: 09-09-2016
Jam masuk RS
: 20.45 WIB
Tanggal pengkajian
: 15-05-2011
Jam pengkajian
: 9.00 WIB
1.
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
: An. M
Tempat/tgl lahir
: GARUT 06-05-2011
Umur
: 5 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Sunda
: Indonesia
Dx Medis
: Thypoid
No Rekam Medis
: 08-46-25
: Tn.K
Pekerjaan ayah/ibu/wali
: wiraswasta
Alamat ayah/ibu/wali
2.
KELUHAN UTAMA
dengan keluhan panas sejak 4 hari yang lalu,disertai bintik bintik merah, panas timbul
mendadak, panas
meminum obat dan dikompres hangat di ketiak, di IGD pasien mendapatkan terapy Infus
asering 20 tpm/ (Paracetamol 125mg 3x11/2cth(oral), mucos 3x ,(oral ) dionicol forte 3x1
cth (oral ) goforan 2x700mg (iv) .Tanda tanda vital Nadi di IGD; 110 x/mnt, suhu; 38.5 C,
RR ; 16x/mnt. BB: 12Kg
Pasien dibawa ke bangsal wanita sekitar jam 21.00 WIB. Pada saat di ruangan Kondisi
klien tampak lemas,akral hangat,pusing,pasien mual,tidak mau makan, tanda tanda vital; S:
38.0C, N: 100x/m, R:20x/m.
4.
1. Prenatal
Selama kehamilan ibu klien melakukan ANC ke bidan secara teratur sesuai dengan
anjuran dari bidan, selama hamil tidak ada keluhan dan penyakit yang diderita ibu klien
2. Perinatal dan post natal
An. M lahir spontan ditolong bidan, BBL 3,2kg, langsung menangis.
3. Penyakit yang pernah diderita
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah sakit yang mengharuskan dirawat di RS,
ini adalah pertamakalinya dirawat di RS.
4. Hospitalisasi/tindakan operasi
Klien belum pernah mengalami hospitalisasi sebelum sakit yang sekarang.
5. Injuri/kecelakaan
Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah mengalami kecelakaan.
6. Alergi
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi demikian juga dengan
keluarga, tidak ada yang mempunyai riwayat alergi.
7. Imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
8. Pengobatan
Apabila klien sakit ibu klien membawa ke bidan atau dokter.
5.
RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh
Yang mengasuh klien adalah ibunya sendiri
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik, komunikasi masih belum lancar karena
masih dalam taraf perkembangan.
3. Hubungan dengan teman sebaya
Hubungan dengan teman sebaya baik
4. Pembawaan secara umum
RIWAYAT KELUARGA
1. Sosial ekonomi
Ibu klien sebagai seorang ibu rumah tangga dan bapak klien sebagai wiraswasta.
2.. rumah
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya cukup bersih dan ventilasi udara cukup,
lantai rumah dari semen, jumlah jendela 5 buah, tidak ada sumber polusi yang dekat dengan
rumahnya.
3. Penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga, saudara yang mempunyai penyakit menular ataupun
menurun.
7.
1.Personal sosial
Pada usia 5 tahun sesuai DDST klien sudah bisa memakai baju, gosok gigi dengan bantuan
ibunya, cuci dan mengeringkan tangan, menyebutkan nama temanya.
2.Motorik halus
Pada usia 5 tahun sesuai DDST klien sudah bisa membuat menara dari 6 kubus,meniru garis
vertikal.
3. Bahasa
Pada usia 5 tahun sesuai DDST klien sudah bisa bicara cukup mengerti, menyebut 4 gambar,
mengatakan 2 nama kegiatan
4. Motorik kasar
Pada usia 5 tahun sesuai DDST klien sudah bisa melompat dan melempar bola lengan ke atas
Interpretasi
Pertumbuhan dan perkembangan normal
8.
1. Pemeliharaan kesehatan :
Selama ini apabila anaknya sakit atau ada anggota keluarga yang sakit maka akan
priksa ke bidan kalau tidak sembuh dibawa ke dokter ataupun di bawa ke rumahsakit
2. Nutrisi
Saat ini klien mendapatkan diet bubur kasar ,ibu klien mengatakan klien susah makan
sejak sebelum sakit biasanya hanya makan pagi dan sore saja dan paling hanya 8- 10 sendok
makan, pada saat dikaji ibu klien mengatakan klien makan hanya 1-3 sendok. Ibu klien
mengatakan anaknya muntah.
3. Cairan
Sebelum sakit klien minum susu 1-3 gelas perhari, selama sakit klien minum susu 1
gelas dan kadang minum air putih serta mendapatkan terapi cairan IV asering.
4. Aktivitas
Sebelum sakit klien tidak ada keluhan dalam aktifitasnya, dapat bermain dengan
teman-teman sebayanya di rumah, sekarang klien hanya tiduran, tidak bisa beraktifitas seperti
biasanya, ADL dibantu oleh ibunya dan perawat.
5. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit klien tidur sekitar pukul 19.30 s.d 05.00, tidur siang 2x dengan
konsistensi 1 jam , pada saat sakit klien tidur sekitar jam 20.00 sampai jam 05.00, tidur siang
sekitar 3 jam dengan konsistensi 1 jam.
6. Eliminasi
Sebelum sakit klien biasanya BAB 1x /hari BAK: 4-6x/hari
Pada saat dikaji klien BAB 1x konsistensi padat dan BAK 3-4x/hari
7. Pola hubungan
Hubungan dengan orang tua baik, dengan orang lain dan perawat baik.
8. Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan
Orang tua klien memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bermain bersama
teman-temannya asalkan tidak melebihi waktunya beristirahat.
9. Kognitif dan persepsi
Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan, klien
berumur 4,6 tahun kemampuan kognitifnya baik,
10. Konsep diri
Ibu klien mengatakan pingin anaknya cepat sembuh karena tidak tega melihat
anaknya sakit.
11. Seksual dan menstruasi :
Klien berjenis kelamin perempuan usia 5 tahun, belum mengalami menstruasi.
12.
Nilai :
PEMERIKSAAN FISIK
:09 -09-2016
Nama
: An.M
Umur
:5 tahun
No rm
: 08-46-25
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
hasil
Nilai rujukan
satuan
12.9
Gr/dl
Leukosit
LED
11.100
Trombosit
Hematokrit
Eritrosit
343.000
39.4%
Pria : 14-18
Wanita :12-16
4.000-10.000/m3
< 10mm
< 20mm
150.000-450.000
35%-45%
1/80
1/80
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
1/320
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
Negatip
Pemeriksaan widal
Salmonela typhi H
Salmonela pharatypi ah
Salmonela pharatypi bh
Salmonela pharatypi ch
Salmonela typi O
Salmonela pharatypi ao
Salmonela pharatypi bo
Salmonela pharatypi co
C. Terapi
Tanggal
Per-oral
Paracetamol 125 mg
Dionicol 500 mg 3x1 cth
Mucos 3x1/4
Per mm3
Per mm3
%
Per-interal
cefotaxime 2x700 mg
infus /asering 20tpm
Ket
1.
ANALISA DATA
No Data
Etiologi
Problem
1
DS : ibu Klien mengatakan anaknya badan nya Proses
infekksi Hipertermi
panas
salmonella thypi
DO :
klien tampak lemas,
akral teraba hangat
Suhu: 3880C
Nadi: 100x/ menit
2
Proses inflamasi
nyeri
tampak gelisah, ps
merintih
kesakitan
Nafsu makan menurun, mual (+)
Konjungtiva anemis
Akral hangat
3
Pasien menangis
DS : - ibu klien mengatakan klien makan susah Anoreksia ( mual dan Resiko
nutrisi
hanya 1-3 sendok.
muntah)
kurang
dari
Ibu klien mengatakan anaknya muntah 2-3x
kebutuhan
setiap makan
ibu Klien mengatakan anaknya badan nya
panas
DO :
klien muntah
BB : 11 kg
Porsi makan dari RS hanya dimakan 1-3
sendok
2.
3.
PRIORITAS MASALAH
1.
infeksi salmonella thypi
2.
3.
anoreksia ( mual & muntah)
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnoses
Tujuan
intervensi
1 Hipertermi
Setelah dilakukan tindakan Mengobserfasi tanda tanda vital
berhubungan
keperawatan selama 2 x 24
Pantau aktifitas kejang
dengan
proses jam diharapkan suhu tubuh
ifeksi salmonella normal
engan
KH: Pantau hidrasi
thypi
Mempertahaankan
suhu
Berikan kompres air biasa
tubuh dalam batas normal
Pemberian terapi 0bat anti piretik sesuai
2
program
Nyeri b.d proses Setelah dilakukan tindakan a.monitor KU
inflamasi
diharapkan
nyeri nyeri
berkurang,dengan KH:
obat analgesik
Resiko
nutrisi Setelah dilakukan tindakan Kaji pola dan kebiasaan makan
kurang
dari keperawatan selama 2 x 24
Observasi adanya muntah
kebutuhan
b.d jam kebutuhan nutrisi
anoreksia ( mual, adekuat dengan kriteria Menganjurkan keluarga untuk memberi
muntah)
hasil :
makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
Klien tidak muntah
3.
Porsi
makan
yang tidak merangsang produksi asam (biskuit)
disediakan habis
Memberikan terapi pemberian cairan dan
IMPLEMENTASI
Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi
Tgl
Implementasi
Respon pasien
15-05-2011 Mengukur tanda tanda vital
S: 37,80 C, N: 100x/m, R:20x/m.
Ttd
sering
Klien sedikit-sedikit mau minum
terapi
sesuai
program
Pasien dikompres pake air hangat
16-05-2011
Mengukur
Terapi diberikan
kembali tanda S: 36,8C, N: 100x/m, R:20x/m.
tanda vital
Memantau
kembali aktifitas
Pasien tidak mengalami kejang
kejang
Menganjurkan kembali keluarga
untuk memberikan sedikit minum
tapi sering
memberikan kompres hangat
memberikan
kembali
sesuai program
terapi
Pasien sudah tidak dikompres
Terapi diberikan
Respon pasien
Keadaan pasien lemah
N : 100 x/mnt
Ttd
motivasi
S : 37 C
untuk
muntah
Menganjurkan keluarga untuk Ibu klien mengatakan anaknya masih
susah makan
memberi makanan dalam porsi
kecil tapi sering dan tidak
merangsang
produksi
asam
(biskuit)
Memberikan terapi pemberian
cairan
dan
nutrisi
sesuai
program
16-05-2011
Terapi diberikan
Mengkaji kembali pola dan Klien menghabiskan porsi dari RS
kebiasaan makan
Mengobservasi
kembali
Klien sudah tidak muntah terus
adanya muntah
Menganjurkan kembali pada
keluarga
untuk
memberi
Ttd
Terapi diberikan
2.
EVALUASI
Hari / tanggal
Rabu
18-05-2011
SOAP
S: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas
O: klien masih tampak lemas,
klien sudah tdak muntah
Suhu: 36 C
Nadi: 90x/ menit
RR: 20x/ menit
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi
Ttd
Rabu
18-05-2011
Rabu
18-5-2011
S:
- S: ibu klien mengatakan ,klien setiap habis makan
sudah berkurang muntah nya.
O: klien masih muntah 1x
BB : 11kg
Porsi makan dari RS hanya dimakan porsi
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Oleh :
Pupupt Dwi Utmi
( A1.0800462 )
PENGESAHAN
Lembar pengesahan :
Laporan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN THYPOID DI RUANG INAYAH
KAMAR 11 PKU MUHAMMADIYAH GAMBONG
Pembimbing
lahan
Mahasiswa
(Puput Dwi
Utami)
Pembimbing Akademik
(Tyas, S.kep.Ns)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Di Indonesia demam thypoid jarang dijumpai secara epidemic , tetapi lebih sering
bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu
kasus pada orang-orang serumah. Pasien anak yang ditemukan berumur diatas 1 tahun.
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan
mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002)
Masa inkubasi demam thypoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60
hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita
tetap dalam keadaan asimtomatis. (Soegeng soegijanto, 2002)
BP RSUD Kebumen adalah salah satu Rumah Sakit daerah yang mengelola berbagai
penyakit, termasuk penyakit thipoid. Bangsal Melati adalah salah satu bangsal di BP RSUD
Kebumen yang mengelola pasien anak. Di Bangsal Melati pada bulan april terdapat 10 pasien
anak yang menderita penyakit thypoid.
Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada
umumnya seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi, serta suhu
badan yang meningkat.
Pada minggu kedua maka gejala/tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam
remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung, bisa disertai gangguan
kesadaran dari ringan sampai berat. Lidah tifoid dan tampak kering, dilapisi selaput
kecoklatan yang tebal, di bagian ujung tepi tampak lebih kemerahan. (Ranuh, Hariyono, dan
dkk. 2001)
2.
Konsep Dasar
1.
Definisi
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella
Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh
faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella.
( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella Thypi
( Arief Maeyer, 1999 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid
dan paratyphoid abdominalis
( Syaifullah Noer, 1996 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut juga paratyphoid
fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis
(.Seoparman, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik
yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara
pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Mansoer Orief.M. 1999).
Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut, Typhoid adalah
suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C yang
dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
2.
ETIOLOGI
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua sumber
penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier.
Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi
salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
C.PATOLOGI ANATOMI
Susunan saluran pencernaan terdiri dari : Oris (mulut), faring (tekak), esofagus
(kerongkongan), ventrikulus (lambung), intestinum minor (usus halus), intestinum mayor
(usus besar ), rektum dan anus.
di usus halus (intestinum minor). Intestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan
makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya 6 cm,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan
yang terdiri dari : lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot
melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal) dan lapisan serosa
(sebelah luar).
Usus halus terdiri dari duodenum (usus 12 jari), yeyenum dan ileum.
Duodenum
disebut juga usus dua belas jari, panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke
kiri pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dari bagian kanan duodenum ini terdapat selapu
t lendir yang membukit yang disebut papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran
empedu (duktus koledikus) dan saluran pankreas (duktus wirsung/duktus pankreatikus).
Dinding duodenum ini mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar,
kelenjar ini disebut kelenjar brunner yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
Yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar 6 meter. Dua perlima bagian atas
adalah yeyenum dengan panjang 23 meter dari ileum dengan panjang 4 5 m. Lekukan
yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan
peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium.
Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena
mesenterika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara 2 lapisan peritonium yang
membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas
yang tegas.
Ujung dibawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang
bernama orifisium ileoseikalis. Orifisium ini diperlukan oleh spinter ileoseikalis dan pada
bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula baukhim yang berfungsi untuk
mencegah cairan dalam asendens tidak masuk kembali ke dalam ileum.
Mukosa usus halus. Permukaan epitel yang sangata luas melalui lipatan mukosa dan
mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub
mukosa yang dapat memperbesar permukaan usus. Pada penampang melintang vili dilapisi
oleh epitel dan kripta yag menghasilkan bermacam-macam hormon jaringan dan enzim yang
memegang peranan aktif dalam pencernaan.
Didalam dinding mukosa terdapat berbagai ragam sel, termasuk banyak leukosit. Disanasini terdapat beberapa nodula jaringan limfe, yang disebut kelenjar soliter. Di dalam ilium
terdapat kelompok-kelompok nodula itu. Mereka membentuk tumpukan kelenjar peyer dan
dapat berisis 20 sampai 30 kelenjar soliter yang panjangnya satu sentimeter sampai beberapa
sentimeter. Kelenjar-kelenjar ini mempunyai fungsi melindungi dan merupakan tempat
peradangan pada demam usus (tifoid). Sel-sel Peyers adalah sel-sel dari jaringan limfe
dalam membran mukosa. Sel tersebut lebih umum terdapat pada ileum daripada yeyenum.
( Evelyn C. Pearce, 2000)
D.PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan
melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi
kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut
kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian
kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung
dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai selsel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan
kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia
bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada
patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam
disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat
pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
E..KOMPLIKASI
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perporasi usus
3) Ilius paralitik
b. Komplikasi extra intestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis,
tromboplebitis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis.
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.
7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer,
sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.
F.PENATALAKSANAAN
1.
Perawatan
1.
Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk mencegah komplikasi
perdarahan usus.
2.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi perdarahan.
2.
Diet
Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
2.
3.
Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.