Anda di halaman 1dari 3

SUBBAGIAN V

PHENOMENOLOGIK KUALITATIF
INTERPRETIF DEDUKTIF
Karl Raimond Popper
Adalah filosofi ilmu alam dan ilmu sosial dari Austria, dialah
pengembang realism metafisik, suatu model filsafat phenomenologik deduktif.
Mengandalkan

positivism

indultif

probabilistic

dan

memberi

peluang

konfirmasi. Popper tidak menggunakan konfirmasi dengan epistemology


induktif probabilistic, melainkan menggunakan teori probabilistic untuk
epistemology deduktif. Dengan penelitian eksperimental laboratory dapat
dikemukan keteraturan semesta esesnsial, dan menjadi ilmu polimer. Produk
ilmu polimer misalnya dapat memisahkan struktur beratnya baja dengan
struktur kuatnya baja.
Sampai sekarang para ahli masih menguji kebernaran hipotesi atau
teroi dengan uji verifikasi. Popper menguji kebenaran dengan uji falsifikasi
yang menimbulkan keheranan hampir semua ahli. Dengan uji falsifikasi
popper, uji kebenaran teori relativitasnya Einstein bukan dengan cara
mengumpulkan bukti untuk membuktikan kebenaran teori Einstein, melainkan
untuk membuktikan pada perifer-perifer mana teori relativitas Einstein tidak
berlaku.

SUBBAGIAN VI
FILSAFAT PRAGMATIK
A. Pragmatik
Empirisme yang bersifat empiric induktif mendorong tumbuhnya
pemaknaan pragmatic. Aksentuasi telaah pada experience mangarah ke
tujuan-tujuan teknis dengan kriteria fungsional, efisien, dan produktif.
Kebenaran teknologik
Daya dukung atap bentuk lengkung dalam artisektur Islam mengubah
konstruksi bangunan menjadi berbentang lebih luas. Daya dukung konstruksi
cor beton memberi peluang membangun konstruksi dengan bentang yang

lebih memberi kebebasan kreativitas manusia memanfaatkan hukum islam.


Kebenaran teknologik atau kebenaran fungsional, efisien, dan pragmatic
dengan memanfaatkan hukum alam menjadi landasan lain dari empirisme.
Kebenaran regularity alam semesta
Keberaturan

kauniyah

keberlanjutan lewat

Tuhan

itu

sudah

deterministic,

perlu

dicari

experiment. Karena keteraturan alam bagi manusia

adalah identerministik, berkembang dari jangkauan pemahaman regularity


semsta lewat uji experimentasi.
B. paralelisme kehidupan dengan matematik
metematik adalah

ilmu

murni

deduktif,

dikembangkan

menggunakan

pemikiran rasional matematik.


1. asumsi paralelisme kehidupan dengan matematik
Landasan pengguan matematik untuk membuat berbagai penjelasan
kehidupan, tidak terbatas empirime era pertama
2. Regularity pada beragam dimensi
Regularity empiric deduktif telah dikembangkan dengan menggunakan teoriteori matematik yang murni deduktif untuk membangun kenbenaran
konstruktif.
3. pencarian kebenaran konstruk
Tuntutan ilmu pengetahuan sekarang sudah mengarah pada pencarian
kebenaran konstruk, dengan berupaya memaknai konstruk dan ditampilkan
konstruk hipotetik.
C. Regularity matematik
Pendekatan kuantitatif matematik memang

mendominasi penggunaan

matematik untuk mengembangkan beragam penelitian dan mengembalikan


atau memanipulasi program ataupun desai penelitian menggunakan konsep
dasar matematik.
1. Regularity alam ditransfer menjadi computer
Keteraturan

matematik

hanya

menjakau

keberaturan

instrumentatif,

keteraturan metodologi. Sedangkan keteraturan alam menjakau keteraturan

substantive, keteraturan hakiki sebagai determinisme Allah. Dengan desai


atau program ilmuwan dengan memanipulasikan matematik, mampu
mengangkat pencermatan regularity semesta dengan logika matematik
murni deduktif dengna manipulasi teoretik ilmu matematik.
2. Security sistem computer
Hacker dengan pengetahuan matematiknya dapat menjebol suatu sistem
computer. Pada perkembangan sekarang security sistem computer dapat
dijaga dengan teori matematik yang canggih, dan dapat dijebol dengan teori
matematik lebih canggih lagi.
D. Regularity alam
Lewat uji regularity alam yang dikerjakan oleh Peripathetik Islam Andalusia
secara sederhana dengan mecermati fungsi mata untuk melihat dekat dan
jauh, dapat dibuat telekop, yang terbukti dapat untuk mencermati alam
semesta.

Anda mungkin juga menyukai