Anda di halaman 1dari 25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan atau safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan
aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau
safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja
yang aman bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang
melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah
menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun
rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
2. Keselamatan kerja Listrik
a. Pengertian Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang
menyebabkan medan listrik statis atau gerakan elektron dalam konduktor
(pengantar listrik) atau ion (positif atau negatif) dalam zat cair atau gas.
Energi listrik dinamis dapat diubah menjadi energi lain dengan tiga
komponen dasar, sesuai dengan sifat arus listriknya.
Ada dua jenis arus listrik yaitu arus listrik searah atau biasa
disebut arus DC dan arus listrik bolak-balik atau yang biasa disebut arus
AC. Satuan arus listrik adalah ampere ( A ), tegangan listrik mempunyai
satuan volt ( V ) dan daya listrik memiliki satuan watt ( W ).
Energi listrik sangat bermanfaat dalam menunjang kerja
manusia. Energi listrik dapat dihasilkan dari sumber energi alam seperti
angin atau panas matahari dan telah menjadi kebutuhan yang paling
banyak digunakan di dunia sejak penemuannya. Bahan bakar fosil dan
batu bara adalah contoh dari jenis gas yang juga dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik. Petir juga bentuk lain dari listrik. Baterai juga
4

merupakan salah satu contoh kecil dari manfaat listrik. Tapi baterai
diperlukan untuk dikenakan pada listrik dengan voltage kecil, dan apabila
diperlukan, dapat sangat berguna dalam melayani tujuannya. Pengadaan
listrik pada peralatan elektronik kecil, misalnya jam dinding, remote tv,
handphone, dan lain sebagainya
b. Pengertian-Pengertian Berhubungan dengan Kelistrikan
1) Instalasi listrik adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi
mulai dari sumber pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik
sampai titik beban akhir sesuai maksud dan tujuan penggunaanya.
2) Perlengkapan listrik adalah semua sarana yang diperlukan dalam
rangkaian instaasi listrik, misalnya pengendali, fiting, sakelar dan
sejenisnya.
3) Peralatan listrik adalah sema jenis alat, pesawat, mesin dan sejenisnya
yang digerakkan dengan tenaga listrik atau sebagai pengguna listrik.
4) Bahaya sentuhan listrik adalah sentuhan yang dapat membayakan
manusia, nilai tegangan dan arus listrik yang dapat mengakibatkan
kematian.
5) Bahaya sentuhan langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif
yang secara normal bertegangan.
6) Bahaya sentuhantidak langsung adalah menyentuh pada bagian
konduktif yang secara nrmal tidak bertegangan, namun menjadi
berteganagan karena adanya kebocoran isolasi.
7) Bahaya sambaran petir adalah bahaya pada manusia, binatang,
bangunan atau peralatan karena dilalui oleh arus petir baik langsung
maupun tidak langsung.
8) Lift adalah sarana transportasi vertical untuk mengangkut orang atau
barang dengan tenaga penggerak motor listrik dan dikendalikan secara
otomatik memlaui sistem control elektrik.
c. Manfaat Listrik Bagi kehidupan Manusia
1) Listrik sebagai penghasil cahaya
Setiap sudut rumah kiat banyak lampu yang dipasang.
Gunanya lampu sebagai cahaya yang menerangi bila malam dating,
dan sebagai pengganti cahaya matahari. Cara kerjanya adalah jika
arus listrik mengalir pada kawat wolfram, kemudian lampu akan panas

dan mengakibatkan lampu berpijar (bersinar). Kawat wolfram ini


bersifat halus dan berhambatan tinggi.
2) Listrik sebagai penghasil panas
Jika listrik sebagai penghasil panas kita aplikasikan pada alat
yang menggunakan elemen pemanas. Biasanya digunakan untuk
keperluan rumah tangga seperti untuk memasak (kompor listrik),
untuk menanak nasi (magic com), untuk menyetrika (setrika listrik),
dan masih banyak lagi alat yang menggunakan pemanas. Cara
kerjanya ialah bila arus mengalir pada nikel atau elemen pemanas
maka akan mengakibatkan panas.
3) Listrik sebagai penghasil gerak
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai berbagai
macam kebutuhan yang menggunakan listrik untuk menghasilkan
gerak. Contohnya motor, mobil, kipas angin dan lain-lain. Alat ini
menghasilkan gerak untuk memudahkan manusia dalam segala
aktivitasnya. Cara kerjanya yaitu bila arus mengalir pada rangkaian
motor. Kemudian motor berputar dan menghasilkan angin dengan cara
diberi baling-baling pada ujung motor.
d. Potensi bahaya listrik
Arus listrik antara 15-30 mA

sudah dapat mengakibatkan

kematian karena sudah tidak mungkin lagi untuk melepaskan pegangan.


Pengaruh-pengaruh lain dari arus listrik yang mengalir melalui tubuh
manusia ialah panas yang ditimbulkan dalam tubuh dan pengaruh
elektrokimia.
Tegangan yang dapat dianggap aman juga ada kaitannya dengan
tahanan kulit manusia. Untuk kulit yang kering tahanan ini berkisaran
antara 100-500 kilo Ohm, tetapi kulit yang basah, misalnya kerena
keringat dapat memiliki tahanan sampai serendahnya 1 kohm. Luas
permukaan kulit yang meyentuh ikut mempengaruhi. Akibat sentuhan
langsung maupun tidak langsung dapat mengakibatkan kecelakaan seta
kerugian
Kecelakaan akibat kelistrikan dapat mengakibatkan:
1) Kecelakaan pada manusia

