Anda di halaman 1dari 7

Renungan ala NLP tentang puasa

Hari ini saya mendapat banyak sekali ucapan selamat mempersiapkan diri menghadapi puasa
melalui SMS maupun email. Dengan cepat hal ini membuat saya stop sejenak, berhenti
mengerjakan apapun yang lain, kemudian mulai berpikir mengenai persiapan apa yang akan
saya lakukan dalam menghadapi puasa nanti?
Emmm, apa yaaaah?
Oke deh, kiranya dalam memahami esensi puasa saya memilih menyitir dari sumber lagu pop
saja, jadi bolehlah saya meminjam syair karya Taufiq Ismail dalam lagunya Bimbo yang
berjudul Anak bertanya pada bapaknya, dalam lagu itu dikatakan demikian :
Ada anak bertanya pada bapaknya:
Buat apa berlapar-lapar puasa?
Ada anak bertanya pada bapaknya:
Tadarus tarawih apalah gunanya?

Lapar mengajarmu rendah hati selalu


Tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri pada Illahi
Nah,
Karena saya bukan ahli agama, saya merenungkan makna dalam hal yang saya mengerti saja,
secara NLP khususnya linguistik ya Unuk pembahasan yang lebih relijius khan sudah
banyak di luar sana. Yah, itung-itung untuk wacana NLP.

Mari lihat pada baris ke lima yakni Lapar mengajarmu rendah hati selalu, berdasar dari
kata ini dapat dibedah linguistiknya, berbentuk Cause Effect pattern. Kata kuncinya C>E
adalah pada kata mengajarmu, inilah pembentuk C > E nya.
Cause

>

Effect

Lapar

>

Rendah Hati

Artinya, diyakini bahwa oleh sebab lapar, maka akibatnya kita akan belajar menjadi rendah
hati. Jadi luar biasa sekali bahwa melatih rendah hati dapat dengan cara mensimulasi diri
masuk dalamstate of mind lapar. Saya tidak tahu bagaimana tepatnya kondisi lapar bisa

membuat seseorang belajar jadi rendah hati. Nanti pada bagian akhir kita akan lihat, apakah
rendah hati ini memang bisa digenerate dari suatu kondisi atas lapar pada makananminuman?
Nah,
Kita beralih dulu melihat dalam lagu itu juga ada kata selalu, apa artinya ini secara
linguistik? Kata selalu menunjukkan gejala bahasa yang disebut Universal Quantifier.
Artinya suatu generalisasi yang berlalu secara universal, terus menerus, tanpa kecuali.
Nah, jadi untuk bisa masuk ke kondisi rendah hati selalu, tentunya tidak cukup berpuasa
satu hari. Maka menjadi jelas kenapa agama meminta kita berpuasa 1 bulan dalam bulan
ramadhan ini. Jadi bukan hanya satu kali dalam hidup kita diwajibkan belajar rendah hati,
namun harus dilakukan dalam satu bulan, bahkan mengulang terus menerus setiap tahunnya
!
Cause

>

Effect

Lapar

>

Rendah Hati

Lapar 1 bulan

>

Rendah Hati Selalu

(setiap tahun)
Jadi, diharapkan melalui pemrograman habituasi lapar yang terpola selama 1 bulan, dan
diulang setiap tahun-, maka diharapkan manusia akan belajar menjadi rendah hati selalu.
Nah, rendah hati selalu adalah suatu model dunia yang penting dalam agama tentunya, kok
sampai-sampai perlu dilatih. Apa yah, istimewanya model dunia rendah hati selalu ini, kok
bahkan sampai-sampai perlu dilatih melalui ibadah puasa, yang notabenenya merupakan
salah satu Rukun Islam?
Tentunya tidak perlu dibahas di sini bahwa rendah hati jelas-jelas berbeda dengan rendah diri.
Rendah diri adalah suatu kondisi diri yang selalu merasa rendah, merasa incompetence,
merasa tidak mampu, merasa kalah, merasa minor, merasa submissive, dan seterusnya.
Rendah hati adalah suatu sikap dan keputusan.
Secara linguistik, orang disebut rendah hati, karena ia dengan sengaja menempatkan dirinya
menjadi rendah dihadapan yang lain. Dengan demikian sebenarnya ia berada di posisi
(maqom) yang tinggi. Sebab orang yang maqom-nya rendah tidak akan bisa merendahkan
diri lagi. Lha mau merendahkan ke mana lagi, kalau dirinya sudah rendah?
Mari kita selami kawan-kawan, saat Anda sedang merasa rendah hati itu seperti apa sih?
Apa yang terjadi kemudian di dalam dunia internal Anda dan dunia eksternal Anda? Silahkan
Anda berpartisipasi menulis pendapat Anda dibawah ini, apa yang akan terjadi saat kita
menjadi rendah hati, apalagi rendah hati selalu?
Saya pernah belajar dari seseorang, bahwa rendah hari bolehlah dipersamakan artinya dengan
kata tawadhu, yang merupakan lawan kata dari takkabur (sombong). Tawadhu berasal dari

lafadz Adl-Dlaah yang berarti kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih rendah, atau
rendah hati terhadap orang yang beriman, atau mau menerima kebenaran, apapun bentuknya
dan dari siapapun asalnya.
Wuih, kok lumayan
Apa yang saya pelajari di NLP mengenai pengertian rapport bisa dikorelasikan
disini. Rapport adalah proses menghargai, merespek dan memahami model dunia orang lain.
Jadi pada waktu Anda bersedia mengakuisisi attitude NLP yang berjudul respek pada model
dunia orang lain, maka sebenarnya kitapun akan semakin rendah hati selalu.
Ya, benar!
Rendah hati tentunya berbeda dengan mengesankan diri rendah hati, secara komplit benarbenar merupakan dua hal yang berbeda. Sesungguhnya mengesankan diri rendah hati justru
merupakan bentuk kesombongan diri.
Wuih, paradox yang luar biasa! Semoga kita semua dijauhkan diri dari perbuatan seperti
ini, dan dijauhkan dari golongan orang yang semacam ini.
Well,
Berdasarkan lagu Bimbo di atas, sekalipun baru menyangkut aspek lapar makan minum
ternyata itupun sudah dapat dibahas mendalam sekali.
Saya sering bertanya-tanya (bukan mengadili lho), kok sepertinya tidak semua orang yang
berpuasa 1 bulan menahan lapar dan haus, bahkan mengulang setiap tahun, lantas menjadi
rendah hati selalu? Apa yang hilang ya?
Nah, sejauh yang dipahami, puasa adalah juga latihan pengelolaan hawa nafsu, bukan sekedar
berhenti makan minum ketika siang, dan membalas makan minum sepuasnya ketika malam
hari. Yang demikian itu sebenarnya hanyalah memindahkan jam biologis metabolisme.
Cukup banyak saya menyaksikan orang yang begitu sore sudah nggak sabar untuk berburu
makanan nikmat, dan ditimbun banyak-banyak untuk dilahap penuh hasrat nafsu ketika
waktu berbuka sudah tiba.
Lucu sekali, ketika tidak sedang berpuasa, mereka makan minum toh biasa-biasa saja, apa
adanya. Anehnya, lantas ketika masuk bulan puasa, justru anggaran biaya rumah tangga
melambung naik secara signifikan! Tiba-tiba muncul mata anggaran baru karena harus
menyiapkan makan-minum sahur yang lebih menimbulkan nafsu makan, menambahkan susu
hangat dan coklat, menyiapkan berbagai vitamin untuk memperkuat badan.
Sorenya, menjelang puasa harus menyiapkan hidangan berbuka yang enak-enak, beli kue-kue
jajanan pasar di pasar tiban, nambah minuman buah khusus semacam kolak atau koktil, dan
lain-lain. Belum lagi untuk santapan paska sholat tarawih (bahasa jawa :jaburan), serta
cemilan malam hari lainnya.
Lha, kalau hanya memindah jam biologis makan seperti ini, makna apa yang diperoleh
dengan puasa yah?

Tentu saja saya tidak ingin nyinyir dengan semua itu. Tentu saja boleh saja kita nyiapin
vitamin dan makan minum lebih enak, mungkin itu boleh diatas-namakan sebagai
menghormati orang yang berpuasa. Ya khan?
Ups,
Mungkin kita harus berhenti sebentar dan kemudian mulai memikirkan, sebenarnya apa sih
tujuan kita berpuasa sebulan setiap tahun? Peningkatan apa yang mau kita dapatkan?
Tentunya kalau sekedar pindah jam biologis makan dan penyiapan makanan enak bukanlah
termasuk rukun ibadah puasa. Sebab setahu saya (yang masih amat terbatas ilmu agamanya),
Rosul tidak mencontohkan yang demikian khan?
Lha, kalau dalam berpuasa kita malah lebih banyak menghamburkan uang dan makan minum
serba berlebih dibandingkan saat tidak berpuasa, apakah ini bagian dari pendidikan dan
pengajaran rendah hati selalu?
Jadi dari sini dapat disimpulkan, bahwa rasa lapar yang dimaksud tentunya bukan hanya
lapar atas makan-minum, namun juga lapar yang disebabkan atas pengaruh manajemen /
pengelolaan nafsu-nafsu yang lain.
Nah,
Saya menangkap bahwa melalui habituasi berulang berpuasa selama sebulan setiap tahun,
dan jika dilakukan dengan benar, maka rasa lapar lahir bathin akan segera menjelma
menjadi anchor bagi kita untuk masuk ke kondisi rendah hati.
Bayangkan, setiap kali hadir rasa lapar, maka dengan mudah kita diingatkan (terasosiasi)
untuk segera masuk dalam kondisi rendah hati Dan kita tahu, rendah hati adalah state of
mind yang useful
Pelajaran hidup telah mengajarkan bahwa saat masuk pada kondisi rendah hati, maka saya
menijinkan (allowed) kekuatan lain yang berada di luar saya bekerja. Nah, apa jadinya jika
kekuatan lain yang kita pilih ini adalah berserah diri pada kekuatan Allah Yang Maha
Kuasa? Bukankah tiada daya kekuatan apapun melainkan kekuatan YMK?
Oke, klop sudah saat kita kaitkan dengan syair lagu berikutnya:
Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri pada Illahi
Nah, jadi dalam kondisi yang rendah hati selalu, kita diharapkan banyak mempelajari dan
memahami kitab suci, serta melakukan ibadah sholat tarawih untuk mendekatkan diri
padaNya. Sempurna sekali! Rendah hati kepada Nya, mengingat bahwa kita sebenarnya
cuma hamba kecil ciptaanNya.
Ohya,

Ngomong-ngomong soal berbuka puasa. Pernahkan terpikir kenapa disebut berbuka


puasa? Secara linguistik kata berbuka menunjukkan ada sesuatu yang tadinya tertutup dan
lantas dibuka. Nah, jadi apanya yang kemudian dibuka itu? Sekaligus juga apa yang selama
puasa tadi ditutup?
Silahkan Anda tuliskan pendapat Anda dibawah ini
Artikel menarik lain tentang NLP dan Puasa: www.ronnyfr.com/nlp-untuk-orang-berpuasa/
Share this:

Facebook63
Twitter

Google

LinkedIn

Pinterest

More

Categories:Artikel, Kesehatan & TerapiTags: ala, NLP, puasa, Renungan, tentang

Comments

Teddi says

1.

14 August 2009 at 11:11 AM


Assalamualaikum
Subhanallahmatur nuwun Pak Kiaimanteb tenan pembahasannya. Kalau NLP
dipakai begini, Insya Allah akan menambah iman kita.
Loh, berarti NLP bisa menurunkan iman?
Ya bisa, kalau digunakan justru untuk hal2 yang menjauhkan diri dari Tuhan.
Alhamdulillah, perjalanan saya menemukan dan mempraktikkan NLP rupanya sudah
diatur untuk tujuan2 peningkatan kualitas spiritual. Insya Allah nanti para NLPers,
terutama di Indonesia yang kental nuansa relijius dalam kesehariannya, bisa
mengembangkan NLP yang tidak saja bicara wellformed outcome, melainkan juga
bicara ultimate outcome, akhirat.
Amiiin
Suwuuuun

2.

sayyid says
15 August 2009 at 10:23 PM
Yang ditutup adalah segala hawa nafsu yang menghalangi kita untuk menjadi lebih
baik
subhanallah dari sebuah lagu saja, dapat digali sesuatu yang lebih dalam, asalkan
kita mau membuka pikiran kita akan sesuatu yang baru, What Amazing Word

3.

Rahmadsyah says
18 August 2009 at 12:00 PM
ASsalamualaikum
Wow sungguh luar biasa Terapan NLP Spiritualnya
Mengenai apa yang DIBUKA dan yang DITUTUP, bagaimana kalau kita kaji
pendapat Said Hawwa yang beliau tuliskan dalam Kitab Tazkiyatun Nafs. (Rahasia
puasa dan syarat batinnya.
berikut ringkasannya :
Said Hawwa
Di antara syahwat besar yang dapat menyesatkan manusia adalah syahwat perut
dan kemaluan. Puasa membiasakan jiwa mengendalikan kedua syahwat tersebut.
Puasa adalah separuh kesabaran [HR. Tirmidzi & Ibnu Majah, sanad hasan].
Ada tiga tingkatan puasa:
1. Puasa orang awam: menahan perut dan kemaluan dari mengikuti kemauan
syahwat.
2. Puasa orang khusus: menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan
semua anggota badan dari berbagai dosa.
3. Puasa orang super khusus : puasa hati dari berbagai keinginan rendah dan
pikiran-pikiran yang tidak berharga; juga menahan hati dari selain Allah secara total.
Aktifitas duniawi mereka pun diperuntukkan demi bekal akhirat.
Ada enam (6) cara menggapai puasa para shalihin (orang khusus):
a. Menundukkan pandangan dan menahannya dari berkeliaran memandang ke
setiap hal yang dicela dan dibenci.

Pandangan adalah salah satu anak panah yang beracun di anta

Anda mungkin juga menyukai