Langkah 3. Rasio pemotongan untuk garis yang ditentukan. Hal ini harus dipastikan
pada bentuk yang sama sebagai rasio pemotongan kurva nilai biji. Dalam kasus ini
diperlukan beberapa ton yang harus dibuang dari biji yang ada. Karena semua
kepadatan bernilai sama dan digabiliti relative dari beban serta batuan yang
terbuang juga bernilai sama, rasio pemotongan sederhana pada rasio panjang.
Langkah 4. Penentuan dari rasio pemotongan yang dibolehkan untuk rata-rata nilai
biji yang digunakan pada SR kurva nilai biji. (gambar 5.11). pada kasus ini ditmukan
bahwa
SR(yang dibolehkan)
Banyak kurang dari nilai yang dibolehkan (6.2:1), lereng pit dapat digeser ke kiri.
Langkah 6. Suatu perkiraan baru dari lokasi akhir lereng pit akan terbentuk dan
prosesnya akan terulang kembali. Proses perulangan ini akan berlanjut sampai nilai
sebenarnya dan rasio pemotongan yang dibolehkan tertutup.
Kesimpulan: perkiraan #4 adalah posisi akhir dari sisi kiri lereng. Catatan
bahwa balok yang dimiliki bernilai 0.3 dianggap suatu pembuangan hal ini
berdasarkan nilai cutoff.
Langkah 7. Penentuan dari bagian posisi kiri dan kanan lereng. Pada proses yang
sama pengulangan untuk sisi kanan dinding dari pit. Hasilnya ditunjukan pada
gambar 5.10. pada akhir dari dasar pit memiliki sebuah lebar kurang lebih 215
kaki.
Dimana
merupakan kepadatan beban,
merupakan pembuangan kepadatan
dan
merupakan kepadatan bebatuan. Jika pada karakteristik utama dari
overbudden dan limbah batu berbeda, kemudian harga yang diperlukan pada
pindahannya juga akan berbeda. Hal itu disebut pembuangan pertambangan
tunggal.
Harga yang telah digunakan pada beban hanya setengah dari batuan yang
terbuang kemudian =0.5. factor ini berubah pada benda menjadi nilai yang sama
dengan bebatuan yang terbuang. Jika harga yang digunakan pada SR nilai kurva
berdasarkan nilai benda, kemudian dibutuhkan satu untuk mengubah pembuangan
batu menjadi sama dengan nilai beban.
Langkah 1. Gambar skala dari profil akhir pit menggunakan nilai yang cocok pada
sisi kiri dan kanan lereng dan juga dasar pit minimum di lembaran kertas. Lapisi ini
pada potongan. Perkiran berada diposisi yang awal.
Langkah 2. Hitung rata-rata dari nilai bebatuan dan rasio pemotongan untuk sisi kiri
dan kanan . bandingkan hal tersebut untuk mendapatkan nilai yang diperbolehkan.
5.2.5 Lokasi dari batas limit- satu posisi positif dasar pit pada bebatuan
Situasi kemungkinan ketiga adalah salah satu dari pit lereng adalah berada pada
bebatuan. Pada gambar 5.13 hal itu dapat diperkirakan bahwa sisi kanan lereng
yang mengikuti pembuangan bebatuan terhubung, sisi kiri lereng berada pada 50 0
dan lebar minimum pit dasar adalah 100 ft. di tempat ini bebatuan terus menuju
dasar pit.
Gambar 5.13 akhir batas limit dengan sisi kanan pada bebatuan
Table.5.7 lokasi akhir batas limit untuk sisi positif dasar pit pada bebatuan
Penyaluran untuk harga dari pemotongan dinding sisi kiri.posisi akhir pit kurang
lebih ditunjukan pada gambar. Perhitungan yang sesuai terdapat pada table 5.7
Gambar 5.14 perencanaan badan bebatuan dengan ilustrasi yang berbeda pada
tipe-tipe bagian
Gambar 5.17 merupakan gambar perencanaan daerah akhir dari pit yang
mana bagian radial mulai digunakan.
Dari perencanaan perhitungan permukaan dinding untuk sector ini ditunjukan pada
gambar 5.19 , area dari bebatuan adalah A dan pembuangan B. sehingga sudut
yang dimasukkan untuk sector
Seperti yang dilihat, hubungan ini merupakan bebas dari kedua sudut lereng dan
masukkan sudut.
Nilai dari SR (benar) dan SR(pengukuran) ditunjukkan pada table 5.8 dan
grafik pada gambar 5.21 . Langkah-langkah penempatan dari batas akhir pit pada
bagian radial secara garis besar:
Langkah 1. Sebagai bagian parallel,satu perkiran pada lokasi dari akhir pit lereng
dan perhitungan rata-rata nilai bebatuan g dan rasio pemotongan. Diperkirakan
bahwa g = 0.8 dan perhitungan rasio pemotongan adalah 2:1
Langkah 2. Dengan satu bagian parallel secara langsung melewati kurva SR - %Cu
untuk melihat bagaimana rasio pemotongan yang mendukung. Kasusu ini dapat
dilihat pada gambar 5.22 , lebih kurang 6:1 yang diindikasikan sebagai batas
perpindahan ke luar. Untuk salah satu bagian radial harus diteruskan ke langkah
3.
Langkah 3. Perhitungan rasio pemotongan pertama-tama harus dipindahkan ke
rasio pemotongan yang sebenarnya melewati kurva pemindahan yang
digunakan(gambar 5.21). indikasi ini untuk perhitungan rasio pemotongan pada 2:1,
rasio pemotongan sebenarnya adalah 8:1
Langkah 4. Kembali ke gambar 5.22 , ditemukan bahwa nilai yang disyaratkan untuk
mendukung sebuah ratio pemotongan dari 8:1 adalah 0.94. ini lebih tinggi dari
0.8 persen dan oleh karena itu perkiraan selanjutnya dari batas akhir limit harus
dipindahkan ke arah pit.
Profil akhir pit yang telah terletak pada bagian individual, mereka harus dinilai
sebagai sebuah grup untuk menguji bagaimana mereka saling melepaskan antara
satu dengan yang lain. Satu bagian mungkin ditunjukkan sebuah pit yang sangat
sempit, sebgai contoh salah satu medan berbatasan dengan salah satu luas(lihat
gambar 5.23). Proses ini dibutuhkan untuk membentuk variasi pada bagian-bagian.
Cara yang sangat mudah dari visualisasi pit dan satuan yang ditunjukkan
menggunakan kevel plan(bagian horizontal). Akhir dari cadangan perkiraan
bebatuan juga dapat diselesaikan menggunakan plan. Sehingga untuk meneruskan
yang diwajibkan pada pengembangan dari sebuah gabungan yang ditinjau peta
perencanaan dari bagian vertical.
Langkah-langkahnya meliputi:
Langkah 1. Transfer of intercept to plan map. Tempat pada dasar pit dan
permukaan intercept dari batas pit adalah pemindahan dari bagian vertical ke peta
perencanaan.
Langkah 2. Hadling of discontinuous slopes. Jika bagian vertical tidak dilanjutkan ke
garis lereng pada dasar pit ke permukaan intercept maka hal ini juga ditampilkan.