Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

(HIPERBILIRUBIN NEONATUS)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas sebagai syarat untuk menempuh stase anak

Disusun oleh :
Ahmad Abdul Majid
1490116015

STASE MATERNITAS PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2016

A. PENGERTIAN
Hiperbilirubin adalah warna kuning pada bayi yang ditandai pada kulit,
mukosa akibat akumulasi bilirubin dan diberi istilah jaundice atau ikterus (Bobak,
2004). Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar
nilainya lebih dari normal (Suriadi, 2001).
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern icterus kalau
tidak ditanggani dengan baik atau mempunyai hubungan dangan keadaan yang
patologis. Brown menetapkan hiperbilirubin bila kadar bilirubin mencapai 12 mg%
pada cukup bulan dan 15 mg% pada bayi kurang bulan (Harison, et all, 2000).
B. ETIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah tersebut dapat terjadi karena keadaan
sebagai berikut;
1. Polychetemia (Peningkatan jumlah sel darah merah)
2. Isoimmun Hemolytic Disease
3. Kelainan struktur dan enzim sel darah merah
4. Keracunan obat (hemolisis kimia; salisilat, kortikosteroid, kloramfenikol)
5. Hemolisis ekstravaskuler
6. Cephalhematoma
7. Ecchymosis
8. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi empedu
(atresia biliari), infeksi, masalah metabolik galaktosemia, hipotiroid jaundice
ASI
9. Adanya komplikasi; asfiksia, hipotermi, hipoglikemi. Menurunnya ikatan
albumin; lahir prematur, asidosis. (Sumber: IDAI, 2011)
C. MANIFESTASI KLINIK
- Kulit jaundice (kuning)
- Sklera ikterik
- Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dl pada neonatus yang cukup
bulan dan 15 mg% pada neonatus yang kurang bulan.
- Kehilangan berat badan sampai 5% selama 24 jam yang disebabkan oleh
rendahnya intake kalori.
- Asfiksia
- Hipoksia
- Sindrom gangguan nafas
- Pemeriksaan abdomen terjadi bentuk perut yang membuncit
- Feses berwarna seperti dempul dan pemeriksaan neurologis dapat ditemukan
adanya kejang
- Epistotonus (posisi tubuh bayi melengkung)
- Terjadi pembesaran hati
- Tidak mau minum ASI
- Letargi
D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY

Produksi berlebihan, gangguan konjugasi hepar, gangguan ekskresi


Bilirubin indirek meningkat
Hiperbilirubin
Dalam jaringan ekstravaskular
(kulit, konjuntiva, mukosa, tubuh lain)
Ikterus
Fototerapi
Resiko Kulit kering
injuri
Resiko
Kerusakan
integritas kulit

Pemajanan langsung
sinar/panas
Suhu tubuh

Pemajanan langsung
sinar/panas
penguapan
Kehilangan volume
cairan berlebih

Hipertermi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Otak
Kern ikterus
Tonus otot kaku
Spasme otot
Refleks isap lemah
Intake

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

Resiko defisit
volume cairan

Pemeriksaan pada bayi hiperbilirubin menurut Marilyn E. Dongoes, 2001


yaitu :
1. Tes comb pada tali pusat bayi baru lahir : hasil positif tes comb indirek
menandakan adanya antibody Rh-positif, anti-A, atau anti-B dalam darah ibu.
Hasil positif dari tes comb direk menandakan adanya sentisisasi (Rh-positif, antiA, anti-B) sel darah merah dari neonatus.
2. Golongan darah bayi dan ibu : mengidentifikasi inkompatibilitas ABO.
3. Bilirubin total : kadar direk (terkonjugasi bermakna jika melebihi 1,1-1,5 mg/dl,
yang mungkin dihubungkan dengan sepsis. Kadar indirek (tak terkonjugasi) tidak
boleh melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam atau tidak boleh lebih dari 20
mg/dl pada bayi yang cukup bulan atau 15 mg/dl pada bayi praterm (tergantung
BB bayi).
4. Protein serum total : kadar kurang dari 3,0 mg/dl menandakan penurunan
kapasitas ikatan, terutama pada bayi paterm.
5. Hitung darah lengkap : hemoglobin mungkin rendah (< 14 mg/dl) karena
hemolisis. Hematokrit mungkin meningkat (> 65%) pada polisitemia, penurunan
(< 45%) dengan hemolisis dan anemia berlebihan.
6. Daya ikat karbondioksida : penurunan kadar menunjukan hemolisis.
7. Meter ikterik transkutan : mengidentifikasi bayi yang memerlukan penentuan
bilirubin serum.
8. Jumlah retikulosit : peningkatan retikulosit menandakan peningkatan produksi sel
darah merah dalam respons terhadap hemolisis yang berkenaan dengan penyakit
Rh.
9. Smear darah perifer : dapat menunjukan sel darah merah abnormal atau imatur,
eritroblastosis pada penyakit Rh atau sferositis pada inkompabilitas ABO.

10. Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan diagnosis ikterus
neonatorum serta untuk menentukan perlunya intervensi lebih lanjut.
11. Ultrasonografi, digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic
dengan ekstrahepatic.
12. Biobsy hati, digunakan untuk memastikan terutama untuk pada kasus yang sukar
seperti diagnosa membedakan obstruksi ekstrahepatic dengan intra hepatic selain
itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hepatis dan hepatoma.
13. Radioisotop scan, digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dan atresia
billiari.
14. Scanning enzim G6PD untuk menunjukan adanya penurunan bilirubin.
F. PENATALAKSANAAN
Penanganan hiperbilirubin pada bayi baru lahir menurut Varney (2007), antara
lain :
1. Memenuhi kebutuhan atau nutrisi
a. Beri minum sesuai kebutuhan, karena bayi malas minum, berikan berulangulang, jika tidak mau menghisap dot berikan pakai sendok. Jika tidak dapat
habis berikan melalui sonde.
b. Perhatikan frekuensi buang air besar, mungkin susu tidak cocok (jika bukan
ASI) mungkin perlu ganti susu.
2. Mengenal gejala dini mencegah meningkatnya ikterus
a. Jika bayi terlihat mulai kuning, jemur pada matahari pagi (sekitar pukul 1- 8
selama 30 menit)
b. Periksa darah untuk bilirubin, jika hasilnya masih dibawah7 mg% ulang esok
harinya.
c. Berikan banyak minum
d. Perhatikan hasil darah bilirubin, jika hasilnya 7 mg% lebih segara hubungi
dokter, bayi perlu terapi
3. Gangguan rasa aman dan nyaman akibat pengobatan
a. Mengusahakan agar bayi tidak kepanasan atau kedinginan
b. Memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
c. Mencegah terjadinya infeksi ( memperhatikan cara bekerja aseptik).
G. DATA FOKUS PENGKAJIAN
1. Anamnese orang tua/keluarga
Ibu dengan rhesus ( - ) atau golongan darah O dan anak yang mengalami
neonatal ikterus yang dini, kemungkinan adanya erytrolastosisfetalis ( Rh, ABO,
incompatibilitas lain golongan darah). Ada sudara yang menderita penyakit
hemolitik bawaan atau ikterus, kemungkinan suspec spherochytosis herediter
kelainan enzim darah merah. Minum air susu ibu , ikterus kemungkinan kaena
pengaruh pregnanediol.
2. Riwayat kelahiran
- Ketuban pecah dini, kesukaran kelahiran dengan manipulasi berlebihan
merupakn predisposisi terjadinya infeksi

Pemberian obat anestesi, analgesik yang berlebihan akan mengakibatkan


gangguan nafas (hypoksia) , acidosis yang akan menghambat konjugasi
bilirubin.
- Bayi dengan apgar score renddah memungkinkan terjadinya (hypoksia) ,
acidosis yang akan menghambat konjugasi bilirubin.
- Kelahiran Prematur berhubungan juga dengan prematuritas organ tubuh
(hepar).
3. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum tampak lemah, pucat dan ikterus dan aktivitas menurun
2) Kepala leher
- Bisa dijumpai ikterus pada mata (sclera) dan selaput / mukosa pada mulut.
Dapat juga diidentifikasi ikterus dengan melakukan Tekanan langsung
pada daerah menonjol untuk bayi dengan kulit bersih ( kuning)
- Dapat juga dijumpai cianosis pada bayi yang hypoksia
3) Dada
- Selain akan ditemukan tanda ikterus juga dapat ditemukan tanda
peningkatan frekuensi nafas.
- Status kardiologi menunjukkan adanya tachicardia, kususnya ikterus yang
disebabkan oleh adanya infeksi
4) Perut
- Peningkatan dan penurunan bising usus /peristaltic perlu dicermati. Hal ni
berhubungan dengan indikasi penatalaksanaan photo terapi. Gangguan
Peristaltik tidak diindikasikan photo terapi.
- Perut membuncit, muntah , mencret merupakan akibat gangguan
metabolisme bilirubun enterohepatik
- Splenomegali dan hepatomegali dapat dihubungkan dengan Sepsis
bacterial, tixoplasmosis, rubella
5) Urogenital
- Urine kuning dan pekat.
- Adanya feces yang pucat / acholis / seperti dempul atau kapur merupakan
akibat dari gangguan / atresia saluran empedu
6) Ekstremitas : Menunjukkan tonus otot yang lemah
7) Kulit
- Tanda dehidrasi ditunjukkan dengan turgor yang jelek. Elastisitas
menurun.
- Perdarahan bawah kulit ditunjukkan dengan ptechia, echimosis.
8) Pemeriksaan Neurologis
Adanya kejang, epistotonus, lethargy dan lain lain menunjukkan
adanya tanda tanda kern ikterus
H. ANALISA DATA
NO

DATA

ETIOLOGI

1.

DS : DO :
- Suhu tubuh
- Kulit tampak

Ikterus

Fototerapi

MASALAH
Hipertermi

kemerahan

2.

DS : DO :
- Kulit tampak
kering

3.

DS : DO :
- BB
tidak
bertambah
- Refleks isap
kurang kuat

4.

DS : DO :
- Terdapat
tanda-tanda
dehidrasi
- Turgor kulit
jelek
- Kulit tampak
kering

Pemajanan langsung
sinar/panas

Suhu tubuh meningkat

hipertermi
Hiperbilirubin

Dalam jaringan
ekstravaskular (kulit,
konjuntiva, mukosa, tubuh
lain)

Ikterus

Fototerapi

Kulit kering

Kerusakan integritas kulit.


Hiperbilirubin

Otak

Kern ikterus

Tonus otot kaku

Spasme otot

Refleks isap lemah

Intake

Perubahan nutrisi kurang


dari kebutuhan
Ikterus

Fototerapi

Pemajanan langsung
sinar/panas

Peningkatan penguapan

Kehilangan volume cairan


berlebih

Resiko defisit volume


cairan

Resiko
Kerusakan
integritas kulit.

Perubahan
nutrisi
kurang dari kebutuhan

Resiko defisit volume


cairan

5.

DS :
DO :
-

Klien
menunjukan
gejala
sisa
neurologis

Hiperbilirubin

Dalam jaringan
ekstravaskular (kulit,
konjuntiva, mukosa, tubuh
lain)

Ikterus

Fototerapi

Efek fotoerapi

Resiko injuri

Resiko injuri

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Hipertermi berhubungan dengan efek fototerapi karena Pemajanan langsung
sinar/panas
2. Resiko Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit kering.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks isap
lemah
4. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
berlebih
5. Resiko injuri berhubungan dengan efek fototerapi.
J. INTERVNSI
No
1.

Dx Kep
Hipertermi
berhubungan
dengan efek
fototerapi
karena
Pemajanan
langsung
sinar/panas.

Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2x24
jam hipertermi
dapat teratasi,
denga
n
kriteria hasil:
- Suhu
badan
dalam
batas
normal
-

Intervensi
Obsevasi
suhu badan setiap jam
selama fototerapi
berlangsung.

Ubah posisi bayi setiap 2 jam.

Hentikan/istirahat kan foto terapi bila


suhu diatas 38 C.

Kompres
bila

basah suhu

Rasional
Perubahan
suhu
dapat
terjadi
dengan
cepat
akibat pemaparan
sinar yang juga
sebagi
sumber
panas.
Pemajanan yang
merata
dan
bergantian
mengurangi resiko
tidak
efektifnya
pusat suhu badan.
Semakin
lama
pemajanan
semakin
tinggi
kemungkinan
perubahan
suhu
badan.
Pemberian
kompres

meningkat.

2.

Resiko
Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan kulit
kering.

Setelah
dilakukan
tindakan
selama 3x24 jam masalah
teratasi,
dengan kriteria
hasil :
-

Tidak
terjadi
kerusakan
integritas
kulit

3.

Perubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
refleks isap
lemah

Setelah
dilakukan
tindakan
selama 4x24
jam
nutrisi
terpenuhi
sesuai
kebutuhan,
dengan kriteria
hasil :
- Terjadi
peningkata
n BB.
- Tidak

Kolaborasi dengan
dokter bila panas
tidak / sulit turun
Monitor
adanya
kerusakan
integritas kulit
Bersihkan
kulit
bayi dari kotoran
setelah
BAB,
BAK
Pertahankan suhu
lingkungan netral
dan suhu axial
36.5
derajat
Celsius
Lakukan
perubahan posisi
setiap 2 jam.

Jaga
kebersihan
kulit bayi dan
berikan baby oil atau
lotion
pelembab
Jelaskan kepada keluarga tentang
pentingnya
menjaga
kelembaban kulit
Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan minum
tepat waktu dan
sesuai ukuran dan
kebutuhan
Berikan informasi
kepada keluarga
tentang kebutuhan
nutrisi
Timbang BB
setiap hari

mengurangi
/
sebagai
media
konduksi
pembuangan panas
Membantu
menurunkan suhu
tubuh.
Deteksi
dini
kerusakan
integritas kulit
Feses dan urine
yang bersifat asam
dapat mengiritasi
kulit
Suhu yang tinggi
menyebabkan kulit
kering
sehingga
kulit mudah pecah
Perubahab posisi
mempertahankan
sirkulasi
yang
adekuat
dan
mencegah
penekanan yang
berlebihan
pada
satu sisi.
mencegah lecet
Agar
keluarga
pahan
tentang
pentingnya
menjaga
kelembaban kulit
Untuk mengetahui
intake pasien
menganti
cairan
dan nutrisi yang
hilang
akibat
terapi sinar
Agar
keluarga
paham
tentang
jumlah
nutrisi
yang di butuhkan
klien
Memantau
perkembangan
kebutuhan nutrisi

terjadi mal
nutrisi.

4.

Resiko defisit
volume
cairan
berhubungan
dengan
kehilangan
volume
cairan
berlebih

Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2x24
jam kebutuhan
cairan
terpenuhi,
dengan kriteria
hasil :
- Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi
- Turgor kulit
baik

Kolaborasi dengan
doktermaupun ahli
gizi tentang gizi
yang di butuhkan

Kaji reflek hisap bayi

Beri minum per


oral/menyusui bila
reflek
hisap
adekuat
Catat
jumlah
intake dan output ,
frekuensi
dan
konsistensi feces
Pantau
turgor
kulit, tanda- tanda
vital ( suhu, HR )
setiap 4 jam

5.

Resiko injuri
berhubungan
dengan efek
fototerapi.

Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2x24
jam
tidak
terjadi cedera,
dengan kriteria hasil :
-

Klien tidak
menunjuka n
gejala
sisa
neurologis
dan
berlanjutny
a
komplikasi
phototerapi
.

Agar
dapat
menentukan
makanan
yang
benar-benar sesuai
dengan
kondisi
pasien
mengetahui
kemampuan hisap
bayi
menjamin
keadekuatan intake

mengetahui
kecukupan intake

turgor menurun,
suhu
meningkat
HR
meningkat
adalah tanda-tanda
dehidrasi
mengetahui
kecukupan cairan
dan nutrisi)

Timbang
BB
setiap hari
Pertahankan
proteksi mata dan
genetalia dengan
fiksasi yang
memadai
Chek mata bayi
setiap shift
(drainase dan
iritasi)
Pastikan lampu
dalam kondisi siap
pakai

Observasi tanda
vital klien, tanda
dehidrasi, tanda
hypertermi

kontak langsung
mata dangenetalia
dengan sinar ultra
violet
dalam
jangka
panjang
berakibat fatal
mencegah
keterlambatan
penanganan
Keruakan lampu
(pecah,
strum
meneybar ke box)
dapat
menimbulkan
cedera baru pada
bayi
peningkatan
penguapan akibat
pemaparan panas
terus
menerus
dapat
berakibat
dehidrasi
dan
hypertermi

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, dan Rita Y. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak . Edisi I. Fajar Inter Pratama.
Jakarta.
Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.
Prawirohadjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Syaifuddin, Bari Abdul. 2000. Buku Ajar Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. JNPKKR/POGI & Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Doengoes, E Marlynn & Moerhorse, Mary Fraces. 2001. Rencana Perawatan Maternal /
Bayi. EGC. Jakarta

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. Y DENGAN


HIPERBILIRUBIN NEONATUS DI RUANG PERINATOLOGI RS
GUNTUR GARUT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas sebagai syarat untuk menempuh stase anak

Disusun oleh :
AHMAD ABDUL MAJID
1490116015

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH


PROGRAM PROFESI NERS
2016

A. PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS
1) Identitas Klien
Nama
: Bayi Ny. Y
Umur
: 4 Hari
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kp. Pataruman Rt/Rw 03/05, Desa tarogong kec.garut kota
kab.garut.
Dx Media
: Hiperbilirubin Neonatus
Tgl Masuk RS
: 24 September 2016
Tgl Pengkajian : 24 September 2016
No. RM
: 0-05-00-07
2) Identitas Orang Tua
Ayah
Nama
: Tn. H
Umur
: 30 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Pataruman Rt/Rw 03/05, Desa tarogong kec.garut kota
kab.garut
Ibu
Nama
: Ny. Y
Umur
: 25 Tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Pataruman Rt/Rw 03/05, Desa tarogong kec.garut kota
kab.garut
II.

RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Ibu Klien mengatakan mata anaknya tampak kuning,dan di seluruh permukaan
tubuh (jaundice).
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang dengan keluhan seluruh permukaan tubuh tampak kuning.
Kemudian klien di rujuk oleh dokter spesialis anak untuk di bawa ke rumah
sakit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Pre Natal Care
Melakukan pemeriksaan kehamilan 11 kali, keluhan selama hamil
hanya mengalami pusing dan mual muntah di trimester pertama kehamilan,
tidak pernah menggunakan obat-obat selain yang di anjurkan oleh tenaga
medis, kenaikan berat badan selama kehamilan yaitu 11Kg, melakukan
imunisasi TT 2 kali.

Natal

Melahirkan di rumah bidan dengan jenis persalinan spontan, tidak ada


penyulit saat proses persalinan.
-

Post Natal

Keadaan bayi sehat, BB lahir 3500 gram dan PB 49 cm. Tidak ada cacat
fisik bawaan.
III.

RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian Asi
- Pertama kali disusui : Segera saat setelah melahirkan
- Cara Pemberian
: Setiap kali menangis
- Lama pemberian
: 30-60 menit
2. Pemberian Susu Formula
- Alasan pemberian
:- Jumlah pemberian
:- Cara Pemberian
:3. Pemberian Makanan Tambahan
- Pertama kali diberikan: - Jenis
:IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
: Sakit sedang
2. TTV
TD : RR
: 26x/menit
N : 126x/menit
S
: 37,00C
3. Antropometri
Tinggi Badan : 50 Cm
Berat Badan : 3800 gram
4. Head To Toe
1) Kepala dan rambut : Bentuk kepala oval, warna rambut hitam bersih, benjolan (-),
lesi (-).
2) Muka
Mata : Bentuk simetris antara kiri dan kanan, sklera ikterik, konjungtiva
anemis (-).
Hidung : Tidak ada lesi, mukosa warna merah muda, pernapasan cuping
hidung (-).
Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi belum tumbuh, mulut tampak bersih.
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada luka, tampak bersih tidak ada serumen.
3) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada benjolan.
4) Dada
Paru : Pergerakan dada simetris, bunyi paru vesikuler .
Jantung : bunyi jantung I, II irama reguler murni, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
5) Abdomen : Bentuk datar lembut, tidak ada massa, tidak ada distensi abdomen,
bising usus (+).

6) Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-).


V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

17.3

Pria : 14-18
Wanita : 12-16

gr/dl

Leukosit

15,100

4000-10.000

/mm3

Trombosit

136,000

150.000-450.000

/mm3

Hematokrit

48

35-45

Hematologi
Hemoglobin

Golongan Darah

B Rh (+)

Kimia
Bilirubin total

16,82

5-12

Mg/dl

Bilirubin direk

0,60

0.27

Mg/dl

VI.

THERAPI
Fototerapi 3 x 5jam
B. ANALISA DATA
NO

DATA

ETIOLOGI

1.

DS : Ibu klien
mengatakan
klien
sedikit
demam
setelah melakukan
fototerapi
DO :
- Suhu tubuh
37,00C
- Akral hangat

2.

DS : DO :
- Kulit tampak
kering

Ikterus

Fototerapi

Pemajanan langsung
sinar/panas

Suhu tubuh meningkat

hipertermi
Hiperbilirubin

Dalam jaringan
ekstravaskular (kulit,
konjuntiva, mukosa, tubuh
lain)

Ikterus

Fototerapi

MASALAH
Hipertermi

Resiko
Kerusakan
integritas kulit.

3.

Kulit kering

Kerusakan integritas kulit.


DS : Ikterus
DO :

- Turgor kulit
Fototerapi
jelek

- Klien tampak
Pemajanan langsung
berkeringat
sinar/panas
banyak

setelah
Peningkatan penguapan
melakukan

fototerapi
Kehilangan volume cairan
berlebih

Resiko defisit volume


cairan

Resiko defisit volume


cairan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan efek fototerapi karena Pemajanan langsung
sinar/panas
2. Resiko Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit kering.
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
berlebih
D. INTERVENSI
No
1.

Dx Kep
Hipertermi
berhubungan
dengan efek
fototerapi
karena
Pemajanan
langsung
sinar/panas.

Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2x24
jam hipertermi
dapat teratasi,
denga
n
kriteria hasil:
- Suhu
badan
dalam
batas
normal
-

Intervensi
Obsevasi
suhu badan setiap jam
selama fototerapi
berlangsung.

Ubah posisi bayi setiap 2 jam.

Hentikan/istirahat kan foto terapi bila


suhu diatas 38 C.

Kompres

air -

Rasional
Perubahan
suhu
dapat
terjadi
dengan
cepat
akibat pemaparan
sinar yang juga
sebagi
sumber
panas.
Pemajanan yang
merata
dan
bergantian
mengurangi resiko
tidak
efektifnya
pusat suhu badan.
Semakin
lama
pemajanan
semakin
tinggi
kemungkinan
perubahan
suhu
badan.
Pemberian

hangat bila suhu


meningkat.

2.

Resiko
Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan kulit
kering.

Setelah
dilakukan
tindakan
selama 3x24 jam masalah
teratasi,
dengan kriteria
hasil :
-

Tidak
terjadi
kerusakan
integritas
kulit

3.

Resiko defisit
volume
cairan
berhubungan
dengan
kehilangan
volume
cairan
berlebih

Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2x24
jam kebutuhan
cairan
terpenuhi,
dengan kriteria
hasil :
- Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi
- Turgor kulit

Kolaborasi dengan
dokter bila panas
tidak / sulit turun
Monitor
adanya
kerusakan
integritas kulit
Bersihkan
kulit
bayi dari kotoran
setelah
BAB,
BAK
Pertahankan suhu
lingkungan netral
dan suhu axial
36.5
derajat
Celsius
Lakukan
perubahan posisi
setiap 2 jam.

Jaga
kebersihan
kulit bayi dan
berikan baby oil atau
lotion
pelembab
Jelaskan kepada keluarga tentang
pentingnya
menjaga
kelembaban kulit

Kaji reflek hisap bayi

Beri minum per oral/menyusui bila


reflek
hisap
adekuat
Catat
jumlah
intake dan output ,
frekuensi
dan konsistensi feces
Pantau
turgor
kulit, tanda- tanda

kompres
mengurangi
/
sebagai
media
konduksi
pembuangan panas
Membantu
menurunkan suhu
tubuh.
Deteksi
dini
kerusakan
integritas kulit
Feses dan urine
yang bersifat asam
dapat mengiritasi
kulit
Suhu yang tinggi
menyebabkan kulit
kering
sehingga
kulit mudah pecah
Perubahab posisi
mempertahankan
sirkulasi
yang
adekuat
dan
mencegah
penekanan yang
berlebihan
pada
satu sisi.
mencegah lecet
Agar
keluarga
pahan
tentang
pentingnya
menjaga
kelembaban kulit
mengetahui
kemampuan hisap
bayi
menjamin
keadekuatan intake
mengetahui
kecukupan intake
turgor menurun,
suhu
meningkat
HR
meningkat
adalah tanda-tanda

baik

vital ( suhu, HR )
setiap 4 jam
-

Timbang
setiap hari

BB

dehidrasi
mengetahui
kecukupan cairan
dan nutrisi)

E. IMPLEMENTASI
Tanggal/J
am

No. Dx
Kep

24-09-2016
10.00
10.15

Implementasi

24-09-2016

Mengukur suhu tubuh klien


Hasil : Suhu 37,00C
Mengompres klien dengan air hangat
Hasil : Klien sudah di kompres

2
-

10.30

11.00

11.15

11.30

Mengkaji adanya kerusakan integritas kulit


Hasil : kulit tampak kering
Melakukan personal hygiene
Hasil : Klien tampak bersih dan segar.
Mengubah posisi klien
Hasil : Klien telah di miring kanan kan.
Menjaga kebersihan kulit bayi dan memberikan
baby oil atau lotion pelembab
Hasil : Kulit klien tampak lebih lembab
Memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga tentang pentingnya menjaga kelembaban
kulit bayi
Hasil : Keluarga klien mengerti

11.40

24-09-2016
09.00
09.30
10.00

10.30

3
-

Mengkaji reflek hisap bayi


Hasil : Refleks hisap baik dan kuat
Memberikan minum air susu formula (peroral).
Hasil : Klien minum 60ml air susu.
Mencatat jumlah intake dan output , frekuensi
dan konsistensi feces
Hasil : BAB 1x spontan dengan konsistensi hitam
pekat.
Menimbang BB klien
Hasil : BB 3900gram

Paraf

F. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal No DP
Jumat

Evaluasi
S:
O : S : 36,80C, nangis kuat, gerak aktif.

25-09-2016
08.00

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi

Jumat

25-09-2016

14.00

Kaji TTV

Berikan kompres hangat

Berikan terapi sesuai advice


dokter

S:O : Kulit tampak lebih lembab, ikterik (+)

08.30

25-09-2016

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
- Lakukan personal hygiene
- Tempatkan bayi di tempat hangat
- Observasi TTV dan keadaan
umum
S:O : BB 3900gram, refleks isap baik, BAB (+),
BAB (+).
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di pertahankan
-

Observasi tanda-tanda vital


Timbang BB
Berikan terapi nutrisi

Paraf

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENTINGNYA MENJAGA KELEMBABAN KULIT BAYI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas sebagai syarat untuk menempuh stase anak

Disusun oleh :

AHMAD ABDUL MAJID


1490116015

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH


PROGRAM PROFESI NERS
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pokok Bahasan
: Merawat Kulit Bayi
Sub Pokok Bahasan
:
a. Pengertian Merawat Kulit Bayi
b. Cara Perawatan Kulit Bayi
Sasaran
: Keluarga Klien
Tempat
: Ruangan Perinatologi RS Guntur
Tanggal/Pukul
: 25 September 2016
Waktu
: 11.40 WIB s/d 12.00 WIB
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini klien dan keluarga klien mampu mengetahui tentang
pentingnya menjaga kelembaban kulit bayi.

8.

Tujuan Khusus
a. Mengetahui Merawat Kulit Bayi
c. Mengetahui Cara Perawatan Kulit Bayi
9. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
10. Media
a. Leaflet
11. Materi

Terlampir
12. Proses Penyuluhan
Tahap Kegiatan

Kegiatan Perawat

Pembukaan
(5 menit)

Membuka

kegitan

mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan

Kegiatan Klien
dengan

Menjawab salam
Mendengarkan
keterangan penyaji

dan

manfaat dari penyuluhan


Menyebutkan materi yang

Isi

akan di sampaikan
Membagikan leaflet
Menjelaskan materi

Memperhatikan

(10 menit)
Penutup
(5 menit)

dan

mendengarkan
Diskusi dan tanya jawab
Memberikan rewards kepada
keluraga

yang

telah

menjawab pertanyaan
Memberikan kesimpulan
Mengucapkan terima kasih
Mengucapkan salam

13. Evaluasi
1. Sebutkan apa saja upaya untuk merawat kulit bayi ?

keterangan dari penyaji


Mendengarkan,
bertanya,

dan

menjawab pertanyaan
Mendengarkan
Menjawab Salam

MATERI PENYULUHAN

Merawat kulit bayi merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh para
ibu. Hal ini disebabkan oleh kulit bayi yang masih sangat muda dan sensitif yang rentan akan
berbagai unsur penyakit dan berbagai macam gangguan lainnya. Kadang para ibu melupakan
mengenai perawatan bayi ini, karena melihat bahwa kulit bayi yang begitu halus, lembut dan
kelihatan segar, sehingga merasa perawatan kulit bayi tidak diperlukan lagi. Ya, anggapan ini
sangat salah, kulit bayi sangat rentan terkena biang keringat, alergi, ruam, iritasi dsb, oleh
karena itu peran seorang ibu atau orang tua dalam menjaga kesehatan bayi khususnya
mengenai kesehatan kulit sangat diperlukan. Selain itu, penyakit kulit bayi berat (contoh
bersifat patologis) semula berawal dari tidak sehatnya lingkungan dan tidak baiknya
perawatan terhadap kulit bayi.

Perawatan Kulit pada Bayi


Perawatan dan pencegahan penyakit kulit bayi bisa dimulai dari kegiatan
sehari-hari, misalnya dengan memandikan bayi secara tearatur (dua kali sehari),
membersihkan rambut, dan mengganti popok atau baju pada saat yang tepat.
Pemeliharaan kulit bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
kosmetik bayi. Sabun dan shampoo merupakan kosmetik yang berfungsi untuk
membersihkan kulit. Lotion, krim, dan minyak khusus berfungsi melembabkan dan
melindungi kulit dari sinar matahari.
Pengunaan kosmetik untuk bayi harus dipilih dan disesuaikan dengan kondisi
kulit bayi. Misalnya, dengan mengamati pH produk, penggunaan zat warna, dan
bahan-bahan pengawet. Memilih dan menggunakan kosmetik pada bayi secara benar
dan tidak berlebihan merupakan langkah utama menjaga kesehatan kulit bayi.
Secara umum, perawatan kulit bayi dapat dilakukan dengan beberapa upaya,
yaitu :

Menjaga suhu dan kelembapan udara agar tetap optimal.

Menjaga kebersihan kulit bayi dan memberikan baby oil atau lotion pelembab

Hindari gesekan yang merusak kulit bayi, misalnya pakaian yang terlalu sempit.
Kurangin kontak dengan iritasi, seperti tinja dan air seni harus segera dibersihkan, lalu

dilap sampai kering.


Gunakan produk-produk perawatan kulit yang khusus untuk bayi.

Anda mungkin juga menyukai