Anda di halaman 1dari 3

Material Safety Data Sheet (MSDS) Asam Sulfat H 2SO4

Bagian 1. Identifikasi
Nomor
Produk:

Bagian 7. Penanganan dan Penyimpanan

C2784

Asam sulfat 93%


Nama Produk: Persentase
kekentalan
Merek Dagang
H2SO4
Formula:
RTECS:
WS5600000
C.A.S

Kesehatan:
Kemungkinan terbakar
Reaktivitas

3
0
0

Bagian 8. Pengontrolan & Perlindungan Diri


Alat Bantu Pernapasan: tidak diperlukan

CAS# 7664-93-9

Bagian 2. Komposisi
Sara
313

Komponen

Water,
Deionized ASTM
Type II

Sulfuric Acid
93%

Nomor CAS

Simpan di tempat yang dingin, kering, dan


mempunyai ventilasi yang baik. Letakkan jauh di
material yang tidak cocok. Jangan lupa mencuci
tangan setelah memegang.

CAS# 7732-18-5 ~7%

Dim

V/V

Batas
penggunaan:

Tidak
dimuat

Sarung tangan
Perlindungan
yang
disetujui
Mekanik:
tangan: NIOSH
Ventilasi:
Proteksi Kacamata dan
Exhaust Lokal:
mata: pelindung muka
Perlengkapan Proteksi lainnya: Gunakan pakaian yang
tepat untuk melindungi kulit.

Bagian 9. Data Fisik dan Kimiawi


Titik cair:
Titik Didih:

CAS# 7664-93-9 ~93% V/V

OSHA TWA
1 mg/m,
ACGIH STEL
3 ppm

Informasi
tidak
tersedia
Informasi
tidak
tersedia

Bagian 4. Tata Cara Pertolongan Pertama


Pertolongan Pertama: Panggil dokter.

1.84

Persentase
Penguapan:

Informasi
tidak
tersedia

Temperatur

Bagian 3. Pengenalan Bahaya


Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika
teroles. Hindari uap ataupun asapnya. Gunakan dlm ventilasi
cukup. Hindari kontak dgn mata, kulit atau baju. Cuci tangan
dengan bersih setelah memegang dan simpan rapat-rapat.

Gravitasi yang
digunakan

Bentuk
dan bau:
Titik
menyala:

Cairan
bening
tidak
berbau
informasi
tidak
tersedia

Jumlah
minimun di
udara terbuka:

Tidak Ada

Jumlah
maksimum di
udara terbuka:

Tidak ada

KULIT: bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling
sedikit 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang Bagian 10. Stabilitas dan Reaktivitas
terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh pakaian dan
Kondisi yang harus dihindari:
sepatu sebelum digunakan lagi.
Stabilitas: Stabil Hindari sentuhan dengan material
MATA: basuh mata dg air selama paling sedikit 15 menit, buka
yang tidak cocok.
tutup pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Material yang dihindari:
Pengoksidasi, logam, bases, amines.
PERNAPASAN: Segera cari udara segar.
Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan, jika Produk Dekomposisi Berbahaya:
Asap beracun: Sulfur Oksida
masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Bahaya Polimerisasi: Tidak akan terjadi
TERTELAN: Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi
beberapa kali muntah, jangan memasukkan apapun kedalam Kondisi yang harus dihindari: Tidak diketahui
mulut orang yang tidak sadar.

Bagian 11. Informasi Tambahan

Bagian 5. Tata Cara Penanggulangan Kebakaran

Kondisi yang paling buruk:


Karat !
Dicurigai sebagai penyebab kanker.
Apabila terpapar dapat berakibat fatal.
Bersifat menghancurkan jaringan tubuh.

Tipe
Pemadam
kebakaran:
Bahaya
ledakan:
Prosedur
terhadap api:

Semua
jenis pemadam
untuk memadamkan
api. dapat digunakan
Dekomposisi
pada
kondisi
panas
menghasilkan banyak uap beracun.
Bereaksi dgn air, melepaskan panas dan
oksigen; jadi bila digunakan akan luber.
Gunakan pakaian pelindung dan alat bantu
pernapasan.

Bagian 6. Tata Cara Penanggulangan Tumpahan


Serap tumpahan dengan lap basah, kemudian letakkan dalam
tempat sampah kimia. Atau bisa juga dinetralkan dengan basa
lemah.

Akut: rasa terbakar hebat pada kulit, mata atau


saluran nafas, saluran pencernaan; kejang;
edema saluran nafas dan paru.
Akibat kronis : infeksi kulit, kerusakan pada mata,
saluran pencernaan dan saluran pernafasan.
Klasifikasi DOT : Sulfuric Acid, 8, UN1830, PG II
Regulasi DOT dapat berubah dari waktu ke waktu.
Silahkan konsultasikan dg versi terbaru dr kondisi yg ada
Revisi
Tanggal data masuk:
Disetujui oleh:
No:0
9/1/2006
WPF

Informasi yang terkandung disini dianggap dan akurat dan dibuat untuk kepentingan pertimbangan dan pemikiran pengguna. Tidak ada garansi yang dapat
diutarakan atau dinyatakan atas kelengkapan atupun keakuratan informasi ini, semuanya didapat dari Science Stuff, Inc. atau dari tempat lain. Pengguna
materi ini seharusnya melengkapi dirinya dengan investigasi pribadi dan informasi medis terkini, agar material ini dapat ditangani dengan aman.
Sumber: Science Stuff, Inc
http://www.sciencestuff.com/msds/C2784.html

Sept 2009 - From: www.itokindo.org (free pdf - Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat)

Tahap Penentuan
H2SO4 dinyatakan limbah B3 karena menurut pasal 7 (1) PP No 85 Tahun 1999
menyebutkan bahwa H2SO4 termasuk limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Lampiran 1
Tabel 1). Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada umumnya
berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat,
pencucian, pencegahan korosi (inhibitor korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lainlain.
Kegiatan dan Pelaku Pengelolaan:
H2SO4 dilarang dibuang limbahnya secara langsung ke dalam media lingkungan
hidup, tanpa pengolahan terlebih dahulu (Ps3). Disamping itu, penanganan limbah H2SO4
dengan jalan pengenceran sehingga konsentrasinya menjadi turun tidak diperbolehkan
dilakukan(Ps4), karena kegiatan ini tidak akan menurunkan beban limbah yang dihasilkan.
Batas waktu bagi penghasil limbah, atau pemanfaat limbah atau pengolah/penimbun
limbah untuk menyimpan limbahnya sebelum dikelola lebih lanjut tidak lebih dari 90 hari.
Bila limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg/hari, maka penghasil limbah tersebut dapat
menyimpan limbahnya lebih dari 90 hari, dengan syarat mendapat persetujuan instansi yang
bertanggung jawab.
Selama
penyimpanan
tersebut, maka penghasil limbah dikenai
kewajiban untuk mematuhi tata cara penyimpanan bagi limbah B3 (Ps29), pemberian
symbol dan label untuk setiap kemasan yang digunakan yang menunjukkan karakteristik
dan jenis limbah B3 tersebut (Ps28). Kewajiban penghasil limbah adalah mendata
limbahnya secara baik, yang mencakup (Ps11-1):
o Jenis, karakteristik, jumlah dan waktu, baik pada saat limbah dihasilkan,
maupun pada saat limbah tersebut diserahkan kepada pengelola berikutnya
o Nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul,
pemanfaat atau pengolah/penimbun limbah B3
Catatan tersebut wajib dilaporkan sekurang-kurangya sekali dalam enam bulan kepada
instansi yang bertanggung jawab, dengan tembusan kepada instansi lain terkait, serta
Bupati/Walikota yang bersangkutan.
Informasi data tersebut akan digunakan
untuk bahan inventarisasi serta bahan evaluasi guna pengembangan kebijakan pengelolaan
limbah B3.
Pengolah limbah B3 dapat menyimpan limbah yang diterimanya
maksimum 90 hari sebelum dilakukan pengolahan. Kewajiban untuk mendata
limbah B3 yang dikelola, serta melaporkan setiap 6 bulan sekali kepada
instansi yang berwenang, merupakan hal yang harus dilaksanakan.
Setiap pengangkut limbah B3 oleh pengankut, wajib disertai dokumen limbah B3
(Ps16). Pengangkut limbah B3 wajib menyerahkan limbah B3 dan dokumennya kepada
pengumpul atau pemanfaat atau pengola atau penimbun yang ditunjuk oleh penghasil
limbah B3(Ps17).

Pengolahan:
Netralisasi limbah diperlukan jika kondisi limbah masih di luar range pH baku mutu
limbah (BML) yang diperlukan (pH 6-8), sebab limbah di luar kondisi tersebut dapat bersifat
racun atau korosif. Dalam beberapa hal netralisasi dapat dilakukan dengan cara mencampur
limbah yang bersifat asam dengan limbah yang bersifat basa. Pencampuran dilakukan di dalam
suatu bak equalisasi (bak penstabil) pada level ketinggian tetap. Bak ini juga sering disebut
sebagai tangki netralisasi. Tangki reaksi netralisasi dilengkapi dengan alat sensor pH untuk
mengontrol kondisi hasil reaksi. Secara umum reaksi netralisasi tersebut sebagai berikut:
Asam + Basa

Garam + Air (kondisi lebih netral)

Netralisasi menggunakan bahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan yang


bersifat asam kuat atau basa kuat. Air limbah yang bersifat asam pada umumnya dinetralkan
dengan larutan kapur (Ca(OH)2), soda kostik (NaOH) atau natrium karbonat (Na2CO3). Karena
larutan kapur harganya lebih murah dari pada bahan kimia lainnya, maka larutan ini lebih sering
dipakai di berbagai industri.
Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti H 2SO4, HCl atau dengan gas
CO2. Netralisasi dengan CO2 dapat dilakukan dengan memasukkan gas CO 2 melalui bagian
bawah tangki netralisasi. Gas akan akan membentuk gelembung-gelembung gas yang akan
bereaksi dengan basa yang ada sehingga dihasilkan asam karbonat (H2CO3).

Anda mungkin juga menyukai