Arus listrik antara 15-30 mA sudah adapat mengakibatkan


kematian. Pengaruh-pengaruh lain dari arus listrik yang mengalir
melalui tusuk ialah panas yang ditimbulkan dalam tubuh dan pengaruh
elektrokimia. Tegangan yang dianggap aman jjuga ada kaitannya
dengan tahanan kulit manusia. Untuk kulit kering, tahahan sekitar
100-500 kohm tetapi untuk kulit basah misalnya karena keringat maka
memiliki tahan sampai serendah 1 kohm. Luas permukaan yang
menyentuh ikut mempengaruhi. Kalau benda bertegangan dipegang
penuh dengan tangan, pada arus kurag lebih 10 mA saja akan sulit
sekali untuk melepaskannya.
2) Kerusakan instalasi serta perlengkapannya
Jaringan instalasi listri harus diamankan dengan baik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Gangguan listrik akan dapat
mengakibatkan:
a) Keruskan instalasi beserta perlengapannya (kabel terbakar, panel
terbakar, keruskan isolasi, kerusakan peralatan)
b) Terjadinya kebakaran bangunan beserta isinya.
3) Kerugian
Kerugian akibat kecelakaan listrik dapat berupa:
a) Kerugian materi akibatnya kerusakaninstalasi, bangunan serta
isnya
b) Terhentinya proses produksi
c) Mengurangi kenyamanan, misalnya lampu padam, AC mati,
suplai air terganggu dan lain-lain
Pada dasarnya bahaya listrik yang dapat menimpa manusia
disebabkan oleh:
1) Bahaya sentuhan langsung
Bahaya sentuhan langsung yaitu sentuhan langsung pada bagian aktif
perlengkapan atau instalasi listrik. Bagian aktif perlengkapan atau
instaas listrik adalah bagian konduktif yang merupakan bagian dari
sirkit listriknya yang dalam keadaan pelayanan normal, umumnya
bertegangan dan atau dialiri arus listrik. Bahaya sentuh langsung
dapat diatasi dengan cara:
a) Proteksi dengan isolasi bagian aktif
(1) Bagian aktif harus seluruhnya tertutup dengan isolasi yang
dapat dilepas dengan merusaknya

(2) Untuk perlengkapan buatan pabrik isolasinya harus sesuai


dengan standar yang relevan untuk perlengkapan listrik
tersebut
(3) Untuk perlengkapan lainnya, proteksi haus dilengkapi dengan
isolasi yang mampu menahan stress yang mungkin mengenai
dalam pelayanan, seperti pengaruh mekanik, kimia, listrik
dan termal.
(4) Jika tempat kabel masuk ke dalam perlengakapn listri berada
dalam jangkauan maka lapisan isolasi dan selubungan kabel
harus masuk ke dalam kotak hubung atau dalam hal tanpa
kotak lubang ke dalam perlengakapn tersebut. Lapisan logam
perlindungan kabel tidak boleh dimasukkan ke dalam kotak
hubung tetapi boleh ke dalam mof ujung kabel atau mof
sambungan kabel.
b) Proteksi dengan penghalang atau selungkup
Proteksi yang diberikan oleh selungkup terhadap sentuh langsung
bagian berbahaya adalah proteksi manusia terhadap:
(1) Sentuhan dengan bagian aktif tegangan rendah yang
berbahaya
(2) Sentuh dengan bagian mekanik yang berbahaya
(3) Mendeteksi bagian aktif tegangan tinggi yang berbahaya di
bawah jarak bebas yang memadai di dalam selungkup
c) Proteksi dengan rintangan
Yang dimaksud dengan rintangan disini adaah untuk mencengah
sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif tetapi tidak mencegah
sentuhsengaja dengan cara menghidari rintangan secara sengaja.
Rintangan harus dapat mncegah:
(1) Mendekatnya badan dengan tidak sengaja ke bagian aktif
(2) Sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif selama operasi dari
perlengkapan aktif dalam pelayanan normal
d) Roteksi dengan penempatan di luar jangkauan
Proteksi dengan penempatan di luar jangkuan hanya dimasudkan
untuk mencegah sentuh yang tidak sengaja dengan bagian aktif.
Bagian

berbeda

potensial

yang

dapat

dijangkau

secara

simultanharus berada diluarjangkauan tangan


e) Proteksi tambahan dengan Gawai Pengaman Arus Sisa (GPAS)

Ialah gawai yang menggunakan pemutus yang peka


terhadap arus sisa, yang dapat memutuskan sirkit termasuk
penghantar netralnya secara otomatis dalam waktu tertentu,
apabila arus sisa yang timbul karena adanya kegagalan isolasi
melebihi nilai tertentu sehingga tercegahlah bertahanannya
tegangan sentuh yang terlalu tinggi
Pengunaan GPAS ini hanya

dimaksudkan

untuk

menambah trindakan proteksi lain terhadap kejut listrik dalam


pelayanan normal . pengguna GPAS dengan arus operasional sisa
pengenal tidak lebih dari 30mA, dikenak sebagai proteksi
tambahan dari kejut kistrik dalam pelayanan normal, dalam hal
kegagalan tindakan proteksi lainnya tau karena kecerobohan
pemakai.
2) Bahaya sentuh tidak langsung
Bahaya sentuhan tidak langsung badalah sentuhan pada BKT
perlengkapan atau instalasi listrik yang menjadi bertegangan akibat
kegagalan isolasi.
BKT perlengkapan atau instalasi listrik adalah bagian
konduktif yang tidak merupakan bagian dari sirkit listriknya yang
dalam pelayanan normal tidak bertegangan tetapi dapat menjadi
bertegangan. Kegagalan isolasi seperti tersebut harus dicegah
terutama dengan cara:
a) Perlengakapn listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik
b) Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tetap
c) Instalasi listrik harus dipasang dengan baik
Tindakan proteksi harus dilakukan sebaik-bainya agar
tegangan sentuh yang terlalu tinggi (>50 V a.b) karena kegagalan
isolasi tidak dapat terjadi atau tidak dapat bertahan.
e. Sistem Pengamanan Listrik
1) Prinsip pengamanan instalasi listrik antara lain:
a) Pengamanan kejut listrik yang baik langsung maupun tdak
langsung, pada prinsipnya:
(1) Mencegah mengalirnya arus listrik melalui tubuh manusia
(2) Membatasi nilai arus listrik dibawah arus kejut
(3) Memutuskan arus listrik pada saat terjadi gangguan

10

b) Pengamanan terhadap bahaya kebakaran (efek termal)


c) Pengamanan terhadap induksi medan magnet dan medan listrik
2) Sistem pengamanan listrik antara lain:
a) Sistem isolasi pengamanan terhadap bagian yang bertegangan,
sehingga tidak mungkin orang tersentuh dengan tidak sengaja,
metode isolasi dapat dilakukan dengan cara:
(1) Mengisolasi bagian aktif dengan isolator
(2) Member penghalang atau selungkup
(3) Member jarak aman atau diluar jangkauan
b) Sistem isolasi lantai kerja dan dinding
Metode ini digunakan ditempat tertentu dimana sewaktu petugas
harus

melakukan

pelayanan,

pemeliharan

dala

kedaan

bertegangan, dengan memasang isolasi lantai keja yang aman,


maka akan terhindar adanya aliran arus listrik ke bumi melalui
tubuh manusia.
f. Bahaya Sambaran Petir
Petir adalah pelepasan muatan listrik dari awan ke awan atau
dari awan ke bumi. Sasaran sambaran petir adalah obyek yang paling
tinggi. Obyek yang tersambar petir akan merasakan adanya arus petir
akan terjadi keruskan mekanis, terbakar karena fluktuasi arus dan
tegangan petir.
Baya terbesar bagi manusia dan binatang kebanyakan di
timbulkan oleh sambaran kilat tidak langsung.
1) Kilat yang menyambar gedung atau pohon dapat mengambil jalan
pararel melalui orang yang berdiri dekat dengan obyek yang
tersambar
2) Kuat medan listrik dari sambaran kilat yang dekat dengan seseorang
dapat neginduksikan arus di dalam badannya yang dapat
menyebabkan kematian
3) Kilat yang sedang berhubungan dengan tanah dapat menimbulkan
gradient potensial pada seluruh permukaan tanah disekitannya
dengan arah melalui titik smabaran, kalau ada orang yang berdiri
dengan kedua kaki yang terpisah (dengan arah radial) maka orang
tersebut akan merasakan beda potensial yang dapat membahayakan.
g. Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia

11

Kesetrum (tersengat listrik) dalam bahasa Indonesianya adalah


istilah yang sering digunakan oleh orang awam dan tersengat listrik dapat
mengakibatkan kaget, shock, sesak nafas, terengah-engah, tekanan darah
menurun, pusing, mual, muntah, terbakar, bahkan nyawa pun bias lenyap
dalam seketika.
Ketika seseorang tersengat listrik maka terjadi perpindahan
elektron secara berantai dari setiap atom yang terpengaruh di tubuhnya.
Atom adalah bagian terkecil dari sutu unsur, sedangkan unsur ialah zat
tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Atom dalam rubuh manusia berarti bagian terkecil dari unsur-unsur yang
menyusun tubuh manusia. Perlu diketahui pula bahwa elektron ialah
penyusun atom yang bermuatan negatif. Arus listrik merupakan aliran
electron.
Semua arus listrik akan menjalani siklus mulai dari tempat
pemberangkatan listrik di pembangkit listrik lalu melewati alat-alat listrik
di rumah-rumah, dan kemudian berakhir di tanah/bumi (ground). Tubuh
manusia merupakan konduktor sehingga apabila salah satu anggota tubuh
menyentuh listrik dan anggota tubuh lain menyentuh tanah (ground),
maka akan mengalir arus listrik melalui tubuh.
Tubuh manusia merupakan jalan tercepat bagi arus listrik untuk
mencapai ground. Apabila terdapat hambatan dalam tubuh, maka
sebagian energi untuk perpindahan elektron tersebut berubah menjadi
energi panas. Rasa sakit yang dialami merupakan akibat perpindahan
elektron yang merangsang saraf-saraf secara berlebihan.
Kejutan listrik dapat terjadi saat kontak antara badan manusia
dengan sumber tegangan yang cukup tinggi untuk mengakibatkan aliran
arus melalui otot atau rambut. Arus minimal yang bisa dirasakan oleh
manusia adalah sekitar 1 mA. Arus ini bisa menimbulkan pada jaringan
atau fibrilasi jika cukup tinggi. Kematia yang disebabkan oleh kejutan
listrik dapat disebut dengan elektrokusi. Umumnya, arus yang mencapai
100 mA adalah fatal jika melewati bagian sensitif dari badan.
Tanah merupakan penghantar yang baik, karena tanah biasanya
lembab, atau biasanya juga ada hubungan dengan netral (ground) untuk

12

beberapa instalasi atau karena instalasinya jelek. Maka dari itu digunakan
sepatu safety saat mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
listrik.
Jantung sebagai organ tubuh yang paling rentang terhadap
pengaruh aliran aruslistrik. Ada empat batasan jika kita tersengat arus
listrik :
a)

(0,1 mA 0,5 mA)

b)

(0,5 mA 10 mA)

Jantung tidak berpengaruh sama sekali

bahkan dalam jangka waktu yang lama.


Jantung bereaksi dan rasa kesemutan muncul
dipermukaan kulit. Diatas 10 mA-200 mA
jantung sampai jangka waktu maksimal 2

c)

(200 mA 500 mA ) :

detik.
Jantung merasakan sengatan kuat dan terasa
sakit, jika melewati 0,5 detik masuk daerah

( diatas 500 mA )

bahaya.
Jantung akan rusak dan secara permanen
dapat merusak sistem peredaran darah serta
berakibat kematian.

Faktor yang berpengaruhi ada dua, yaitu besarnya arus mengalir


ke tubuh dan lama waktu menyentuh. Tubuh manusia memiliki tahanan
Rk sebesar 1000 = 1k, dan pada saat tangan menyentuh tegangan
PLN 220 V, arus yang mengalir sebesar :
1k = U/Rk = 220 V/1000 = 220 mA
Arus 1k sebesar 200 mA dalam hitungan milidetik tidak
membahayakan jantung, tetapi di atas 0,2 detik sudah berakibat fatal, bisa
melukai bahkan bisa mematikan.
Bahaya / dampak sengatan listrik pada manusia :
a) Psychological Shock (Kejutan Listrik)
Besar shock yang dirasakan akibat sengatan listrik sangat
bergantung kepada besarnya tegangan, durasi, arus, jalur aliran,
frekuensi, dan lain-lain. Kaget atau kejutan listrik sudah mulai dapat
dirasakan untuk DC 5 10 mA dan untuk AC1 10 mA pada
frekuensi 60 Hz.

