Vol - VIII No.22 II P3DI November 2016
Vol - VIII No.22 II P3DI November 2016
Abstrak
Gelar perkara merupakan salah satu kegiatan dalam proses penanganan perkara
pidana. Berawal dari pelaporan dugaan adanya tindak pidana penodaan agama
oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif yang kemudian diwarnai dengan demo besar 4
November 2016, dan pernyataan Presiden untuk melaksanakan proses hukum yang
tegas, cepat, dan transparan, Bareskrim Polri telah melakukan gelar perkara terhadap
kasus ini. Tulisan ini mengulas mengenai pengaturan dan esensi gelar perkara dalam
perkara pidana. Pengaturan mengenai gelar perkara tidak diatur di dalam undangundang Hukum Acara Pidana, melainkan dalam Peraturan Kapolri dan Peraturan
Kabareskrim, serta telah sering dilakukan, khususnya untuk gelar perkara biasa.
Pengaturan ini perlu disempurnakan dengan meningkatkannya ke dalam undangundang dan memberikan kriteria yang jelas terhadap kondisi yang memerlukan gelar
perkara khusus. DPR dapat berperan dalam pelaksanaan fungsi legislasi dengan
menyempurnakan UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dan pada fungsi
pengawasan terhadap independensi dan profesionalitas aparat penegak hukum.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Hukum Konstitusi pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: nmhantoro@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Referensi
Penutup
Polri
telah
melaksanakan
gelar
perkara khusus dalam kasus penodaan
agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif
Basuki Tjahaja Purnama sebagai terlapor.
Sehari setelah gelar perkara tersebut, Polri
memutuskan untuk meningkatkan proses
penyelidikan kasus tersebut ke tingkat
penyidikan dan menetapkan terlapor sebagai
tersangka. Dalam kasus ini, kepolisian telah
bekerja dengan baik dan mendapatkan
apresiasi dari berbagai pihak, namun gelar
perkara khusus perlu lebih diatur secara
tegas, baik mengenai kriteria maupun teknis
pelaksanaannya agar tidak dijadikan sebagai
preseden untuk menuntut semua kasus
dilakukan gelar perkara khusus.
Belajar pada kasus ini dan mengingat
gelar perkara dapat menimbulkan ekses
positif dan negatif maka perlu dilakukan
penyempurnaan terhadap pengaturan
mengenai gelar perkara untuk mengurangi
ekses negatifnya. DPR melalui fungsi
legislasi dapat melakukan penyempurnaan
pengaturan tersebut, antara lain dengan
meningkatkan pengaturan gelar perkara ke
tingkat undang-undang, khususnya dalam
penyempurnaan UU No. 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana. Dari aspek
pengawasan, DPR perlu mengawasi kinerja
Polri agar dapat bekerja secara independen
dan profesional.
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Terpilihnya Donald J. Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menarik untuk
dicermati. Satu hal yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana hubungan
bilateral Indonesia-AS setelah Trump terpilih sebagai presiden. Di masa pemerintahan
Barack Obama, yang akan berakhir Januari 2017, hubungan bilateral IndonesiaAS telah berjalan dengan baik, yang ditandai antara lain dengan disepakatinya
Kemitraan Komprehensif oleh kedua negara. Hubungan baik Indonesia-AS tersebut
diharapkan dapat terus berlangsung di masa pemerintahan Trump. Melalui berbagai
pertimbangan mendalam, termasuk melalui mekanisme checks and balances, kiranya
pemerintahan Trump akan terus melihat arti strategis hubungan bilateral IndonesiaAS. AS tidak bisa mengabaikan posisi strategis Indonesia di kawasan, dan begitu juga
sebaliknya, Indonesia memandang AS memiliki peran penting bagi keamanan kawasan.
Arti strategis yang melingkupi hubungan bilateral kedua negara tersebut tidak dapat
diabaikan begitu saja oleh pemerintahan Trump.
Pendahuluan
Amerika Serikat (AS) baru saja
melaksanakan
pemilihan
umum
untuk
memilih pemimpin baru, dan pengusaha New
York, Donald J. Trump, akhirnya terpilih
sebagai Presiden ke-45 AS. Trump, dari
Partai Republik, terpilih sebagai Presiden
AS mengalahkan Hillary Clinton dari Partai
Demokrat. Dari hasil exit poll, Trump meraih
289 electoral votes, sedangkan Hillary hanya
218. Untuk memenangi pemilu, seorang
calon presiden harus mendapatkan minimal
270 dari 538 electoral votes. Tidak semua
*) Peneliti Madya Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: simela.muhamad@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Hubungan Indonesia-AS
Setelah Kemenangan Trump
Setelah kemenangan Trump dalam
pemilihan presiden AS, timbul pertanyaan,
apakah pemerintahan baru AS di bawah
Presiden Trump akan membuat kebijakan
yang berbeda terhadap Indonesia, dan juga
Asia? Terlalu dini untuk mengetahui secara
pasti arah politik luar negeri Presiden Trump,
meskipun dalam kampanye pemilihan presiden
AS yang lalu, Trump memberi sinyal untuk
isu-isu tertentu. Sebagai misal, jika benar
Trump yang memenangi pemilihan, diplomasi
AS akan lebih konfrontatif dan ofensif ketika
berhadapan dengan China, sesuatu hal yang
perlu dipertimbangkan dengan seksama jika
ingin diterapkan pemerintahan Trump. Trump
tampaknya tidak menyadari bahwa China
kini telah muncul sebagai kekuatan ekonomi
baru di Asia, dan AS akan merugi jika gagal
memanfaatkan pertumbuhan ekonomi China.
Kemunculan kekuatan ekonomi baru di
Asia Timur, termasuk ASEAN (dan Indonesia
di dalamnya) juga tidak dapat diabaikan begitu
-6-
Referensi
Hybel, US Foreign Policy Decision-Making
from Kennedy to Obama: Responses
to International Challenges, Palgrave
MacMillan US, 2014.
Donald Trumps Win Starts a New Era for
Republicans, The Wall Street Journal, 9
November 2016.
Jokowi congratulates Trump, The Jakarta
Post, 9 November 2016.
Trump wins White House in astonishing
victory, The Jakarta Post, 9 November 2016.
Makmur Keliat, Politik Luar Negeri AS ke
Depan, Kompas, 10 November 2016.
Aleksius Jemadu, Makna Kemenangan Donald
Trump untuk Indonesia, Kompas, 11
November 2016.
Kerjasama
Bilateral
Indonesia-Amerika
Serikat, kemenlu.go.id., http://kemlu.
go.id/washington/id/Pages/AmerikaSerikat.aspx , diakses 12 November 2016.
Penutup
Terpilihnya Donald J. Trump sebagai
Presiden ke-45 AS tidak seharusnya disikapi
dengan kekhawatiran yang berlebihan. Karena
bagaimana pun, dalam pelaksanaan politik
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Kemampuan literasi memiliki peran fundamental dalam upaya bertahan hidup. Akan
tetapi, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Kondisi ini tidak hanya
disebabkan rendahnya akses terhadap buku, namun juga karena tidak terbentuknya
kebiasaan membaca. Untuk memastikan buku dapat diakses seluruh masyarakat
Indonesia, saat ini DPR dan Pemerintah sedang membahas Rancangan UndangUndang tentang Sistem Perbukuan yang akan mengatur tata kelola perbukuan secara
menyeluruh mulai dari penulisan naskah, pencetakan, penerbitan, pendistribusian,
penggunaan, hingga pengadaan buku. Akan tetapi, ketersediaan buku saja tidak cukup
untuk memastikan budaya membaca. Pemerintah perlu mengembangkan programprogram pendidikan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan
untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini di sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi pembelajaran.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Psikolog pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: elga.andina@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
- 10 -
Referensi
Penutup
Kehadiran RUU tentang Sistem
Perbukuan (RUU Sisbuk) berawal dari citacita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan memastikan buku dapat diakses
mudah, murah, dan bermutu. Namun,
permasalahan buku hendaknya tidak hanya
dilihat dari buku sebagai objek, namun juga
perlu dikembangkan pada ranah sosial,
ketika buku baru dapat berguna jika ada
yang ingin membaca. Jika Pemerintah tidak
memerhatikan upaya peningkatan kualitas
dan minat pembaca, maka akses buku tidak
akan bermanfaat meskipun pemerintah
dapat menyediakan buku ke pelosok
Indonesia. Artinya, sistem perbukuan yang
baik belum tentu menjamin pencerdasan
kehidupan bangsa jika tidak ada minat baca.
Minat baca ditumbuhkan dari (1)
peningkatan keterampilan membaca; (2)
kebebasan memilih bacaan; (3) lingkungan
yang kondusif untuk membaca; dan (4)
pembiasaan kegiatan membaca. Upaya
meningkatkan minat harus dilakukan secara
simultan sejak dini di berbagai dimensi
kehidupan anak di rumah, sekolah, dan
lingkungan umum.
Selain
memastikan
akses
buku
melalui RUU Sisbuk, pemerintah juga perlu
menyelaraskan dengan berbagai program
pendidikan dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan pendidikan untuk
membangun budaya membaca sejak dini.
DPR perlu mendorong dan mengawasi
program pendidikan agar selaras dengan ide
RUU Sisbuk.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Upaya memperbaiki iklim kemudahan berbisnis menjadi fokus banyak negara termasuk
Indonesia. Loncatan peringkat kemudahan berbisnis Indonesia untuk tahun 2017
memberikan harapan bagi peningkatan minat investor untuk berusaha di Indonesia di
tengah kelesuan dan ketidakpastian ekonomi dunia. Namun, peringkat Indonesia masih jauh
dibanding dengan negara tetangga dan dari target pemerintah sendiri. Untuk itu perlu kerja
keras dalam membangun infrastruktur dan reformasi pelayanan publik yang mendukung
perbaikan iklim usaha secara terus menerus. DPR dapat berperan memastikan kerangka
regulasi dan prioritas anggaran mendukung upaya meningkatkan peringkat kemudahan
berbisnis di Indonesia.
Pendahuluan
Peringkat kemudahan berbisnis di
Indonesia diperkirakan akan meningkat
cukup tajam dari peringkat 106 pada
tahun 2016 menjadi 91 pada tahun 2017.
Kenaikan 15 peringkat tersebut membuat
Indonesia, menurut Bank Dunia, masuk
ke dalam jajaran 10 negara yang mencapai
peningkatan
tertinggi
dalam
Doing
Business 2017: Equal Opportunity for
All. Pemeringkatan kemudahan berbisnis
dilakukan oleh Bank Dunia setiap tahunnya
dengan jumlah negara yang dinilai semakin
bertambah dari tahun ke tahun, dari
183 negara pada tahun 2012, 185 negara
tahun 2013, dan 189 negara pada tahun
2014 hingga 2016. Peningkatan peringkat
kemudahan
berbisnis
memberikan
gambaran seberapa menarik atau tingginya
*) Peneliti Madya Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: suhartonot@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
kerja
pelayanan
menentukan
kelas
suatu bangsa atau negara sebagai aktor
perdagangan dan investasi di dunia
internasional yang sering mengahadapi
perubahan dan ketidakpastian. Hanya
negara
yang
mampu
membangun
keunggulan yang mampu beradaptasi
ataupun memimpin perubahan itu sendiri.
Tulisan ini akan membahas aspek-aspek
yang mendukung terciptanya kemudahan
berbisnis agar menjadi perhatian semua
pemangku
kepentingan,
terutama
penyelenggara
layanan
publik
yang
bersentuhan langsung dengan aktivitas
bisnis.
Referensi
7 Faktor Pemicu Kemudahan Bisnis Indonesia
Naik Kelas, http://economy.okezone.
com/read/2016/10/26/320/1525325/7faktor-pemicu-kemudahan-bisnisindonesia-naik-kelas, diakses tanggal 15
November 2016.
Kemudahan Berbisnis Luar Jawa Butuh
Perbaikan Serius, Kompas, 15 November
2016, hal. 1.
Kontribusi Ekonomi Timpang, Kompas, 17
November 2016, hal.17.
Pengelola Ingin Peran Aktif Pemerintah,
Kompas, 16 November 2016, hal.1.
Doing Business Report: Indonesia Mencatat
Rekor Jumlah Reformasi Usaha dalam
Satu
Tahun,
http://www.worldbank.
org/in/news/press-release/2016/10/26/
indonesia-enacts-record-number-ofbu sin e ss- r e f o r m s- in - o n e - y e a r - s a ys doing-business-report, diakses tanggal 14
November 2016.
World Bank, Doing Business di Indonesia
2012, Washington, DC.
Penutup
Loncatan
peringkat
kemudahan
berbisnis Indonesia dalam proyeksi 2017
tentunya
memberikan
harapan
bagi
peningkatan minat investor berinvestasi di
Indonesia di tengah kelesuan perekonomian
dunia. Namun perlu disadari bahwa
loncatan tersebut belum mampu mencapai
target
pemerintahan
Presiden
Jokowi
untuk bisa masuk 40 besar. Semua negara
menyadari
kegiatan
bisnis
merupakan
- 16 -
Majalah
Abstrak
Serangan bom di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Minggu
13 November 2016 dilakukan oleh seorang mantan narapidana kasus teror bom buku pada
tahun 2011. Hal ini menyiratkan bahwa proses hukum atas pelaku teror tidak menyurutkan
keinginan para pelaku untuk melakukan aksi teror kembali. Kondisi ini juga membuat
beberapa pihak mempertanyakan efektivitas program deteksi dini yang dilakukan oleh BIN
dan program deradikalisasi yang dilakukan BNPT kepada para pelaku teror. Selain itu, agar
lebih efektif, peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menangkal, mencegah, dan
menanggulangi terorisme.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Politik dan Pemerintahan Indonesia pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
Email: debora.sanur@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Kinerja Intelijen
AC Manullang dalam bukunya yang
berjudul Terorisme dan Peran Intelijen
Behauptung Ohne Beweis (Dugaan Tanpa Bukti),
menyatakan bahwa apabila intelijen lemah maka
masyakarat Indonesia akan menjadi korban teror
karena informasi intelijen memiliki peranan
yang sangat penting dalam mengantisipasi
dan mendeteksi sedini mungkin segala bentuk
proses perubahan sosial. Intelijen atau BIN
harus mampu menjadi sistem peringatan dini,
terutama karena teroris memiliki pola yang relatif
sama dalam menentukan lokasi ledakan bom.
Mereka akan memilih lokasi yang bersifat populer
Penutup
Aksi Bom Molotov di Gereja Oikumene,
Samarinda menyiratkan bahwa aksi teror
masih terus ada di Indonesia. Pencegahan aksi
teror merupakan tugas bersama semua elemen
masyarakat Indonesia. Namun, terutama bagi
lembaga pemerintah, perlu adanya peningkatan
kapasitas lembaga agar efektif sehingga semua
kapasitas intelijen dapat dimanfaatkan secara
maksimal untuk penanggulangan terorisme.
Diperlukan adanya peningkatan kualitas dan
kapasitas lembaga intelijen (BIN) maupun BNPT
dalam menanggulangi masalah terorisme ini.
Dengan meningkatkan dan mengoordinasikan
sistem peringatan dini, BIN dapat lebih cepat
dalam mendeteksi rencana aksi teror. Sementara
itu, untuk mengeliminasi ruang gerak teroris
maka intelijen juga perlu terus melakukan
pengawasan dan pengamanan secara intensif
terhadap lokasi yang dianggap strategis.
Program lain yang juga harus terus
ditingkatkan ialah program deradikalisasi.
Program ini perlu dilaksanakan dengan baik agar
efektif dalam mengatasi serangan teror, mencegah
adanya faham radikalisme yang ekstrem, dan
provokasi kebencian maupun permusuhan atas
nama agama. Deradikalisasi dilakukan terutama
untuk mencegah terjadinya indoktrinasi dalam
masyarakat serta mengajak partisipasi masyarakat
dalam menolak terorisme. Peranan masyarakat
Referensi:
Arsyad Mbai, Terorisme Dan Penanggulangannya,
Makalah disampaikan pada Seminar Tentang
Penegakan Hukum Terhadap Terorisme,
diselenggarakan oleh BPHN Departernen
Kehakiman dan HAM bekerjasama dengan
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran,
Bandung, tanggal 13-14 Oktober 2003.
A.C Manullang (2006). Terorisme dan Peran
Intelijen Behauptung Ohne Beweis (Dugaan
Tanpa Bukti), Jakarta: Manna Zaitun.
Agus SB, Merintis Jalan Mencegah Terorisme
(sebuah Bunga Rampai), Jakarta: Semarak
Lautan Warna, 2014.
Petrus Reinhard Golose, Deradikalisasi Terorisme, YPKIK
Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian, 2009.
Bom Di Gereja Oikumene Teror Pertama Di
Samarinda,
https://nasional.tempo.co/read/
news/2016/11/13/058819866/bom-di-gerejaoikumene-teror-pertama-di-samarinda, diakses
15 November 2015.
Bom Di Samarinda Dinilai Jadi Bukti Deradikalisasi
BNPT Belum Maksimal, http://nasional.
kompas.com/read/2016/11/14/11183261/bom.
di.samarinda.dinilai.jadi.bukti.deradikalisasi.bnpt.
belum.maksimal, diakses 15 November 2015.
Kisah Dalang Bom Samarinda Mantan Napi
Tinggal Di Masjid, https://nasional.tempo.
co/read/news/2016/11/13/063819892/kisahdalang-bom-samarinda-mantan-napi-tinggaldi-masjid, diakses 15 November 2015.
Ledakan Di Samarinda Ketua Komisi I Pertanyakan
Sistem Kerja BIN, http://nasional.kompas.
com/read/2016/11/14/06393141/ledakan.
di.samarinda.ketua.komisi.i.
pertanyakan.
sistem.kerja.bin, diakses 15 November 2015.
Luhut Kita Ada Rencana Tambah Dana
Penanggulangan Terorisme, http://news.detik.
com/berita/3128645/luhut-kita-ada-rencanatambah-dana-penanggulangan-terorisme,
diakses 7 Maret 2016.
Pemerintah Tambah Anggaran Untuk Deradikalisasi
Terorisme,
http://www.antaranews.com/
berita/542355/pemerintah-tambah-anggaranuntuk-deradikalisasi-terorisme,
diakses
15
November 2015.
Soal Bom Samarinda Kapolri Ada Lima Orang Lagi
Sudah Ditangkap, https://www.tribratanews.com/
soal-bom-samarinda-kapolri-ada-lima-orang-lagisudah-ditangkap/, diakses 15 November 2015.
- 20 -