Anda di halaman 1dari 5

Bahan dan Alat Pembuatan

Bahan yang digunakan antara lain minyak jelantah, zeolit, arang aktif,
KOH, EDTA, gliserin, pewarna, parfum, ekstrak polifenol dari kulit kakao,
alkohol, air dan petroleum benzen.
Alat yang digunakan antara lain kompor, termometer, tangki berpengaduk,
seperator, filter, beaker glass, timbangan analitik, pengempa hidrolik, pisau,
ekstraktor, destilator dan botol packaging.
3.3 Metode Penelitian
Minyak
goreng bekas 500 ml
3.3.1 Pemurnian Minyak
Jelantah
Menurut Ketaren 2005 proses penjernihan minyak goreng bekas terdiri
dari 3 tahapan,
yaitu despicing, netralisasi, dan blanching.
Air (1:1)
Proses despicing
1. Proses despicing atau penghilangan bumbu
Sebanyak 500 ml
minyak goreng
bekas60ditimbang
Pemanasan
1000C
menit dalam beaker glass
ukuran 1000 ml, kemudian ditambah aquadest dengan perbandingan minyak
o
: air (1: 1). Dipanaskan
pada suhu
suhu 100
C, sehingga
air dalam beaker glass
Pendinginan
ruang
15 menit
tinggal setengahnya. Campuran didiamkan dalam corong pemisah selama 1
jam, kemudian fraksi air pada bagian bawah dipisahkan sehingga
Sisa airdiperoleh
Pemisahan
minyak bebas air setelah itu dilakukan penyaringan untuk memisahkan
kotoran dalam minyak.
2. Proses netralisasi Minyak goreng bekas 450ml
Sebanyak 450ml minyak goreng hasil proses despicing dipanaskan pada
18 ml
NaOH
16%
suhu
40oCditambah
18 ml NaOH 16% dan diaduk selama 10 menitdengan
Proses netralisasi
magnet stirrer (Yulianti, 2010). Minyak didinginkan pada suhu ruang selama
15 menit, kemudian disaring menggunakan kertas saring. Netralisasi adalah
Pemanasan
400Cdari minyak atau lemak.
proses untuk memisahkan
asam lemak bebas
Dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa kuat atau pereaksi
Pendinginan
15airmenit
lainnya, sehingga asam
lemak ikut fase
dan terpisah dari lemaknya.
3. Proses penjernihan atau Bleaching
Minyak goreng hasil netralisasi
sebanyak 200 ml dipanaskan hingga
Penyaringan
o
suhu100 C kemudian dimasukkan 10 g arang aktif dan dilakukan
Minyak
goreng
ml Minyak didinginkan
pengadukan dengan
magnetic
stirrerbekas
selama200
60 menit.
pada suhu ruang selama 15 menit dan disaring menggunakan kertas saring.
Proses penjernihan minyak goreng bekas.
Arang aktif 10 g

Proses bleaching
Pemanasan 1000C 60 menit

Pendinginan suhu ruang 15 menit


Penyaringan
Minyak jelantah murni 15 ml

Kotoran

Gambar 1. Diagram Alir Proses Penjernihan Minyak Goreng Bekas


3.2.2 Ekstraksi Polifenol dari Kulit Kakao
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yaitu mengeringkan terlebih
dahulu kulit kakao yang akan diekstraksi kemudian dihaluskan menggunakan
blender, lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer dan diberi 400 ml etanol.
Kemudian dilakukan perendaman pada shaker dengan suhu ruang, kecepatan 120

rpm selama 24 jam, lalu disaring menggunakan kertas whatman no 41 maka akan
dihasilkan maserat. Maserat tersebut di masukkan dalam rotary evaporator dan
akan didapatkan ekstrak polifenol dari kulit kakao (Sartini, 2010).
Kulit kakao 25 gram

Pengeringan matahari 48 jam


Pengeringan oven 24 jam
Dihaluskan
Maserasi pada shaker water batch Etanol 500 ml
Difiltrasi
Maserat
Pemisahan dengan rotary evaporator

Ekstrak polifenol 75 ml
Gambar 3.2 Metode Ekstraksi Polifenol

3.2.3 Pembuatan Sabun Cair


Pembuatan sabun cair dengan memanaskan minyak jelantah murni pada
suhu 600c tekanan 1 atm kemudian
ditambahkan
KOH
(sesuai15%
variable) didalam
Minyak
jelantah
murni
0
reaktor berpengaduk dengan suhu 70 c maka akan terjadi reaksi saponifikasi,
setelah reaksi selesai dimasukkan dalam seperator yang akan didapatkan gliserol
dan sabun. Kemudian sabun dipompa ke tangki pencampuran dan ditambahkan
KOH
EDTA 8%, Texapon
8%, gliserin 8%, Dipanaskan
ekstrak polifenol
dari kulit kakao (sesuai
600C
variable), pewangi 2% dan pewarna 2%. Setelah tercampur secara homogen di
masukan dalam botol packaging sabun
cair. (Wijana.
Diaduk
hingga2010)
homogen
3%, gliserin 3%, ekstrak polifenol (sesuai variable), camperlan 4%, pewangi 2%
Hasil saponifikasi

Dicampur hingga homogen


Pengujian

Gambar. 3.3 Metode pembuatan sabun cair antiseptik

Kekurangan :

Warna sabun cair antiseptik kurang menarik


Sulit mendapatkan kulit kakao yang bagus, karena tidak
sedang musim panen kakao.
Pada pembuatan sabun cair , sangat sulit memisahkan
gliserol dan sabun setelah proses saponifikasi

Anda mungkin juga menyukai