabut saraf tersebut
membawa impuls sebagai pesan dari pusat susunan saraf untuk akhiran saraf jenis
kedua, maka serabut saraf demikian di namakan serabut saraf eferen.

AKHIRAN SARAF AFEREN

Ujung dari saraf aferen tersebut dapat berakhir bebas dalam jaringan atau
membentuk jaringan khusus yang disebut reseptor. Reseptor dapat membentuk
ujung-ujung yang tidak berselebung yang dapat diketemukan pada epitel, jaringan
pengikat, otot atau selaput lendir dan kulit.

Reseptor pada selaput lendir dan kulit merupakan bagian dari serabut saraf aferen
bermealin yang menjelang masuk jaringan epitel akan kehilangan selubung
mealin dengan membentuk anyaman yang disebut plexus nervosus. Sel epitel
yang berdekatan dengan reseptor dinamakan sel taktil, berfungsi sebagai penerima
rangsangan yang berbentuk rabaan.
Reseptor yang terdapat disekeliling sel rambut dinamakan reseptor peritrichial.
Kecenderungan terjadinya modifikasi sel-sel epitel menjadi satu kesatuan
fungsional dengan reseptor memberikan penamaan khusus sebagai sel-sel nero-
epitel.
Termasuk kelompok ini misalnya terdapat sebagai gemma gustatoria
Sebagai alat pengecap di lidah dan organon corti sebagai alat penerima suara.

Reseptor yang membentuk bangunan khusus

Bulbus terminalis

Reseptor jenis ini berbentuk oval dengan selubung jaringan pengikat tipis sebagai
jaringan pengikat tipis sebagai selubung. Bagian dalam dinamakan Bulbus
internus terdapat sebuah atau lebih ujung saraf yang telah kehilangan selubung
mielinnya. Kadang-kadang ujung saraf tersebut bergulung membentuk
glomerulus. Reseptor jenis ini terdapat dalam jaringan pengikat misalnya : bibir,
lidah, pipi, langit-langit, rongga hidung, alat kelamin, seperti ujung clitoris dan
penis yang semuanya dinamakan sebagai Bulbus terminalis Krause. Apabila
terdapat dalam kulit reseptor tersebut berfungsi menerima rangsangan dingin

Corpusculum tactilum Meissneri.


Reseptor jenis ini biasanya ditemukan pada kulit yang tidak berambut misalnya
telapak kaki dan tangan. Berbentuk oval dengan selubung jaringan padat. Bagian
dalam diisi sel-sel jaringan pengikat gepeng yang tersusun sejajar dengan
permukaan epitel. Diantara sel-sel tersebut terdapat ujung-ujung saraf yang telah
kehilangan mielin.
Reseptor ini berfungsi menerima rangsangan rabaan halus.

Corpusculum lamellosum Vateri Pacini

Reseptor ini berbentuk elips yang tersusun oleh lembaran-lembaran jaringan


pengikat secara kosentris seperti kulit bawang. Dalam jaringan pengikat ini
terdapat pembuluh darah. Masing-masing lembaran dipisahkan oleh cairan jernih.
Di bagian tengah terdapat rongga yang diisi oleh ujung saraf yang telah
kehilangan selubung mielin.
Reseptor jenis ini terdapat dalam jaringan pengikat di bawah kulit terutama di
telapak kaki dan tangan., peritoneum, penis, clitoris, papilla mammae dan
sebagainya.

Muscle spindle dan neurotendinal spindle

Kalau beberapa reseptor yang telah dibahas menerima rangsangan dari luar
sehingga dapat dikelompokan dalam eksteroreseptor, maka kali ini reseptor
menerima rangsangan yang ditimbulkan sendiri sehingga dinamakan
proprioseptor.
Reseptor ini berbentuk sebagai kumparan sebesar 0,75-1mm terselip diantara
serabut-serabut otot kerangka atau serabut kolagen dari tendo. Fungsi dari muscle
spidle neurotendinal spindle untuk mengetahui sampai seberapa jauh kontraksi
otot sedang berlangsung karena adanya keregangan otot akan bertindak sebagai
rangsangan.

Corpusculum Ruffini

Jenis reseptor ini berbentuk sebagai berkas jaringan pengikat yang didalamnya
terdapat ujung-ujung saraf yang bercabang-cabang yang berakhir gepeng.
Reseptor yang berfungsi menerima rangsangan panas ini terdapat didalam
jaringan pengikat di bawah kulit.

