Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Mengenal ALLAH Melalui Kajian


Hukum Alam dan Hukum Agama

Di susun oleh
Muhammad andi arief (160160057)
Munawar syahputra (160160064)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Dosen Pengampu: Tgk. Zarkasyi SH.I, MH

Muhammad andi arief


(160160057)
Munawar Syahputra
(

BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang maha kuasa karena atas bimbingan dan
petunjuk serta kemudahan yang diberikan oleh Allah swt. sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Konsep Alam : Mengenal Allah Melalui Kajian tentang Relasi Hukum Alam dan
Agama ini dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan dan masalah.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan tugas pendidikan agama islam (PAI).
Dalam makalah ini, insyaallah akan dipaparkan ayat-ayat Al-Quran yang mengangkat topic
mengenai Hubungan antara Hukum Alam dan Agama.
Kami menyadari dalam makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang pastinya bersifat membangun baik dari teman-teman, Dosen
Agama maupun dari para pembaca agar kedepannya lebih sempurna dan demi kelurusan pemahaman
kita dalam menafsirkan ayat-ayat aqidah dengan topic yang sedang kami angkat ini. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa bermamfaat bagi kita semua khususnya bagi para pembaca. Aminn yaa
rabbalalaminn.

Latar Belakang
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tuntutan tugas pendidikan Agama dan Etika , yang dimana
makalah ini akan membahas tentang Konsep Alam : Mengenal Allah swt. Melalui kajian tentang Relasi
Hukum Alam dengan Hukum Agama (Al-Quran dan Al-Hadist).Konsep alam, artinya rancangan atau
sebuah tahap dalam proses terbentuk dan terciptanya alam.
Kajian, artinya hasil dari mengkaji sesuatu.

Mengkaji, artinya mempelajari, memeriksa, menyelediki, memikirkan, menelaah dan


mempertinmbangkan suatu masalah atau pokok pembahasan.

Rumusan masalah

Masalah-masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi :


1. Apa itu hukum Alam dan hukum agama ?
2. Bagaimana hukum Alam dan Agama memiliki hubungan dan keterkaitan ?
Apa saja karakteristik ciptaan allah
Analisis

Tujuan
Tujuan secara khusus makalah ini dibuat agar :
Mahasiswa/I bisa menjelaskan kaitannya antara hukum Alam dan Agama.
Mahasiswa/I bisa sadar akan sesungguhnya hukum Alam dan Agama bahwa dalam setiap aktivitas
hidupnya terdapat semua itu dan ada keharusan mereka untuk mentaatinya.
Mahasiswa/I dapat selalu saling mengingatkan akan hukum Alam dan Agama itu penting untuk
ditaati.
Mahasiswa/I bisa menyakini bahwa manusia hanya akan selamat apabila menaati kedua hukum
tersebut secara totalitas.
Mahasiswa/I dapat mengetahui, memahami dan menghanyati aspek-aspek yang berhubungan dengan
hukum Alam dan Agama.

BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM ALAM DAN HUKUM AGAMA
Allah swt. telah menciptakan alam semesta dan pastinya dengan hukum-hukum alam yang tetap, pasti,
dan objektif. Dalam hal ini, semua makhluk Allah yang berada di Langit dan di Bumi harus taat akan
hukum Alam ini baik secara sukarela ataupun dengan paksaan. Allah swt. juga telah membuat aturan
tentang perilaku manusia namun seperti kita lihat banyak yang melanggar itu semua dan lebih memilih
untuk menaati hukum produk akal manusia yang bersifat relative, trial dan error. Pantaskah kita
menyandingkan hukum Alam yang absolute dengan hukum prilaku yang relative ?.

2. Pengertian Hukum Alam


Hukum Alam (Qauniah, Ghair Mathluwwi) atau disebut hukum tidak tertulis, tetapi pastinya melekat
pada alam semesta ini dengan kata terbentuk dengan sendiri atas kebesaran Allah swt.
Contohnya saja hukum alam pada air seperti air selalu bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah, air membeku pada temperatur 0C dan akan mendidih pada temperatur 100 C. Hukum alam
yang berlaku pada semua benda bermassa yaitu hukum gravitasi, sangat bisa dirasakan dampaknya oleh
semua umat manusia yang ada di bumi, seperti benda yang dilempar keatas akan selalu terjatuh ke bawah,
kita bisa berjalan dengan bebas di permukaan bumi tanpa merasa takut akan terhambur ke luar angkasa,
pasang surut air laut merupakan dampak dari interaksi hukum gravitasi bulan dan bumi. Bahkan pada
tubuh manusiapun berlaku hukum-hukum alam yang berlaku pula pada unsur-unsur pembentuk tubuh.
Hukum Gravitasi, Rotasi, Penggunaan, hukum Tujuh, dll.
Allah SWT telah menciptakan alam semesta jauh sebelum diciptakannya manusia. Alam semesta yang
diperkirakan berumur 13 milyar tahun berawal dari sebuah ledakan besar yang lebih dikenal dengan Big
Bang. Setelah ledakan besar tersebut alam semesta masih berupa gas yang amat sangat panas,
temperaturnya mencapai 6 milayar derajat celcius. Kemudian alam semesta mengembang dan mendingin,
gaya gravitasi kemudian mengikat partikel-partikel yang lama kelamaan akan membentuk benda-benda
langit yang kita kenal saat ini seperti bintang, planet dan galaksi. Proses ini tentunya memerlukan waktu
yang amat sangat lama dan sangat kompleks.
Di dalam Al-Quran Allah mengatakan bahwa alam semesta tercipta dalam waktu enam hari. Perhitungan
ini oleh umat manusia ditafsirkan secara berbeda-beda bergantung kepada ilmu yang digelutinya, tidak
diartikan secara harfiah enam hari seperti yang kita ketahui di bumi.

Segenap Alam baik yang ada di Langit dan Bumi secara fisik telah taat akan hukum Alam. Demikian juga
didalam tubuh manusia hukum alam berjalan secara otomatis. Manusia sudah menaati hukum alam itu
baik secara sukarela ataupun dengan paksaan, sadar atau tidak sadar seperti hukum alam dalam tubuh
tetap berlaku.
Hukum alam memiliki beberapa pengertian, yaitu :
v Ketentuan menurut kodrat alam.
v Hukum dari mulai alam ini terbentuk dan tidak bisa dilanggar.
v Hukum yang ada sejak alam ini terbentuk serta makhluk-makhluk yang ada didalamnya secara
alami sudah terbentuk hukum-hukum tersendiri, tatanan hidup terbentuk sendiri. Alam merupakan
tempat dimana setiap makhluk hidup berkembang biak, mencari makan dan menentukan hidup.
Itu semua hukum alam yang tercipta.
v Hukum yang sudah ada ketika ala mini terbentuk dan tidak dapat dirubah oleh manusia. Hukum
alam tidak memandang status sosial, tetapi hukum yang memandang nilai penting atau
kedudukan suatu makhluk hidup di alam. Siapa yang kuat dia yang menang, siapa yang dapat
menyusaikan dengan lingkungan dia hidup (Adaptasi).

Alam semesta yaitu segala sesatu yang ada di Langit dan Bumi dengan segala isi dan peristiwa yang
terkandung didalamnya merupakan suatu kenyataan yang sangat mengesankan dan menakjubkan akal dan
hati sanubari manusia. Itulah alam semesta atau disebut Al-kaum yang diciptakan oleh Allah swt.
Segala sesuatu yang berada dalam Alam Semesta merupakan ciptaan Allah swt. sebagai refleksi dan
manifestasi dari wujud Allah swt. dengan segala sifat kesempurnaannya.

3. Pengertian Hukum Agama.


Hukum Agama (Quraniyah) atau yang disebut dengan hukum tertulis yaitu Al-Quran dan Al-Hadist.
Contohnya : Berzikir, Shalat, Zakat, Sabar, Tawakkal, dan menjauhi Zina, Riba, dll.
Hukum agama, artinya hukum yang mengatur segala sesuatu di dunia yang berkaitan dengan agama
masing-masing.
Hukum islam, artinya yaitu peraturan dan ketentuan yang berkenaan dengan kehidupan berdasarkan AlQuran dan Al-Hadist.
4. Perbedaan antara Hukum Alam dan Hukum Agama
Adapun perbedaan kedua hukum ini dalam hal reaksi waktu yaitu, reaksi atau akibat hukum Alam jauh
lebih cepat dari pada hukum Agama. Baik hukum alam maupun hukum agama sama-sama mempunyai
akibat yang buruk jika manusia melanggarnya. Hukum alam yang dilanggar akan dapat langsung
dirasakan akibatnya dan cepat terbukti, misalnya saja jika manusia yang meminum racun besar

kemungkinan orang tersebut akan meninggal dunia, semua benda yang ada di bumi tidak bisa melepaskan
diri dari gaya gravitasi bumi, dll. Hukum agama, seperti yang sudah banyak kita ketahui mengenai isi,
sebab dan akibatnya, mempunyai reaksi yang lambat atau bahkan tidakterlalu dirasakan oleh pelaku yang
melanggarnya. Misalnya saja orang yang tidak mengerjakan sholat akan mendapatkan dosa, meskipun
secara fisik mereka tidak akan merasakan apa-apa, namun balasannya akan didapatkan di akhirat kelak.
Para pelaku zina tidak akan langsung merasakan akibat dari perbuatannya walaupun tidak sedikit juga
yang langsung mendapatkan balasan di dunia seperti diberi berbagai penyakit akibat perbuatannya
tersebut. Para pelaku korupsi dan riba, walaupun merasakan kebahagiaan dengan harta yang melimpah di
dunia, namun akan mendapatkan balasan di akhirat kelak. Ilustrasi yang mudah ditemui di kehidupan
sehari-hari contohnya seperti adanya undian berhadiah dan pengajian. Masyarakat akan lebih senang
mengikuti acara undian berhadiah dari pada mengikuti pengajian. Dengan iming-iming hadiah seperti
barang-barang elektronik, pihak panitia sudah bisa menarik jutaan peserta, meskipun mereka mengetahui
kesempatan menangnya sangat kecil. Kemudian perhatikan masjid-masjid kecil di sekitar rumah Anda,
sudahkah Anda dan meramaikan dengan menghadiri majelis pengajian yang kian hari kian sepi ?.
Meskipun Allah telah mengumbar semua pahala dan balasan yang akan diterima di akhirat kelak.
Akibat dari pelanggaran hukum Alam ini dapat dengan cepat kita semua buktikan dengan panca indra
atau bersifat Empirik, maka kita mudah untuk meyakini kebeneran dari hukum Alam. Sikap meyakini ini
bisa melahirkan sikap hati-hati dalam menghadapi hukum Alam, sikap hati-hati disebut Takwa. Lain
halnya dengan hukum Agama (Al-Quran), reaksi dari hukum Al-Quran itu sendiri tidak secepat hukum
Alam bahkan ada yang baru bisa dibuktikan kelak di Akhirat.
Oleh sebab itu akibat lambatnya sering kali manusia kurang percaya dalam artian kurang iman
terhadap hukum Al-Quran. Manusia kurang berhati-hati (tidak taqwa) terhadap hukum Al-Quran.
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari manusia lebih takut meminum racun dari pada makan uang Riba.
Padahal makan uang Riba berbahaya juga namun karena efeknya lambat maka manusia kurang hati-hati
terhadap uang Riba.
5. Relasi Hukum Alam dan Hukum Agama (Al-Quran).
Antara hukum Alam dan hukum Agama, Kedua hukum ini sama-sama bersifat Absolut. Hukum Alam
adalah ciptaan Allah, hukum Al-Quran juga sudah pasti ciptaan Allah swt. Jadi secara logika tidak
mungkin kedua hukum itu bertentangan. Apa yang dianggep berbahaya oleh hukum Alam pasti
diharamkan oleh hukum Al-Quran. Sebaliknya apa yang baik menurut hukum Alam, pastinya dianjurkan
oleh Al-Quran. Apa yang dilarang Al-Quran pastinya bagus menurut hukum Alam, sebaliknya apa yang
buruk menurut hukum Alam pasti dilarang oleh Al-Quran. Inilah Azas Kesatuan atau disebut Azas
Tauhidullah. Dengan demikian dalam segala aktivitas manusia harus menyelaraskan dengan kedua hukum
tersebut secara bersamaan untuk menemukan kebahagian hidup di Dunia maupun di Akhirat.
Untuk mengatur keberjalanan alam semesta atau roda kehidupan di Dunia ini, Allah swt. menurunkan
beberapa aturan yang dikenal dengan hukum, yaitu hukum Alam dan hukum Agama. Hukum alam atau
hukum Qauniah adalah segala aturan yang berlaku pada alam, tidak tertulis dalam kitab suci Al-Quran
dan berfungsi untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan alam yang kita kenal secara fisik.

Sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan pikiran, khususya sebagai seorang muslim sudah menjadi
kewajiban kita untuk mempelajari kedua hukum tersebut. Hukum alam dapat kita pelajari melalui
berbagai cabang ilmu, seperti biologi, geologi, astronomi, matematika, fisika, kimia dll. Hukum agama
dapat dipelajari melalui buku-buku khususnya Al-Quran dan Al-Hadist, menghadiri majelis-majelis
pengajian, dan belajar langsung dari para ulama.
Menguasai berbagai ilmu memerlukan satu lagi nikmat Allah yang disebut dengan hidayah. Ada empat
macam nikmat hidayah, yaitu hidayah ilham, hidayah hawas, hidayah Aqli (akal), dan hidayah Ad Din
(agama).
Hidayah ilham diberikan oleh Allah kepada semua makhluk-Nya, atau yang disebut dengan insting.
Semua bayi yang baru lahir memiliki insting untuk mencari air susu
ibunya, hewan dan tumbuhan diberi insting oleh Allah untuk dapat beradaptasi dan bertahan di
lingkungannya masing-masing.
Hidayah Yang kedua adalah Hidayah Hawas. Hidayah ini berupa nikmat panca indera. Allah SWT
memberikan nikmat ini sebagai salah satu nikmat yang tidak bisa tertandingi. Bayangkan saja betapa
susahnya hidup kita jika Allah mengambil nikmat melihat dari kedua mata kita, atau betapa sengsaranya
hidup kita jika lidah sebagai indra pengecap rasa tidak bisa lagi merasakan nikmat masakan.
Hidayah yang ketiga adalah hidayah Aqli atau akal. Allah SWT hanya menurunkan nikmat ini kepada
umat manusia dan tidak kepada makhluk yang lain, bahkan malaikat sekalipun. Dengan akal, manusia
dikaruniai kemampuan untuk berpikir dan mengambil keputusan, memilih hal yang baik atau buruk bagi
dirinya, untuk terus belajar mencari ilmu dan untuk mengenali pencipta-Nya. Oleh karena itu, kita harus
sangat berhati-hati dan selalu menjaga nikmat ini.
Hidayah yang keempat adalah hidayah berupa agama ( Ad Din). Dari seluruh umat manusia yang
diciptakan Allah untuk menghuni bumi, hanya sekitar sepertiganya yang mendapatkan hidayah agama
berupa Islam. Sebagian di dapat karena keturunan orang tua dan sebagian lagi karena telah dibalikkan
hatinya oleh Allah untuk menemukan Islam. Dengan nikmat agama, umat Islam dapat mendapatkan
berbagai arahan yang benar dalam menjalani kehidupan di dunia dan juga mempelajari berbagai macam
hal diluar batas akal manusia yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, tapi dijelaskan dalam
Al-Quran dan hadist Rasul-Nya. Dari kedua sumber utama tersebut, kita dapat lebih mengenal Allah,
mengenal semua ciptaan-Nya, mempelajari hal-hal gaib seperti jin dan syaitan, kejadian di alam kubur,
kejadian setelah kematian dll. Setelah dikaruniai dengan semua hidayah itu, Allah masih menurunkan
nikmat satu lagi yaitu hidayah taufik. Hidayah ini adalah suatu kemampuan atau kecocokan yang
ditanamkan oleh Allah kepada hamba-Nya, sehingga dapat mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya
dengan sungguh-sungguh. Banyak umat manusia yang sudah diberikan hidayah agama. Namun belum
mendapatkan taufiq sehingga belum bisa maksimal dalam mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya.

KARAKTERISTIK CIPTAAN ALLAH


Mahkluk Ciptaan Allah Menurut Alquran

Alam semesta demikian besamya. Siapakah yang menghuni? Apakah hanya manusia saja. Ataukah
ada makhluk lain. Sampai sekarang ilmu Astrobiologi belum menemukan data-data yang signifikan.
Semuanya, baru pada tingkat dugaan dan asumsi-asumsi. Karena itu, agaknya kita belum bisa
bersandar pada data data empirik untuk membahas tentang penghuni alam semesta ini. Meskipun,
baru baru ini NASA telah memperoleh data adanya air di Mars lewat pesawat tidak berawaknya.
Akan tetapi semua itu masih jauh dari memadai untuk mengatakan di sana ada kehidupan.
Untuk itu, akan lebih baik jika kita mendasarkan pembahasan kita pada informasi dari Al Quran. Di
dalam Al Quran, makhluk ciptaan Allah disebut hanya ada 6 macam, yang 3 berakal, dan 3 lainnya
tidak yaitu : malaikat, jin, manusia, binatang, tanaman, dan benda mati.
Makhluk Pertama : Malaikat
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk 'membantu' Allah mengurus alam
semesta ciptaanNya. Bukan berarti Allah 'kewalahan' dalam mengurus alam semesta ini dan
kemudian butuh bantuan malaikat. Allah berfirman bahwa Dia selalu dalam kesibukan mengurusi
alam semesta.
QS. Ar Rahman (55) : 29
Semua yang ada di langit dan di Bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan.
Pada hakikatnya, yang sibuk mengurusi alam semesta adalah Allah semata. Karena, toh malaikat
adalah ciptaan Allah. Akan tetapi Allah membuat sebuah mekanisnne yang memang melibatkan
malaikat dalam interaksiNya dengan makhluk-makhluk yang lain terutama manusia hal ini, misalnya,
terlihat dari firmanNya berikut ini.
QS Asy Syuraa (42) : 51
Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan
perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana.
Bukan karena Allah tidak mampu berkomunikasi dengan makhluk ciptaanNya, justru sebaliknya,
badan manusia terlalu ringkih untuk bisa berkomunikasi dengan Allah. Jangankan 'berhadapan'
dengan Allah, berdekatan dengan Matahari saja badan manusia pasti hancur. Demikian pula
pancaindera kita, terlalu lemah untuk untuk bisa berkomunikasi dengan Dzat Yang Maha Agung itu.
Maka, ada mekanisme tertentu untuk bisa berkomunikasi denganNya. Nah, di antaranya adalah
dengan melewati malaikat.
Malaikat adalah makhluk Allah yang badannya terbuat dari cahaya. Badan cahaya itu lantas diberi
Ruh oleh Allah. Maka jadilah makhluk malaikat.
Karena badannya terbuat dari cahaya, maka badan malaikat itu memiliki berbagai keunggulan, jauh di
atas manusia atau makhluk Al lah lainnya. Bobotnya sangat ringan. Karena itu kecepatannya sangat
tinggi. Bahkan tertinggi di alam semesta.

Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik. Karena itu, malaikat juga bisa bergerak dengan
kecepatan yang sangat tinggi itu. Jika mau, malaikat bisa bergerak mengelilingi Bumi sebanyak 8 kali
hanya dalam waktu 1 detik.
Dengan kecepatan setinggi itu, malaikat lantas memiliki berbagai kelebihan. Di antaranya, malaikat
memiliki waktu yang sangat panjang dibandingkan dengan waktu manusia. Terjadilah relatifitas
waktu, sebagaimana diinformasikan Allah dalam ayat berikut ini.
QS Al Maarij (70) : 4
Naik malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50.000 tahun.
Secara eksplisit Allah menginformasikan kepada kita bahwa sehari bagi malaikat adalah seperti
50.000 tahun bagi manusia. Kenapa bisa demikian? Karena malaikat memiliki kecepatan yang sangat
tinggi. Ilmu Fisika Modern menjelaskan, bahwa bagi makhluk yang bergerak dengan kecepatan
mendekati kecepatan cahaya, maka waktu akan bergerak lamban baginya.
Malaikat sebagai utusanNya diberi kecepatan yang tertinggi di alam semesta agar bisa menyelesaikan
berbagai tugasnya dengan mudah. Dengan demikian, tugas yang sangat beragam itu bisa, diselesakan
dengan baik. Termasuk mendampingi orang-orang yang beriman dalam menghadapi berbagai
persoalannya.
Kecepatan malaikat yang demikian tinggi itu bukan hanya berpengaruh pada cepatnya gerakan saja,
melainkan juga berpengaruh pada panjang pendeknya waktu, sehingga terjadilah relatifitas waktu.
QS. Fushilat (41) : 30
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (sambil mengatakan) :
janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan
Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
Berbagai kelebihan tersebut membawa konsekuensi yang luas pada hubungan kita dengan malaikat.
Misalnya, jika malaikat mau mengurus kita, katakanlah mencatat perbuatan manusia, mereka hanya
membutuhkan waktu yang sangat singkat Anggaplah malaikat sedang mengamati perbuatan kita
selama beberapa menit. Sebenamya waktu manusia sudah berjalan bertahun tahun.
Sehingga peradaban manusia modern yang diperkirakan berusia 50.000 tahun sejak penciptaan Adam
itu, bagi malaikat baru terjadi sehari yang lalu, alias kemarin. Atau, katakanlah usia alam semesta
yang diperkirakan 12 miliar tahun ini, bagi malaikat baru berusia 240.000 hari alias sekitar 660 tahun
saja.
Maka jangan heran jika di Al Quran terdapat banyak informasi tentang relatifitas waktu itu. Misalnya
Allah mengatakan bahwa sehari pada hari kiamat memiliki kadar 1000 tahun, seperti firman berikut
ini.
QS Al Hajj (22) : 47

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali. kali tidak akan
menyalahi janji Nya Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut
perhitunganmu.
Contoh yang lain, ada manusia yang pada hari kiamat itu ditanya oleh Allah tentang lamanya dia
tinggal di Bumi. Mereka mengatakan bahwa mereka tinggal di Bumi itu hanya sekitar satu hari saja.
Akan tetapi, orang yang lain ada yang menjawabnya 10 hari.
QS. Thahaa (20) : 103 - 104
"Mereka berbisik bisik di antara mereka : kami tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sepuluh
(hari)"
"Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di
antara mereka kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sehari saja.
Dengan adanya relatifitas waktu tersebut, maka kita bisa memahami firman Allah yang mengatakan
bahwa kiamat sudah dekat. Sudah kelihatan tanda-tandanya. Akan tetapi, sampai sekarang belum juga
terjadi. Padahal sejak zaman nabi Muhammad sampai sekarang, waktu manusia sudah berjalan
hampir 1500 tahun.
Di'sisi', Allah waktu berjalan sangat lambat. (Tetapi Allah tidak terikat dimensi waktu. Justru 'waktu'
yang berada di dalam Allah). Karena itu, meskipun waktu alam semesta di mata manusia sudah
berjalan sekitar 12 miliar tahun, Allah mengatakan bahwa proses penciptaan alam semesta ini di sisi
Allah hanya butuh waktu 6 hari! Jadi setiap tahap penciptaan alam semesta hanya butuh waktu
penciptaan Masing-masing 1 hari saja. Dan sampai sekarang proses tersebut belum berhenti.
Kembali kepada malaikat. Malaikat adalah makhluk cahaya yang didesain memiliki berbagai
kelebihan oleh Allah. Mereka bisa bergerak ke mana saja di alam semesta ini, sebagaimana
digambarkan dalam QS Al Ma'arij : 4 tersebut di atas. Perjalanan malaikat dari Bumi menuju langit,
misalnya, digambarkan hanya ditempuhnya dalam waktu sehari saja. Padahal manusia menempuhnya
dalam waktu 50.000 tahun.
Bahkan bukan hanya perjalanan fisik di langit dunia, tetapi malaikat juga memiliki kelebihan untuk
bisa menembus dimensi dimensi langit pertama sampai dengan langit ke tujuh. Malaikat adalah
makhluk dari langit ketujuh, yang berdimensi 9
Tugas malaikat beragam. Mulai dari menyampaikan wahyu kepada para nabi, 'mencatat' perbuatan
manusia, menyampaikan rezeki, sampai kepada penjaga Surga dan Neraka. Semua itu dilakukan
malaikat persis sesuai perintah Allah. Malaikat tidak pernah membangkang terhadap perintah Allah.
Setiap saat mereka selalu bertasbih memuji kebesaran Allah.
QS. Al Anbiyaa' : 19 - 20
"Dan kepunyaanNyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat malaikat yang di sisiNya,
mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya, dan tiada merasa letih.
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. "
QS. Faathir : 1

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan Bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan
yang bersayap dua-dua, tiga-tiga, empat empat. Allah menambah apa yang Dia kehendaki tentang
ciptaanNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Makhluk Kedua : Jin
Jin adalah makhluk Allah yang diciptakan sesudah malaikat. Jika malaikat berbadan cahaya, maka
badan Jin dibuat Allah dari nyala api yang sangat panas, lantas ditiupkan RuhNya.
QS. Al Hijr (15) : 27
Dan jin Kami ciptakan sebelum (Adam) darid api yang sangat panas
(Jika ingin memahami kehidupan jin lebih jauh bacalah Surat Jin (72) : 1 - 28. Di sana Allah
menggambarkan tentang kehidupan masyarakat jin.)
Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas. la.memiliki kualitas dan tingkat energi
yang lebih rendah dibandingkan malaikat. Badan malaikat sangat ringan, sehingga bisa melesat
dengan kecepatan yang sangat tinggi, tetapi jin memiliki badan yang lebih berat dan lebih lamban.
Namun karena dia berbadan gelombang panas., maka tetap memiliki berbagai kelebihan. Di
antaranya, dia bisa merambat di berbagai jenis benda. Atau juga bisa melentur menembus benda. Jin
memiliki kecepatan yang 10 kali kecepatan manusia, tetapi jauh di bawah kecepatan malaikat.
Dan yang paling membedakan antara jin dan malaikat adalah dimensinya. Malaikat adalah makhluk
berdimensi 9 yang hidup di langit ke tujuh, sedangkan jin adalah makhluk berdimensi 4 yang hidup di
langit kedua. Malaikat bisa masuk menjelajah alam jin, tetapi sebaliknya jin tidak bisa memasuki
dunia malaikat. Karena itu, Al Qur'an menggambarkan, kadang kadang jin mencoba mengintip dan
mencuri dengar informasi dari alam malaikat, sebagaimana ayat berikut ini.
QS Ash Shaaffaat (37) : 10
akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh
suluh api yang cemerlang.
Berbeda dengan malaikat yang selalu taat, jin diciptakan untuk bisa membangkang terhadap perintah
Allah. Mereka adalah makhluk yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban sebagai hamba
Allah. Maka jin ada yang jahat dan ada yang baik. Ada yang kafir dan ada salih. Ada yang masuk
Surga dan ada yang masuk Neraka. Jin yang jahat disebut setan. Dan kakek buyut dari setan adalah
Iblis.
QS Al Kahfi (18) : 50
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka
sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka Jin mendurhakai perintah
Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada
Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orangorang yang zalim.
Bangsa jin diciptakan lebih dulu dibandingkan manusia. Ada yang mengatakan sekitar 5.000 tahun
sebelum manusia. Karena itu, ketika manusia diciptakan oleh Allah, bangsa Jin sudah demikian maju

dalam peradabannya. Mereka memang memiliki peradaban seperti manusia. Mereka hidup bersosial
politik., Mereka juga hidup berkeluarga. Mereka pun memilki agama-agama. Dan seterusnya.
Maka, ketika manusia pertama diciptakan oleh Allah, banyak kalangan di bangsa jin yang cemburu.
Di antaranya yang paling vokal adalah Iblis. Dia menentang kehendak Allah, hanya dikarenakan
cembuni kepada Adam yang dipilih sebagai khalifah di muka Bumi.
Iblis merasa dirinya lebih hebat dibandingkan Adam. Dia lebih dulu diciptakan. Dia juga bisa melihat
manusia. dari alam yang tidak bisa dilihat manusia. Mereka juga diciptakan dari gelombang panas
yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan badan manusia yang terbuat dari unsur-unsur tanah.
Pokoknya, Iblis merasa lebih super dibandingkan manusia, kenapa dia disuruh untuk tunduk kepada
manusia. Dia memberontak. Maka sejak itulah lblis memilih peran antagonis terhadap manusia. lblis
lantas memiliki berbagai keturunan dan pengikut setia yang disebut golongan setan. Pekerjaannya
mengganggu manusia. agar tidak patuh kepada Allah. Agar mereka kafir terhadap Allah, sebagaimana
lblis dan pengikut-pengikutnya
Maka Allah mengingatkan kepada manusia agar berhati-hati kepada Iblis dan pengikutnya. Dan agar
manusia selalu berserah diri kepada Allah sepenuh ikhlas, supaya tidak bisa diganggu oleh setan.
QS. Al Hijr (15) : 39 - 40
"Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik (Perbuatan ma'siat) di muka Bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan Mereka semuanya."
kecuali hamba-hamba.Engkau yang mukhlis di antara mereka.
Kecemburuan bangsa jin, khususnya setan semakin menjadi-jadi karena anak turun Adam dipilih
sebagai khalifah di muka Bumi. Buktinya, Allah menunjuk para rasul dari bangsa manusia. Tidak
pernah ada rasul dan nabi dari bangsa Jin. Justru bangsa jin harus belajar kepada bangsa manusia,
dalam hal agama.
QS. Al jin (72) : 19
Dan bahwasannya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah Nya (mengerjakan ibadat),
hampir saja jin jin itu desak mendesak mengerumuninya.
Tapi, dari segi fitrahnya memang tidak logis, kalau bangsa jin yang dijadikan rasul, dan kemudian
manusia harus belajar ke bangsa jin. Bagaimana itu bisa dilakukan? Bukankah manusia tidak bisa
melihat jin ? Tentu, dari sisi ini saja, sudah logislah kalau jin yang 'ngalah' belajar kepada manusia.
Toh,"kemuliaan di sisi Allah tidak ditentukan oleh kelebihan yang bersifat fisik, melainkan oleh
ketakwaan dan ketaatannya kepada Allah. Sehingga, boleh jadi jin jauh lebih mulia daripada manusia,
jika manusianya jahat, sedangkan jinnya saleh. Sebaliknya, manusia lebih mulia. daripada jin, jika
manusianya saleh dan jinnya jahat.
Namun sebagai makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih, Iblis yang juga jin itu, memilih peran
antagonis. Ya, begitulah rupanya yang harus terjadi. Kalau tidak demikian, kehidupan ini barangkali
menjadi 'tidak seru'.

