Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi
Gonore (bahasa Inggris; gonorrhea atau gonorrhoea) atau kencing nanah adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putih mata (konjungtiva).
Gonorhea adalah sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea
yang penularannya melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, orogenital, ano-genital. Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rektum, tenggorokan, dan konjungtiva.

Gonorhea

B. Penyebaran dan Cara Penularan


Gonore dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat menyebar melalui
aliran darah ke bagian tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita,
gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
C. Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat
patogen. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel
kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum
pubertas.
N. gonorrhoeae adalah bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora,
jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 1,6 mikro. Bakteri gonokokkus
tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi
seksual. 7. Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan
2 10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi
untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin.
Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh
optimal pada suhu 35 37derajat Celcius dan pH 7,2 7,6 untuk pertumbuhan yang
optimal. Gonokokkus terdiri dari 4 morfologi, type 1 dan 2 bersifat patogenik dan
type 3 dan 4 tidak bersifat patogenik. Tipe 1 dan 2 memiliki pili yang bersifat virulen
dan terdapat pada permukaannya, sedang tipe 3 dan 4 tidak memiliki pili dan
bersifat non-virulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan
reaksi radang.

D. Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva
dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula
seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini,
endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan
sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen,
immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi
bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel
penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan
intraseluler oleh polimorfonukleosit. Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili,
protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.
Meskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis dari
mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke
dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat
dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan
penting dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang
mungkin merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang
mampu menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan
meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor
transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide
(LOS) tampaknya perlu untuk infeksi maksimal.
Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan
endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar
Bartolini, konjungtiva mata dan rectum. Infeksi primer yang terjadi pada wanita
yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.

E. Faktor Resiko
Sering berganti-ganti pasangan, atau memiliki mitra seksual yang terinfeksi

F. Manifestasi Klinis
1. Pada pria:
a. Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
b. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri
ketika berkemih.

c. Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya
lendir mukoid dari uretra.
d. Retensi urin akibat inflamasi prostat
e. Keluarnya nanah dari penis.
2. Pada wanita:
a. Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
b. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan
(asimtomatis).
c. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih.
d. Nyeri ketika berkemih.
e. Keluarnya cairan dari vagina.
f. Demam.
g. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum
serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.
h. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat
menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar
anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah
dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.

G. Pemeriksaan Diagnostic
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan
pembantu yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:
1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram
negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.
Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes
fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning
menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase.

5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan
untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.

H. Komplikasi
1. Komplikasi pada pria:
a. Prostatitis
b. Cowperitis
c. Vesikulitis seminalis
d. Epididimitis
e. Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior.
f. Infertilitas
2. Komplikasi pada wanita:
a. Komplikasi uretra
b. Bartholinitus
c. Endometritis dan metritis
d. Salphingitis.
e. Infertilitas
3. Komplikasi pada bayi
a. Adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat
infeksi gonokokkus pada wanita hamil.
b. Adanya parutan pada kornea dan kebutaan permanen akibat infeksi gonokokkus
pada mata
c. Adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu.

I. Pencegahan
a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang
yang terinfeksi.

b. Pemakaian Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama


sekali risiko penularan penyakit ini
c. Hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai.
d. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi
lebih jauh dan mencegah penularan
e. wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika
terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar
f. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan
keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan

J. Pengobatan
1. Medikamentosa
a. Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin,
banyak strain yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan
tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
b. Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
c. Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita
yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
d. Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis
gonokokus.
2. Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
a. Bahaya penyakit menular seksual
b. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
c. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
d. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak
dapat dihindari.
e. Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai