Kecepatan
Propeller
Turbin
Paddle
Tabel 4.1 memaparkan gambar pola aliran yang terbentuk untuk variasi jenis
impeller dan pemasangan sekat. Untuk jenis propeller dengan sekat dan tanpa sekat
terlihat bahwa pola aliran yang dihasilkan adalah aliran aksial karena pelet-pelet
plastik bergerak secara vertikal.
Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan
laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Rancangan
pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Profil aliran
dan derajat turbulensi penting mempengaruhi kualitas pencampuran (Riyanto, 2013).
Berdasarkan teori, pola aliran yang terbentuk untuk jenis impeller propeller
yang merupakan impeller berbentuk kipas menghasilkan aliran aksial. Propeller
memiliki tingkat efisiensi yang baik bila digunakan oada fluida yang berviskositas
rendah (Dimyati, dkk., 2012).
Pada percobaan yang tidak menggunakan sekat, terdapat vorteks pada saat
impeller mulai dijalankan, yaitu dengan tinggi vorteks masing-masing untuk
propeller 2,7 cm, turbin 3,2 cm, dan paddle 3,5 cm dan yang mengunakan sekat pada
saat impeller jenis turbin vorteksnya 0,4.
Pembentukan vorteks dikarenakan oleh gaya mekanik suatu fluida.
Pembentukan vorteks hampir menyeluruh pada aliran turbulen (Shadden, dkk.,
2007). Pemasangan sekat memiliki hampir beberapa pengaruh seperti menekan
pembentukan vorteks, meningkatkan power input dan menambah kestabilan mekanis
(Myers, dkk.,2002).
Jadi, hasil percobaan tidak sesuai dengan teori, yaitu pada impeller jenis turbin
dengan sekat membentuk vorteks sebesar 0,4 cm. Hal tersebut dikarenakan :
1. Pelet-pelet plastik hanya bergerak secara paralel terhadap dinding tangki.
2. Faktor geometri impeller seperti bentuk-bentuk impeller yang berbeda.
4.2
4.3.1
14
12
10
8
Waktu Pencampuran (detik)
Propeller
6
4
Turbin
Paddle
2
0
200
250
300
350
m=f
N D
=f ( )
Vorteks merupakan bentuk impulsif yang panjang pada piringan datar sebuah
tangki yang berisi air. Vorteks menyebabkan adanya perbedaan konsentrasi kedua
fluida ketika dalam pengadukan dan vorteks sangat dapat mengidentifikasi ada atau
tidaknya kawasan mati (Meunier dan Villemaux, 2002).
Jadi, hasil yang didapat telah sesuai dengan teori dimana waktu pencampuran
berbanding terbalik dengan kecepatan impeller.
4.3.2
16
14
12
10
8
Waktu Pencampuran (detik)
6
Propeller
Turbin
4
2
0
200
Paddle
250
300
350
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variabel proses dan operasi yang
ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
Qm= (,, N, D, g. Dimensi geometri sistem)
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN2/g) diabaikan, maka
m=f
N D
=f ( )
4.3.3
16
14
12
10
8
Waktu Pencampuran (detik)
6
4
2
0
Propeller
Turbin
Paddle
25
30
35
40
Gambar 4.6 Pengaruh Fraksi Padatan Terhadap Waktu Pencampuran untuk Tangki
tanpa Sekat
Gambar
pencampuran kacang hijau dan air untuk tangki tanpa sekat. Impeller yang digunakan
adalah propeller, turbin dan paddle dengan fraksi padatan 28 gram, 32 gram dan 39
gram . Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa fraksi padatan berbanding terbalik
dengan waktu pencampuran yang terlihat dari kenaikan grafik setiap kenaikan fraksi
padatan.
Hal ini dibuktikan dengan propeller pada fraksi padatan 28 gram,32 gram dan
39 gram, waktu yang diperlukan adalah
sedangkan untuk turbin pada fraksi padatan yang sama adalah, 13,53 detik, 5,62
detik, 11,82 detik. Untuk paddle pada fraksi padatan yang sama, waktu yang
diperlukan adalah 8,38 detik, 9,2 detik, dan 6,88 detik. Selain itu juga terbentuk
vorteks pada cairan.
Kecepatan transfer massa meningkat dengan meningkatnya kecepatan impeller.
Namun, dua kecenderungannya yang kontras dapat diamati, pada impeller kecepatan
lebih rendah dan kondisi hanya tersuspensi, perpindahan massa jelas meningkat
dengan kecepatan impeller yang lebih tinggi (Jafari, dkk., 2012).
Vorteks merupakan bentuk impulsif yang panjang pada piringan datar sebuah
tangki yang berisi air. Vorteks menyebabkan adanya perbedaan konsentrasi kedua
fluida ketika dalam pengadukan dan vorteks sangat dapat mengidentifikasi ada atau
tidaknya kawasan mati (Meunier dan Villemaux, 2002).
dengan
pencampuran.
3.
air
sehingga
sulit
untuk
menentukan
waktu
4.3.4
Propeller
Turbin
Paddle
4
2
0
25
30
35
40
fluktuasi pada fraksi padatan 28, 32 dan 39 gram seiring kenaikan waktu pengadukan
pada impeller propeller, turbin dan paddle. Hal tersebut dikarenakan :
1. Faktor geometri dari impeller seperti bentuk-bentuk impeller yang berbeda.
2. Keruhnya cairan akibat dari kulit ari kacang hijau yang terkelupas dan telah
bercampur
dengan
pencampuran.
air
sehingga
sulit
untuk
menentukan
waktu
4.3.5
Paddle
2/ 5
1/ 2
3/ 5
Gambar 4.8 Pengaruh Posisi Pengaduk Terhadap Waktu Pencampuran untuk Tangki
Tanpa Sekat
Gambar 4.8 menunjukkan pengaruh posisi pengaduk terhadap waktu
pencampuran kacang hijau dan air untuk tangki tanpa sekat. Impeller yang digunakan
adalah propeller, turbin dan paddle dengan posisi pengaduk 1/2 C/H, 1/3 C/H, dan
1/4 C/H. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa posisi pengaduk berbanding lurus
dengan waktu pencampuran yang terlihat dari kenaikan grafik setiap kenaikan posisi
pengaduk.
Hal ini dibuktikan dengan propeller pada posisi pengaduk 1/2 C/H, 1/3 C/H,
dan 1/4 C/H, waktu yang diperlukan adalah 7,09 detik, 7,47 detik, dan 5,52 detik,
sedangkan untuk turbin pada posisi pengaduk yang sama adalah, 7,99 detik, 5,62
detik, 6,09 detik. Untuk paddle pada posisi pengaduk yang sama, waktu yang
diperlukan adalah 6,4 detik, 9,2 detik, dan 5,2 detik. Selain itu juga terbentuk
vorteks pada cairan.
Pada saat pencampuran berlangsung terjadi vorteks dimana tidak semua
padatan yang terdispersi pada cairan. Berdasarkan teori, formasi vorteks
menyebabkan penurunan cukup besar dalam efisiensi pencampuran dan harus
dihambat (Chereminishoff, 2000).
Dari teori, jarak impeller yang lebih besar pembentukan waktu pencampuran
yang lebih rendah dibandingkan dengan jarak impeller yang lebih kecil. Penempatan
impeller terbaik adalah 1/3 dan ujung impeller kedasar tangki (Shadden, dkk., 2007).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat belum sesuai dengan teori
yang ada dimana waktu tercapainya pencampuran yang homogen semakin lama
apabila impeller dipasang dipusat tangki dengan kecepatan yang tinggi dan tanpa
sekat. Hasil percobaan yang didapatkan belum sesuai dengan teori yang ada. Hal
tersebut dikarenakan :
1. Faktor geometri dari impeller seperti bentuk-bentuk impeller yang berbeda.
2. Keruhnya cairan akibat dari kulit ari kacang hijau yang terkelupas dan telah
bercampur
dengan
pencampuran.
air
sehingga
sulit
untuk
menentukan
waktu
4.3.6
Turbin
1/ 5
3/10
Paddle
2/ 5
1/ 2
3/ 5
Gambar 4.9 Pengaruh Fraksi Padatan Terhadap Waktu Pencampuran untuk Tangki
Dengan Sekat
Gambar 4.9
pencampuran kacang hijau dan air untuk tangki tanpa sekat. Impeller yang digunakan
adalah propeller, turbin dan paddle dengan posisi pengaduk 1/2 C/H, 1/3 C/H, dan
1/4 C/H. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa posisi pengaduk berbanding lurus
dengan waktu pencampuran yang terlihat dari kenaikan grafik setiap kenaikan posisi
pengaduk.
Hal ini dibuktikan dengan propeller pada posisi pengaduk 1/2 C/H, 1/3 C/H,
dan 1/4 C/H, waktu yang diperlukan adalah 6,11 detik, 8,81detik, dan 5,36 detik,
sedangkan untuk turbin pada posisi pengaduk yang sama adalah, 11,2 detik, 7,09
detik, 7,16 detik. Untuk paddle pada fraksi padatan yang sama, waktu yang
diperlukan adalah 11,5 detik, 9,2 detik, dan 6,1 detik. Selain itu juga terbentuk
vorteks pada cairan.
Pemakaian sekat memiliki tujuan utama untuk mengkonversikan gerakan
putaran menjadi suatu pola aliran yang lebih baik untuk menyempurnakan sasaran
dari proses. Pemasangan sekat memiliki beberapa pengaruh, seperti menekan
pembentukan vorteks, meningkatkan power input dan menambah kestabilan mekanis
(Myers, dkk., 2002).
Dari teori, jarak impeller yang lebih besar pembentukan waktu pencampuran
yang lebih rendah dibandingkan dengan jarak impeller yang lebih kecil. Penempatan
impeller terbaik adalah 1/3 dan ujung impeller kedasar tangki (Shadden, dkk., 2007).
Hasil percobaan yang didapatkan belum sesuai dengan teori yang ada. Hal ini
disebabkan:
1. Faktor geometri dari impeller seperti bentuk-bentuk impeller yang berbeda.
2. Keruhnya cairan akibat dari kulit ari kacang hijau yang terkelupas dan telah
bercampur
dengan
pencampuran.
air
sehingga
sulit
untuk
menentukan
waktu
4.3.7
Turbin
200
Paddle
250
300
350
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variabel proses dan operasi yang
ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
Qm= (,, N, D, g. Dimensi geometri sistem)
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN2/g) diabaikan, maka
m=f
N D
=f ( )
Vorteks merupakan bentuk impulsif yang panjang pada piringan datar sebuah
tangki yang berisi air. Vorteks menyebabkan adanya perbedaan konsentrasi kedua
fluida ketika dalam pengadukan dan vorteks sangat dapat mengidentifikasi ada atau
tidaknya kawasan mati (Meunier dan Villemaux, 2002).
Hasil percobaan yang didapatkan belum sesuai dengan teori yang ada karena
waktu pencampuran berbanding terbalik dengan kecepatan. Hal ini disebabkan:
1. Faktor geometri dari impeller seperti bentuk-bentuk impeller yang berbeda.
2. Keruhnya cairan akibat dari kulit ari kacang hijau yang terkelupas dan telah
bercampur
dengan
pencampuran.
air
sehingga
sulit
untuk
menentukan
waktu
4.3.8
Paddle
300
350
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variabel proses dan operasi yang
ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
Qm= (,, N, D, g. Dimensi geometri sistem)
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN2/g) diabaikan, maka
m=f
N D
=f ( )