Namun secara umum Allah menugasi jin untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana Dia firmankan
berikut.
QS Adz Dzariyat (51) : 56
"dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah."
Dan Ailah 'mengancam' mereka yang kafir dengan Neraka.
QS. Al Hijr (15) : 43
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka
(pengikut pengikut syaitan) semuanya.
Makhluk Ketiga : Manusia
Sebagaimana jin, manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya. Manusia memiliki
kebebasan untuk memilih peran dalam drama kehidupan ini : apakah ingin menjadi penjahat (setan)
ataukah ingin jadi orang baik.
Badan manusia terbuat dari unsur-unsur yang terdapat dalam tanah, sebagaimana telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya. Secara umum badan manusia terbuat dari zat-zat biokimiawi. Karena
bersifat material, maka badan manusia paling berat di antara makhluk Allah yang bernama malaikat
dan jin. Kedua makhluk yang disebut terakhir itu badannya terbuat dari gelombang elektromagnetik,
yang bersifat energial. Sedangkan manusia material.
Maka manusia hidup di langit yang paling rendah, yaitu langit pertama. Jin hidup di langit yang lebih
tinggi, yaitu langit kedua. Sedangkan malaikat hidup di langit yang paling tinggi, yaitu langit ke
tujuh. Selain itu, langit ketiga sampai dengan langit ke enam juga ditempati oleh arwah manusia yang
sudah meninggal. Mereka menunggu terjadinya hari kiamat, untuk dibangkitkan dan hidup kembali
menempati badan wadagnya.
Di langit pertama inilah manusia hidup di atas permukaan planet Bumi. Langit pertama ini juga
disebut sebagai langit Dunia.
QS. Shaaffaat ( 37 ) : 6
Sesungguhrrya Kami telah menghiasi langit dunia ini dengan hiasan bintang bintang
Jadi, langit yang berisi bintang-bintang itu adalah Langit Dunia alias Langit Pertama. Padahal, Allah
menciptakan langit ini tujuh lapis. Jadi dimanakah letak langit kedua sampai ke tujuh? Hal ini akan
saya sampaikan di lain kesempatan
QS. Thalaaq (65) : 12
AIlah lah yang telah menciptakan tujuh jangit, dan Bumi pun seperti itu pula.
Badan manusia, oleh Allah, 'diikat' di langit dunia. dengan mengunakan dimensi 3. Sedangkan, jin
'dipenjara' Allah di langit kedua yang berdimensi 4. Dan malaikat dibebaskan Allah di langit ke tujuh,
dengan berdimensi 9.
Selama hidupnya manusia akan terikat di langit dunia yang berdimensi 3. Mereka hidup dan mati,
serta dibangkitkan lagi di permukaan Bumi, setelah terjadinya kiamat kecil : yaitu hancurnya Bumi
dan seluruh kehidupan di dalamnya.

Makhluk Ke 4 & ke 5 : Tumbuhan dan Binatang


Ketiga makhluk yang kita bahas terdahulu adalah makhluk hidup yang berakal. Sedangkan yang ke 4
dan ke 5 ini adalah makhluk hidup yang tidak berakal. Perbedaan yang mendasar itu menjadikan
fungsi kedua kelompok tersebut sangat jauh berbeda.
Allah tidak 'membebani' Binatang dan Tumbuhan dengan agama. Mereka tidak memiliki pilihan
dalam hidupnya. Satu-satunya pilihan adalah taat kepada Allah. Mereka tidak bisa memberontak
sebagaimana manusia dan jin yang punya akal dan nafsu.
Tetapi bukan berarti mereka tidak beribadah. Allah berulang kali menjelaskan di dalam Al Quran,
bahwa langit, Bumi dan segala isinya bertasbih kepada Allah termasuk binatang dan tumbuhtumbuhan.
QS An Nuur (24) : 41
Tidakkah kamu tahu bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di Bumi dan
(juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara)
sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Sebagaimana manusia, badan binatang dan tumbuhan terbuat dari bahan biokimiawi yang berasal dari
tanah. Maka, seperti manusia, pula, badan mereka 'terikat' di langit dunia. Karena memang, mereka
diciptakan untuk melayani manusia. Mereka bukan subyek dalam drama kehidupan manusia. Mereka
adalah obyek alias 'pelengkap penderita', sebagaimana telah dibahas di depan.
Tumbuhan dan binatang diciptakan Allah terlebih dahulu sebelum manusia dan jin. Tumbuhan dan
binatang adalah perintis 'kemakmuran bumi'. Tumbuhan dibutuhkan untuk membangun mekanisme
pembentukan oksigen yang menjadi syarat terjadinya kehidupan manusia. Lewat tumbuhan, Allah
menyerap C02 dari udara dan berbagai zat di dalam tanah, untuk kemudian menghasilkan oksigen,
sebagai hasil fotosintesis.
Ketika kadar oksigen di dalam atmosfer sudah memungkinkan, maka diciptakanlah binatang.
Berbagai jenis binatang dan tumbuhan diciptakan secara simultan, dengan dimulai dari perairan.
QS Al Anbiyaa (21) : 30
"Dari air (Allah memulai) setiap yang hidup"
QS An Nuur (24) : 45
"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang
berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu."
Dari perairan itu lantas Allah memindahkan kehidupan menuju daratan. Di antaranya ada yang
berjalan dengan perutnya, misalnya ular dan berbagai jenis reptilia. Ada juga berjalan dengan dua

kaki seperti unggas-unggasan. Atau ada juga yang dengan empat kaki, seperti jenis mamalia. Dan lain
sebagainya.
Permulaan kehidupan di muka Bumi itu diperkirakan baru muncul jutaan tahun yang lalu. Padahal
Bumi ini sudah berusia sekitar 5 miliar tahun. Selama miliaran tahun, Allah mempersiapkan kondisi
Bumi. Mulai dari saat ia masih sangat panas, bagian dari nebula yang berpusar. Secara berangsurangsur Bumi mulai mendingin dan memadat, siap untuk dihuni makhluk hidup.
Namun demikian, meskipun miliaran tahun dalam waktu manusia, Allah mengatakan itu hanyalah 2
hari di sisiNya.
QS. Fushilat (41) : 9
Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan Bumi dalam dua hari dan
kamu adakan sekutu-sekutu bagi Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.
Dan setelah semua fasilitas untuk kehidupan manusia tercukupi, maka Allah menciptakan ras manusia
modern sekitar 50.000 tahun yang lalu. Jadi, relatif masih belum lama. Di era itulah diperkirakan
Adam diciptakan Allah sebagai manusia pertama. Hingga, kini manusia di muka Bumi telah
berjumlah lebih dari 5 miliar orang.
Makhluk yang ke 6 : Benda Mati
Untuk kelengkapan hidup manusia, Allah menciptakan segala macam benda di permukaan Bumi.
Semuanya diperuntukkan manusia. Mulai dari berbagai macam tambang di dalam perut Bumi,
bebatuan, gunung gunung, lautan, atmosfer, angin, hujan, petir, dan lain sebagainya.
Manusia sebagai khalifah di muka Bumi tidak perlu menciptakan kebutuhannya sendiri. Semua sudah
disiapkan oleh Allah. Manusia tinggal mencari dan memproses sesuai dengan yang diinginkan. Itulah
yang dikatakan Allah dalam ayat berikut ini.
QS. Huud (11) : 6
"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di Bumi melainkan Allah lah yang memberi rezkinya, dan
Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Allah meletakkan dasar keseimbangan di dalam segala ciptaanNya. Selama manusia mengelola Bumi
dengan keseimbangan maka kehidupan manusia akan tercukupi sampai kapan pun. Akan tetapi jika
dikelola dengan serampangan apalagi penuh keserakahan, maka Bumi ini pun akan mengalami kerusakan.
Bahkan kehancurannya.
QS Ruum : 41
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena Perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dar (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).
Bahkan di ayat lain Allah mengatakan, kalau manusia sudah mempertuhankan hawa nafsunya, maka
rusaklah langit dan Bumi beserta segala isinya.
QS. Al MuMinuun : 71

Andaikata kebenaran itu menurut hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan Bumi ini, dan
semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan
mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggan itu.
Kemampuan manusia dalam mengendalikan hawa nafsunya menjadi faktor yang sangat menentukan
dalam keberhasilan hidup, seorang manusia. Karena itu, Rasulullah mengatakan bahwa belum Islam
seseorang sampai ia bisa menundukkan hawa nafsunya.

MENGENAL ALLAH MELALUI ANALISIS HUKUM


ALAM
Beriman Kepada Allah melalui Alam Semesta Mujtahid* BELAKANGAN ini, para sarjana
Muslim Barat sedang giat melakukan pengkajian ilmu-ilmu alam (kosmologi). Berbeda dengan
para saintis modern, sarjana muslim melihatnya dari perspektif qurani (wahyu). Bahkan, mereka
memadukan pengkajian keteraturan alam itu dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan normatif
dan ilmiah. Pendekatan normatif biasanya lebih menggunakan kitab suci (al-quran) sebagai
rujukan pertama, sedangkan pendekatan ilmiah memilih pada ilmu atau penciptaan alam semesta
ini. Keduanya saat ini menjadi sangat penting untuk dikembangkan agar terjadi titik temu yang
sama-sama membuka jalan untuk menambah keimanan kepada Allah Swt. (Sang Maha Pencipta).
Adalah Bruno Guiderdoni, --- seorang sarjana Muslim Prancis ahli di bidang Fisika dan
Astronomi modern--- mengemukakan bahwa Alam Semesta sesungguhnya mampu menjadi
kitab (bacaan) yang menggiring kepada manusia untuk mendekatkan diri kepada sang khaliq.
Dalam sebuah karyanya berjudul Membaca Alam Membaya Ayat (2004), Bruno
memperlihatkan kepada kita bahwa mempelajari alam sama halnya dengan mempelajari ayat alquran.
Artinya, bahwa tanda-tanda ayat Tuhan bukan hanya termaktub dalam wahyu normatif,
melainkan juga terhampar luas di muka bumi ini. Islam sangat menghargai kreatifitas manusia.
Temuan-temuan sains modern yang merupakan hasil kreasi manusia itu kini semakin
membuktikan kebenaran bahwa Islam adalah agama yang bersumber pada kitab integratif, yakni
teologis yang berupa wahyu kitab suci dan kosmologis yang berupa hamparan alam semesta
berserta isinya itu. Melalui kreasi dan riset-riset ilmiah diharapkan kepada saintis Muslim modern
mampu membuktikan banyak temuan-temuan ilmiah yang mampu mengundang daya tajub dan
kebesaran akan Allah Swt. melalui hasil penciptaan-Nya itu. Islam memberi kesempatan kepada
manusia supaya mendayagunakan intelektualnya untuk mencari kebenaran. Pemikiran kosmologi
seperti yang diungkapkan Guiderdoni, menunjukkan kepada kita bahwa aspek kauniyah masih
langka disentuh manusia. Selama ini, kata Guiderdoni, wilayah kosmologi sering dipandang
terpisah dari kesatuan bangunan Islam maupun iman. Padahal, Islam/iman merupakan bentuk
pengakuan bathiniyah dan lahiriyah yang secara bersama-sama harus terjalin erat secara sepadan.
Urusan iman bukan hanya seputar masalah teologi, tetapi juga menyangkut masalah tatanan alam.
Banyak kesalahpahaman terhadap masalah ini. Akibatnya, kepekaan manusia pada masalah alam
sangat rendah. Tak berlebihan, jika penggundulan hutan menyeruak, pencemaran dan polusi

terjadi dimana-mana, lantaran ketimpangan kesadaran yang tidak integratif. Tuhan telah
menciptakan alam ini untuk kepentingan manusia. Dan salah satu fungsi utama dari adanya
gagasan tentang Tuhan adalah untuk menjelaskan keteraturan dan kesatuan alam semesta. Dalam
Islam, kesatuan alam semesta dipandang sebagai citra kesatuan prinsip ilahi (tauhid).
Kesatuan alam yang berdasarkan prinsip tauhid telah melahirkan tata kosmos dan energi pada
kehidupan manusia. Tata kosmos, baik secara makro maupun mikro adalah refleksi-refleksi
ilahiyah yang membuktikan adanya eksistensi yang realistis, yang mustahil bisa diingkari
manusia. Sebab, ketergantungan manusia kepada alam selama ini adalah ketergantungan kepada
Allah Swt yang mengatur dan menentukan nasip manusia itu sendiri. Keabsahan tata kosmos
memunculkan dirinya sebagai tanda-tanda yang dahsyat yang sulit diukur dengan jangkauan
logika. Tata kosmos besar, yang beredar dalam formasi spiral, memberi keterangan kepada
manusia bahwa sesuatu yang teratur menurut garis aturnya disengajakan oleh satu energi dahsyat
yaitu energi Tuhan. Energi adalah dinamika spiritual yang ghaib yang hanya dimiliki Tuhan.
Tuhan melimpahkan energi itu kepada wujud-wujud material. Semua benda yang ada di
dalamnya mempunyai tenaga dan daya. Semua benda di alam ini hidup dan bergerak dengan arah
yang pasti sesuai garis takdir-Nya.
Temuan-temuan sains Guiderdoni seputar kosmologis adalah kebenaran yang korelatif dengan
ayat-ayat Tuhan. Tujuan sains dalam Islam adalah untuk memperlihatkan kesatuan alam semesta.
Yaitu keteraturan seluruh bagian aspeknya, bahwa tidak ada pelanggaran hukum (sunnahtullah)
dalam jagad raya ini merupakan kesalahan organis. Aspek Rububiyah dalam Islam adalah
menjamin pertumbuhan alam melalui tahapan-tahapan yang berbeda-beda sampai mencapai
kesempurnaan. Karenanya, alam bersifat teleologis, berorientasi pertumbuhan dan ditakdirkan
menuju kesempurnaan. Sebab kalau tidak ada capur tangan Tuhan dalam keteraturan alam ini
niscaya tidak terpenuhi. Jadi, kapasitas hukum-hukum yang mengatur keteraturan dan
keharmonisan alam ini karena alam ini di ciptakan Tuhan dengan benar. Kebenaran alam ciptaan
Tuhan ini mengandung implikasi bahwa alam tunduk dan patuh tanpa syarat kepada aturan dan
hukum-hukum-Nya. Pemahaman dan pandangan kosmologi menghendaki keterlibatan positif
manusia dalam hidup dunia ini. Sehingga kosmologi mengandung dalam dirinya bahwa alam ini
tertib, harmonis, indah, bermakna (mempunyai tujuan, kegunaan, tidak sia-sia). Pendek kata,
kosmologi membimbing kita kepada sikap berpengharapan atau optimis kepada alam ciptaan
Tuhan, yang sikap itu sendiri merupakan konsekuensi sikap serupa kepada Tuhan. Dari konsep
ini, Islam menuntut manusia agar menyelidiki dan memahami pola-pola Tuhan dalam alam, tidak
hanya pola-pola yang terkandung dalam ilmu-ilmu kealaman, tapi juga yang termanifestasi dalam
tatanan umum dan keindahan alam. *) Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya.
Kesempurnaan tersebut dimiliki manusia karena manusia dianugerahi akal dan nafsu. Dengan dua
unsur tersebut, maka akan terdapat beberapa identitas yang melekat pada diri manusia, di antaranya
yaitu sebagai hamba (hubungan manusia dengan Allah), sebagai makhluk sosial (hubungan manusia
dengan sesama), serta sebagai khalifah (hubungan manusia dengan alam.
Hubungan manusia dengan Allah, yaitu sebagai hamba, maka manusia wajib beribadah kepada Allah
sepanjang hidupnya, karena semua yang dilakukan manusia akan dipertanggungjawabkan di
kemudian hari. Dalam hal ini ibadah memiliki dua dimensi yaitu ibadah yang bersifat mahdhah
(vertikal), maupun ibadah yang bersifat ghairu mahdhah (horizontal).
Selain sebagai makhluk individu yang diwajibkan menjalankan ibadah kepada Allah, manusia juga
sebagai makhluk sosial. Dimana manusia hidup selalu membutuhkan orang lain. Manusia hidup
bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, maka manusia haruslah
memiliki akhlak yang baik, saling menolong dan menyayangi sesama manusia.
Demikian pula dengan alam, selain menjalin hubungan baik dengan Sang Pencipta dan sesama
manusia, manusia juga memiliki amanah sebagai khalifah di bumi, dimana manusia diberi kemuliaan

untuk mengelola dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di bumi, tentu dengan tidak
mengabaikan kaidah-kaidah pemanfaatan sumber daya.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa diantara kedua hukum tersebut meliki hubungan dan
keterkaitan, baik hukum alam maupun hukum agama sama-sama mempunyai akibat yang buruk jika
manusia melanggarnya. Hukum alam yang dilanggar akan dapat langsung dirasakan akibatnya dan
cepat terbukti, misalnya saja jika manusia yang meminum racun besar kemungkinan orang tersebut
akan meninggal dunia. Hukum agama, seperti yang sudah banyak kita ketahui mengenai isi, sebab
dan akibatnya, mempunyai reaksi yang lambat atau bahkan tidakterlalu dirasakan oleh pelaku yang
melanggarnya. Misalnya saja orang yang tidak mengerjakan sholat akan mendapatkan dosa,
meskipun secara fisik mereka tidak akan merasakan apa-apa, namun balasannya akan didapatkan di
akhirat kelak.
Para pelaku zina tidak akan langsung merasakan akibat dari perbuatannya walaupun tidak sedikit juga
yang langsung mendapatkan balasan di dunia seperti diberi berbagai penyakit akibat perbuatannya
tersebut. Para pelaku korupsi dan riba, walaupun merasakan kebahagiaan dengan harta yang
melimpah di dunia, namun akan mendapatkan balasan di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai