Anda di halaman 1dari 1

1.

Manifestasi klinis dari hipomagnesemia adalah disritmia kardiovaskuler,


peningkatan kepekaan neuromuscular, parestesis, tetani dan konvulsi.
Penyebab paling umumnya adalah alcohol, malnutrisi, diabetes mellitus,
gagal hati, dan absorbs pada usus yang buruk. Sedangkan manifestasi klinis
dari hipermagnesemia dimulai pada kadar 4mEq/L atau lebih yang berakibat
letargi, koma, disritmia jantung, gagal pernafasan, dan kematian. Dan pada
hipermagnesemia disebabkan oleh individu dengan gagal ginjal, toksikemia
dari terapi kehamilan.
2. Efek dari fluoride kini telah diketahui secara baik dengan riset secara
histology yang dilakukan pada biopsy tulang manusia dan juga hewan dan
menunjukan peningkatan jumlah populasi dari osteoblast yang artinya
meningkatkan pembentukan tulang baru.
3. Faktor resiko dari osteoporosis terbagi menjadi dua, yaitu faktor resiko yang
dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor resiko yang dapat diubah antara
lain: sex hormone, anorexia nervosa, calcium and vitamin D intake,
penggunaan

obat-obatan

jangka

panjang(steroid),

dan

gaya

hidup.

Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat diubah adalah jenis kelamin, usia,
ukuran tubuh, entis, dan riwayat pada keluarga.
4. Gaya hidup berupa mengkonsumsi alcohol menunjukan terjadi peningkatan
kecepatan hilangnya massa tulang dan meningkatnya kadar PTH yang
artinya meningkatkan aktivitas osteoclast. Dengna begitu tulang akan
diresorpsi secara berlebihan dan mengakibatkan penurunan massa tulang
serta meningkatkan resiko terjadinya fraktur. Sedamglam [enmgaruh dari
aktivitas fisik terhadap kepadatan tulang ialah melindungi tulang dan
menurunkan demineralisasi tulang.

Kemudian, aktivitas fisik yang bersifat

terjadinya tumbukan pada tubuh atau anggota gerak seperti jalan kaki,
jogging, aerobic seperti dansa. Danyang terakhir, merokok merupakan salah
satu faktor resiko dari penurunan kepadatan tulang akan tetapi mekanisme
yang mendasarinya belum sepenuhnya diketahui. Hubungna antara merokok
terhadap kepadatan tulang terjadipada column femur, spine, dan seluruh
tubuh, serta absorpsi kalsium pada intestine.

Pada penelitian, kepadatan

tulang pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.

Anda mungkin juga menyukai