13

b) Ventricular Fibrillation (Fibrilasi Otot Jantung)


Fibrillation adalah kontraksi serat otot jantung yang cepat,
tidak beraturan, tidak singkron jika terkena arus yang cukup besar
(frekuensi 50 60 Hz) untuk AC dengan arus 60 mA dan 300 500
mA untuk DC, tapi bila aliran listrik langsung berada di jalur menuju
jantung, arus lebih kecil dari 1 mA sudah dapat menyebabkan
Fibrillation). Hal ini dapat berbahaya karena sel-sel otot bergerak
tidak beraturan sehingga jantung mengalami gangguan saat
menjalankan fungsinya sebagai alat pemompa darah. Bila besar arus
yang masuk mengacaukan jantung melebihi 200 mA maka otot
jantung sudah tidak dapat digerakkan lagi yang menyebabkan
kematian manusia.
c) Burns (Luka Bakar)
Luka bakar

diakibatkan

pemanasan

jaringan

akibat

menerima tegangan tinggi 500 1000 Volt. Bahkan pada tegangan 16


Volt bisa berakibat fatal pada manusia jika terkena organ penting
seperti jantung.
d) Neurological Effect
Sengatan listrik juga dapat menyebabkan gangguan pada
sistem saraf jika terutama jantung dan paru-paru. Sengatan listrik
yang tidak mematikan bisa menyebabkan Neuropathy (gangguan,
kerusakan, ketidak seimbangan dalam sistem saraf peripheral). Gejala
penderita Neuropathy adalah otot bekerja lemah, tegang dan kejang.
Kehilangan keseimbangan dan koordinasi juga muncul.
h. Faktor Faktor yang Menentukan Efek Arus Listrik Terhadap
Tubuh Manusia
Beberapa faktor yang mengakibatkan beraneka ragam dampak
sengatan listrik adalah :
1) Ukuran fisik bidang kontak
Semakin besar dan luas bidang kontak antara tubuh dan
perlengkapan listrik, semakin rendah hambatan instalasinya, semakin
banyak arus listrik yang mengalir melewati tubuh dan akibatnya
semakin parah.
2) Kondisi tubuh

14

Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban.


Apabila yang terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit
akibatnya tentu akan lebih parah dari korban yang dalam kondisi
prima.
3) Hambatan / tahanan tubuh
Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh
menjadi tinggi dan cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik.
Namun, kondisi kulit benar-benar kering sangat jarang dijumpai,
kecendrungannya setiap orang akan mengelurkan keringat walaupun
hanya sedikit. Oleh karena itu tubuh dianggap selalu basah sehingga
tahanan menjadi rendah dan kemungkinan terkena sengatan menjadi
tinggi.
Tahanan tubuh ini dipengaruhi pula oleh jenis kelamin
wanita dewasa memiliki tahanan tubuh yang berbeda dengan lakilaki

dewasa. Tahanan

tubuh

wanita

dewasa

lebih

rendah

dibandingkan tahanan tubuh laki-laki dewasa. Oleh karena itu arus


listrik yang mengalir ke tubuh wanita dewasa cenderung lebih besar
dan akibatnya tentu lebih parah.
4) Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur
arus listrik. Semakin besar arus listrik yang melewati tubuh manusia,
semakin besar pula resiko sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh
manusia. Batas ambang sengatan listrik dapat dilihat pada tabel
Batas Arus berikut ini.
Tabel 1.Pengaruh Arus Listrik Terhadap Tubuh
Jumlah Arus

Pengaruh Terhadap Tubuh Manusia

1 mA

Level persepsi, terasa adanya arus listrik

5 mA

sedikit.
Merasa terkejut, tidak menyakitkan tapi

6-30 mA

mengganggu.
Sakit dan sangat mengejutkan, otot kehilangan

50-150 mA

control.
Sakit yang hebat, pernapasan tertahan, otot

15

berkontraksi keras dan tidak sanggup lagi


melepaskan penghantar, mungkin terjadi
1000-4300 mA

kematian.
Ventricular fibrillation (jantung kehilangan
irama denyut), kontraksi otot dan kerusakan
syaraf terjadi. Sangat mungkin terjadi

10.000 mA

kematian.
Kegiatan jantung tertahan, terbakar hebat, dan
terjadi kematian

Sumber: Dirks, H. Keselamatan Listrik, 1990

5) Bagian tubuh yang dialiri arus


Ketika tubuh tersengat listrik, arus listrik akan mengalir
melewati tubuh. Apabila arus listrik tersebut melewati bagian-bagian
vital seperti jantung, sengatan listrik akan sangat berbahaya dan
menyebabkan kematian.
6) Lamanya arus mengalir.
Semakin lama tubuh manusia tersengat listrik tentu bahaya
yang ditimbulkan akan semakin parah pula. Faktor yang berpengaruh
ada dua, yaitu besarnya arus mengalir ketubuh dan lama waktunya
menyentuh. Tegangan sentuh bisa terjadi dengan dua cara, yaitu:
a) Cara pertama tangan orang menyentuh langsung kawat beraliran
listrik.
b) Cara kedua tegangan sentuh tidak langsung, ketika terjadi
kerusakan isolasi pada peralatan listrik dan orang menyentuh
peralatan listrik tersebut yang bersangkutan akan terkena bahaya
tegangan sentuh.
i. Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Bidang
Kelistrikan
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah
usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg
diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg
mendadak.

16

Pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban


yang mendapat kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke
tempat pelayanan kesehatan (Rumah Sakit).
P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh yang
berwewenang, akan tetapi hanya secara sementara (darurat) membantu
penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan, didapatkan atau
sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan sebagian besar
kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan pertolongan pertama saja.
Pertolongan pertama pada korban kesetrum/ luka bakar elektrik,
sambil menunggu bantuan medis, sebaiknya amati lebih dulu korban dan
jangan menyentuhnya karena berisiko tersengat juga. Luka bakar akibat
sengatan listrik dapat tidak tampak pada permukaan tubuh korban,
namun kerusakan organ dalam seperti gangguan irama hingga henti
jantung dapat terjadi dan kejutan yang dihasilkan oleh sengatan listrik
dapat menyebabkan korban terlempar jauh sehingga dapat menyebabkan
perlukaan lain, seperti patah tulang, lebam, dan trauma tumpul dada serta
perut.
Sementara menunggu bantuan medis saat menolong korban
sengatan listrik lakukan:
1) Amati lebih dulu. Jangan sentuh korban. Korban mungkin masih
berkontak

dengan

aliran

listrik,

menyentuh

korban

dapat

meningkatkan risiko kejadian ikut tersengat listrik. Cari sumber listrik.


2) Matikan sumber listrik, bila memungkinkan. Bila tidak
memungkinkan, jauhkan dari korban dan penolong. Gunakan alat
pelindung diri terlebih dahulu , jauhkan dengan menggunakan objek
isolator, seperti plastik atau kayu.
3) Periksa tanda sirkulasi .Bila tidak ada nafas, lakukan resusitasi jantung
paru.
4) Cegah syok. Posisikan korban berbaring dengan kepala lebih rndah
dari batang tubuh, bila memungkinkan, tinggikan kaki.
5) Tutup area yang terkena sengatan.Jika korban bernafas, tutup bagian
yang terkena dengan kassa steril bila tersedia atau dengan kain bersih.
Jangan gunakan selimut atau handuk karena dapat menempel pada
luka.

17

6) Segera bawa ke Rumah Sakit begitu pertolongan medis datang.


3. Keselamatan kerja Konstruksi
Didalam upaya pencegahan kecelakaan kerja pada tempat
proyek/konstruksi, para pelaksana konstruksi wajib melaksanakan syarat
syarat teknis keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi
a. Pekerjaan Penggalian
1) Ketentuan Umum
Sebelum penggalian pada setiap tempat dimulai, stabilitas tanah
harus diuji terlebih dahulu oleh orang yang ahli.
2) Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap tempat galian pemberi kerja
harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas segala instalasi
dibawah tanah seperti saluran pembuangan, pipa gas, pipa air, dan
konduktor listrik, yang dapat menimbulkan bahaya selama waktu
pekerjaan.
3) Apabila
perlu

untuk

mencegah

terjadinya

kecelakaan

sebelumpenggalian dimulai, gas, air, listrik, prasarana umum lainya


harus dimatikan atau diputuskan aliranya dahulu.
4) Apabila pipa bawah tanah, konduktor, dan sebagainya tidak dapat
dipindahkan atau diputuskan aliranya, benda tadi harus dipagari,
ditarik keatas/dilindungi.
5) Apabila diperlukan untuk mencegah bahaya, tanah harus dibersihkan
dari pohon pohon, batu besar, rintangan rintangan lainya sebelum
penggalian dimulai.
6) Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti :
a) Setelah pekerjaan terputus yang melebihi satu hari lamanya.
b) Setelah setiap peledakan
c) Setelah reruntuhan/longsoran tanah yang tak terduga
d) Setelah ada kerusakan yang berarti pada konstruksi penyangga
e) Setelah hujan lebat
7) Jalan keluar masuk yang aman harus disediakan disetiap tempat
dimana orang bekerja ditempat galian.
8) Dilarang bekerja diatas tanah yang lepas apabaila kemiringanya
terlalu terjal untuk mendapatkan tempat berpijak yang aman

18

9) Apabila tanah tidak menjamin tempat berpijak yang aman, harus


disediakan konstruksi penyangga yang cukup
10) Tanpa konstruksi penyangga yang cukup dilarang menggali tanah
dibagian bawah
11) Para pekerja

dilaran

bekerja

dibawah

tonggak

pohon

dinding/bangunan lainya yang sedang menggantung/sedang digali


dibawahnya.
12) Apabila ditemukan benda lepas atau batu besar :
a) Benda benda tersebut harus segera disingkirkan dari atas.
b) Para pekrja harus meninggalkan dan berdiri diluar daerah
berbahaya sampai keadaan aman untuk kembali ke tempat kerja
13) Apabila orang sedang bekerja pada ketinggian yang berbeda, sarana
yang cukup seperti papan lantai harus disediakan untuk mencegah
orang yang ada dibawahnya tertimpa alat atau benda yang terjatuh
dari atas.
14) Apabila perlu untuk mencegah terjadinya kecelakaan dinding galian
dan timbunan bahan galian harus diberi penerangan secukupnya
selama jam jam (waktu) gelap.
15) Sejauh mungkin diusahakan, agar galian galian bebas dari air.
16) Pada tempat galian diaman dikhawatirkan kemungkinan terjadinya
bahaya semburan air atau jatuhnya benda benda, sedapat mungkin
diadakan jalan keluar untuk menyelamatkan diri.
17) Tidak seorangpun diizinkan memasuki saluran

pembuangan

terowongan/ runag bawah tanah kecuali apabila sudah diadakan


pengujian bahwa tempat tempat tersebut bebas dari gas yang
membahayakan.
18) Dilarang menempatan/menumpuk barang barang didekat sisi
galian yang menyebabkan bahaya terhadap orang yang sedang
bekerja dibawahnya.
19) Dilarang menempatkan

atau

menggerakan

beban

mesin

atauperalatan lainya dekat sisi galian yang dapat menyebabkan


runtuhnya sisi galian dan membahayakan setiap orang didalamnya.
20) Apabila suatu galian dapat mempengaruhi keselamatan atau
bangunan dimana orang sedang bekerja didalamnya tindakan

19

pencegahan harus diambil untuk melindungi runtuhnya bangunan


yang dimaksud.
b. Penyangga Pekerjaan Galian
1) Dinding galian diamna pekerja mengahdapi bahay yang berupa
bergeraknya tanah harus dibentuk dengan talud pengaman, penahan,
tameng, portable atau cara lainya yang serupa.
2) Sejumlah persediaan kayu yang cukup/bahan lain untuk konstruksi
penahan harus tersedia pada pekerjaan galian yang sedang
dilaksanakan.
3) Kayu dan bahan lainya harus ditempatkan dan diapasang
dipindahkan atau dibongkar dibaawah pengawasan seorang yang ahli
atau oleh para pekerja yang ahli.
4) Semua tiang penopang, balok kelep dan dinding penahan dalam
galian harus diamankan terhadap kemungkinan geseran geseran
yang tak terduga.
5) Apabila perlu untuk mencegah bahay, dinding pasangan batu yang
melindungi galian harus dikopel dan ditopang secukupnya,
6) Tutup baja penahan tanah yang dipasang untuk pembuatan dinding
penahan tanah tidak boleh dibongkar sebelum dinding tanahnya
sendiri mencapai kekuatan penuhnya.
7) Dilarang menggali dibawah timbunan tanah/tanggul tanah kecuali
apabila sudah ditopang.
8) Alat berat seperti power sholves dan derek dialarang ditempatkan
dekat dinding galian kecuali apabila tindakan pencegahan telah
diambil yang berupa penumpangan atau penahan untuk mencegah
dinding dinding longsor.
c. Persyaratan K3 pada Pekerjaan Penggalian
1) Tepi
penggalian
atau
saluran

harus

dibuat

dengan

kemiringantertentu, biasanya 45, jika kemiringan lebih kecil dari


45 maka harus ditopang/ditahan dengan perancah untuk menahan
runtuhnya dinding galian. Jenis dan tipe perancah yang dibutuhkan
akan tergantung dari jenis penggalian, jenis tanah dan kondisi air
tanah.

20

2) Penggalian diatas 1,2 meter juga harus dipasang perancah terbuat


dari kayu/ yang lainya. Paling tidak cara random harus selalu
dipasang perancah/penopang pada setiap pekerjaan penggalian.
3) Perancah harus diapasang secara rapat pada tanah yang tidak stabil
dan kurang kohensif.
4) Pemasangan perancah dan pembongkaranya harus dilakukan oleh
pekerja yang telah ahli dibawah pengawasan seseorang Supervisor.
5) Penghalang dan tanda tanda harus dipasang sepanjang pekerjaan
penggalian berlangsung untuk menghindari jatuhnya orang kedalam
galian.
6) Pekerjaan penggalian harus diperiksa oleh orang yang berkompeten
sebelum pekerjaan berlangsung paling sedikit satu kali setiap hari
selama masa pelaksanaan berlangsung.
7) Penggalian tidak boleh dilakukan pada batas bangunan/suatu struktur
apabila penggalian terpaksa harus dilakukan pada lokasi tersebut,
maka perlindungan terhadap pekerja yang sedang melakukan
penggalian harus dipertimbangkan, karena resiko yang dihadapi
lebih besar, selain resiko/bahay runtuhnya bangunan/menghindari
bangunan/struktur tersebut menjadi tidak stabil.
8) Material dan peralatan harus diletakkan berjauhan dari pingggir
galian untuk menghindari terjadinya kejatuhan material ke dalam
galian, selain itu untuk menghindarkan penambahan beban pada sisi
galian yang dapat mengakibatkan runtuhnya penopang/perancah
dinding galian.
9) Tanah hasil galian/sampah galian tidak boleh diletakkan ditepi
galian, harus dipindahkan paling sedikit 2 meter dari tepi galian
untuk menghindari jatuhnya kembali ke dalam lubang galian dan
penambahan beban.
10) Harus tersedia penerangan yang cukup pada lokasi penggalian,
khususnya penerangan tempat orang keluar masuk galian dan tempat
pembukaan galian.
11) Pekerja harus diinformasikan secara jelas tentang prosedur
prosedur peggalian.

21

12) Harus selalu menggunakan pelindung kepala dan kaki pada saat
penggalian berlangsung.
13) Tidak boleh menggunakan alat penggalian mesin (excavator) pada
jarak 50 cm dari pipa gas.
14) Jika tercium adanya bau gas, harus segera melakukan pemeriksaan
untuk menjamin bahawa tidak ada sumber api disekitar lokasi
penggalian.
d. Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum
1) Mesin pemancang (pile drive) harus ditumpu oleh dasar yang kuat
seperti balok kayu yang berat, bantalan beton/pondasi penguat
lainya.
2) Bila perlu untuk mencegah bahaya, mesin pemancang harus diberi
tali/rantai penguat secukupnya.
3) Mesin pemancang tidak boleh digunakan di dekat jaringan listrik
4) Bila 2 buah mesin pemancang digunakan pada satu tempat, maka
jarak antar mesin mesin tersebut tidak boleh kurang dari panjang
kakinya yang terpanjang.
5) Fasilitas untuk mencapai lantai kerja (platform) dan roda penggerak
(pulley) paada ujung atas harus berupa tangga yang memenuhi
persyaratan
6) Lantai kerja dan tempat kerja operatornya harus terlindungi dari
cuaca
7) Saluran upa/udara harus terbuat dari pipa baja atau semacamnya
8) Sambungan pipa (hose) harus diikat dengan tali/rantai
9) Roda penggerak pada mesin pancang harus diberi pengaman untu
mencegah seseorang terjerebat didalmnya.
e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana Bangunan
1) Perancang
a) Peraturan Umum
(1) Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak
bisa dikerjakan secara aman dalam ketinggian.
(2) Perancah hanya dapat dibuat dan dirubah oleh pengawas
yang ahli dan bertanggung jawab.
b)Bahan bahan
(1) Dalam membuat perancah harus digunakan bahan yang baik

22

(2) Kayu yang digunakan harus berurat lurus padat, tidak ada
mata kayu yang besar besar, kering, tidak membusuk, tidak
ada lubang ulat.
(3) Tali baja yang telah terkena asam/bahan kimia, karat lainya,
(4)
(5)
(6)
(7)

tidak boleh digunakan


Papan untuk perancah harus tahan retak atau pecah
Paku harus mempunyai panjang dan tebal yang cukup
Paku besi yang getas (cast iron) tidak boleh digunakan
Pengikat untuk perancah yang terbuat dari kayu, harus berupa
baut besi dengan ukuran yang memadai, cincin penutup, mur,

tali serta yang dipadatkan, dan sekrup.


c) Konstruksi
(1) Perancah harus dihitung dengan faktor pengaman (factor
safety) sebesar 4 kali beban maksimal
(2) Perancah harus diberi tangga pengaman untuk tempat
berjalan dan lain lain.
(3) Perancah harus cukup diberi penguat (braced)
(4) Perancah yang tidak bebas harus dikaitkan ke bangunan
dengan sistem jepit (rigid connection) yang kuat dengan jarak
tertentu
(5) Perancah tidak boleh terlalu tinggi diatas angker yang
tertinggi, karena dapat membahayakan kestabilan dan
kekuatan
(6) Untuk perancah yang berdiri sendiri harus terdiri atas gelagar
memanjang dan melintang yang dihubungkan dengan kuat
pada tiang penyangga, keatas atau ke samping, bergantung
pada pemakainya, untuk menjamin kestabilan sampai
perancah dapat dilepas.
(7) Semua kerangka bangunan dan perlengkapan yang digunakan
untuk menunjang peralatan tempat bekerja harus berdasarkan
standar konstruksi, mempunyai fondasi yang kuat dan cukup
tertanam dan diberi penguat untuk kestabilan.
(8) Batu bata, pipa yang rusak, bahan pembuat cerobong asap,
dan bahan bahan lainya yang tidak semestinya dipakai
untuk menahan perancah tidak boleh dipakai.

23

(9) Bila perlu menghindari benda yang terjatuh, perancah harus


diberi semacam tenda/kasa pengaman.
(10) Paku paku harus ditanam penuh, tidak boleh separuh dan
kemudian dibengkokan.
d)Pemeriksaan dan Pemeliharaan
(1) Setiap bentuk perancah harus diperiksa sebelumnya oleh
orang yang berwenang untuk meyakinkan.
(a) Dalam keadaan kondisi stabil
(b) Bahan yang dipakai tidak rusak
(c) Cukup baik untuk digunakan dan sudah diberi
pengaman
(2) Perancah harus diperiksa oleh seorang tenaga ahli yang
berwenang :
(3) Setiap bagian dari perancah harus diperiksa sebelum dipasang
(4) Setiap bagian harus dipelihara dengan baik dan teratur,
sehingga tidak ada yang rusak atau membahyakan saat
dipakai.
(5) Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal terbuka,
kecuali jika hal itu tetap menjamin keselamatan.
2) Perancah Bangunan
Perancah atau scaffolding adalah peralatan kerja/playform
yang dibuat sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga
kerja, bahan bahan dan peralatan kerja. Sifat pekerjaan perancah
ada tempat ketinggian dari permukaan tanah atau lantai, karena sifat
pekerjaan perancah tersebut maka bahaya yang terjadi; bahaya jatuh,
bahaya ketinggian, bahaya roboh, bahaya terperosok.
Pekerjaan perancah dijumpai pada perbaikan, perawatan,
instalasi, pesawat/peralatan pabrik/industry maupun pekerjaan
pekerjaan pada proyek proyek konstruksi.
Pengertian pengertian yang lazim dalam pekerjaan
perancah :
a) Tiang Vertical (standar/post)
Tiang tegak/ vertical konstruksi perancah yang meneruskan
beban dari peralatan kerja di landasan.
b) Batang memanjang (ledge)
Pipa mendatar yang mengikat tiang tiang vertical secara
memanjang.

24

c) Batang melintang (transom)


Pipa mendatar yang mengikat tiang tiang vertical secara
melintang.
d) Palang penguat (diagonal bracing)
Pipa silang yang yang mengikat tiang tiang vertical sebagai
penguat.
e) Peralatan kerja (plat-form)
Tempat yang dipergunakan para tenaga kerja untuk berdiri
f)
g)
h)
i)

dalam melaksanakan kegiatan atau meletakkan bahan/peralatan.


Pagar pengaman (hand rail)
Pagar yang dipasang pada tepi peralatan kerja/platform.
Papan pengaman kaki (toe-board)
Papan atau plat yang dipasang pada tepi peralatan kerja.
Plat landasan (base plate)
Landasan plat sebagai dudukan berdirinya tiang vertical.
Angkur (anchorage/wall coupling fixture)
Alat yang ditanamkan ke dinding/tembok bangunan dari

konstruksi perancah.
j) Sepatu perancah (fixed base fixture)
Alat pada ujung tiang vertical, menghubungkan landasan dengan
tiang vertical.
k) Sambungan pin (join pin)
Alat sambung berbentuk pipa, menghubungkan antara tiangtiang vertical.
l) Pengunci lengan (arm lock)
Alat pengunci yang menghubungkan dua frame vertical.
m) Tangga (ladder)
Alat yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggian
untuk menaikkan dan menuruni.
n) Clamp bebas (universal clamp)
Alat pengikat perancah pipa ke segala arah.
o) Clamp siku-siku (right angle clamp)
Alat pengikat perancah pipa secara siku-siku.
p) Braket (bracket)
Konstruksi berbentuk siku pada perancah, penunjang siku yang
berfungsi untuk mendukung lantai kerja diatasnya.
q) Jaringan pengaman (protective net)
Jaringan untuk perancah agar para pekerja atau orang-orang
berada dibawahnya tidak kejatuhan benda-benda atau material.
r) Rangka (frame)
Tiang vertical berbentuk frame pada perancah frame.
s) Butt joint

25

Cara penyambungan tiang vertical pada perancah kayu, yaitu


dengan menggunakan kayu tambahan sebagai penguat.
t) Jack base
Sambungan berulir untuk menghubungkan tiang vertical dengan
sepatu perancah.
u) Overlay joint
Cara oenyambungan tiang vertical secara langsung pada
perancah kayu.
3) Jenis Jenis Perancah
Perancah dapat dibagi menjadi beberapa jenis perancah
menurut bentuk konstruksi :
a) Perancah frame (frame scaffolding)
(1) Tiang vertical, palang penguat (diagonal brace), batang
memanjang (ledge frame), sepatu perancah (jack base), dan
angkur (anchorages).
(2) Tangga (ladder), pagar pengaman (hand rail), papan
pengaman kaki (toe board).
b) Perancah kayu bulat (round pole scaffolding)
(1) Tiang vertical, batang memanjang (ledge), batang melintang
(putlog), palang penguat (diagonal brace).
(2) Angkur (anchorage), pagar pengaman (hand rail), tangga
(ladder).
c) Perancah pipa (single pipe scaffolding)
(1) Tiang vertical, batang memanjang, batang melintang, palang
penguat, lantai kerja.
(2) Angkur, sambungan pipa, pagar pengaman, tangga, ppan
pengaman kaki.
d) Perancah tiang tunggal dengan lantai kerja menggunakan plat
(ledge plate single standart scaffolding)
(1) Tiang vertical, palang penguat (angle-brace), batang
memanjang dengan lantai kerja (ledge plate)
(2) Tangga (ladder), angkur (anchorage)
e) Perancah tiang tunggal dengan bracket (bracket single standard
scaffolding)
(1) Tiang vertical, batang memanjagan, palang penguat,
bracket, papan lantai kerja.
(2) Angkur, tangga
f) Perancah bergerak (movable scaffolding)

26

(1) Frame, palang penguat, batanbg memanjang dengan lantai


kerja.
(2) Roda (caster), leg post jack, pagar pengaman (hand rail),
penopang (outrigger).
g) Perancah kuda-kuda (testle scaffolding)
(1) Kuda kuda kayu, papan lantai kerja, sepatu perancah.
h) Perancah persegi (shelf scaffolding)
(1) Frame, tiang memanjang, palang penguat, lantai kerja,
pagar pengaman, tangga.
i) Perancah gantung (hanging scaffolding)
(1) Perancah gantung persegi : balok memanjang, balok
melintang, pagar pengaman.
(2) Perancah gantungan frame : pengantung frame, lantai kerja,
angkur, pagar pengaman.
j) Perancah tupang sudut (cantilevered scaffolding)
(1) Rangka cantileved, blade melintang, angkur.
(2) Struktur atas : perancah frame.
k) Perancah mekanik (mechanical scaffolding)
(1) Gondola : sangkar, kawat baja, mesin.
(2) Mechanically driven scaffolding : lantai kerja, rangka baja
menara, mesin.
(3) Telescoping scaffolding : sangkar lantai kerja, mesin
hidrolik, tangga, outrigger.
4) Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan pengujian adalah merupakan proses riksa
dan uji secara sistematis terhadap keadaan fisik dari suatu objek
konstruksi bangunan perancah. Pemeriksaan dan pengujian terhadap
bangunan perancah dilaksanakan terhadap bagian bagian kritis,
dimana kemungkinan kecelakaan dapat terjadi.
Tujuan dari pemeriksaan dan pengujian itu sendiri merupan
penilaian

terhadap

kelayakan

kondisi

perancah.

Penilaian

dimaksudkan sebagai penerapan dan pelaksanaan syarat syarat K3


yang meliputi :
a) Sumber bahaya
Bekerja pada tempat ketinggian, berangin, panas matahari.
b) Penyebab kecelakaan
Kponstruksi yang tidak kuat, roboh, terpleset, terjatuh, tergencet,
tertimpa bahan/material.
c) Akibat kecelakaan

27

Meninggal dunia, luka berat, luka ringan, rusaknya perancah,


tertimpa material yang lain.
d) Upaya penanggulangan
Konstruksi perancah aman, kokoh, stabil, adanya lat alat
pelindung diri yang bersyaratkan.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeriksaan (inspeksi) :
a) Setiap jenis perancah yang akan dipergunakan harus diperiksa
sebelumnya oleh orang yang ahli/ pengawas tang ahli untuk
meyakinkan :
(1) Bangunan perancah tersebut sudah dalam kondisi yang stabil.
(2) Bahan bahan yang dipakai
untuk komponen serta
perlengkapan perancah tidak mengalami kerusakan.
(3) Sudah memenuhi syarat untuk digunakan.
(4) Sudah diberi pengaman/ alat-alat pengaman.
b) Perancah tersebut harus dilakukan pemeriksaan dalam kurun
waktu :
(1) Sedikitnya seminggu sekali.
(2) Sesudah cuaca buruk atau

gangguan,

dalam

masa

pembangunan yang agak lama.


(3) Setiap bagian dari perancah harus diperiksa sebelum dipasang
dan digunakan.
(4) Perancah tidak boleh sebagian dibuka dan ditinggal berbuka,
kecuali kalau hal itu tetap menjamin keselamatan bagi tenaga
kerja.
(5) Setiap bagian dari perancah harus dipelihara dengan baik
sehingga tidak ada yang rusak dan membahayan sewaktu
dipakai.

B. Perundang-undangan
1. Undang-undang No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan

28

3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Edisi 2000 (SNI 04-0225-2000)


ditetapkan dengan Keputusan menetri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Kep 75/MEN/2002
4. Permenaker No. Per 02/MEN/1989 Tentang Persyaratan Mengenai Instalasi
Penyalur Petir
5. Permenaker No. Per 03/MEN/1999 Tentang Persyaratan Pesyaratan Lift
6. Kepmenaker No. Kep 407/M/BW/1999 Tentang Kompetensi Teknis Lift
7. Keputusan Dirjen Binawas No Kep.311/BW/2002 Tentang Sertifikasi
Kompetensi K3 bagi Teknisi Listrik
8. Undang-undang No. 18/1999 tentang jasa kontruksi
9. Peraturan No. 01/Men/1980 tentang K3 Kontruksi
10. Instruksi Menaker No. 01/1992 tentang pemeriksaan, keberadaan unit
organisasi K3.
11. SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang
K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada
tempat kegiatan konstruksi.
12. Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte pengawasan
proyek konstruksi bangunan.
13. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor
pekerjaan proyek konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai