Anda di halaman 1dari 28

BAB IV-37

BAB IV
ANALISA STRUKTUR
4.1 Tinjauan Umum
Sebagai

calon

engineer

sipil,

seorang

mahasiswa

harus

dapat

merencanakan dan menghitung suatu struktur baik beton, baja maupun kayu.
Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merncanakan suatu struktur
bangunan, antara lain : kekuatan struktur, kesulitan pekerjaan, tersedianya
material dan alat ,waktu pekerjaan, serta biaya pelaksanaan, harus teliti dalam
menghitung perencanaan struktur agar nantinya bangunan aman dalam menerima
pembebanan.
Pada bagian ini akan dibahas dan ditinjau masalah hitungan perencanaan
elemen struktur yaitu pelat. Dimanna hasil perhitungan akan dibandingkan dengan
hasil pelaksanaan dilapangan. Dari hasil pebandingan ini kemudian dilakukan
pembahasan sesuai dengan kondisi proyek.
4.2 Dasar Perencanaan
Sebagai dasr perencanaan digunakan standar tata cara yang berlaku di
indonesia,antara lain :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-2847-2002)
b. Tata cara perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
1729-2002)
c. Tata cara perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002)

4.3 Metode Perhitungan Pelat


STT NUSA PUTRA

(SNI 03-

BAB IV-38

Metode yang digunakan dalam analisis pelat beton bertulang di indonesia


adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Beban tersendiri dari beban hidup dan beban mati.


Asumsi perletakan adalah tertumpu bebas pada tumpuan tepi.
Analisis struktur sesuai tabel dan grafik gideon H kusuma.
Analisis beton bertulang sesuai SNI 03-2847-2002.

4.4 Perhitungan Pelat


Struktur pelat seluruhnya menggunakan beton konvensional dengan
material bahan menggunakan beton fc = 30 Mpa, dan baja untuk tulangan utama
menggunakan fy = 400 Mpa.
Pemilihan tipe pelat dibedakan menurut bentang dan lebarnya,
perencanaan pelat diasumsikan sama dari lantai 1 sampai 3 karena dan fungsinya
ssecara umum hampir sama sedangkan pelat atap dibedakan dan tersendiri. Pada
perencanaan tulangan pelat lantai tumpuan disekelilingi pelat terdiri 1 tipe yaitu
terjepit, hal tersebut disebabkan pelat lantai ataupun atap di asumsikan minolit
dengan balok induk dan balok anak.
Pada perencanaan pembangunan Ruko 3 lantai danalaga sukabumi,
perhitungan pelat lantai terdiri dari beberapa tipe, salah satu diantaranya dapat
dilihat pada skema pelat dibawah ini :
5 meter
2,75 meter

Gambar 4.1 Skema Pelat Atap


5 meter

STT NUSA PUTRA

BAB IV-39

9 meter

Gambar 4.2 Skema Pelat Lantai 1,2,3

4.5 Langkah-Langkah Perencanaan Pelat


1) Menentukan syarat-syarat batas dan bentangannya
2) Menentukan tebal pelat
3) Hitung beban yang bekerja pada pelat,berupa beban mati dan beban hidup
4) Hitung momen-momen yang menentukan
5) Mencari tulangan pelat

4.6 Pelat Atap


4.6.1 Penentuan Perencanaan Tebal Pelat Atap
Data perencanaan :
1) Tipe pelat
2) Mutu beton (fc)
3) Mutu Baja (fy)
4) Diameter tulangan

4.6.2

: 5 meter x 2,75 meter


: 30 Mpa
: 400 Mpa
: 10 mm

Perencanaan tulangan balok

4.6.2.1 Balok induk

STT NUSA PUTRA

BAB IV-40

1) Tinggi

h=

1
1
bentang= 5000=333,3 mm=333mm
15
15

350 mm

2) Lebar balok :
2
2
b= h= 333=222 mm 200 mm di perencanaan
3
3

4.6.2.2

Balok anak
1) Tinggi :
1
1
h= bentang= 2500=166,67 mm 300 mm
15
15
2) Lebar :
2
b= 166,67=111,1mm=111mm 200 mm
3

4.6.3

Perencanaan Tebal Pelat Atap


Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai

berikut :

f y
1500
36+9

n 0.8
h min=

n 0.8
h max=

f y
1500

36

dimana :
=

lx
ly

Perhitungan h minimum dan h maksimum

STT NUSA PUTRA

BAB IV-41

2,75 meter

ly = 5000 mm
5 meter

lx = 2750 mm

ly 5000
=
=1,818 2 ( two way slab )
lx 2750

a) Perhitungan h minimum

f y
1500
36+9

n 0.8
h min=

300
1500
=57,29 mm 100 mm
36 +9 ( 1,818 )

5000 0.8
h min=

b) Perhitungan h maksimum

5000 0.8
h max=

36

300
1500

) =83,33 mm 100 mm

jadi, tebal pelat atap yang di ambil adalah 100 mm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-42

4.6.4 Perhitungan Beban Pelat Atap


4.6.4.1
Beban Mati
1) Beban sendiri pelat
2) Adukan semen (2 cm)
3) Lapisan aspal (2 cm)
4) Plafon dan penggantung
5) Air genangan hujan (5cm)

4.6.4.2

= 0,10 x 2400
= 0,02 x 2100
= 0,02 x 1400

= 240 kg/m2
= 42 kg/m2
= 28 kg/m2
= 18 kg/m2
= 5 kg/m2

Total

= 333 kg/m2

Beban Hidup

Sesuai dengan SNI 2002 adalah 100 kg/m2


4.6.4.3

Kuat perlu

Sesuai dengan SNI 2002 adalah :


Maka Wu = 1,2WD + 1,6 WL = 1,2 (333) + 1,6 (100) = 559,6kg/m 2 =
5,596 kN/m2 atau 0,5596 t/m2
4.6.5

Pembatasan Tulangan Pelat Atap

min=

1,4 1,4
=
=0,0035
fy 400

b=

0,85. . fc
600
+
=
fy
600+fy

b=

0,85.1,818 .30
600
+
=0,716
400
600+ 400

max=0,75. b

max=0,75.0,716=0,537
4.6.6

Perhitungan Momen Pelat Atap

STT NUSA PUTRA

BAB IV-43

Pada kasus ini pelat yang ditinjau merupakan tumpuan jepit. Tebal
minimum didapat 100 mm dari Tabel 14. Tabel Minimum Pelat tanpa Balok
Interior (SNI 03-2847-2002). Momen pelat dihitung berdasarkan harga
perbandingan Ly /Lx dan interpolasi koefisien-koefisien pengali pada tabel
perhitungan beton bertulang (Gideon H Kusuma, hal 90) :

1) Momen lapangan arah x (Mlx)


Mlx=0,001. qu. lx2 . X
Mlx=0,001 0,5596 52 54=0,756 tm
2) Momen lapangan arah y (Mly)
2
Mly=0,001. qu .lx . X
2

Mly=0,001 0,5596 5 17=0,2378 tm


3) Momen tumpuan arah x (Mtx)
Mtx=0,001. qu. lx2 . X
Mtx=0,001 0,5596 52 82=1,147 tm
4) Momen tumpuan arah y (Mty)
Mty=0,001. qu .lx2 . X
2

Mty=0,001 0,5596 5 53=0,741tm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-44

4.6.7

Perhitungan Penulangan Pelat Atap

1) Tebal pelat (h)


= 100 mm
2) Penutup beton (p) = 20 mm
a) Kontruksi terlindung
b) Kontruksi tak terlindung

p = 20 mm
p = 40 mm

3) Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana

= 10

mm

Tinggi efektif kontruksi terlindung


Tinggi efektif arah x
( dx )=h p0,5

( dx )=100200,5 10=75 mm

Tinggi efektif arah y


( dy )=h p0,5

( dy )=10020100,5 10=65 mm
Tinggi efektif kontruksi tak terlindung
Tinggi efektif arah x
( dx )=h p0,5

( dx )=100400,5 10=55 mm

Tinggi efektif arah y


( dy )=h p0,5

( dy )=10040100,5 10=45 mm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-45

A. Tulangan Lapangan Arah X Pelat Atap


b = 1000 mm ; dx = 75 mm
Mu = Mlx = 0,756 tm = 0,756.107 Nmm
Mu 0,756. 107
Mn=
=
=0,945 .107 Nmm

0,8
7

Rn=

m=

Mn 0,945 .10
=
=1,68
2
2
b.d
1000 .75

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .1,68
1 1
=0,0043
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

> min = digunakan

= 0,0043

As perlu=0,0043.b . d=0,0043.1000 .75=322,5 mm

n tulangan=

As perlu
322,5
=
=4,108 5 buah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=200 mm
5

Dipakai tulangan D 10 200

STT NUSA PUTRA

BAB IV-46

As ada=0,25. . 10 .

1000
2
2
=392,5 mm >352,5 mm (memenuhi syarat)
200

Kontrol kekuatan pelat atap :


S aktual = 20 0 mm 10 mm
a=

2
sesuai tabel cur adalah 393 mm

S aktual fy
393 400
=
=6,165
0,85 fc 1000 0,85 30 1000

( (

Mn=393 400 75

))

1
7
6,165 10 =1,1305 tm
2

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 1,1305 0,756

0,9044 tm 0,756 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

B. Tulangan Lapangan Arah Y Pelat Atap

b = 1000 mm ; dx = 65 mm
Mu = Mly = 0,2378 tm = 0,2378 .107 Nmm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-47

Mu 0,2378 . 10
Mn=
=
=0,2973 .107 Nmm

0,8

Rn=

m=

Mn 0,2973 .107
=
=0,70367
2
2
b.d
1000 .65

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .0,70367
1 1
=0,00178
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

< min = digunakan

min = 0,0035

As perlu=0,0035. b . d=0,0035 .1000 .65=227,5 m m

n tulangan=

As perlu
227,5
=
=2,9< 4 buah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=250 mm
4

Dipakai tulangan D 10 250


2

As ada=0,25. . 10 .

1000
2
2
=314 m m >227,5 m m (memenuhi syarat)
250

Kontrol kekuatan pelat atap :


STT NUSA PUTRA

BAB IV-48

S aktual = 25 0 mm 10 mm
a=

sesuai tabel cur adalah 314

S aktual fy
314 400
=
=4,941
0,85 fc 1000 0,85 30 1000

( (

Mn=314 400 65

1
4,941 107 =0,785 tm
2

))

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 0,785 0,2378
0,628 tm 0,239 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

C. Tulangan Tumpuan Arah X Pelat Atap

b = 1000 mm ; dx = 75 mm
Mu = Mtx = 1,147 tm = 1,147 .107 Nmm

Mn=

Rn=

m=

Mu 1,147 . 107
=
=1,43 .107 Nmm

0,8

Mn 1,43 .107
=
=2,54
b . d 2 1000 .752

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

STT NUSA PUTRA

BAB IV-49

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .2,54
1 1
=0,0067
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

> min = digunakan

= 0,0067

As perlu=0,0055. b . d=0,0067 .1000 .75=502,5 m m

n tulangan=

As perlu
502,5
=
=6,401 6,5 buah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=153,846 mm>150 mm
6,5

Dipakai tulangan D 10 150


2

As ada=0,25. . 10 .

1000
2
2
=523,33 mm >502,5 mm (memenuhi syarat)
150

Kontrol kekuatan pelat atap :


S aktual = 150 mm 10 mm sesuai dengan buku cur adalah 524
a=

S aktual fy
524 400
=
=8,2196
0,85 fc 1000 0,85 30 1000
1
(
( 2 8,2196)) 10

Mn=524 400 75

=1,486 tm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-50

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 1,486 1,147
1,189 tm 1,147 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

D. Tulangan Tumpuan Arah Y Pelat Atap

b = 1000 mm ; dx = 65 mm
Mu = Mty = 0,741 tm = 0,741 .107 Nmm

Mn=

Rn=

m=

Mu 0,741 . 107
=
=0,926 .107 Nmm

0,8

Mn 0,926 .107
=
=2,19
b . d 2 1000 .652

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .2,19
1 1
= 0,0057
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

> min = digunakan

= 0,0057

STT NUSA PUTRA

BAB IV-51

As perlu=0,0057. b . d=0,0057.1000 .65=370,5 mm

n tulangan=

As perlu
370,5
=
=4,72 5 buah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=200 mm
5

Dipakai tulangan D 10 200


2

As ada=0,25. . 10 .

1000
2
2
=392,5 mm >370,5 mm (memenuhi syarat)
200

Kontrol kekuatan pelat atap :


S aktual = 20 0 mm 10 mm
a=

sesuai dengan buku cur adalah 393

S aktual fy
393 400
=
=6,1647
0,85 fc 1000 0,85 30 1000
1
(
( 2 6,1647)) 10

Mn=393 400 65

=0,973tm

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 0,9733 0,741
0,7787 tm 0,741 t m

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

STT NUSA PUTRA

BAB IV-52

4.7 Pelat Lantai


4.7.1 Perencanaan Tebal Pelat Lantai
Data perencanaan :
1) Tipe pelat
2) Mutu beton (fc)
3) Mutu Baja (fy)
4) Diameter tulangan
5) Tebal pelat lantai
6) Tebal keramik
7) Tebal spesi
8) Berat jenis beton
9) Berat jenis pasir
10) Berat jenis spesi

: 4,5 meter x 2,5 meter


: 30 Mpa
: 400 Mpa
: 10 mm
: 120 mm
: 20 mm
: 20 mm
: 2,4 t/m3
: 1,6 t/m3
: 2,1 t/m3

4.7.2 Perencanaan Tulangan Balok Pelat Lantai


4.7.2.1
Balok induk
1
1
h= bentang= 5000=333,3 mm=333mm
1) Tinggi :
15
15
400 mm

2) Lebar balok :
2
2
b= h= 333=222 mm 200 mm di perencanaan
3
3

4.7.2.2

Balok Anak
1) Tinggi :
1
1
h= bentang= 2500=166,67 mm 300 mm
15
15
2) Lebar :

2
b= 166,67=111,1mm=111mm 200 mm
3

4.7.3

Perhitungan Tebal Pelat Lantai

STT NUSA PUTRA

BAB IV-53

Penentuan tebal pelat berdasarkan SNI 03-2847-2002 adalah sebagai


berikut :

f y
1500
36+9

n 0.8
h min=

n 0.8
h max=

f y
1500

36

dimana :
=

lx
ly

Perhitungan h minimum dan h maksimum


2,5 meter

ly = 4500 mm
4,5 meter

lx = 2500 mm

ly 4500
=
=1,8 2 ( two way slab )
lx 2500

a) Perhitungan h minimum

f y
1500
36+9

n 0.8
h min=

STT NUSA PUTRA

BAB IV-54

300
1500
=51,72mm 120 mm
36+9 ( 1,8 )

4500 0.8
h min=

b) Perhitungan h maksimum

4500 0.8
h max=

36

300
1500

) =75 mm 120 mm

jadi, tebal pelat lantai yang di ambil adalah 120 mm, karena pelat lantai
mungkin akan mendapat beban lebih besar dari pelat atap.

4.7.4 Perhitungan Beban Pelat Lantai


4.7.4.1
Beban Mati
1) Beban sendiri pelat
2) Adukan semen
3) keramik
4) Plafon dan penggantung

4.7.4.2

= 0,12 x 2400
= 0,02 x 2100
= 0,02 x 1400

= 240 kg/m2
= 42 kg/m2
= 28 kg/m2
= 18 kg/m2

Total

= 328 kg/m2

Beban Hidup

Sesuai dengan SNI 2002 adalah 250 kg/m2


4.7.4.3

Kuat perlu

Sesuai dengan SNI 2002 adalah :


Maka Wu = 1,2WD + 1,6 WL = 1,2 (328) + 1,6 (250) = 793,6 kg/m 2 =
7,936 kN/m2 atau 0,7936 t/m2

4.7.5

Pembatasan Tulangan Pelat Lantai

STT NUSA PUTRA

BAB IV-55

min=

1,4 1,4
=
=0,0035
fy 400

b=

0,85. . fc
600
+
=
fy
600+fy

b=

0,85.1,8 .30
600
+
=0,715
400
600+ 400

max=0,75. b

max=0,75.0,715=0,536
4.7.6

Perhitungan Momen Pelat Lantai


Pada kasus ini pelat yang ditinjau merupakan tumpuan jepit. Tebal

minimum didapat 120 mm dari Tabel 14. Tabel Minimum Pelat tanpa Balok
Interior (SNI 03-2847-2002). Momen pelat dihitung berdasarkan harga
perbandingan Ly /Lx dan interpolasi koefisien-koefisien pengali pada tabel
perhitungan beton bertulang (Gideon H Kusuma, hal 90) :
1) Momen lapangan arah x (Mlx)
Mlx=0,001. qu. lx2 . X
Mlx=0,001 0,7936 4,52 54=0,8678tm
2) Momen lapangan arah y (Mly)
2
Mly=0,001. qu .lx . X
2

Mly=0,001 0,7936 4,5 17=0,273 tm


3) Momen tumpuan arah x (Mtx)
Mtx=0,001. qu. lx2 . X
Mtx=0,001 0,7936 4,52 82=1,318 tm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-56

4) Momen tumpuan arah y (Mty)


2

Mty=0,001. qu .lx . X
Mty=0,001 0,7936 4,52 52=0,8357 tm

4.7.7

Perhitungan Penulangan Pelat Lantai


1) Tebal pelat (h)
= 120 mm
2) Penutup beton (p) = 20 mm
a) Kontruksi terlindung
b) Kontruksi tak terlindung

p = 20 mm
p = 40 mm

3) Diameter tulangan utama arah x dan arah y rencana

= 10

mm

Tinggi efektif kontruksi terlindung


Tinggi efektif arah x
( dx )=h p0,5

( dx )=120200,5 10=95 mm

Tinggi efektif arah y


( dy )=h p0,5

( dy )=12020100,5 10=85 mm
Tinggi efektif kontruksi tak terlindung
Tinggi efektif arah x
( dx )=h p0,5

( dx )=120400,5 10=75 mm

Tinggi efektif arah y


( dy )=h p0,5

( dy )=12040100,5 10=65 mm
A. Tulangan Lapangan Arah X Pelat Lantai

STT NUSA PUTRA

BAB IV-57

b = 1000 mm ; dx = 95 mm
Mu = Mlx = 0,8678 tm = 0,8678 .107 Nmm

Mn=

Rn=

m=

Mu 0,8678 . 107
=
=1,085 .107 Nmm

0,8

Mn 1,085 .107
=
=1,20
b . d 2 1000 .952

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .1,2
1 1
=0,0031
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

< min = digunakan

min = 0,0035

As perlu=0,0035.b . d=0,0035.1000 .95=332,5 mm2

n tulangan=

As perlu
332,5
=
=4,2357 4,5 buah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=222,222 mm
4,5

Dipakai tulangan D 10 200

STT NUSA PUTRA

BAB IV-58

As ada=0,25. . 10 .

1000
2
2
=392,5 mm >332,5 mm (memenuhi syarat)
200

Kontrol kekuatan pelat lantai :


S aktual = 20 0 mm 10 mm
a=

sesuai buku cur hal 82 adalah 393

S aktual fy
393 400
=
=6,165
0,85 fc 1000 0,85 30 1000

( (

Mn=393 400 95

1
6,165 107=1,445 tm
2

))

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 1,445 0,8678
1,156 tm 0,858 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

B. Tulangan Lapangan Arah Y Pelat Lantai

b = 1000 mm ; dx = 85 mm
Mu = Mly = 0,273 tm = 0,273 .107 Nmm
7

Mn=

Mu 0,273 . 10
=
=0,341 .107 Nmm

0,8

STT NUSA PUTRA

BAB IV-59

Mn 0,341 .10
Rn=
=
=0,472
b . d 2 1000 .852

m=

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .0,472
1 1
=0,0011
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

< min = digunakan

min = 0,0035

As perlu=0,0035.b . d=0,0035.1000 .85=297,5 mm2

n tulangan=

As perlu
297,5
=
=3,7898 4 b uah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=250 mm
4

Dipakai tulangan D 10 250


As ada=0,25. . 102 .

1000
=314 m m2>297,5 m m2 (memenuhi syarat)
250

Kontrol kekuatan pelat lantai :


S aktual = 25 0 mm 10 mm

sesuai buku cur hal 82 adalah 314

STT NUSA PUTRA

BAB IV-60

a=

S aktual fy
314 400
=
=4,925
0,85 fc 1000 0,85 30 1000

( (

Mn=314 400 85

))

1
7
4,925 10 =1,037 tm
2

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 1,037 0,273

0,8296 tm 0,273 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

C. Tulangan Tumpuan Arah X Pelat Lantai

b = 1000 mm ; dx = 95 mm
Mu = Mtx = 1,318 tm = 1,318 .107 Nmm

Mn=

Rn=

m=

Mu 1,318 . 107
=
=1,6475.10 7 Nmm

0,8

Mn 1,6475 .107
=
=1,826
b . d 2 1000 .952

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

STT NUSA PUTRA

BAB IV-61

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .1,826
1 1
=0,0047
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

> min = digunakan

= 0,0047

As perlu=0,0047.b . d=0,0047.1000 .95=446,5 mm

n tulangan=

As perlu
446,5
=
=5,688 6 buah
1
1
2
2
. .d
. .10
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=166,67 mm 150 mm
6

Dipakai tulangan D 10 150


2

As ada=0,25. . 10 .

1000
2
2
=523,3 mm >446,5 m m (memenuhi syarat)
150

Kontrol kekuatan pelat lantai :


S aktual = 150 mm 10 mm sesuai buku cur hal 82 adalah 524
a=

S aktual fy
524 400
=
=8,2196
0,85 fc 1000 0,85 30 1000
1
(
( 2 8,2196)) 10

Mn=524 400 95

=1,905 tm

STT NUSA PUTRA

BAB IV-62

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 1,905 1,318
1,524 tm 1,318 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

D. Tulangan Tumpuan Arah Y Pelat Lantai

b = 1000 mm ; dx = 85 mm
Mu = Mty = 0,8357 tm = 0,8357 .107 Nmm
7

Mn=

Rn=

m=

Mu 0,8357 . 10
=
=1,045 .107 Nmm

0,8

Mn 1,045 .107
=
=1,446
b . d 2 1000 .852

fy
400
=
=15,686
0,85. fc 0,85.30

1
2. m. Rn
1 1
m
fy

1
2.15,686 .1,446
1 1
=0,0037
15,686
400

< max

= digunakan tulangan tunggal

STT NUSA PUTRA

BAB IV-63

> min = digunakan

= 0,0037

As perlu=0,0037.b . d=0,0037.1000 .85=314,5 mm2

n tulangan=

As perlu
314,5
=
=4,006 5 buah
1
1
. . d2
. .102
4
4

jarak tulangan=s=

1000
=200 mm
5

Dipakai tulangan D 10 200


As ada=0,25. . 102 .

1000
=392,5 mm2 >314,5 mm2 (memenuhi syarat)
200

Kontrol kekuatan pelat lantai :


S aktual = 200 mm 10 mm
a=

sesuai buku cur hal 82 adalah 393

S aktual fy
393 400
=
=6,165
0,85 fc 1000 0,85 30 1000

( (

Mn=393 400 85

))

1
7
6,165 10 =1,288 tm
2

Syarat kekuatan Mn Mu
0,8 1,288 1,318

1,03 tm 0,8357 tm

(Jadi memenuhi syarat kekuatan)

STT NUSA PUTRA

BAB IV-64

4.8 Kesimpulan Perencanaan Pelat Atap dan Pelat lantai


4.8.1
Dari analisis hitungan tulangan pelat Atap diatas kemudian
dibandingkan dengan pelaksanaan di lapangan seperti pada Tabel 4.1.
berikut :
No

Jenis Penulangan

Hasil Hitungan

Pelaksanaan di lapangan

Lapangan arah x

D 10 200

D 10 100

Lapangan arah y

D 10 250

D 10 100

Tumpuan arah x

D 10 150

D 10 100

Tumpuan arah y

D 10 200

D 10 100

Tabel 4.1. Hasil Hitungan Analisis Pelat Atap


4.8.2

Dari analisis hitungan tulangan pelat lantai diatas kemudian

dibandingkan dengan pelaksanaan di lapangan seperti pada Tabel 4.2.


berikut :
No

Jenis Penulangan

Hasil Hitungan

Pelaksanaan di lapangan

Lapangan arah x

D 10 200

D 10 100

Lapangan arah y

D 10 250

D 10 100

Tumpuan arah x

D 10 150

D 10 100

Tumpuan arah y

D 10 200

D 10 100

Tabel 4.2. Hasil Hitungan Analisis Pelat


Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pelat atap
dan pelat Lantai sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, bahkan
diestimasikan lebih besar, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
dalam pengerjaan dan memberikan jarak aman untuk menghindari kesalahan
manusia pada saat pemasangan yang tidak sesuai dengan shop drawing yang ada.

STT NUSA PUTRA

Anda mungkin juga menyukai