Akhiran Saraf Eferen

Sebagai jawaban atau tanggapan terhadap impuls yang datang dari perifer melalui
serabut saraf afere, maka oleh pusat susunan saraf dikirimkam impuls menjalar
melalui serabut saraf eferen ke sel atau organ sasaran. Akhiran saraf eferen
tersebut akan membentuk efektor pada organ sasaran.

Menurut letaknya akhiran saraf tersebut dikelompokan dalam 2 katagori yaitu :

Akhiran saraf somatik eferen.


Akhiran saraf visceral eferen.

Akhiran saraf somatik eferen terletak pada serabut-serabut otot kerangka yang
dinamakan sebagai motor endplate. Pada waktu saraf mendekati serabut otot,
sebelum bercabang –cabang halus, axonnya akan kehilangan mielin, sehingga
cabang-cabang axon yang dekat dengan serabut otot tidak selubung mielin.

Dengan pengamatan M.E. pada motor end plate tersebut axonnya hanya ditutupi
tipis sitoplasma sel schwann dan ujungnya mendekati sarkolema.

Bagian serabut otot didaerah motor endplate menonjol walaupun arah perjalanan
miofibril tidak mengikuti penonjolan tersebut. Didaerah yang menonjol ini
sarkoma banyak mengandung mitokondria.
Oleh karena ujung-ujung saraf seakan sebagai tapak kaki yang menempel pada
serabut otot, maka bagian ujung saraf disebut “endfoot” dan sarkoplasma yang
menonjol dinamakan “soleplasm”.
Apabila diperhatikan dengan seksama, maka ujung saraf yang melebar akan
masuk ke dalam lekukan dalam sole plasm yang dinamakan “gutters” (parit).
Sarkoma yang merupakan dasar dari parit tersebut melipat-lipat yang dinamakan
“junctional folds” membentuk celah terpisah dari celah sinaptik. Didaerah parit
tersebut axeloma dinamakan membran presinaptik dan sakolema dihadapannya
dinamakan membran postsinaptik.

Akhiran saraf eferen visceral, terletak pada alat – alat dalam.


Ujung –ujung akhiran saraf yang merupakan efektor kehilangan mielin dan
membentuk anyaman sekeliling otot polos, otot jantung atau dibawah otot
kelenjar.

Menurut letaknya efektor tersebut dinamakan :

Kardiomotor, pada jantung


Viseromotor, pada otot alat dalam
Vasomotor, pada otot polos pembuluh darah
Pilomotor, pada otot polos folikel rambut
Sekretomotor, pada epitel kelenjer.

GANGLION

Yang dimaksud dengan ganglion adalah kumpulan sel-sel saraf yang terdapat di
luar sistem saraf pusat. Apabila kumpulan sel-sel saraf terdapat dalam sistem saraf
pusat maka dinamakan Nukleus. Biasanya ganglion berbentuk ovoid kecil yang
dibungkus oleh jaringan pengikat padat.
Ganglion intramural biasanya terdiri dari berapa sel saraf saja dan berada dalam
alat-alat dalam, khususnya dinding saluran pencernaan. Semua ganglion
intramural termasuk dalam sistem parasimpatik.

Berdasarkan struktur dan fungsinya dibedakan 2 jenis ganglion saraf :


Ganglion kraniospinal, terdapat pada radix dorsalis N. spinalis dan N. cranialis,
dan
Ganglion otonom, yang merukan bagian dari sistem saraf otonom.

Masing-masng badan sel ganglion atau badan sel saraf dikelilingi oleh selapis sel
kuboid yang dinamakan sel kapsel setelit dan selapis tipis jaringan pengikat.

Ganglion kraniospinal mempunyai sel ganglion yang termasuk tipe


pseudounipoler yang mempunyai tonjolan yang berbentuk huruf T. dua
percabangan dari tonjolan tersebut disebut axon dan yang lainnya berfungsi
sebagai dendrite. Walaupun berfungsi sebagai dendrit namun strukturnya adalah
axon., karena diluar ganglion memiliki selubung mielin.
Bagian dari ganglion lebih banyak sel-selnya dari pada di bagian tengah di mana
lebih banyak serabut-serabut saraf. Pada sedian histologi, badan sel ganglion yang
berbentuk pseudounipoler tampak gluber dengan inti terletak di tengah.

Ganglion otonom biasanya berbentuk sebagai pembesaran pada serabut otonom.


Beberapa dari ganglion otonom ini terdapat dalam dinding saluran pencernaan.
Ukuran sel saraf dalam ganglion otonom hampir sama sekitar 20-45 mm
mempunyai inti relatif besar sebagai gelembung yang terletak eksentrik.
Secara faali ganglion otonom dibedakan dalam ganglion simpatik dan ganglion
parasimpatik yang tidak dapat dibedakan secara makrofag.

Degenerasi dan Regenerasi Sistem Saraf.

Sel-sel saraf baik pada sistem saraf pusat ataupun sistem saraf perifer sejak sudah
dahulu dianggap tidak dapat membelah diri pada individu yang telah selesai
perkembangan sistem sarafnya. Hasil-hasil penelitian pada akhir-akhir ini
menunjukan bahwa kemungkinan besar sel-sel saraf tersebut masih dapat
membelah diri walaupun sangat lamban. Sedangkan tonjolan-tonjolan sel saraf
pada sistem saraf pusat apabila mengalami kerusakan sangat sulit dapat tumbuh
kembali. Sebaliknya pada sistem saraf perifer penggantian tonjolan saraf
berlangsung mudah selama bagian perikarion tidak mengalami kerusakan.

Apabila sebuah saraf mati bersama tonjolan-tonjolannya, maka sel-sel saraf yang
berhubungan dengan sel saraf tersebut tidak ikut mati, kecuali untuk sel neuron
yang hanya berhubungan dengan sel saraf mati tadi. Peristiwa semacam ini
dinamakan Degenerasi transneral.

Keadaan untuk sel-sel glia pada sistem saraf pusat dan sel schwann serta sel satelit
ganglion pada sistem saraf perifer berlawanan dengan sel-sel saraf, oleh karena
mereka sangat mudah melangsungkan pembelahan sel. Akibatnya kematian sel-
sel saraf akan cepat diganti oleh sel-sel glia atau sel schwann atau sel satelit.

Sangatlah perlu untuk membedakan perubahan-perubahan yang berlangsung pada


bagian proksimal dan distal dari kerusakan sebuah serabut saraf, sebab bagian
proksimal dari kerusakan yang dekat dengan badan sel lebih mudah mengalami
degenerasi total.
Kerusakan pada axon akan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam perikarion
sebagai berikut :
- Hilangnya badan Nissl sehingga neroplasma berkurang basofil (khromatolisis)
- Membesarnya volume perikarion
- Perpindahan inti kedaerah tepi

Bagian sebelah distal dari kerusakan, degenerasi total dialami oleh seluruh axon
bersama selubung mielin yang di ikuti oleh pembersihan sisa-sisa degenerasi oleh
sel makrofag. Sementara proses ini berlangsung, sel-sel schwann akan membelah
diri secara aktif sehingga membentuk batang solid yang mengisi bekas yang
dilalui oleh axon. Rangkain sel-sel ini akan bertindak segai pengarah untuk
pertumbuhan axon yang bertunas dalam fase perbaikan. Serabut otot yang di
persarafi axon yang rusak tampak mengecil.

Sekitar 3 minggu setelah kerusakan serabut saraf, ujung serabut saraf sebelah
proksimal dari kerusakan akan tumbuh dan bercabang-cabang sebagai serabut-
serabut halus ke arah pertumbuhan sel-sel schwann. Diantara sekian banyak
percangan axon beberapa akan terus tumbuh, khususnya yang dapat menerobos
rangkain sel-sel schwann untuk mencapai sel efektor, misalnya otot. Apabila celah
yang memisahkan bagian proksimal dan bagian distal dari axon cukup lebar atau
pada keadaan hilangnya sama sekali bagian distal, misalnya amputasi, maka saraf-
saraf sebagian hasil pertumbuhan baru tersebut membentuk gulungan yang
menyebabkan rasa sakit. Pembentukan gulungan tersebut diberi nama yang
sebenarnya kurang benar sebagai neroma amputasi.
Proses perubahan degeneratif pada bagian distal dari kerusakan dinamakan
degenerasi sekunder dari Waller.

Anda mungkin juga menyukai