Anda di halaman 1dari 67

BAB III

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


RUANG CEMPAKA PERJAN RS Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
TAHUN 2009

3.1;

KAJIAN SITUASI RUMAH SAKIT Dr. HASAN SADIKIN

3.1.1; Visi Rumah Sakit


Menjadi rumah sakit yang prima dalam pelayanan, pendidikan dan
penelitian di bidang kesehatan tingkat regional pada tahun 2011.
3.1.2; Misi Rumah Sakit
RS Hasan Sadikin menyediakan pelayanan kesehatan menyeluruh dan
terjangkau dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan bagi masyarakat
Jawa Barat khususnya, dan Bangsa Indonesia umumnya dengan cara :
1; Mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.
2; Menjadi mitra yang handal dan setia.
3; Menjunjung tinggi nilai kepuasan pelanggan.
4; Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta
kesehatan yang terkini.
5; Meningkatkan mutu tenaga kesehatan secara berkesinambungan.
6; Melaksanakan penelitian yang berkualitas.
3.1.3; Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit
Berdasarkan PP No.119 tahun 2000 Pasal 6 : Sifat kegiatan jasa PERJAN
adalah berfungsi sosial, profesional dan etis dengan pengelolaan yang ekonomis
serta tidak semata mata mencari keuntungan.
Maksud dan tujuan sebagaimana tertulis dalam pasal 7: adalah
menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan dan penelitian serta usaha
lain di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

3.1.4; Kegiatan Rumah Sakit


Untuk mencapai tujuan seperti disebutkan di atas, sebagaimana yang telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah No.119 tahun 2000, pasal 8 Anggaran Dasar
RSHS, bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh RS Hasan Sadikin adalah :
1; Pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik upaya promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna.
2; Pengembangan
teknologi

pelayanan

reproduksi

bidang

buatan,

endoscopi,onkologi/radioterapi,

maternal

perinatal,

kardiovaskuler,

kedokteran nuklir, stroke, MCU, hemodialisa, poli spesialis serta


pelayanan penunjangnya.
3; Pelayanan kesehatan lainnya.
4; Pendidikan, penelitian dan usaha lain di bidang kesehatan.
3.1.5; Moto Rumah Sakit
Kesehatan anda adalah kepedulian kami
3.2;

KAJIAN SITUASI PELAYANAN KEPERAWATAN

3.2.1; Falsafah Pelayanan Keperawatan RS Hasan sadikin


Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat RS Hasan sadikin
Bandung menjunjung tinggi nilai kemanusiaan berdasarkan keyakinan bahwa :
1; Manusia itu adalah makhluk yang mulia sehingga berhak memperoleh
pelayanan keperawatan dengan penuh perhatian, keramahan dan kasih sayang.
2; Manusia

itu

unik,

utuh

secara

biopsikospiritual,

dipengaruhi

dan

mempengaruhi lingkungan.
3; Keperawatan adalah bantuan yang diberikan kepada klien dengan tidak
membedakan suku, agama, kepercayaan dan status sosial.
4; Tujuan polayanan keperawatan dicapai melalui usaha bersama dengan tim
kesehatann lainnya.
5; Pertumbuhan dan perkembangan staf dilaksanakan melalui pendidikan
keperawatan berkelanjutan yang dilakukan secara terus menerus.

6; Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah yang terbaik dan
merupakan hasil dari proses peningkatan mutu yang dilakukan secara terus
menerus
3.2.2; Visi Pelayanan Keperawatan RS Hasan Sadikin
Pelayanan keperawatan yang prima dalam asuhan, pendidikan dan
penelitian keperawatan di tingkat regional pada tahun 2011
3.2.3; Misi Pelayanan Keperawatan RS Hasan Sadikin
Memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu dan memuaskan
kepada klien dan keluarga dengan :
1; Menerapkan pendekatan proses keperawatan dan asuhan keperawatan.
2; Menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pendidikan, penelitian dan
pengembangan keperawatan.
3; Menerapkan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan serta
kesehatan terkini.
3.2.4; Tujuan Pelayanan Keperawatan RS Hasan Sadikin
1; Memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang paripurna secar
profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2; Menyediakan tenaga keperawatan yang berdaya guna dan berhasil guna
dalam memenuhi kebutuhan klien secara individual.
3; Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan terapeutik kondusif bagi
klien dan tenaga rumah sakit.
4; Melakukan penyusunan kebutuhan logistik keperawatan yang tepat dan
lengkap.
5; Mengembangkan standar keperawatan sesuai dengan perkembangan
keperawatan terkini.
6; Memberikan kesempatan pendidikan yang mendorong motivasi dan
pertumbuhan individu tenaga keperawatan.
7; Menciptakan iklim yang menunjang proses belajar mengajar dalam
kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian bagi perkembangan tenaga
keperawatan.

8; Melaksanakan program pengembangan karier baik yang bersifat


manajerial maupun fungsional.
3.2.5; Moto Pelayanan RS Hasan Sadikin
SIGAP
S

: Senyum, sapa , salam, sopan, santun

: Inovatif dalam berkarya

: Gelorakan semangat pelayanan prima

: Amanah menjaga keselamatan klien

: Peduli, perhatian, perasaan

3.2.6; Sifat Kekaryaan Pelayanan Keperawatan RS Hasan Sadikin


3.2.6.1;

Pengertian Keperawatan Bedah pada Anak

Pelayanan keperawatan kasus bedah pada anak adalah suatu bentuk


pelayanan profesional yang ditujukan pada klien anak yang mengalami gangguan
fisiologis baik pre-operasi maupun post-operasi yang berdampak terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, aktual maupun potensial baik yang
disebabkan karena penyakit ataupun kecacatan
3.2.6.2;

Praktek Keperawatan

Praktek keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat


humanistik dalam mendiagnosa respon klien terhadap masalah kesehatan
menangani masalah kesehatan serta dampaknya terhadap kemampuan klien dan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya (anak), dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dan berpedoman pada standar asuhan
keperawatan dalam lingkup dan wewenang dan tanggung jawabnya untuk
menentukan perlakuan keperawatan yang tepat, bantuan keperawatan total, parsial
ataupun suportif edukatif.
3.2.6.3;

Lingkup Garapan Keperawatan

Lingkup garapan keperawatan adalah pemenuhan kebutuhan dasar


manusia penyimpangan dan intervensi. Berdasarkan fokus telaah keperawatan

anak maka lingkup garapan keperawatan kasus bedah pada anak meliputi segala
gangguan atau hambatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak yang terjadi
akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh yang dialami
individu.
3.3;

KAJIAN SITUASI DI RUANG CEMPAKA RS HASAN SADIKIN

3.3.1; Karakteristik Unit


3.3.1.1;

Pengertian Ruang Cempaka

Ruang Cempaka adalah ruang perawatan untuk memberikan pelayanan


asuhan keperawatan pada klien dan keluarga dengan bedah anak baik pre-operasi
maupun post-operasi.
3.3.1.2;

Falsafah Ruang Cempaka

Klien Ruang Cempaka mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan


keperawatan yang bermutu dari seorang perawat melalui penerapan proses
keperawatan dan pelayanan prima dalam meningkatkan kualitas hidup klien
3.3.1.3;

Visi Ruang Cempaka

Ruangan Cempaka belum memiliki visi


3.3.1.4;

Misi Ruang Cempaka

Ruangan Cempaka belum memiliki misi


3.3.1.5;

Tujuan Ruang Cempaka

Tujuan pelayanan Ruang Rawat Anak Cempaka, terdiri dari:


1; Tujuan Umum:
Memberikan asuhan keperawatan di Ruang Cempaka berdasarkan standar
keperawatan dan terlibat dalam penelitian serta mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2; Tujuan Khusus:

Terlaksananya asuhan keperawatan kasus bedah pada anak yang meliputi


bedah anak, bedah plastik, bedah urologi, bedah onkologi, bedah THT, bedah
orthopedi, bedah NC, bedah vaskular, dan bedah mulut.
3.3.1.6;

Hasil Telaah Visi dan Misi Ruang Cempaka RS Hasan Sadikin

a. Visi dan Misi Ruang Cempaka


Visi adalah serangkaian pernyataan tentang apa yang dicita-citakan
terwujud untuk satu periode tertentu di masa yang akan datang. Visi merupakan
hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan. Misi merupakan penjabaran
langkah untuk mewujudkan visi. Ruangan cempaka merupakan unit bedah pada
anak yang mendukung tercapainya visi dan misi pelayanan keperawatan di mana
pelayanan keperawatan akan mendukung terwujudnya visi dan misi rumah sakit.
Pada waktu kajian situasi, ruangan cempaka belum memiliki visi dan misi.
3.3.2; Sifat Kekaryaan Ruang Cempaka
3.3.2.1;

Fokus Telaah

Dalam bidang pelayanan, fokus telaah Ruang Cempaka adalah orang-orang


yang berada dalam rentang usia 1 hari sampai 14 tahun, dengan gangguan sistem
tubuh tertentu dan memerlukan tindakan pembedahan baik klien yang akan atau
sudah menjalani (pre-post operasi), meliputi klien dengan bedah urologi, bedah
plastik, bedah mulut, bedah THT, bedah vaskuler, bedah anak, bedah thoraks,
bedah NC, bedah onkologi, dan bedah orthopedi.
Adapun karakteristik klien selama dilakukan kajian situasi tanggal 3-5
September 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Karakteristik Klien Ruang Cempaka RSHS Bandung Berdasarkan
Kelompok Usia Tanggal 3 September 2009
No
1
2
3
4
5

Kelompok Usia
0 1 bulan
1 12 bulan
1 3 tahun
3 6 tahun
6 12 tahun

F
2
3
12
7
13

%
4,2
6,4
25,5
14,9
27,7

12 14 tahun
10
21,3
Jumlah
47
100
Sumber: Studi dokumentasi buku Suhu Nadi Ruang Cempaka

Tabel 3.2 Karakteristik Klien Ruang Cempaka RSHS Bandung Berdasarkan


Tingkat Ketergantungan Tanggal 3 - 5 September 2009
Klasifikasi Klien
Minimal Care
Partial Care
Total Care
Jumlah

F
20
17
10
47

%
43
36
21
100
Sumber: Observasi

Tabel 3.3. Karakteristik Klien Ruang Cempaka RSHS Bandung Berdasarkan


Jenis Pembayaran Tanggal 3 5 September 2009
No
1
2
3
4

Jenis Pembayaran
Umum
Kontraktor
ASKES PNS
Jamkesmas
Jumlah

F
%
7
15
2
4,2
3
6,4
35
74,4
47
100
Sumber: Buku Administrasi Ruang Cempaka

Dalam bidang pendidikan, fokus telaah Ruang Cempaka adalah individu


atau kelompok mahasiswa, perawat, staf, klien dan keluarganya, yang
membutuhkan pengetahuan dan/pengalaman dalam memenuhi kebutuhan klien
terkait dengan masalah kesehatan yang dialami klien serta dampak yang
ditimbulkannya.
Dalam bidang penelitian, fokus telaah Ruang Cempaka adalah individu atau
institusi yang akan atau sedang menjalankan program penelitian pada berbagai
unsur yang ada di Ruang Cempaka.
3.3.3; Lingkup garapan
Lingkup garapan Ruang Cempaka sebagai ruang perawatan bedah pada
anak dalam bidang pelayanannya adalah pemenuhan KDM akibat gangguan pada
sistem tubuh (bedah urologi, bedah plastik, bedah mulut, bedah THT, bedah

vaskuler, bedah anak, bedah thoraks, bedah NC, bedah onkologi, dan bedah
orthopedi) baik sebelum maupun sesudah dilakukan pembedahan.
Lingkup garapan Ruang Cempaka dalam bidang pendidikan adalah
peningkatan kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) peserta didik dalam
memenuhi kebutuhan klien terkait dengan masalah kesehatan yang dialami klien
beserta dampak yang ditimbulkannya.
Lingkup garapan Ruang Cempaka dalam bidang penelitian adalah
memfasilitasi semua kegiatan penelitian di ruang Ruang Cempaka yang bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan rumah sakit secara umum.
3.3.4; Basis intervensi
Basis intervensi Ruang Cempaka dalam bidang pelayanan adalah
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan klien dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia pada anak akibat gangguan dalam fungsi
sistem-sistem tubuh dalam lingkup garapan Ruang Cempaka (dengan indikasi
pembedahan).
Basis intervensi Ruang Cempaka dalam bidang pendidikan adalah
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan peserta didik dalam mencapai
tingkat kemampuan tertentu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia pada klien yang mengalami gangguan fungsi sistem tubuh dengan
disertai indikasi pembedahan.
Basis intervensi Ruang Cempaka dalam bidang penelitian adalah menjadi
lahan penelitian bagi individu atau kelompok yang ingin meneliti permasalahan
pada berbagai unsur di ruang rawat inap kasus bedah pada anak.
3.3.5; Letak Ruang Cempaka
Lokasi Ruang Cempaka terletak di sebelah utara bagian depan RSHS dan
berbatasan dengan ruang singgah di bagian timur, di bagian barat berbatasan
dengan R 19, bagian utara berbatasan dengan sekretariat FK UNPAD, dan bagian
selatan berbatasan dengan klinik khusus urologi.
3.3.6; Kapasitas Unit Ruang Cempaka

Ruang Cempaka memiliki kapasitas 58 tempat tidur yang terdiri dari :


;

Kamar 1

: 3 tempat tidur untuk perawatan kelas II

Kamar 2

: 3 tempat tidur untuk perawatan kelas II

Kamar 3

: 2 tempat tidur untuk perawatan kelas I

Kamar 4

: 2 tempat tidur untuk perawatan kelas I

Kamar 5

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 6

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 7

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 8

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 11

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 12

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 13

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 14

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 15

: 4 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 16

: 6 inkubator untuk perawatan perinatologi

Kamar 17

: 3 tempat tidur untuk perawatan kelas III

Kamar 18

: 3 tempat tidur untuk perawatan kelas III

3.3; HASIL KAJIAN SITUASI MANAJEMEN ASUHAN RUANG CEMPAKA


NO
ASPEK
1. Pelayanan
1.1 Flow of care

DESKRIPSI SITUASI
1; Penerimaan klien baru :

Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan observasi


pada 10 klien baru dan perawat tanggal 3-7 September
2009, didapatkan data sebagai berikut:
-

Ruangan sudah memiliki protap penerimaan klien


baru

Semua perawat (100%) calon klien yang akan

dirawat di ruangan sudah diketahui oleh perawat


melalui telepon
-

Semua perawat (100%) melaporkan klien baru ke


dokter secara tertulis melalui status klien, 80%
melaporkan secara lisan

Hampir

seluruhnya

(90%)

perawat

tidak

melakukan pengkajian sesuai dengan prosedur


tetap dan belum terdokumentasikan secara optimal
pada klien baru
-

Sebagian besar (60%) tempat tidur sudah dalam


keadaan terbuka dan siap untuk digunakan

Semua perawat (100%) menampilkan sikap ramah

Semua perawat (100%) tidak memperkenalkan diri


dan memperkenakan tenaga kesehatan yang ada di
ruangan

Hampir

setengahnya

(40%)

perawat

mengorientasikan klien dan keluarga terhadap


lingkungan, sarana, dan prasarana yang tersedia
-

Semua

perawat

(100%)

pelaksana

tidak

mengorientasikan peraturan ruangan karena sudah


dilakukan
ruangan

oleh
dan

bagian
wakil

administrasi,
kepala

ruangan

kepala
saat

penerimaan status klien baru.


-

80% praktikan ikut serta dalam penerimaan klien


baru

Semua

perawat (100%) dan paktikan bekerja

sama dalam penyiapan fasilitas sebelum klien baru


tiba di ruangan
2; Alur Pre Operasi

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan


terhadap perawat dan 6 klien preoperasi pada tanggal

3-7 September 2009, didapatkan data sebagai berikut:

Semua

perawat

(100%)

menjelaskan

prosedur preoperasi; klien diberi informasi


untuk puasa 8-10 jam sebelum operasi,
dipasang infus, aksesoris klien dilepas,
memastikan kandung kemih klien kosong,

memberikan obat premedikasi.


Hampir seluruhnya (80%) informed consent
dilakukan oleh dokter ketika visite pada
pagi hari bertepatan ketika perawat ruangan
sedang

mempersiapkan

keperawatan

sehingga

pendampingan

pada

saat

informed consent tersebut.


Semua perawat (100%)

tindakan
belum

ada

pelaksanaan
memfasilitasi

penandatanganan SIO (surat izin operasi)


oleh klien atau keluarga dengan terlebih
dahulu memberikan penjelasan, setelah

pelaksanaan informed consent oleh dokter.


Semua klien pre operasi (100%)
dikonsulkan ke bagian anestesi maupun ke
bagian lain pada saat H-2 difasilitasi oleh
perawat dan H-1 dokter anastesi datang ke
klien.

3; Alur Post-Operasi
Semua klien

(100%) dari ruang OK

dijemput oleh perawat atau oleh mahasiswa


yang sebelumnya telah diberi pengarahan
oleh perawat ruangan. Jika ada masalah
atau butuh konfirmasi dengan petugas OK,

dilakukan melalui telepon.


Semua perawat (100%) memindahkan klien
dari blankar ke tempat tidur dilakukan oleh

perawat dibantu oleh keluarga dengan

memperhatikan keamanan dan respon klien.


Semua perawat (100%) mengatur tetesan
infus dan memeriksa keadaan umum klien.
Tanda-tanda vital diperiksa oleh mahasiswa
praktikan setelah klien ditempatkan di
tempat tidur

4; Alur penanganan klien gawat

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 2 pasien


yang gawat
Semua klien (100%) yang berada dalam
keadaan kritis segera di observasi oleh

perawat.
Semua klien (100%) apabila keadaannya
semakin buruk perawat segera melaporkan
kepada dokter yang bersangkutan atau
dokter jaga. Dokter akan memeriksa dan
merencanakan tindakan, perawat kemudian

menyiapkan tindakan yang akan dilakukan


Semua dokter (100%) menjelaskan kepada
keluarga klien tentang penyakit klien ,
rencana perawatan, dan pengobatan yang

akan diberikan
5; Alur penanganan klien meninggal dunia
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat yang
dilakukan pada tanggal 05 September 2009,
diperoleh informasi bahwa apabila klien tidak
tertolong

lagi

(meninggal

dunia),

perawat

membungkus dengan kain samping dari keluarga


dan menutupi jenazah dengan kain yang telah
disediakan RS kemudian perawat menghubungi
kamar jenazah dan perawat membuat surat
keterangan meninggal yang ditanda tangani oleh
dokter sebanyak 3 rangkap untuk dokumentasi

ruang perawatan, kamar jenazah dan keluarga


klien.

Setelah

semuanya

selesai,

perawat

mengantarkan klien ke kamar jenazah dengan


membawa surat keterangan meninggal, kemudian
perawat juga akan melakukan laporan tentang
kematian tersebut kepada bidang perawatan.
6; Alur klien pindah
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan
klien akan pindah ke ruangan lain baik karena
pindah kelas perawatan maupun karena indikasi
klinis (kasus penyakit), setelah disetujui dan tempat
tersedia maka perawat bersama-sama prakarya
memindahkan klien tersebut keruangan yang dituju.
Perawat melakukan timbang terima baik
secara

lisan

perawatan

maupun

yang

tulisan

diberikan

tentang

pada

klien

tersebut selama dirawat di Ruang Cempaka


kepada perawat ruangan yang dituju.
7; Alur pemeriksaan diagnostik
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat
ruangan,
Pemeriksaan laboratorium: dokter menulis
jenis pemeriksaan yang dilakukan pada
zklien

yang

bersangkutan,

mempersiapkan

alat-alat

perawat
yang

dipergunakan, tetapi perawat belum optimal


dalam menjelaskan tentang tujuan dan
kegunaan
laboratorium

serta
yang

cara
akan

pemeriksaan
dilakukan.

Pengiriman sampel laboratorium dilakukan

oleh keluarga ke laboratorium 10A.


Pemeriksaan radiologi : setelah formulir
permintaan

pemeriksaan

disiapkan

kaemudian perawat mendaftarkan kebagian

radiologi. Klien dibawa kebagian radiologi


oleh perawat atau pekarya, untuk sore dan
malam hari dilakukan oleh perawat dan

mahasiswa
Untuk klien yang harus di konsultasikan
kebagian

lain,

permintaan
pekarya

maka

konsul,

atau

dokter

menulis

kemudian

perawat,

mahasiswa

keperawatan

membawa status klien.


8; Alur klien3ew pulang
Berdasarkan whasil wawancara dengan kepala
ruangan, klien yang pulang dari ruang Cempaka
dapat dikarenakan klien sembuh atau pulang paksa.
Keluarga klien diberitahu oleh dokter bahwa klien
sudah boleh pulang perawat menyiapkan suratsurat yang diperlukan misalnya: surat kontrol, surat
pengantar ke bagian administrasi keuangan, resep,
hasil

pemeriksaan

dan

dosis

obat.

Klien

diperbolehkan pulang apabila sudah menyelesaikan


administrasi ruangan. Berbeda dengan klien yang
pulang paksa tidak diberikan surat kontrol, resep,
dan untuk administrasi sama dengan klien yang
pulang dengan izin dokter.
1.2 Pengelolaan

Ruang Cempaka merupakan ruang perawatan pre-dan


post-operasi pada anak dengan memberikan asuhan
keperawatan pada berbagai jenis penyakit bedah yang
terdiri dari beberapa sub bagian di antaranya: bedah
urologi, bedah plastik, bedah mulut, bedah THT,
onkologi, bedah vaskuler, bedah anak, bedah thorak
dan NC. Hasil kajian situasi pada tanggal 3 5
September 2009 didapatkan data sebagai berikut :
1; Rata-rata distribusi penyakit selama 3 hari kajian

situasi adalah sebagai berikut :


- Bedah Urologi

: 9

- Bedah Plastik

: 4

- Bedah Mulut

: 1

- Bedah THT

: 1

- Bedah Vaskuler

: 1

- Bedah Anak

: 18

- Bedah NC

: 3

- Bedah Oncologi

- Bedah Orthopedi :

- Bedah Thoraks

: -

2; Jumlah klien rata-rata perhari adalah 47 orang,


dengan kapasitas tempat tidur 58, sehingga ratarata BOR selama 3 hari kahian situasi sebesar
81,03%
3; Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
ruangan dan wakil kepala ruangan dalam
pemenuhan kebutuhan tenaga di dasarkan pada
penggantian perawat yang pindah dan perawat
yang

pensiun,

bukan

berdasarkan

tingkat

ketergantungan klien.
4; Hasil observasi terhadap dokumen ruangan,
diruangan sudah terdapat SOP Pengusulan
kebutuhan
tingkat

tenaga

keperawatan

ketergantungan

klien

berdasarkan
dan

teknik

penghitungannya.
5; Selama melakukan kajian situasi dari tanggal 3
5 September 2009, rata tingkat ketergantungan
adalah sebagai berikut :
Tingkat Ketergantungan Jumlah

Persentasi

Klien
20

43 %

Minimal care

Intermediate care
Maksimal care
Perhitungan

17
10

kebutuhan

tenaga

36 %
21 %
berdasarkan

tingkat ketergantungan klien menurut Gillies


adalah sebagai berikut :
Tingkat Ketergantungan Jumlah Klien Jumlah jam
Minimal care
20 x 1 jam
20
Intermediate care
17 x 3 jam
51
Maksimal care
10 x 4 jam
40
Total jam perawatan langsung / hari = 111 jam
Perawatan tidak langsung
Jumlah klien x 1 jam = 47 x 1 jam = 47 jam
Pendidikan kesehatan
Jumlah klien x 15 menit = 47 x 15 menit
= 11 jam 45 menit
Total kebutuhan jam asuhan
Total jam perawatan langsung + perawatan tidak
langsung + pendidikan kesehatan
111 jam + 47 jam + 11 jam 45 menit = 169 jam
45 menit
Jumlah hari libur dalam satu tahun (tahun 2009)
Hari libur + cuti + hari besar (loss day)
51 + 12 + 15 + 78 hari
Total Kebutuhan Tenaga Ruang Cempaka
- Kebutuhan jam asuhan setahun = jam asuhan
klien perhari X jumlah hari dalam satu tahun
= 169 jam 45 menit x 365
= 61958 jam 45 menit
- Jam kerja efektif perawat dalam satu tahun
= jumlah hari dalam satu tahun loss day x
jam kerja dalan satu hari

= (365 78 hari) x 7 jam


= 2009 jam
- Jadi kebutuhan tenaga Ruang Cempaka
adalah
= Kebutuhan jam asuhan dalam satu tahun /
jam kerja efektif perawat dalam satu
tahun
=

61958, 75 / 2009

30,84

31 orang

- Jumlah tenaga keperawatan yang ada di


Ruang Cempaka saat ini adalah 24 orang
termasuk kepala ruangan,

wakil kepala

ruangan, dan ketua Tim 2 orang (4 orang)


- Jadi kekurangan tenaga keperawatan di
Ruang Cempaka adalah :
= 31 24
= 7 orang
6; Metode Pengelolaan
Model asuhan kperawatan di Ruang Cempaka adalah
model asuhan tim, yang terdiri dari 2 tim. Baik Tim I
maupun Tim II jumlah perawat masing-masing 10
orang.
1.3 Discharge Planning Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan
klien, di Ruang Cempaka Bedah anak tercatat 10
orang klien pulang dari mulai tanggal 03 - 05
september 2009:
1; Hampir

seluruhnya

(90%)

perawat

memberitahuan pada pasien dan keluarga bahwa


klien sudah boleh pulang sehari sebelumnnya.
2; Semua

perawat

administrasi

(100%)

menyiapkan

beserta
surat-surat

petugas
yang

diperlukan seperti : surat kontrol, surat pengantar,


resep, hasil pemeriksaan, surat cutu sakit, obatobatan.
3; Semua perawat (100%) menjelaskan kepada
keluarga tentang tindakan perawatan dirumah.
4; Semua klien (100%) diberi penjelasan tentang
obat-obat yang harus diminum terkait dengan
waktu, dosis oleh dokter, dan bagi klien yang
mendapatkan diet khusus dijelaskan pula oleh
dokter
5; Sebagian besar (70%) perawat memberikan
penjelasan tentang aktivitas dan kegitan yang
boleh dan tidak boleh dilakukan klien
6; Semua perawat (100%) menganjurkan pada
keluarga agar klien kontrol
7; Sebagian kecil (20%) perawat menjelaskan tandatanda umum kondisi menurun pada klien dan cara
penanggulangan dirumah
8; Sebagian

kecil

(20%)

perawat

memberikan

dorongan moril supaya klien dan keluarga


1.4 Pemenuhan KDM

menerima keadaan
Berdasarkan hasil observasi tanggal 3 September - 5

1.4.1 Oksigenasi

September 2009 didapatkan data sebagai berikut:

Upaya dalam memenuhi kebutuhan oksigen pada


klien yang mengalami gangguan pernafasan atau
perubahan pola pernafasan dilakukan dengan
mengkaji keadaan klien, seperti: respiration rate;
frekuensi; dan bunyi nafas.

Pengkajian fisik ini dilakukan oleh dokter,


perawat, mahasiswa kedokteran yang sedang
menjalani praktek profesi.

Terdapat 3 klien dengan gangguan pernafasan

yang

membutuhkan

bantuan

oksigen

dan

diberikan oksigen dengan menggunakan nasal


canul. Pemberian oksigen disesuaikan dengan
kebutuhan klien yang ditentukan oleh dokter.
Nasal canul dipasangkan pada tabung oksigen
oleh perawat, diset jumlahnya oleh perawat.

Pengisian

tabung

humidifier

pada

awal

pemasangan dilakukan sesuai standar, namun dari


hasil observasi ada beberapa cairan dalam
humidifier tabung oksigen yang digunakan klien
jumlahnya tidak sesuai standar setelah beberapa
waktu pemakaian.

Pendidikan

bagi

keluarga

klien

yang

berhubungan tentang pemberian bantuan oksigen,


seperti: jumlah oksigen yang diberikan belum
dilakukan oleh perawat, namun pendidikan
mengenai perhatian terhadap jumlah cairan dalam
humidifier telah dilakukan oleh perawat.

Klien yang direncanakan menggunakan nebulizer


berjumlah

orang.

diberikan

sesuai

Penggunaan

kebutuhan

nebulizer

klien,

namun

sebelumnya menunggu persetujuan oleh dokter


terlebih dahulu. Pemberian nebulizer ini biasanya
dilakukan oleh perawat bekerja sama dengan
keluarga untuk memegang sungkup nebulizer dan
menenangkan klien.

Pemberian informasi pada keluarga tentang


kegunaan nebulizer dilakukan oleh dokter dan
perawat.

Klien yang menggunakan suction berjumlah 1


orang.

Penggunaan

suction

dilakukan

oleh

perawat atau keluarga yang awalnya diajari cara


penggunaan suction. Pemberian informasi pada
keluarga tentang kegunaan suction dilakukan oleh
1.4.2 Nutrisi

dokter dan perawat.


Penimbangan berat badan dilakukan oleh perawat,
minimal ketika klien diterima di ruangan, namun
dari hasil lembar observasi pada 19 orang klien
dengan keluhan yang terkait dengan nutrisi, hanya
52,63% yang pernah ditimbang, dan 47,37% yang
lain

mengatakan

belum

pernah

ditimbang.

Demikian pula pengukuran tinggi badan klien juga


dilakukan hanya pada 50%-nya.
-

Penyajian makanan dan minuman


Makanan Utama, 3x sehari :

Penyajian makan pagi mulai pukul 08.00

Penyajian makan siang mulai pukul 12.00

Penyajian makan sore mulai pukul17.00

Makanan selingan, 1x sehari :

Pukul 10.00 dapat berupa kue atau bubur


kacang hijau.

Saat dilakukan observasi, terdapat 6 jenis makanan


utama yang diberikan pada klien yaitu nasi, bubur
beras, bubur sum sum, makanan cair, tim, dan
proten sebanyak 8 bungkus per harinya.

Minuman yang dikonsumsi oleh klien didapat


dari:
-

Air mineral dalam galon yang disediakan di


depan ruangan, yang diisi setiap harinya.

Disediakan oleh keluarga klien.

Tidak semua klien menghabiskan makanan yang


diberikan oleh ruangan yang telah dihitung

kalorinya oleh bagian gizi. Selain mengkonsumsi


makanan dari bagian gizi rumah sakit, ada
beberapa klien yang mengkonsumsi makanan dari
luar yang dibawa oleh keluarga. Kontrol makanan
dilakukan oleh tim gizi.
-

Screening gizi tidak dilakukan oleh dokter

Jumlah klien yang menggunakan NGT yaitu 3


orang.

Informasi

tentang

pemasangan

NGT

diberikan pada keluarga oleh dokter dan perawat.


Pemberian makanan cair pada klien yang
menggunakan NGT dilakukan oleh keluarga yang
sebelumnya diajarkan oleh perawat. Makanan
cair

disediakan

oleh

rumah

sakit

sesuai

kebutuhan klien. Kebutuhan makanan pada klien


yang menggunakan NGT ditentukan oleh dokter
berkolaborasi dengan tim gizi.
Penggantian NGT dilakukan setiap 4 hari sekali.
-

Untuk klien yang diharuskan puasa baik untuk


penanganan/terapi, persiapan operasi atau untuk
pemeriksaan

1.4.3 Eliminasi

diagnostik,

dokter

akan

memberitahukan perawat, tim gizi, dan keluarga.


Pada 22 klien yang diobservasi dengan keluhan
gangguan BAB/BAK 87% telah difasilitasi untuk
pemenuhan

kebutuhan

eliminasi.

Untuk

pemenuhan kebutuhan eleminasi (BAB/BAK)


dilakukan antara lain: secara langsung ke toilet;
pispot; pampers, atau jika ada gangguan pada
system perkemihan dengan klien berkemih dengan
bantuan kateter
-

Jumlah klien yang menggunakan kateter 8 orang

Pemasangan kateter dilakukan oleh perawat, dan


pemberian informasi pada keluarga tentang alasan

pemasangan kateter dilakuan oleh dokter dan


1.4.4 Cairan dan

elektrolit

perawat.
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada
klien di Ruang Cempaka dilakukan dengan cara
oral dan parenteral (IV line) yang diukur berapa
jumlah tetesan setiap menitnya oleh perawat.
Cairan yang diberikan sesuai dengan kondisi
kesehatan klien dan atas kolaborasi antara dokter
dan perawat. Tidak ada batasan maksimal berapa
hari dilakukan penggantian alat infus, pengganian
alat infuse hanya dilakukan bila terjadi phlebitis
dan bengkak.

Penggantian transfuse set dengan infuse set pada


klien post transfuse jarang dilakukan.

Bagi

klien

keseimbangan

yang

mengalami

cairan,

yang

gangguan
memerlukan

pengukuran intake output, keluarga diikutsertakan


untuk bekerja sama dalam penampungan urin
dalam botol air mineral.
-

Sedangkan untuk mengontrol pemberian cairan


melalui peroral yaitu dengan pemberitahuan
dokter pada keluarga tentang jumlah cairan yang
boleh dikonsumsi oleh klien, dan alasan ketentuan
jumlah cairan yang boleh dikonsumsi klien per
hari.

Keluarga biasanya mengukur jumlah cairan yang


dikonsumsi

klien

dengan

menyesuaikan

ukurannya dengan ukuran cc botol atau gelas air


1.4.5 Personal Hygiene -

mineral.
Dari hasil obeservasi, pemenuhan kebutuhan
personal hygiene dilakukan oleh keluarga klien.

Ketersediaan fasilitas:

Air panas, kamar mandi disediakan oleh


rumah sakit.

Sabun, pasta gigi, sikat gigi, handuk, dan


peralatan mandi lainnya disediakan oleh
keluarga klien sendiri.

Kejadian dekubitus terdapat 3 orang

Pendidikan kesehatan mengenai personal hiegene


belum diberikan secara khusus kepada klien,
hanya ketika pagi-pagi saat operan perawat
memberikan motivasi kepada keluarga atau klien

1.4.6 Aktivitas dan

Bermain

untuk mandi atau minimal di lap.


Ketersediaan fasilitas:
Jumlah mainan di ruangan tidak tersedia sehingga
klien tidak dapat menikmati fasilitas untuk
bermain.

1.4.7 Istiahat Tidur

Mainan biasanya dibawa sendiri oleh keluarga.


Untuk pemenuhan istirahat tidur klien, pada shift
pagi, kadang perawat menanyakan bagaimana
tidur klien semalam. Pengkajian mengenai pola
tidur belum optimal dilakukan secara khusus.

Untuk

kenyamanan

istirahat

klien,

perawat

ruangan sudah membatasi jumlah penunggu yaitu


satu orang, tetapi penunggu klien beberapa lebih
dari satu orang namun untuk pengaturan cahaya
belum dilakukan secara optimal pada setiap
individu klien karena keadaan ruangan yang
mayoritas dipakai secara bersama-sama.
-

Untuk jadwal kunjungan keluarga klien belum


terpampang di depan tiap kamar di Ruang

1.4.8 Kebutuhan
Spiritual

Cempaka.
Untuk kebutuhan

spiritual,

keluarga

klien

melakukan ibadahnya di ruangan atau di mushola

rumah sakit
Harapan keluarga terhadap kesembuhan klien, yaitu:
keluarga yakin anaknya bisa sembuh dan keluarga
1.4.9 Pencegahan

pasrah kepada Tuhan atas kesembuhan klien.


Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah

infeksi

melakukan tindakan

Penerapan kewaspadaan universal:

Perawat menggunakan sarung tangan saat


melakukan tindakan

Dekontaminasi dan desinfeksi alat yang sudah


dipakai, dengan mengirimkan alat-alat yang
telah dicuci ke tempat pensterilan alat bagi alat
steril.

Benda-benda yang infektif, contoh kassa bekas


balutan dibuang di tempat yang benar (tempat
sampah medis). Untuk jarum suntik atau-atau
benda-benda tajam, sebagian besar petugas
kesehatan membuangnya pada tempat khusus
yang telah disediakan.

Dalam penggantian balutan, set balutan disediakan


masing-masing untuk 2 tim perawatan, dimana
disediakan juga sarung tangan steril sebagai
pengganti pinset yang berhubungan langsung
dengan klien. Penggatian balutan dilakukan oleh
perawat dengan bantuan mahasiswa keperawatan
yang sedang praktek di Ruang Cempaka

Penggantian linen dilakukan setiap pagi, jika


sudah kotor.

Penggunaan jarum suntik:

Untuk suntikan area intra muscular (IM), suntikan


yang digunakan sekali pakai.

Untuk suntikan area intra vena (IV)

Jika untuk memberi obat pada klien melalu


selang infuse, digunakan jarum dan spuit yang
sama 2-3 kali.

Jika untuk mengambil darah jarum dan spuit


hanya digunakan untuk 1 kali pemakaian.

Lingkungan dan barang-barang klien dibersihkan


oleh petugas kebersihan dan keluarga. Perawat
sering kali mengingatkan keluarga untuk menjaga
kebersihan.

Pada setiap pemasangan infuse, NGT, dan kateter


sebagian

besar

tidak

disertai

dengan

penyantuman tanggal pemasangan (92,8 %)

Jumlah kejadian flebitis 4 orang.

Dari hasil observasi dari tanggal 3 5 September


pemeriksaan dan pendataan pemasangan IV line,
NGT, dan kateter dan alat-alat lain yang dipakai
oleh klien, dilakukan oleh perawat.

Tidak terdapat wastafel untuk klien cuci tangan,


namun untuk petugas kesehatan disediakan 3
wastafel di ruang tindakan, ruang perawat dan
ruang pendidikan.

Tempat fasilitas cuci tangan kering terdapat 3 buah di


1.5 Aplikasi Proses

sepanjang koridor Cempaka.


Pendokumentasian di Ruang Cempaka dilakukan

Keperawatan

secara pembukuan meliputi : pendokumentasian

1.5.1 Pengkajian

dalam status klien, buku laporan per Shift tiap tim,


buku suhu nadi per tim, buku suntik per tim, buku
laporan kegiatan harian per tim, buku inventaris per
tim, buku komunikasi Ruang Cempaka, buku
ekspedisi pengantaran klien ke OK, buku ekspedisi

umum, buku catatan kematian (data klien meninggal,


data kamar jenasah, data ambulan klien), ekspedisi
bank darah, daftar konsulen dan visite dokter, buku
catatan nosokomnial. Buku-buku tersebut disimpan di
tempat yang sudah dipisahkan per tim berbeda agar
mudah dijangkau, tiap buku telah diberi judul pada
masing-masing buku walaupun dengan warna yang
hamper serupa sehingga tidak terlalu mudah di
1.5.2 Diagnosa
Keperawatan

bedakan. Buku status keperawatan disimpan per tim.


Hasil kajian situasi dokumentasi pengkajian status
keperawatan Ruang Cempaka pada tanggal 3-5
September 2009 dilakukan dengan cara observasi,
studi dokentasi dan wawancara. Adapun data yang
didapatkan adalah:

Format pengkajian yang tersedia diruangan adalah


format

pengkajian

dalam

bentuk

Checklist

sehingga memudahkan perawat untuk mengisinya.


Data-data

yang

tercantum

dalam

format

pengkajian tersebut diaantaranya adalah data


demografi klien, keadaan umum klien, riwayat
kesehatan klien, data imunisasi dan tumbang, data
biologi klien, data psikososial dan spiritual, serta
pola aktivitas sehari-hari. Pengkajian idealnya
dilakukan dengan mengisi format yang telah
tersedia secara sistematik sesuai item yang
tersedia pada format dimulai pada saat klien
masuk dan dilanjutkan secara terus menerus
selama proses keperawatan berlangsung. Dari
hasil observasi dan studi dokumentasi yang
dilakukan terhadap 44 status klien sebanyak
90,9% status tersebut tidak memuat

format

pengkajian yang telah diisi dengan lengkap, hanya

9,1% status yang telah mencantumkan format

1.5.3 Perencanaan

pengkajian yang telah diisi.


Berdasarkan hasil wawancara.

Hasil

kajian

situasi

dokumentasi

diagnosa

keperawatan dari status keperawatan Ruang Cempaka


pada tanggal 3-5 September 2009 didapatkan data
bahwa diagnosa yang dipakai di Ruang Cempaka
memakai komponen PE dengan masalah yang actual
dan potensial/resiko.

Masalah

dihubungkan

dengan

pemenuhan

kebutuhan

yang timbul

penyebab

kesenjangan

klien.

Idealnya

pendokumentasian dilakuakan oleh perawat setelah


melakukan pengkajian pada klien pada format yang
telah

tersedia

yang

bersatu

dengan

format

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Namun dari


hasil observasi dan studi dokumentasi

terhadap 44

status klien 90,9% status tidak mencantumkan


diagnosa

yang

dirumuskan

berdasarkan

hasil

pengkajian.

1.5.4 Implementasi

Dari hasil wawancara..

Hasil

kajian

situasi

dokumentasi

perencanaan

keperawatan dari status keperawatan Ruang Cempaka


pada tanggal 3-5 September 2009 didapatkan data
bahwa dari hasil observasi dan studi dokementasi
yang dilakukan terhadap 44 status klien hanya 11,4%
status yang memuat dokumentasi perencanaan yang
dicantumkan dalam format yang telah tersedia,
sedangkan 88,6% status tidak memuat dokumentasi
perencanaan yang dicatat dalam format yang telah
tersedia. Sebagian besar (90,6%) pendokumentasian
perencanaan keperawatan diisi pada format catatan

perkembangan.

1.5.5 Evaluasi

Dari hasil wawancara.

Hasil

kajian

situasi

dokumentasi

implementasi

keperawatan dari status keperawatan Ruang Cempaka


pada tanggal 3-5 September 2009 didapatkan data
bahwa dari

hasil observasi dan studi dokementasi

yang dilakukan terhadap 44 status klien sebanyak


90,3

dari

status

tersebut

telah

terdapat

pendokumentasian untuk implementasi yang telah


dilakukan perawat kepada klien pada format catatan
perkembangan bukan pada format rencana asuhan
keperawatan yang telah tesedia yang menyatu dengan
format diagnosa, perencanaan, dan evaluasi.

1.5.6 Catatan
Perkembangan

Dari hasil wawancara

Hasil

kajian

situasi

dokumentasi

evaluasi

keperawatan dari status keperawatan Ruang Cempaka


pada tanggal 3-5 September 2009 didapatkan data
bahwa dari

hasil observasi dan studi dokementasi

yang dilakukan terhadap 44 status klien sebanyak


90,7

dari

status

tersebut

telah

terdapat

pendokumentasian untuk evaluasi klien telah terisi


pada format catatan perkembangan bukan pada format
rencana asuhan keperawatan yang telah tesedia yang
menyatu dengan format diagnosa, perencanaan, dan
implementasi.

2 PENDIDIKAN

Dari hasil wawancara.

Dari hasil observasi diketahui bahwa sebagian besar


status tidak mencantumkan format pengkajian dan
rencana

asuhan

keperawatan,

sebagian

besar

pendokumentasian dicantumkan dalam format catatan

perkembangan. Sebagian besar pencatatan dilakukan


sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan, ditulis
dengan ringkas dengan istilah yang baku. Setiap
melakukan tindakan/kegiatan sebagian besar perawat
mencantumkan paraf/nama jelas namun

hanya

sebagian kecil yang mencantumkan jam dilakukannya


tindakan. Semua berkas catatan keperawatan tersebut
3 PENELITIAN

disimpan sesuai timnya.


- Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
Ruangan, penelitian yang dilakukan di ruangan
dapat dilakukan bila sudah mendapat perizinan
dari Diklat.
-

Hasil penelitian terutama oleh perawat ruangan


dipresentasikan

di

ruangan

dan

hasilnya

diimplementasikan pada klien. Contoh: penelitian


tentang stoma wound care
3.4;

HASIL KAJIAN SITUASI MANAJEMEN UNIT RUANG CEMPAKA


NO
ASPEK
DESKRIPSI SITUASI
I LINGKUNGAN
KERJA
1.1;

Fisik

1.1.1 Ruangan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada


tanggal 03 05 September 2009, diperoleh data:
1; Lokasi ruangan Cempaka terletak di bagian kanan
RSHS. Sebelah kiri berbatasan dengan ruang
singgah, sebelah kanan berbatasan dengan gedung
R19, bagian depan berbatasan dengan ruang
khusus urologi, bagian belakang berbatasan dengan
gedung Fakultas Kedokteran.
Ruangan cempaka dekat ke sarana pendukung
asuhan:

tempat

Depo

farmasi,

pemeriksaan

radiology, laboratorium, ICCU, UGD dll.


2; Ruang Cempaka

mempunyai ruang perawatan

yang terdiri dari :


-

Wing 1 terdapat 8 ruang perawatan yang terdiri


dari 1 ruang perinatologi (kamar 16), 2 ruang
rawat kelas 2 (kamar 17 dan 18), dan 5 ruang
rawat kelas 3 (kamar 11,12,13,14, dan 15).

Wing 2 terdapat 8 ruang rawat yang terdiri dari


2 ruang rawat kelas 1 (kamar 3 dan 4), 2 ruang
rawat kelas 2 (kamar 1 dan 2), dan 4 ruang
rawat kelas 3 (kamar 5,6,7, dan 8).

Lantai seluruh ruangan terbuat dari keramik,


kering, bersih, tidak licin, dibersihkan setiap
hari oleh petugas. Dinding : Tembok bercat
warna terang (putih dan biru), tidak retak,
permukaan rata dan bersih. Atap genting,
terdapat plavon, tidak bocor, eternit warna

terang, bersih, dan tidak ditemukan sarang


laba-laba.
3; Berikut ini adalah deskripsi keadaan masing-masing
ruangan:
a; Ruang perawatan
-

Kamar 1, digunakan sebagai ruangan kelas 2.


Ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 3 bed dewasa, 1 lemari
kaca besar, 3 lemari kecil, 1 sofa terbuat dari
besi, 1 kamar mandi, 1 wastafel, papan
identitas klien 3 buah. Di dalam kamar mandi
terdapat sebuah bak penampung air, gayung 1
buah, ember ukuran sedang, kran 1 buah, dan
closet jongkok. Tidak terdapat: jam dinding,
bel, dan poster dengan tema pendidikan
kesehatan klien dan keluarga.

Kamar 2, digunakan sebagai ruangan kelas 2.


Ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 3 bed dewasa, 1 lemari
kaca besar, 3 lemari kecil, 1 sofa terbuat dari
besi, 1 kamar mandi, 1 wastafel. Di dalam
kamar mandi terdapat sebuah bak penampung
air, gayung 1 buah, ember ukuran sedang, kran
1 buah, dan closet jongkok. Tidak terdapat:
jam dinding, papan identitas klien di tiap bed,
bel, dan poster dengan tema pendidikan
kesehatan klien dan keluarga.

Kamar 3, digunakan sebagai ruangan kelas 1.


Ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 2 bed dewasa, 1 lemari
kaca besar, 2 lemari kecil, 1 sofa bewarna
hijau, 1 kulkas ukuran kecil, TV 14 inc, rak TV

1 buah, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 1 meja


dorong, 1 meja tamu. Di dalam kamar mandi
terdapat sebuah bak penampung air, gayung 1
buah, ember ukuran sedang, kran 1 buah, dan
closet duduk. Tidak terdapat:

jam dinding,

arah kiblat, 2 papan identitas klien, bel, dan


poster dengan tema pendidikan kesehatan klien
dan keluarga.
-

Kamar 4, digunakan sebagai ruangan kelas 1.


Ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 2 bed dewasa, 1 lemari
kaca besar, 2 lemari kecil, 1 sofa bewarna
hijau, 1 kulkas ukuran kecil, TV 14 inc, rak TV
1 buah, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 1 meja
dorong, 1 meja tamu, 1 buah tempat sampah.
Di dalam kamar mandi terdapat sebuah bak
penampung air, gayung 1 buah, ember ukuran
sedang, kran 1 buah, dan closet duduk. Tidak
terdapat:

jam dinding, arah kiblat, 2 papan

identitas klien, bel, dan poster dengan tema


pendidikan kesehatan klien dan keluarga.
-

Kamar 5. Digunakan sebagai ruangan kelas 3,


ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 lemari 2
pintu (atas dan bawah), 1 buah tempat sampah,
4 lemari kecil, 1 cermin, 1 kamar mandi. Di
dalam kamar mandi terdapat sebuah bak
penampung air, gayung 1 buah, ember ukuran
sedang, kran 1 buah, dan closet jongkok. Tidak
terdapat: jam dinding, wastafel, bel, dan poster
dengan tema pendidikan kesehatan klien dan
keluarga.

Kamar 6. Digunakan sebagai ruangan kelas 3,


ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 lemari 2
pintu (atas dan bawah), 1 buah tempat sampah,
4 lemari kecil, 1 kamar mandi. Di dalam kamar
mandi terdapat sebuah bak penampung air,
gayung 1 buah, ember ukuran sedang, kran 1
buah, dan closet jongkok. Tidak terdapat:
wastafel, jam dinding, bel, dan poster dengan
tema pendidikan kesehatan klien dan keluarga.

Kamar 7. Digunakan sebagai ruangan kelas 3,


ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 lemari 2
pintu (atas dan bawah), 1 buah tempat sampah,
4 lemari kecil, 1 kamar mandi. Di dalam kamar
mandi terdapat sebuah bak penampung air,
gayung 1 buah, ember ukuran sedang, kran 1
buah, dan closet jongkok. Tidak terdapat:
wastafel, jam dinding, bel, dan poster dengan
tema pendidikan kesehatan klien dan keluarga.

Kamar 8. Digunakan sebagai ruangan kelas 3,


ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 lemari 2
pintu (atas dan bawah), 1 buah tempat sampah,
4 lemari kecil, 1 kamar mandi. Di dalam kamar
mandi terdapat sebuah bak penampung air,
gayung 1 buah, ember ukuran sedang, kran 1
buah, dan closet jongkok. Tidak terdapat:
wastafel, jam dinding, bel, dan poster dengan
tema pendidikan kesehatan klien dan keluarga.

Kamar 11. Digunakan sebagai ruangan kelas


3, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat

tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 buah tempat


sampah, 4 lemari besar 2 pintu, 1 kamar mandi.
Di dalam kamar mandi terdapat sebuah bak
penampung air, gayung 1 buah, ember ukuran
sedang, kran 1 buah, dan closet jongkok. Tidak
terdapat:
klien,

wastafel, 3 buah papan identitas

jam dinding, bel, dan poster dengan

tema pendidikan kesehatan klien dan keluarga.


-

Kamar 12. Digunakan sebagai ruangan kelas


3, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 4 lemari 1
pintu dan 1 laci, 1 buah tempat sampah, 1
kamar mandi. Di dalam kamar mandi terdapat
sebuah bak penampung air, gayung 1 buah,
ember ukuran sedang, kran 1 buah, dan closet
jongkok. Tidak terdapat:

1 buah papan

identitas klien, wastafel, jam dinding, bel, dan


poster dengan tema pendidikan kesehatan klien
dan keluarga.
-

Kamar 13. Digunakan sebagai ruangan kelas


3, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 buah tempat
sampah, 4 lemari besar 2 pintu, 1 kamar mandi.
Di dalam kamar mandi terdapat sebuah bak
penampung air, gayung 1 buah, ember ukuran
sedang, kran 1 buah, dan closet jongkok. Tidak
terdapat: wastafel, jam dinding, bel, dan poster
dengan tema pendidikan kesehatan klien dan
keluarga.

Kamar 14. Digunakan sebagai ruangan kelas


3, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 buah tempat

sampah, 4 lemari kecil 1 pintu dan 1 laci, 1


kamar mandi. Di dalam kamar mandi terdapat
sebuah bak penampung air, gayung 1 buah,
ember ukuran sedang, kran 1 buah, dan closet
jongkok. Tidak terdapat:

2 buah papan

identitas klien, wastafel, jam dinding, bel, dan


poster dengan tema pendidikan kesehatan klien
dan keluarga.
-

Kamar 15. Digunakan sebagai ruangan kelas


3, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 4 bed anak, 1 buah tempat
sampah, 4 lemari kecil 1 pintu dan 1 laci, 1
kamar mandi. Di dalam kamar mandi terdapat
sebuah bak penampung air, gayung 1 buah,
ember ukuran sedang, kran 1 buah, dan closet
jongkok. Tidak terdapat:

1 buah papan

identitas klien, wastafel, jam dinding, bel, dan


poster dengan tema pendidikan kesehatan klien
dan keluarga.
-

Kamar

16.

Digunakan

sebagai

ruangan

perinatology, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan


bersih, cat tampak baru, berisi 6 buah
inkubator, 1 lemari kaca, 1 lemari 2 pintu (atas
dan bawah), 1 buah tempat sampah, 1 kamar
mandi. Di dalam kamar mandi terdapat sebuah
bak penampung air, gayung 1 buah, ember
ukuran sedang, kran 1 buah, dan closet
jongkok. Tidak terdapat: wastafel, 3 buah
papan identitas klien, jam dinding, bel, dan
poster dengan tema pendidikan kesehatan klien
dan keluarga.
-

Kamar 17. Merupakan ruang pemulihan,

namun digunakan sebagai ruang kelas 2.


ukuran 6,5 m x 4 m, keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 3 bed dewasa, 2 lemari
kaca besar, 1 lemari kecil, 1 sofa terbuat dari
besi, tempat sampah, 1 wastafel, 1 kamar
mandi. Di dalam kamar mandi terdapat sebuah
bak penampung air, gayung 1 buah, ember
ukuran sedang, kran 1 buah, dan closet
jongkok. Tidak terdapat: jam dinding, bel, 1
buah papan identitas klien, dan poster dengan
tema pendidikan kesehatan untuk klien dan
keluarga.
-

Kamar 18. Digunakan sebagai ruangan kelas


2, ukuran 6,5 m x 4 m. Keadaan bersih, cat
tampak baru, berisi 3 bed dewasa, 2 lemari
kaca besar, 1 lemari kecil, 1 sofa terbuat dari
besi, tempat sampah, 1 wastafel, 1 kamar
mandi. Di dalam kamar mandi terdapat sebuah
bak penampung air, gayung 1 buah, ember
ukuran sedang, kran 1 buah, dan closet
jongkok. Tidak terdapat:, jam dinding, bel, 2
buah papan identitas klien, dan poster dengan
tema pendidikan kesehatan untuk klien dan
keluarga.

b; Koridor
-

Koridor terletak di tengah, memisahkan


antara ruang perawatan wing 1 dan 2. Lantai
terbuat dari keramik berwarna putih, bersih,
tidak licin, dan dibersihkan setiap hari oleh
cleaning sevice

Di koridor terdapat sebuah meja obat, troley,


dan tempat sampah medis di depan kantor

perawat. Pada meja obat dan troley terdapat:


baki, bak injeksi, kapas alkohol, alkohol,
aquabidest, tabung pemeriksaan lab, spuit
5cc, cuci tangan kering, plester, gunting
kecil, NaCl, Bethadine, dan buku injeksi tim
1 dan tim 2.
-

Di sepanjang koridor terdapat


;

Dispenser 4 buah

Botol cuci tangan kering 3 buah dalam


keadaan

terisi

tetapi

tidak

dapat

mengeluarkan cairan pencuci tangan.


;
-

Jam dinding 1 buah

Di ujung koridor terdapat blankar, sampiran,


troley laken kotor, kaligrafi dan lukisan.

Pada sepanjang dinding koridor terdapat


peraturan pengunjung, prosedur administrasi,
papan daftar dinas perawat, papan jadwal
operasi klien, aturan pembunyian bel, SOP
untuk tindakan yang terdapat di depan kantor
perawat, dan figura-figura berisi informasi
(visi dan misi RSHS, visi dan misi ruangan
Cempaka, alur dan prosedur administrasi,
daftar nama ketua tiap tim, daftar nama
perawat tiap tim tiap shift) dengan ukuran
kecil.

Di koridor tidak terdapat:


1; Daftar nama klien tiap ruangan.
2; Figura berisi informasi dengan ukuran besar
dan menarik
3; Botol cuci tangan kering yang berfungsi
4; Kotak suara
c; Kantor perawat

Di ruangan ini terdapat nurse station, tata usaha,


ruang kepala ruangan, ruangan untuk mushola
perawat, kamar mandi 2 buah, wastafel 1 buah
1; Nurse station
Terletak di sebelah kanan dari pintu masuk
kantor. Terdapat 1 buah meja inform consen,
1 meja untuk mencatat pendokumentasian, 1
rak status klien, 1 telepon
2; Tata Usaha
Terletak di samping kiri pintu masuk kantor.
Terdapat 1 meja, 1 lemari komputer, 1 lemari
kaca besar, 1 lemari kecil 4 laci, 1 telepon, 1
komputer
3; Ruang kepala ruangan
Terdapat 1 lemari untuk alat tenun, 1 lemari
4 laci, 1 meja, 1 komputer
4; Mushola perawat
Terdapat karpet
Di samping itu di kantor perawat terdapat 2
lemari

kaca

untuk

pojok

informasi

dan

persediaan, 2 buah kulkas untuk masing-masing


tim, 1 jam dinding

yang terletak di antara

ruangan kepala ruangan dan mushola perawat.


d; Ruang perasat
Terletak di samping pintu masuk. Terdapat 1
meja besar, 1 meja dorong, 1 meja rak kecil
berisi rak steril, 2 lemari rak besar, 1 lemari 4
laci, 1 lemari besar, 1 lemari kaca, 1 lemari rak
besar, 1 blankar, 2 troley untuk perawatan luka
yang sudah berkarat, 1 alat steril yang tidak
dapat dipakai karena tanpa kabel.
e; Ruang washout

Terletak di ujung koridor bersebrangan dengan


ruang pendidikan. Terdapat 1 sampah medis, 1
kamar mandi, 1 bed untuk tindakan washout
f; Ruang pedidikan
Terletak di ujung koridor, di samping kamar 8.
Terdapat 1 meja panjang, 1 meja besar, 2 lemari
besar, 2 locker, 1 lemari kecil, 1 kursi panjang, 1
wastafel, 1 kamar mandi. Dalam kamar mandi
terdapat 1 kran, 1 bak air, dan closet jongkok.
g; Ruang pertemuan
terletak di luar ruangan Cempaka. terdiri dari 4
meja dengan bentuk melingkar, kursi.
h; Dapur dan pentry
terletak di luar ruang Cempaka, di samping
ruang depo farmasi. Terdapat 2 kompor gas, 1
wastafel, 1 rak piring, 1 tempat sampah, 2 panci
air ukuran besar, 1 meja.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan pada
tanggal 4 September 2009 diperoleh informasi
mengenai pemeliharaan ruangan dilakukan oleh
cleaning service. Namun karena keterbatasan jumlah
cleaning servive, maka perawat ikut membantu dalam
1.1.2; Alat dan Bahan
Kesehatan

pemeliharaan ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara

dengan

petugas

inventaris dan studi dokumentasi dari buku inventaris


Ruang Cempaka pada tanggal 3-5 September 2009,
diperoleh data sebagai berikut:
1; Bahan medis habis pakai:
-

Kassa 5 meter perhari

handscoon steril dan nonsteril 50 perhari

Plester 2 rol perhari

Kapas sesuai kebutuhan

Alkohol 70% 10 liter/bulan

Alkohol Glyc 10 L/bulan

Chlorex cet aqua 5 L/bulan

Kaporit 0,5% 1-2% perbulan

Lysol 1 L/bulan

Pov 100 10% 2-3 L/bulan

Povidon 100 5% 4-5 L/bulan

Triclosan scrub 1 L/bulan

Vaselin album 500gr-700gr/bulan

Wash bensin 500cc/bulan

Creolin 1 L/bulan

H2O2 3%0,5 L/bulan

Glyserin 250 mL/bulan

Menurut hasil wawancara dengan staf tata usaha,


selama ini belum pernah terjadi kekurangan bahan
medis habis pakai.
2; Alat tenun:

Sprei anak 23 buah

Sprei besar 80 buah

Stik laken 13 buah

Selimut Wool 38 buah

Selimut bayi 2 buah

Selimut garis 3 buah

Boven laken 10 buah

Sarung bantal 100 buah

Barak schort 30 buah

Handuk besar 2 buah

Handuk anak 12 buah

Taplak meja 13 buah

Alas blakar 5 buah

Duk bolong 5 buah

Waslap 36 buah

Bantal 50 buah

Gorden besar 20 buah

Pitrase 20 buah

Baju klien 46 buah

Bangku balutan 10 buah

Kasur busa besar 21 buah

Kaur busa putih 15 buah

Kasur busa cokelat 7 buah

Kasur busa bayi 6 buah

Barak lastik 2 buah

3; Alat kedokteran

Pinset anatomi 57 buah

Pinset sirurgis 23 buah

Gunting perban besar 3 buah

Gunting perban kecil 2 buah

Gunting hecting 5 buah

Gunting plastik 1 buah

Gunting jaringan 13 buah

Tensimeter 13 buah

Stetoscope 6 buah

Monometer 6 buah

Ambu bag anak 3 buah

Suction 3 buah

Nebulizer 1 buah

Bak instrumen besar 5 buah

Bak instrumen kecil 2 buah

Kom stainless sdne 6 buah

Bak njeksi 8 buah

Stom adrenalin 1 buah

Gunting buli elektrolit 4 buah

Gunting buli biasa 1 buah

Agraf pinset 1 buah

Tromol besar 1 buah

Tromol sedang 5 buah

Tromol kecil 2 buah

O2 besar 6 buah

Tabung O2 kecil 3 buah

4; Alat kesehatan

Brankar 1 buah

Rostul 1 buah

Standar infus16 buah

Standar waskom 3 buah

Pispot sendok 5 buah

Urinal 7 buah

Dresingkor 2

Eskape 1 buah eskrah 1 buah

Meja periksa 1 buah

Buli-bili panas 1 buah

Bengkok besar 3 buah

Tabung SSE 23 buah

Timbangan dewasa 1 buah

Timbangan bayi 1 buah

Inkubator elektrik 6 buah

Unkubator manual 2 buah

Fototerapi 2 buah

Infus pump 2 buah

Siring pump 2 buah

Windring 2 buah

Elektrik giv 2 buah

Baki stainless 5 buah

Baki instrumen kaca panjang 2 buah

EKG 1 buahambu anak 1 buah

Ambu neonatus 1 buah

Laringoskop 1 buah

Lampu pemanas 2 buah

5; Alat kelontong

Baskom email 15 buah

Baskom plastik 12 buah

Ember plastik 6 buah

Gelas melanin 2 buah

Panci alumunium 1

Rantang plastik 1 buah

Rantang stainless 1 buah

Rantang alumunium 1 buah

Termos nasi 1 buah

Baskom kecil 4 buah

Gayung mandi 20 buah

Lemari es 2 buah

Tempat sampah 3 buah

Bangku panjang 3 buah

Panci stainless besar 1 buah

Meja tulis 5 buah

Meja panjang 3 buah

Lemari cat putih 2 buah

Lemari poktur 5 buah

Loker pegawai 4 buah

Lemari komputer 1 buah

Lemari obat kaca 4 buah

Kursi citos 10 buah

Sofa 2 buah

Tempat tidur dewasa 21 buah

Tempat tidur anak 31 buah

Baskom stainless 5 buah

Barang yang belum ada: skeletal traksi, lampu sorot,


termometer, irigator, tutup jenazah, alas brankar,
sarung tabung oksigen, sarung buli-buli panas, sarung
escap.
1.2; Non-Fisik
1.2.1 Hubungan Perawat Berdasarkan hasil observasi terhadap 17 perawat yang
Klien

dilakukan

pada

tanggal

3-5

September

2009,

diperoleh data sebagai berikut:


-

Fase orientasi

Hampir

seluruhnya

(82,4%)

perawat

memberikan senyum, salam, sapa

Sebagian

kecil

memperkenalkan

diri

5,9%
dan

perawat
menjelaskan

tanggung jawab perawat kepada klien

Sebagian kecil (17,6%) perawat menjelaskan

peran perawat
-

Fase kerja

Hampir

seluruhnya

menanyakan

(76,5%)

keluhan,

perawat

memberikan

kesempatan kepada klien dan keluarga untuk


bertanya, serta menghargai klien ketika bicara

Hampir

selruhnya

(94,1%)

perawat

mengikutsertakan klien dan keluarga dalam


setiap tindakan

Hampir

seluruhnya

(76,5%)

perawat

melakukan pemeriksaan atau pengamatan


pada

waktu

dan

keadaan

yang

tidak

mengganggu klien

Hampir

seluruhnya

melakukan

tindakan

(88,2%)
keperawatan

perawat
sesuai

dengan kebutuhan klien

Sebagian besar (52,9%) perawat memberikan


pujian

dengan

kata-kata

bila

kien

menampilkan hal-hal positif


-

Fase terminasi

Sebagian

besar

(70,6%)

perawat

mengevaluasi pencapaian dan proses yang


telah dilaksanakan

Hampir

setengahnya

(41,2%)

perawat

merencanakan tindak lanjut dengan klien

Sebagian

besar

(58,8%)

perawat

mengevaluasi perasaan klien

1.2.2 Hubungan
Perawat-Perawat

Sebagian

besar

(52,9%)

perawat

mengevaluasi keadaan klien


Berdasarkan hasil pengamatan, komunikasi antarperawat berjalan baik, terbukti dengan adanya operan

baik secara lisan maupun non-lisan. Selain itu di


ruangan juga tersedia buku komunikasi antar-perawat
1.2.3 Hubungan
Perawat-Dokter

di tiap tim.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 3-5 September yang dilakukan terhadap
perawat dan dokter (3 dokter) didapatkan informasi
sebagai berikut:
-

Sebagian besar perawat-dokter melakukan sharing


rencana perawatan klien

Hampir setengahnya (33,3%)

perawat-dokter

melakukan sharing pembuatan keputusan


-

Sebagian besar (75%) perawat-dokter melakukan


sharing pemecahan masalah

Hampir

seluruhnya

(86,4%)

perawat-dokter

melakukan penentuan tujuan keperawatan


-

Seluruh perawat-dokter melakukan penentuan


tanggung jawab

Hampir

seluruhna

(83,3%)

perawat-dokter

melakukan melaksanakan sikap asertif


-

Sebagian

besar

(66,7%)

perawat-dokter

melaksanakan sikap saling menghormati dan


menghargai
-

Setengahnya (50%) perawat-dokter melakukan


pencapaian tujuan sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing profesi terkait prognosis

Hampir

seluruhnya

(91,7%)

perawat

melaksanakan tanggung jawabnya


1.2.4 Kepuasan Kerja
Perawat

Seluruh

dokter

melaksanakan

kegiatan

dan

tanggung jawabnya
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
tanggal 3-5 September 2009 dengan total perawat
yang

mengisi

kuesioner

sebanyak

18

orang,

didapatkan data sebagai berikut:


1; Dimensi upah, yang meliputi:
Bonus untuk perawat.
Kesesuaian gaji dan tunjangan dengan

pekerjaan dan tanggung jawab.


Kesesuaian gaji dan tunjangan dengan

kebutuhan hidup.
Dari 28 perawat yang mengisi kuesioner
didapatkan hasil dimensi upah sebesar 69,48% .
2; Dimensi tuntutan tugas, yang meliputi:
Kejelasan job desk dan kesesuaian dengan

kemampuan.
Kesesuaian pekerjaan dengan disiplin ilmu.
Keanekaragaman kegiatan perawat.
Kesesuaian beban kerja dengan tanggung

jawab dan waktu kerja perawat.


Kesesuaian pekerjaan dengan hati nurani.
Dari 18 perawat yang mengisi kuesioner

didapatkan hasil dimensi tuntutan tugas sebesar


84,92%.
3; Dimensi wewenang, yang meliputi:
Kesesuaian
tanggung
jawab

dengan

wewenang perawat.
Kesesuaian pekerjaan

dengan

profesional perawat.
Kewenangan perawat

dalam

asuhan keperawatan.
Dari 18 perawat yang mengisi kuesioner

penilaian
pembuatan

didapatkan hasil dimensi wewenang sebesar


89,54%.
4; Dimensi kebijakan organisasi, yang meliputi:
Kesempatan untuk meningkatkan kualitas

kerja perawat.
Perhatian unit kerja terhadap lingkungan dan

prasarana guna menunjang kelancaran kerja.


Kesesuaian kebijakan promosi dengan aturan.
Perhatian terhadap keselamatan dan keamanan
perawat selama bekerja (pencegahan infeksi

rumah sakit).
Keikutsertaan perawat dalam perencanaan

kebijakan.
Umpan balik terhadap prestasi kerja perawat.
Dari 18 perawat yang mengisi kuesioner
didapatkan hasil dimensi kebijakan organisasi
sebesar 74,49% .

5; Dimensi interaksi, yang meliputi:


Hubungan dan kerja sama antara perawat

dengan tenaga medis dan non medis.


Hubungan antara perawat-klien dan keluarga.
Hubungan dan kerjasama antara sesame

perawat.
Dari 18 perawat yang mengisi kuesioner
didapatkan hasil dimensi interaksi sebesar 80,62%.
6; Dimensi status profesi, yang meliputi:
Pandangan masyarakat terhadap profesi

keperawatan.
Keyakinan perawat terhadap profesi yang di
pilih.

Dari
1.2.5 Kepuasan Klien

18

perawat

yang

mengisi

kuesioner

didapatkan hasil dimensi profesi sebesar 92,33%.


Dari 43 klien yang mengisi kuesioner didapatkan
rata-rata tingkat kepuasan klien secara umum adalah
85,75%
Rata-rata tingkat kepuasan klien per dimensi
adalah :
1; Tingkat

kepuasan dimensi perhatian yang

diterima yaitu 85,59%


2; Tingkat
kepuasan
mendapatkan
87,13%
3; Tingkat

dimensi

pelayanan

kepuasan

kemudahan

keperawatan

dimensi

yaitu

kemudahan

mendapatkan informasi yaitu 89,78%


4; Tingkat kepuasan dimensi ketanggapan petugas

terhadap permintaan bantuan yaitu 82,25%


5; Tingkat kepuasan dimensi kesinambungan
asuhan yaitu 85,45%
6; Tingkat kepuasan dimensi kebutuhan personal

yaitu 90,91%
kepuasan

7; Tingkat

dimensi

pelibatan

pasien/keluarga dalam pengambilan keputusan


yaitu 86,70%
8; Tingkat kepuasan dimensi kebersihan dan
kenyamanan ruangan yaitu 83,39%
9; Tingkat kepuasan dimensi penyiapan klien dan

keluarga untuk asuhan pasca rawat yaitu 80,57%


II Sumber Daya
2.1 Man

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala


ruangan pada tanggal 3 September 2009, diperoleh
data sebagai berikut :
1; Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan yang ada di ruang Cempaka
berjumlah 24 orang dengan karakteristik sebagai
berikut :

Pendidikan
S1 Keperawatan

: 3 orang

D3 Keperawatan

: 18 orang

SPK

: 3 orang

Jenis Kelamin

Laki-laki

: 2 orang

Perempuan

: 22 orang

Status Kepegawaian
PNS

: 9 orang

Kontrak

: 6 orang

Magang

: 9 orang

2; Tenaga Non Keperawatan

Pekarya RT dan kesehatan : 4 orang

Tata usaha

: 1 orang

Operator Billing

: 1 orang

Cleaning service

: 2 orang

3; Tenaga medis
Tenaga medis yang memberikan pelayanan
kepada klien adalah dokter residen dan konsulen,
dokter konsulen bedah anak berjumlah 2 orang,
sedangkan dokter residen berjumlah 35 orang.
Setiap shift ada dokter jaga residen yang
berjumlah 2 3 orang.
4; Mahasiswa Praktikan
Pada saat kajian situasi tidak ada mahasiswa yang
sedang

praktek,

kecuali

mahasiswa

Keperawatan dari Fakultas Ilmu Keperawatan


yang sedang menjalani Program Profesi Ners
Manajemen keperawatan selama 16 hari yang
berjumlah 14 orang. Pembagian dinas dibagi
menjadi 3 shift dan pembagian kerja dibagi
2.2 Non-Manusia

berdasarkan TIM.
Ruang Cempaka tidak mengatur keuangan dalam

2.2.1. Money

menjalankan pelayanannya, semua pendanaan berasal


dari pusat atau sentral RS Hasan Sadikin. Penyediaan
barang atau pemeliharaan gedung bagi kelangsungan
pelayanan diberikan dari pusat berdaraskan pengajuan

2.2.2. Methode

dari ruangan.
Methode yang

digunakan

dalam

memberikan

pelayanan kepada klien menggunakan methode TIM


- Ruang cempaka dibagi menjadi dua TIM, TIM I
bertanggung jawab untuk melakukan asuhan
keperawatan

pada klien dengan NC, Bedah

Urologi, Bedah Mulut, Bedah THT, Bedah


Orthopedi, Bedah Plastk dan Onkologi sedangkan

TIM II bertanggung jawab untuk melakukan


asuhan keperawatan pada klien dengan Bedah
Umum
- Pembagian berdasarkan kamar, TIM I bertanggung
jawab pada kamar 5, 6, 13, 14 dan 15 dengan
kapasitas 20 tempat tidur, sedangkan TIM II
bertanggung jawab pada kamar 7, 8, 11, 12 dengan
kapasitas 16 tempat tidur. Semua kamar diatas
adalah perawatan kelas III
- Khusus untuk kamar 1, 2, 3, 4, 17, dan 18 baik TIM
I maupun TIM II mempunyai tanggung jawab
karena kamar tersebut merupakan ruang perawatan
kelas I dan II sehingga semua kasus bisa dirawat di
kamar tersebut sesuai dengan keinginan klien.
Begitu juga dengan kamar 16 atau kamar
perawatan

perinatologi

yang

terdiri

dari

inkubator.
- Berdasarkan hasil observasi wawancara dengan
wakil kepala ruangan untuk penempatan klien
sesuai dengan kondisi, sehingga pada satu kamar
bisa dipakai oleh klien dari TIM I maupun TIM II,
tapi kalau sudah ada tempat klien tersebut
dipindahkan sesuai dengan klasifikasi penyakit atau
bagian. Berdasarkan hasil wawancara dengan 4
orang perawat dari TIM I dan TIM II, kadangkadang suka bingung dengan penempatan klien
yang

sementara. Terutama untuk menghitung

jumlah klien.
- Pembagian ketenagaan untuk tiap TIM adalah sama
yaitu 10 orang diluar kepala ruangan, wakil kepala
ruangan, dan ketua TIM.
- Pembagian shift dibagi menjadi 3 shift yaitu pagi,

sore, dan malam dengan komposisi 3 4 : 2 : 2


(40% : 20% : 20%), sedangkan hari minggu atau
hari libur 2 : 2 : 2.
- Struktur organisasi ruang Cempaka berbentuk lini
(struktur

organisasi

terlampir).

Pengambilan

keputusan dalam menyelesaikan permasalahan di


ruangan dilakukan secara musyawarah, kepala
ruangan selalu meminta pendapat dari bawahannya,
dan keputusan yang diambil adalah keputusan
bersama sehingga semua anggota harus komitmen
pada hasil keputusan.
- Setiap hari sebelum bekerja semua petugas ruang
Cempaka termasuk mahasiswa praktikan selalu
melakukan doa bersama, dan sarana ini digunakan
kepala

ruangan

menyampaikan
dengan

atau

ketua

informasi

kepentingan

yang

pelayanan

TIM

untuk

berhubungan
dan

juga

kepentingan pemberi pelayanan.


- Ruangan

Cempaka

sudah

memiliki

Standar

Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Asuhan


Keperawatan (SAK)
Daftar Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
ada adalah sebagai berikut :
1; Informasi kepada pasien
2; Pemberian orientasi kepada pasien baru
3; Discharge Planning, termasuk alur pasien
pulang
4; Tindakan keperawatan
5; Pelaksanaan pesanan dokter yang meragukan
keperawatan
6; Pelaksanaan pesanan dokter secara verbal
dalam pelayanan keperawatan

Daftar Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang


ada adalah sebagai berikut :
1; SAK pada klien DHF
2; SAK pada klien BP
3; SAK pada klien Diare
4; SAK pada klien Typoid
5; SAK pada klien Trauma Kepala
6; SAK pada klien CRF
7; SAK pada klien TB Paru
8; SAK pada klien BBLR
9; SAK pada klien Aspirasi Meconium Syndroma
10; SAK pada klien Aspixia Ringan dan Sedang
11; SAK pada klien Meningitis Serosa
12; SAK pada klien Thoracotomy
13; SAK pada klien Hernia
14; SAK pada klien Cholelithiasis
15; SAK pada klien Ca Colon
16; SAK pada klien Colostomy
17; SAK pada klien Hemathorax
18; SAK pada klien Thalasemia
19; SAK pada klien Hiperbilirubinemia
20; SAK pada klien Laparatomy Explorasi e.c.
Akut Abdomen
21; SAK pada klien Luka Bakar
22; SAK pada klien Multiple Trauma
23; SAK pada klien Apendiksitis
24; SAK pada klien Asma Bronchiale
25; SAK pada klien Ca Paru
26; SAK pada klien Karsinoma Nasopharing
27; SAK pada klien pasca Laparatomy
28; SAK pada klien pasca Tonsilectomy
29; SAK pada klien pasca Bedah Palato Plasty

30; SAK pada klien pasca Operasi Amputasi e.c.


Gangren
31; SAK pada klien pasca Operasi Reseksi
Mandibula e.c. Ameloblastoma
32; SAK pada klien pasca Fiksasi Externa dengan
traksi
33; SAK pada klien pasca Operasi STSG
34; SAK pada klien pasca Operasi Ventriko
peritoneal Shunt
35; SAK pada klien pasca Operasi Nefrostomy
Bilateral
36; SAK pada klien Spondilitis TB
37; SAK pada klien Flail Chest
38; SAK pada klien Pneumothorax
39; SAK pada klien Post Craniotomy
40; SAK

pada

klien

Bayi

dengan

aspirasi

meconium symdroma
41; SAK pada klien Necrotik enterocolitis (NEC)
42; SAK pada klien Omphalocell
43; SAK pada klien Sepsis
44; SAK

pada

klien

Bayi

dengan

Atresia

Esophagus dan Fistula Tracheo Esophagus


45; SAK pada klien Gastroskizis
46; SAK pada klien Malpormasi Anorectal
2.2.3. Material

Ruangan Cempaka terletak dibagian depan dekat


dengan UGD, sebelah kanan Ruang Syaraf, sebelah
kiri dengan ruang tunggu pasien RS Hasan Sadikin.
Ruangan Cempaka terdiri dari :
- 14 kamar perawatan
- 1 nurse station
- 1 ruang informed concent menyatu dengan ruang

perawat
- 1 ruang istirahat
- 1 ruang kepala ruangan dan wakil kepala ruangan
- 1 ruang tata usaha menyatu dengan ruangan
perawat
- 1 ruang tindakan
- 1 ruang mushola menyatu dengan ruang istirahat
- 1 ruang ganti perawat
- 1 ruang pantry menyatu dengan ruang gizi dan
dapur
- 1 ruang pendidikan
2.2.4. Marketing

- 1 ruang wash out


Bentuk market yang

diberikan

yaitu

asuhan

keperawatan pada anak dengan kasus bedah dan


menyedakan sarana pendidikan bagi calon praktisi
kesehatan, adapun sasarannya adalah klien anak-anak
dan keluarga yang berasal dari masyarakat umum
dengan klasifikasi pembayaran umum, jamkesmas,
Askes, Kontraktor. Sedangkan sasaran market dalam
pendidikan dan penelitian adalah peserta didik / calon
praktisi kesehatan.

3.5; ANALISA DATA


TABEL Analisa Data Kajian Situasi Manajemen di Ruang Cempaka RSHS
Bandung
NO.
ITEM
1 Visi misi
2

Penerimaan
Baru

AKTUAL
Di Ruangan belum mempunai visi

IDEAL
setiap ruangan memiliki visi dan

dan misi
mewujudkan visi Rumah Sakit
Klien- Semua calon klien (100%) yangSetiap penerimaan klien baru

akan dirawat di ruangan sudahmelakukan prosedur sesuai den

diketahui oleh perawat melaluiberlaku di ruangan yaitu m


telepon

menerima dengan ramah, m

Semua

perawat

(100%)klien

dan

keluarga

terhad

melaporkan klien baru ke dokterkamarnya, sarana yang ters


secara

tertulis

melalui

status(termasuk cara pemakaiannya)

klien, 80% melaporkan secarayang behubungan dengan keber


lisan
-

Hampir

seluruhnya

perawat

tidak

pengkajian
prosedur

(90%)

melakukan

sesuai
tetap

dengan

dan

belum

terdokumentasikan

secara

optimal pada klien baru


-

Sebagian besar (60%) tempat


tidur

sudah

dalam

keadaan

terbuka dan siap untuk digunakan


-

Semua

perawat

(100%)

menampilkan sikap ramah


-

Semua perawat (100%) tidak


memperkenalkan

diri

dan

memperkenakan tenaga kesehatan


yang ada di ruangan
-

Hampir

setengahnya

(40%)

perawat mengorientasikan klien


dan

keluarga

terhadap

lingkungan, sarana, dan prasarana


yang tersedia
-

Semua perawat (100%) pelaksana


tidak mengorientasikan peraturan
ruangan karena sudah dilakukan
oleh bagian administrasi, kepala
ruangan

dan

wakil

kepala

ruangan saat penerimaan status


klien baru.

Hampir

seluruhnya

praktikan

ikut

80%

serta

dalam

penerimaan klien baru


-

Semua

perawat (100%) dan

paktikan bekerja sama dalam


penyiapan fasilitas sebelum klien
baru tiba di ruangan

Pengelolaan Tim

Berdasarkan hasil observasi danPembagian kamar atau pemba


wawancara dengan wakil kepalaidealnya dapat memudahkan

ruangan untuk penempatan klienmemberikan asuhan keperawata


sesuai dengan kondisi, sehingga
pada satu kamar bisa dipakai
oleh klien dari TIM I maupun
TIM II, tapi kalau sudah ada
tempat

klien

dipindahkan

sesuai

tersebut
dengan

klasifikasi penyakit atau bagian.


Berdasarkan hasil wawancara
dengan 4 orang perawat dari
TIM I dan TIM II, kadangkadang suka bingung dengan
penempatan
sementara.

klien
Terutama

yang
untuk

menghitung jumlah klien.

Discharge Planning Berdasarkan

pengamatan

danSetiap klien pulang harus dib

wawancara dengan klien, di Ruangplanning sesuai dengan protap

Cempaka Bedah Anak tercatat 10ruangan, salah satunya adalah m

orang klien pulang dari mulai tanggalhal yang harus diperhatikan dan
03 - 05 september 2009:
-

Hampir

keluarga

seluruhnya

di

rumah,

misa

(90%)keperawatan, obat-obatan yang

perawat memberitahuan padadiet, kontrol, dan pencegahan ke


pasien dan keluarga bahwa klien
sudah

boleh

pulang

sehari

sebelumnnya.
-

Semua perawat (100%) beserta


petugas

administrasi

menyiapkan

surat-surat

diperlukan

seperti

yang

surat

kontrol, surat pengantar, resep,


hasil pemeriksaan, surat sakit,
obat-obatan.
-

Semua

perawat

(100%)

menjelaskan kepada keluarga


tentang

tindakan

perawatan

dirumah.
-

Semua

klien

penjelasan

(100%)

tentang

diberi

obat-obat

yang harus diminum terkait


dengan waktu, dosis oleh dokter,
dan

bagi

mendapatkan

klien
diet

yang
khusus

dijelaskan pula oleh dokter.


-

Sebagian besar (70%) perawat


memberikan penjelasan tentang
aktivitas

dan kegiatan yang

boleh dan tidak boleh dilakukan


klien.
-

Semua

perawat

menganjurkan

pada

(100%)
keluarga

agar klien kontrol.


-

Sebagian kecil (20%) perawat


menjelaskan tanda-tanda umum
kondisi menurun pada klien dan
cara penanggulangan dirumah

Sebagian kecil (20%) perawat


memberikan
supaya

Kebutuhan

dorongan

klien

dan

moril

keluarga

menerima keadaan
DasarDari hasil observasi terhadap 32

Manusia:

klien selama tanggal 3-5 September

sesuai dengan protap yang b

Pencegahan terhadap2009 didapatkan data:


infeksi

Setiap tindakan perawatan

Protap pewadahan/penampu

Pada setiap pemasangan infuse,

medis dan non medis

NGT, dan kateter sebagian besar

Protap mengganti balutan

tidak

Protap pemasangan infus, N

disertai

dengan

penyantuman

tanggal

pemasangan (92,8 %)

Jumlah kejadian flebitis 4 orang.

Tidak terdapat wastafel untuk


klien cuci tangan, namun untuk
petugas kesehatan disediakan 3
wastafel
ruang

di

ruang

perawat

tindakan,

dan

ruang

pendidikan.

Tempat fasilitas cuci tangan


kering

terdapat

sepanjang
6

Aktivitas Bermain

koridor

buah

di

Cempaka

namun tidak berfungsi.


Tidak ada ruangan khusus untukAnak yang mengalami hospitali
tempat bermain atau mainan dariuntuk melakukan aktivitas b
ruangan.
Keluarga membawa mainandengan bermain anak d
sendiri.
kelangsungan perkembangan, s

bermain dapat :
- Menghilangkan ketakutan
- Menghilangkan kecemasan
- Mengekspresikan perasaan
7

Aplikasi
Keperawatan

- Menurunkan trauma/sakit/ny
ProsesBerdasarkan hasil studi dokumentasiPendokumentasian asuhan kep
terhadap

44

status

klien

yangdiisi dengan lengkap dan berkes

dilakukan pada tanggal 3 5Tahapan dalam asuhan keperaw


September 2009 didapatkan data1; Pengkajian
sebagai berikut :

Pengkajian adalah langkah

Sebagian kecil (18%) di dalam

dalam

status terdapat format pengkajian

keseluruhan yang rerdiri da

tetapi

yaitu

teriisi

dengan

mngumpulkan

dat

mengelompokkan data atau

Hampir seluruhnya (88,6%) tidak

perumusan diagnosa keperaw

terdapat dokumentasi pengkajian

Hampir

seluruhnya
ada

(90,91%)

Pengumpulan data
Kegiatan ini dimulai

pendokumentasian

masuk dan dilanjutkan

diagnosa keperawatan

keperawatan

Hampir seluruhnya (95,1%) tidak

menggunakan format y

ada

ditulis secara sistema

pendokumentasian

berlang

perencanaan

dengan item yang terse

Sebagian besar (64,2%) tidak ada

baru, dan valid.

pendokumentasian imple-mentasi
-

kepera

lengkap

tidak
-

belum

proses

Analisa data

Hampir seluruhnya (78,4%) tidak

Data klien yang telah d

ada pendokumentasian evaluasi

dikelompokkan dan se

Seluruh

analisa.

status

dokumentasi

(100%)

beisi
catatan

perkembangan keperawatan.

Perumusan masalah
Penentuan

masalah

prioritas dengan criteria

kesenjangan antara

dengan norma da

kehidupan

perumusan masalah

data yang telah diku

Seluruh format pengkaji


dengan

lengkap

dan

dalam status keperawatan.

1; Diagnosa keperawatan (DP)


Diagnosa

keperawatan

pernyataan dari masalah k

maupun potensial berdasa

telah dikumpulkan. Diagno

dirumuskan berdasarkan s

klien dibandingkan dengan

kehidupan klien. Diagno

bermanfaat untuk membe

dalam memberikan asuha

secara komprehensif dan m


memberikan
komunikasi

kesatuan

keperawa

komprehensif, kriterianya ad
-

DP

dihubungkan de

kesenjangan dan pemen


klien.
-

Komponen DP terdiri

penyebab, dan gejala a

atau terdiri dari masala


(PE)
-

Bersifat aktual apabila


sudah nyata terjadi

Bersifat

potensial

kesehatan klien kem

dapat terjadi
-

Dapat ditanggulangi ole

DP didokumentasikan

keperawatan klien deng


2; Perencanaan
Perencanaan

keperawa

penyusunan rencana tindak


yang akan menanggulangi

dengan diagnosa keperawa


ditentukan

dengan

tujua

kebutuhan klien. Dalam tah


perawat

menggunakan

pemecahan masalah, kompo

Prioritas masalah, kriteria

Masalah-masalah ya
kehidupan

merup

pertama

Masalah-masalah ya

kesehatan seseorang
kedua

Masalah-masalah

memperngaruhi peri
prioritas ketiga

Tujuan asuhan keperawa

Spesifik (S)

Bisa diukur (M)

Bisa dicapai (A)

Rasional (R)

Ada batas waktu (T)

Rencana tindakan, kriteri

Disusun berdasarkan
keperawatan

Melibatkan klien dan

Mempertimbangkan

budaya klien atau ke

Menentukan alternat
tepat

Mempertimbangkan
dan

peraturan

lingkungan,

sumbe

faslitas yang ada

Menjamin rasa am
bagi klien

Kalimat perintah rin

bahasanya mudah dim


3; Implementasi/pelaksanaan

Merupakan salah satu pro

yang menjabarkan tindak


yang

dilakukan

berdas

keperawatan yang telah disu

ini, perawat beperan sebag

pemberi pelayanan keper

mengikutsertakan atau meli


keluarga

dalam

pelaksa

keperawatan.
4; Evaluasi

Evaluasi adalah proses peni


tujuan serta pengkajian
keperawatan.

Evaluasi

dilakukan secara periodik,

terencanan untuk meniai

klien. Kriteria evaluasi


berikut:
-

Setiap tindakan kepera


evaluasi

Evaluasi menggunakan

ada pada rumusan tujua


-

Hasil

evaluasi

seger

didokumentasikan
-

Evaluasi melibatkan
dan tim kesehatan

Evaluasi dilakukan sela


inap dan dirawat jalan.

Lingkungan
papan identitas

kerja:Dari 58 tempat tidur di 16 kamar:


-

Dapat

digunakan

informasi, komunikasi,
Setiap bed harus dilengkapi

Hampir setengahnya (34%) tidakklien


dilengkapi dengan papan identitas
klien.

- Papan identitas klien yang ada


9

Alat tenun

keadaannya sudah rusak


Kapasitas tempat tidur

RuangPerbandingan antara jumlah ala

Cempaka 58, sedangkan alat tenunkapasitas tempat tidur 1:3 (stand


yang tersedia adalah: sprei 103 buah,
stik laken 13 buah, selimut 38 buah,
10

Lingkungan
Koridor

sarung bantal 100 buah.


fisik:Di koridor terdapat sebuah mejaPenempatan alat dan bahan m

obat, troley, dan tempat sampahyang sesuai dengan standar keam


medis di depan kantor perawat. Pada
meja obat dan troley terdapat: baki,
bak injeksi, kapas alkohol, alkohol,
aquabidest, tabung pemeriksaan lab,
spuit 5cc, cuci tangan kering, plester,

gunting kecil, NaCl, Bethadine, dan


buku injeksi tim 1 dan tim 2.
11

Man

Tenaga

keperawatan

di

RuangJumlah tenaga keperawatan ide

Cempaka berjumlah 24 orang.

berdasarkan tingkat ketergan

Data dokumentasi

rumus Gillies sebanyak 31 Ora


ada di kajian situasi)

3.6;
No
1.

KLARIFIKASI MASALAH
Masalah

Rencana
Tindakan
JangkaKlarifikasi

Tujuan

Metode

Tujuan

optimalnya

Panjang: penerimaan

wawancara kepala ruan

pelaksanaan

pasien baru sesuai

mengadakan

penerimaan

dengan protap

resosialisasi

pasien baru

Tujuan
pendek :

dilakukan

mengorienta

minggu

3. koordinas

dan

perawat

melakukan

pengkajian
pasien

baru

kepada
serta

perawat
memperkenalkan diri
2.
Pelaksanaan
discharge
palanning belum
efektif
terjadi

kesalahan
pemberian
asuhan
Alat tenun belum
standard
Resiko cedera

ruang cempa

pasien baru

mengorientasikan

dengan

usulka

intervensi selama 1
dapat

sesuai

1.

2. bekerjas

Setelah

Resiko

Form

Inter

Belum

jangka

wawancara

Instrumen

Resiko
efektifnya
pemberian
asuhan
keperawatan

tidak

Anda mungkin juga menyukai