Cara zakat emas adalah nishab emas sebanyak 20 dinar. 1 dinar = 4,25 gr emas. Jadi, 20 dinar =
85 gr emas. Misalnya: seseorang memiliki 87 gr emas yang disimpan. Jika telah sampai setahun,
wajib baginya mengerluarkan zakat. Yaitu 87 gr x 1/40 (2,5%) = 2,175 gr atau uang seharga
tersebut.
Keempat: Barang dagangan.
Dalilnya adalah fatwa dari para sahabat. Seperti Umar bin al-Khattab, Abdullah bin Umar, dan
Abdullah bin al-Abbas. Dan juga disepakati oleh para ulama. Barang apapun yang dijadikan
komoditi dagang, maka ada zakatnya. Yang dihitung adalah nilai barang dagangan ditambah
denga untung kemudian 2,5% darinya.
Pertama: zakat hewan ternak dan barang perdagangan tidak disyaratkan haul satu tahun.
Barangsiapa yang memiliki barang dagang senilai 5 juta misalnya, kemudian mendapat
keuntungan 3 juta, maka ia mengeluarkan zakat 2,5% dari 8 juta.
Kedua: Bersegera dalam menunaikan zakat dan tidak boleh menundanya. Siapa yang sudah
mendapatkan kewajiban zakat, maka segeralah mengeluarkan zakatnya. Betapa banyak kaum
muslimin yang bermudah-mudahan dalam hal ini. Mereka malas-malasan atau bersikap tamak.
Ketiga: Orang yang memiliki hutang, maka baginya tiga keadaan:
Satu: hutang tidak menghalangi kewajiban zakat harta yang tampak. Seperti panen dan hewan
ternak.
Dua: orang yang memiliki hutang tidak wajib zakat. Dengan syarat, apabila ia membayar zakat,
maka membuatnya menangguhkan pembayaran hutang. Atau ia mengeluarkan hartanya yang
bukan bagian dari hutang. Sebagaimana termaktub dalam al-Muwatta bahwasanya Utsman bin
Affan radhiallahu anhu mengatakan, Ini adalah bulan ditunaikannya zakat kalian. Barangsiapa
yang memiliki hutang, maka lunasilah hutangnya. Hingga hartanya benar-benar milikinya, lalu ia
keluarkan zakat dari harta itu.
Tiga: orang yang memberikan hutang. Ia tidak mengeluarkan zakat. Namun setelah hutangnya
dibayar, ia membayar zakat untuk dua tahun sebelumnya. Sebagaimana terdapat atsar dari Ali bin
Abi Thalib dari Abi Ubaid di Gharibul Hadits.