Anda di halaman 1dari 23

A.

Definisi
Atresia esophagus adalah malformasi yang disebabkan oleh kegagalan esophagus
untuk mengadakan pasase yang kontinu: esophagus mungkin saja atau mungkin
juga tidak membentuk sambungan dengan trakea (fistula trakeoesofagus).
B. Tipe-tipe
Tipe A (5%-7%) kantong buntu disetiap esophagus, terpisah jauh dan tanpa
hubungan ketrakea
Tipe B (jarang) kantong buntu disetiap ujung esofagus dengan fistula dari trakea
ke segmen esofagus bagian atas.
Tipe C ( 80 % sampai 95 %) segmen, esophagus proksimal berakhir pada
kantong buntu, dan segmen distal dihubungkan ke trakea atau bronkus primer
dengan fistula pendek atau dekat bifurkasi.
Tipe D ( jarang)- kedua esofagus atas dan bawah dihubungkan ke trakea.
Tipe E ( jarang disbanding tipe A atau C ) sebaliknya trakea dan esofagus
normal dihubungakan dengan fistula umum.
C. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Lakukan pengkajian bayi baru lahir
2. Observasi manifestasiatresia esofagus dan fistula trakeoesofagus ( FTE )
a. Salivasi berlebihan dan mengiler
b. Tersedak
c. Sianosis
d. Apnea
e. Peningkatan distress pernafasan setelah pemberian makan
f. Distensi abdomen
3. Bantu dengan prosedur diagnostic misalnya, radiografi dada dan abdomen,
kateter dengan perlahan dimasukkan ke dalam esofagus yang membentur tahanan
bila lumen tersebut tersumbat.
4. Pantau dengan sering tanda tanda distress pernafasan.
Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan lubang abnormal antara
esofagus dan trekea atau obstruksi untuk menelan sekresi.
Sasaran pasien 1 : pasien mempertahankan jalan nafas yang paten dan tanpa
aspirasi.
Intervensi keperawatan / rasional :
No Intervensi Rasional
1 Lakukan penghisapan sesuai kebutuhan untuk menghilangkan penumpukkan
sekresi di orofaring
2 Beri posisi terlentang dengan kepala ditempatkan pada sandaran yang
ditinggikan ( sedikitnya 30 ) Untuk menurunkan tekanan pada rongga torakal
dan meminimalkan refluks sekresi lambung ke esofagus distal dan ke dalam
trakea dan bronki.
3 Beri oksigen jika bayi menjadi sianotik Untuk membantu menghilangkan
distress pernafasan
4 Jangan gunakan tekanan positif misalnya : kantong resusitasi atau masker)
karena dapat memasukkan udara ke dalam lambung dan usus, yang menimbulkan
tekanan tambahan pada rongga torakal
5 Puasakan Untuk mencegah aspirasi

6 Pertahankan penghisapan segmen esofagus secara intermitten dan continue, bila


dipesankan pada masa praoperasi Untuk menjaga agar kantong tersebut tetap
kosong
7 Tinggalkan selang gastrostomy, bila ada terbuka untuk drainase gravitasi
Sehingga udara dapat keluar, meminimalkan resiko regurgitasi isi lambung ke
dalam trakea
Hasil yang diharapkan
a. Jalan nafas tetap paten
b. Bayi tidak teraspirasi sekresi
c. Pernafasan tetap dalam batas normal
Diagnosa keperawatan
2. Kerusakan ( kesulitan ) menelan berhubungan dengan obstruksi mekanis
Sasaran pasien 1 : pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Intervensi keperawatan atau rasional
No Intervensi Rasional
1 Beri makan melalui gastrostomy sesuai ketentuan Memberikan nutrisi sampai
pemberian makan oral memungkinkan
2 Lanjutkan pemberian makan oral sesuai ketentuan sesuai kondisi bayi dan
pebaikan pembedahan
3 Observasi dengan ketat Untuk memastikan bayi mampu menelan tanpa tersedak
4 Pantau masukan, keluaran dan berat badan Untuk mengkaji keadekuatan
masukan nutrisi
5 Beri empeng pada bayi Untuk memberikan penghisapan non-nutrisi
6 Ajarkan keluarga tentang teknik pemberian makan yang tepat Untuk
mempersiapkan diri terhadap pemulangan
Hasil yang diharapkan
Bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan menunjukkan penambahan berat badan
yang memusakan.
Sasaran pasien 2 : pasien belajar makan per oral ( setelah perbaikan selesai )
Intervensi keperawatan atau rasional
No Intervensi Rasional
1 Kenalkan makanan satu persatu Untuk mengevaluasi toleransi terhadap bahan
makanan
2 Berikan makanan dengan berbagai tekstur dan bau Untuk merangsang minat
makan
3 Mulai dengan makanan halus dan lanjutkan dengan makanan yang lebih padat
sesuai dengan kesiapan yang ditunjukkan anak
4 Potong makanan menjadi ukuran yang lebih kecil bukan bentuk bulat Untuk
mencegah tersedak
5 Hindari makanan seperti roti sosis atau potongan besar daging Untuk
menurunkan resiko tersedak
6 Ajarkan anak untuk mengunyah makanan dengan baik Untuk mencegah resiko
tersedak
7 Rujuk pada ahli terapi wicara atau oupasi, bila tepat Untuk memudahkan
pembelajaran

Hasil yang diharapkan


Anak mengkonsumsi jumlah nutrisi yang adekuat dan tidak menujukkan
penolakan terhadap makan, malnutrisi atau dysplasia
Diagnosa keperawatan
3. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan
Sasaran pasien 1 : pasien tidak mengalami trauma pada sisi pembedahan
Intervensi keperawatan atau rasional
No Intervensi Rasional
1 Hisap hanya dengan kateter yang diukur sebelumnya sampai ke jarak yang tidak
mencapai sisi pembedahan Untuk mencegah trauma pada mukosa
Hasil yang diharapkan
Anak tidak menunjukkan bukti bukti cedera pada sisi pembedahan
Diagnosa keperawatan
4. Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan, ketidaknyamanan karena
pembedahan
Sasaran pasien 1 : pasien mengalami rasa aman tanda ketidaknyamanan
Intervensi keperawatan atau rasional
No Intervensi Rasional
1 Beri stimulasi taktil ( misalnya membelai, mengayun ) Untuk memudahkan
perkembangan optimal dan meningkatkan kenyamanan
2 beri perawatan mulut Untuk menjagan agar mulut tetap bersih dan membrane
mukosa lembab
3 Beri empeng dengan sering Untuk memberikan penghisapan non-nutrisi
4 Beri snalgesik sesuai ketentuan
5 Dorong orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan anak Untuk
memberikan rasa nyaman dan aman
Hasil yang diharapkan
a) Bayi istirahat dengan tenang, sadar bila terjaga dan melakukan penghisapan
non-nutrisi
b) Mulut tetap bersih dan lembab
c) Nyeri yang dialami anak minimal atau tidak ada
Diagnosa keperawatan
5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan detek fisik
Sasaran pasien ( keluarga ) 1 : pasien ( keluarga ) disiapkan untuk perawatan anak
dirumah
Intervensi keperawatan atau rasional
No Intervensi Rasional
Ajarkan pada keluarga tentang ketrampilan dan observasi kebutuhan perawatan di
rumah :
1 Beri posisi Untuk mencegah aspirasi
2 Tanda-tanda distress pernapasan Untuk mencegah keterlambatan tindakan
3 Tanda tanda komplikasi menolak makan, disfagia, peningkatan batuk
Sehingga praktisi dapat diberi tahu

4 Kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan


5 Perawatan gastrostomi dan esofagostomi bila bayi telah dioperasi, termasuk
teknik teknik seperti penghisapan, pemberian makan, perawatan sisi operasi dan
atau ostomi, penggantian balutan untuk menjamin perawatan yang tepat setelah
pulang
Hasil yang diharapkan
a) Keluarga menunjukkan kemampuan untuk memberikan perawatan pada bayi,
b) memahami tanda tanda komplikasi dan tindakan yang tepat

ASKEP ANAK ATRESIA ESOPHAGUS


BABI
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Atresia esophagus merupakan suatu kelainan kongenital yang penyebabnya
tidakdiketahuisecarapastitetapibiasanyaditemukanpadariwayatkehamilan
denganadanyahidramnion.Ditemukanangkakejadiandariatresiaesophagus1
banding200dari5000kelahiranhidup.
SaatmahasiswapraktekdiruangPBRTdidapatkanbayiyangdicurigaiadanya
atresiaesophaguskarenaterdapatdatadatayangmendukungterjadinyaatresia
esophagus.Karenakejadianinimerupakankejadianyangjarangditemui,karena
itumahasiswatertarikuntukmelakukanasuhankeperawatanpadabayidengan
atresiaesophagus.
B. Tujuan
Tujuanumum:
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada bayi dengan atresia
esophagus.
Tujuankhusus:
a. Mahasiswadapatmejelaskanpengertiandariatresiaesophagus.
b. Mahasiswadapatmenjelaskanpenyebabdariatresiaesophagus
c. Mahasiswadapatmejelaskanpatofisiologidariatresiaesophagus.
d. Mahasiswadapatmejelaskantandadangejalaatresiaesophagus
e. Mahasiswadapatmelakukanpengkajiandariatresiaesophagus
f. Mahasiswadapatmelakukananalisadatadariatresiaesophagus
g. Mahasiswadapatmelakukandiagnosakeperawatandariatresiaesophagus
h. Mahasiswadapatmelakukanrencanakeperawatandariatresiaesophagus
i. Mahasiswadapatmelakukanimplementasisertaevaluasidariatresiaesophagus

BABII
TINJAUANTEORI

A. Pengertian

Intususepsiadalahinvaginasiataumasuknyabagianususkedalamperbatasan
ataubagianyanglebihdistaldariusus(umumnya,invaginasiileummasukke
dalamkolondesendens).(Nettina,2002)
Suatuintususepsiterjadibilasebagiansalurancernaterdorongsedemikianrupa
sehinggasebagiandarinyaakanmenutupisebagianlainnyahinggaseluruhnya
mengecilataumemendekkedalamsuatusegmenyangterletakdisebelahkaudal.
(Nelson,1999)
B. Etiologi
Penyebabdarikebanyakanintususepsitidakdiketahui.Terdapathubungandengan
infeksiinfeksivirusadenodankeadaantersebutdapatmempersulit
gastroenteritis.Bercakbercakpeyeriyangbanyakterdapatdidalamileum
mungkinberhubungandengankeadaantersebut,bercakjaringanlimfoidyang
membengkakdapatmerangsangtimbulnyagerakanperistalticususdalamupaya
untukmengeluarkanmassatersebutsehinggamenyebabkanintususepsi.Pada
puncakinsidenspenyakitini,salurancernabayijugamulaidiperkenalkandengan
bermacambahanbaru.Padasekitar5%penderitadapatditemukanpenyebab
penyebabyangdikenali,sepertidivertikulummeckeliterbalik,suatupolipusus,
duplikasiataulimfosarkoma.Secarajarang,keadaaniniakanmempersulit
purpuraHenochSchonleindengansutauhematomintramuralyangbertindak
sebagaipuncakdariintususepsi.Suatuintususepsipascapembedahanjarangdapat
didiagnosis,intususepsiintususepsiinibersifatiloileal.

C. PatofisiologidanPathways
Kebanyakanintususepsiadalahileokolikdanileoileokolik,sedikitsekokolikdan
jaranghanyaileal.Secarajarang,suatuintususepsiapendiksmembentukpuncak
darilesitersebut.Bagianatasusus,intususeptum,berinvaginasikedalamususdi
bawahnya,intususipienssambilmenarikmesentriumbersamanyakedalamansa
ususpembungkusnya.Padamulanyaterdapatsuatukonstriksimesentrium
sehinggamenghalangialirandarahbalik.Penyumbatanintususeptiumterjadi
akibatedemadanperdarahanmukosayangmenghasilkantinjaberdarah,kadang
kadangmengandunglendir.Puncakdariintususepsidapatterbentanghingga
kolontranversumdesendensdansigmoidbahkankeanuspadakasuskasusyang
terlantar.Setelahsuatuintususepsiidiopatisdilepaskan,makabagianususyang
memebentukpuncaknyatampakedemadanmenebal,seringdisertaisuatulekukan
padapermukaanserosayangmenggambarkanasaldarikerusakantersebut.
Kebanyakanintususepsitidakmenimbulkanstrangulasiususdalam24jam
pertama,tetapiselanjutnyadapatmengakibatkangangrenususdansyok.

D. ManifestasiKlinik

Umumnyabayidalamkeadaansehatdangizibaik.Padatahapawalmuncul
gejala strangulasi berupa nyeri perut hebat yang tiba tiba. Bayi menangis
kesakitansaatserangandankembalinormaldiantaraserangan.Terdapatmuntah
berisimakanan/minumanyangmasukdankeluarnyadarahbercampurlendir(red
currant jelly) per rektum. Pada palpasi abdomen dapat teraba massa yang
umumnyaberbentuksepertipisang(silindris).
Dalamkeadaanlanjutmuncultandaobstruksiusus,yaitudistensiabdomen
dan muntah hijau fekal, sedangkan massa intraabdomen sulit teraba lagi. Bila
invaginasi panjang hingga ke daerah rektum, pada pemeriksaan colok dubur
mungkinterabaujunginvaginatsepertiporsiouterus,disebutpseudoporsio.Pada
sarungtanganterdapatlendirdandarah.

E. PemeriksaanPenunjang
1.

Fotopolosabdomenmemperlihatkankepadatansepertisuatumassaditempat
intususepsi.

2.

Fotosetelahpemberianenemabariummemperlihatkangagguanpengisisanatau
pembentukancekunganpadaujungbariumketikabergerakmajudandihalangi
olehintususepsitersebut.

3.

Platdatardariabdomenmenunjukkanpolayangbertingkat(invaginasitampak
sepertianaktangga).

4.

Bariumenemadibawahfluoroskopimenunjukkantampilancoiledspringpada
usus.

5.

Ultrasonogramdapatdilakukanuntukmelokalisirareaususyangmasuk.

F. Prinsippengobatandanmanagemenkeperawatan
1.

Penurunandariintususepsidapatdilakukandengansuntikansalin,udaraatau
bariumkedalamkolon.Metodeinitidakseringdikerjakanselamaterdapatsuatu
resiko perforasi, walaupun demikian kecil, dan tidak terdapat jaminan dari
penurunanyangberhasil.

2.

Reduksibedah:

a.

Perawatanprabedah:

Rutin

Tubanasogastrik

Koreksidehidrasi(jikaada)
b.

Reduksiintususepsidenganpenglihatanlangsung,menjagausushangatdengan
salinhangat.Inijugamembantupenurunanedema.

c.

Plasmaintravenaharusdapatdiperolehpadakasuskolaps.

d. Jikaintususepsitidakdapatdireduksi,makadiperlukanreseksidananastomosis
primer.
3.

Penatalaksanaanpascabedah:
a.

Rutin

b.

Perawataninkubatoruntukbayiyangkecil

c.

Pemberianoksigen

d. Dilanjutkannyacairanintravena
e.

Antibiotika

f.

Jikadilanjutkannyasuatuileostomi,drainasepenyedotandikenakanpadatuba
ileostomihinggakelanjutandarilambungdipulihkan.

g.

Observasifungsivital

BABIII
ASUHANKEPERAWATAN

1.

Pengkajian

a.

Pengkajianfisiksecaraumum

b.

Riwayatkesehatan

c.

Observasipolafesesdantingkahlakusebelumdansesudahoperasi

d.

Observasitingkahlakuanak/bayi

e.

Observasimanifestasiterjadiintususepsi:

Nyeriabdomenparoksismal

Anakmenjeritdanmelipatlututkearahdada

Anakkelihatannormaldannyamanselamaintervaldiantaraepisodenyeri

Muntah

Letargi

Fesessepertijelikismismengandungdarahdanmucus,teshemocculipositif.

Fesestidakadameningkat

Distensiabdomendannyeritekan

Massaterpalpasiyangsepertisosisdiabdomen

Anusyangterlihattidakbiasa,dapattampaksepertiprolapsrectal.

Dehidrasidandemamsampaikenaikan410C

Keadaansepertisyokdengannadicepat,pucatdankeringatbanyak

f.

Observasimanifestasiintususepsiyangkronis

Diare

Anoreksia

Kehilanganberatbadan

Kadangkadangmuntah

Nyeriyangperiodic

Nyeritanpagejalalain

g.

Kajidenganprosedurdiagnostikdantessepertipemeriksaanfotopolosabdomen,
bariumenemadanultrasonogram

2.
1.

MasalahKeperawatan
Nyeriberhubungandenganinvaginasiusus.

2.

Syokhipolemikberhubungandenganmuntah,perdarahandanakumulasicairan
danelektrolitdalamlumen.

3.

Ansietasberhubungandengankurangnyapengetahuan,lingkunganyangasing.

4.

Inefektiftermoregulasiberhubungandenganprosesinflamasi,demam.

5.

Nyeriberhubungandenganinsisipembedahan.

3.
a.

Perencanaan

Preoperasi

Diagnosakeperawatan:nyeriberhubungandenganinvaginasiusus.
Tujuan:berkurangnyarasanyerisesuaidengantoleransiyangdirasakananak.
KriteriaHasil:anakmenunjukkantandatandatidakadanyeriatau
ketidaknyamananyangminimum.
Intervensi:

Observasiperilakubayisebagaiindikatornyeri,dapatpekarangsangdansangat
sensitifuntukperawatanatauletargiatautidakresponsive.

Perlakuanbayidengansangatlembut.

Jelaskanpenyebabnyeridanyakinkanorangtuatentangtujuantesdiagnostikdan
pengobatan.

Yakinkananakbahwaanalgesikyangdiberikanakanmengurangirasanyeriyang
dirasakan.

Jelaskantentangintususepsidanreduksihidrostatikususyangdapatmengurangi
intususepsi.

Jelaskanresikoterjadinyanyeriyangberulang.

Kolaborasi:berikananalgesikuntukmengurangirasanyeri.

Diagnosa keperawatan: syok hipovolemik berhubungan dengan muntah,


perdarahandanakumulasicairandanelektrolitdalamlumen.
Tujuan:volumesirkulasi(keseimbangancairandanelektrolit)dapat
dipertahankan.
KriteriaHasil:tandatandasyokhipovolemiktidakterjadi.

Intervensi:

Pantautandavital,catatadanyahipotensi,takikardi,takipnea,demam.
Pantaumasukandanhaluaran.

Perhatikanadanyamendengkurataupernafasancepatdandangkaljikaberada
padakeadaansyok.

Pantaufrekuensinadidengancernatdanketahuirentangnadiyangtepatuntuk
usiaanak.
Laporkanadanyatakikardiyangmengindikasikansyok.

Kurangisuhukarenademammeningkatkanmetabolismedanmembuatoksigenasi
selamaanestesimenjadilebihsulit.
Kolaborasi:
Lakukan pemeriksaan laboratorium: Hb/Ht, elektrolit, protein, albumin, BUN,
kreatinin.

Berikanplasma/darah,cairan,elektrolit,diureticsesuaiindikasiuntukmemelihara
volumedarahsirkulasi.
Diagnosa keperawatan: ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan,
lingkunganyangasing.
Tujuan:rasacemaspadaanakdapatberkurang
Kriteria hasil: anak dapat beristirahat dengan tenang dan melakukan prosedur
tanpacemas.
Intervensi:

Beri pendidikan kesehatan sebelum dilakukan operasi untuk mengurangi rasa


cemas.

Orientasikankliendenganlingkunganyangmasihasing.

Pertahankan ada orang yang selalu menemani klien untuk meningkatkan rasa
aman.

Jelaskanalasandilakukantindakanpembedahan.

Jelaskansemuaprosedurpembedahanyangakandilakukan.

b.

Postoperasi

Diagnosakeperawatan:nyeriberhubungandenganinsisipembedahan.

a.

Tujuan:berkurangnyarasanyerisesuaidengantoleransipadaanak.
Kriteria Hasil: anak menunjukkan tanda tanda tidak ada nyeri atau
ketidaknyamananyangminimum.
Intervensi:
Hindarkanpalpasiareaoperasijikatidakdiperlukan.

Masukkanselangrektaljikadiindikasikan,untukmembebaskanudara.

Doronguntukbuangairuntukmencegahdistensivesikaurinaria.

Berikanperawatanmulutuntukmemberikanrasanyaman.

Lubrikasilubanghidunguntukmengurangiiritasi.

Berikanposisiyangnyamanpadaanakjikatidakadakontraindikasi.

Kolaborasi:
Berikananalgesiuntukmengatasirasanyeri.
Berikanantiemetiksesuaipesananuntukrasamualdanmuntah.

Diagnosa keparawatan: inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses


inflamasi,demam.
Tujuan:termoregulasitubuhanaknormal.
KriteriaHasil:tidakadatandatandakenaikansuhu.
Intervensi:

Gunakan tindakan pendinginan untuk mengurangi demam, sebaiknya 1 jam


setelahpemberianantipiretik.

Meningkatkansirkulasiudara.

Mengurangitemperaturlingkungan.

Menggunakanpakaianyangringan/tipis.

Paparkankulitterhadapudara.

Gunakankompresdinginpadakulit.

Cegahterjadikedinginan,bilaanakmenggigiltambahkanpakaian.

Monitortemperatur.

Kolaborasi:berikanantipiretiksesuaidenganberatbadanbayi.

4.

Evaluasi
Nyeripadaabdomendapatberkurang

b.

Syok hipovolemik dapat teratasi dengan segera melakukan koreksi terhadap


keseimbangancairandanelektrolit.

c.

Obstrusiususdapatteratasiuntukmemperbaikikelangsungandanfungsiusus
kembalinormal.

PATHWAYSINTUSUSEPSI

Infeksivirusadeno

Pembengkakanbercakjaringanlimfoid

Peristaltikususmeningkat

Ususberinvaginasikedalamususdibawahnya

EdemadanperdarahanmukosaPereganganusus

Sumbatan/obstruksiususPemajananreseptornyeri

Akumulasigasdancairandidalamlumen
sebelahproksimaldariletakobstruksiNyeri

Distensi

Muntah

Kehilangancairandanelektrolit

VolumeECFmenurun
Syokhipovolemik

BABIV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbagaigangguanyangterdapatpadasaluranpencernaanbayidananaksalah
satunyaadalahadanyaobstruksipadaususdanhalinimencakupmekanikmaupun
paralitik.Sedangkanintususepsimerupakansalahsatubentukgangguanobstruksi
ususyangsifatnyamekanik.
Intususepsimerupakangangguansaluranpancernaanyangdimanifestasikan
denganterjadinyainvaginasiususkedalambagianususdibawahnya.Masalah
yangutamamunculyaituterjadinyarasanyeriabdomenyangparoksismal.Serta
terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit hingga terjadi syok
hipovolemik.
B. Saran
Dalammemberikanperawatankepadabayiatauanakdengangangguansaluran
pencernaanobstruksiususmekanikiniyaituintususepsiharusdiperhatikan
ancamanyangdapatmunculselainrasanyeriyaituresikoterjadinyasyokyang
dapatmenyebabkankematian.Sehinggatenagakesehatanharusbenarbenar
memperhatikantandatandayangmengarahkearahsyok.

DAFTARPUSTAKA
StafPengajarIlmukesehatanmasyarakat.Ilmukesehatananak.Jakarta:Ilmu
KesehatanAnakFakultasKedokteranUI,1985
Pilliteri,Adele.Childhealthnursing,careofthechildandfamily,LosAngeles
California,Lippincott,1999
Wong, Donna L, Marilyn Hockenberry Eaton, Wilson Winkelstein, Wongs
essentialsofpediatricnursing,America,Mosby,2001
Nettina,SandraM. PedomanPraktikKeperawatan. AlihbahasaSetiawan,dkk.
Jakarta,2001
Wong,DonnaL. WongandWhaleysclinicalManualOfPediatricNursing.St.
LouisNissori:Mosby,1996

ASKEP ANAK ATRESIA


ESOPHAGUS
in ASKEP ANAK - on 20.06
A.
Pengertian
Intususepsi adalah invaginasi atau masuknya bagian usus ke dalam perbatasan
atau bagian yang lebih distal dari usus (umumnya, invaginasi ileum masuk ke
dalam
kolon
desendens).
(Nettina,
2002)
Suatu intususepsi terjadi bila sebagian saluran cerna terdorong sedemikian rupa
sehingga sebagian darinya akan menutupi sebagian lainnya hingga seluruhnya
mengecil atau memendek ke dalam suatu segmen yang terletak di sebelah kaudal.
(Nelson, 1999)
B.
Etiologi
Penyebab dari kebanyakan intususepsi tidak diketahui. Terdapat hubungan dengan
infeksi infeksi virus adeno dan keadaan tersebut dapat mempersulit
gastroenteritis. Bercak bercak peyeri yang banyak terdapat di dalam ileum
mungkin berhubungan dengan keadaan tersebut, bercak jaringan limfoid yang
membengkak dapat merangsang timbulnya gerakan peristaltic usus dalam upaya
untuk mengeluarkan massa tersebut sehingga menyebabkan intususepsi. Pada
puncak insidens penyakit ini, saluran cerna bayi juga mulai diperkenalkan dengan
bermacam bahan baru. Pada sekitar 5% penderita dapat ditemukan penyebab
penyebab yang dikenali, seperti divertikulum meckeli terbalik, suatu polip usus,
duplikasi atau limfosarkoma. Secara jarang, keadaan ini akan mempersulit
purpura Henoch Schonlein dengan sutau hematom intramural yang bertindak
sebagai puncak dari intususepsi. Suatu intususepsi pasca pembedahan jarang dapat
didiagnosis, intususepsi intususepsi ini bersifat iloileal.
C.
Patofisiologi
Kebanyakan intususepsi adalah ileokolik dan ileoileokolik, sedikit sekokolik dan
jarang hanya ileal. Secara jarang, suatu intususepsi apendiks membentuk puncak
dari lesi tersebut. Bagian atas usus, intususeptum, berinvaginasi ke dalam usus di
bawahnya, intususipiens sambil menarik mesentrium bersamanya ke dalam ansa
usus pembungkusnya. Pada mulanya terdapat suatu konstriksi mesentrium
sehingga menghalangi aliran darah balik. Penyumbatan intususeptium terjadi
akibat edema dan perdarahan mukosa yang menghasilkan tinja berdarah, kadang
kadang mengandung lendir. Puncak dari intususepsi dapat terbentang hingga
kolon tranversum desendens dan sigmoid bahkan ke anus pada kasus kasus yang
terlantar. Setelah suatu intususepsi idiopatis dilepaskan, maka bagian usus yang
memebentuk puncaknya tampak edema dan menebal, sering disertai suatu lekukan
pada permukaan serosa yang menggambarkan asal dari kerusakan tersebut.
Kebanyakan intususepsi tidak menimbulkan strangulasi usus dalam 24 jam
pertama, tetapi selanjutnya dapat mengakibatkan gangren usus dan syok.

D.
Manifestasi
Klinik
Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan gizi baik. Pada tahap awal muncul gejala
strangulasi berupa nyeri perut hebat yang tiba tiba. Bayi menangis kesakitan saat
serangan dan kembali normal di antara serangan. Terdapat muntah berisi
makanan/minuman yang masuk dan keluarnya darah bercampur lendir (red
currant jelly) per rektum. Pada palpasi abdomen dapat teraba massa yang
umumnya
berbentuk
seperti
pisang
(silindris).
Dalam keadaan lanjut muncul tanda obstruksi usus, yaitu distensi abdomen dan
muntah hijau fekal, sedangkan massa intraabdomen sulit teraba lagi. Bila
invaginasi panjang hingga ke daerah rektum, pada pemeriksaan colok dubur
mungkin teraba ujung invaginat seperti porsio uterus, disebut pseudoporsio. Pada
sarung tangan terdapat lendir dan darah.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos abdomen memperlihatkan kepadatan seperti suatu massa di
tempat intususepsi.
2. Foto setelah pemberian enema barium memperlihatkan gagguan
pengisisan atau pembentukan cekungan pada ujung barium ketika bergerak
maju dan dihalangi oleh intususepsi tersebut.
3. Plat datar dari abdomen menunjukkan pola yang bertingkat (invaginasi
tampak seperti anak tangga).
4. Barium enema di bawah fluoroskopi menunjukkan tampilan coiled spring
pada usus.
5. Ultrasonogram dapat dilakukan untuk melokalisir area usus yang masuk.
F. Prinsip pengobatan dan managemen keperawatan
1. Penurunan dari intususepsi dapat dilakukan dengan suntikan salin, udara
atau barium ke dalam kolon. Metode ini tidak sering dikerjakan selama
terdapat suatu resiko perforasi, walaupun demikian kecil, dan tidak
terdapat jaminan dari penurunan yang berhasil.
2. Reduksi bedah :
a. Perawatan prabedah:

Rutin

Tuba naso gastrik

Koreksi dehidrasi (jika ada)

b. Reduksi intususepsi dengan penglihatan langsung, menjaga usus


hangat dengan salin hangat. Ini juga membantu penurunan edema.
c. Plasma intravena harus dapat diperoleh pada kasus kolaps.
d. Jika intususepsi tidak dapat direduksi, maka diperlukan reseksi dan
anastomosis primer.
3. Penatalaksanaan pasca bedah:

a. Rutin
b. Perawatan inkubator untuk bayi yang kecil
c. Pemberian oksigen
d. Dilanjutkannya cairan intravena
e. Antibiotika
f. Jika dilanjutkannya suatu ileostomi, drainase penyedotan
dikenakan pada tuba ileostomi hingga kelanjutan dari lambung
dipulihkan.
g. Observasi fungsi vital
G. Pengkajian
a. Pengkajian fisik secara umum
b. Riwayat kesehatan
c. Observasi pola feses dan tingkah laku sebelum dan sesudah operasi
d. Observasi tingkah laku anak/bayi
e. Observasi manifestasi terjadi intususepsi:
o Nyeri abdomen paroksismal
o Anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada
o Anak kelihatan normal dan nyaman selama interval diantara
episode nyeri
o Muntah
o Letargi
o Feses seperti jeli kismis mengandung darah dan mucus, tes
hemocculi positif.
o Feses tidak ada meningkat
o Distensi abdomen dan nyeri tekan
o Massa terpalpasi yang seperti sosis di abdomen
o Anus yang terlihat tidak biasa, dapat tampak seperti prolaps rectal.
o Dehidrasi dan demam sampai kenaikan 410C
o Keadaan seperti syok dengan nadi cepat, pucat dan keringat banyak
f. Observasi manifestasi intususepsi yang kronis
o Diare
o Anoreksia
o Kehilangan berat badan
o Kadang kadang muntah
o Nyeri yang periodic

o Nyeri tanpa gejala lain


g. Kaji dengan prosedur diagnostik dan tes seperti pemeriksaan foto polos
abdomen, barium enema dan ultrasonogram
H. Masalah Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan invaginasi usus.
2. Syok hipolemik berhubungan dengan muntah, perdarahan dan akumulasi
cairan dan elektrolit dalam lumen.
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, lingkungan yang
asing.
4. Inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi, demam.
5. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
I. Perencanaan
1. Preoperasi
a. Diagnosa keperawatan: nyeri berhubungan dengan invaginasi usus.
o Tujuan: berkurangnya rasa nyeri sesuai dengan toleransi
yang dirasakan anak.
o Kriteria Hasil: anak menunjukkan tanda tanda tidak ada
nyeri atau ketidaknyamanan yang minimum.
o Intervensi:

Observasi perilaku bayi sebagai indikator nyeri,


dapat peka rangsang dan sangat sensitif untuk
perawatan atau letargi atau tidak responsive.

Perlakuan bayi dengan sangat lembut.

Jelaskan penyebab nyeri dan yakinkan orangtua


tentang tujuan tes diagnostik dan pengobatan.

Yakinkan anak bahwa analgesik yang diberikan


akan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.

Jelaskan tentang intususepsi dan reduksi hidrostatik


usus yang dapat mengurangi intususepsi.

Jelaskan resiko terjadinya nyeri yang berulang.

Kolaborasi: berikan analgesik untuk mengurangi


rasa nyeri.

b. Diagnosa keperawatan: syok hipovolemik berhubungan dengan


muntah, perdarahan dan akumulasi cairan dan elektrolit
dalam
lumen.
o Tujuan: volume sirkulasi (keseimbangan cairan dan
elektrolit) dapat dipertahankan.

o Kriteria Hasil: tanda tanda syok hipovolemik tidak


terjadi.
o Intervensi:

Pantau tanda vital, catat adanya hipotensi, takikardi,


takipnea, demam.

Pantau masukan dan haluaran.

Perhatikan adanya mendengkur atau pernafasan


cepat dan dangkal jika berada pada keadaan syok.

Pantau frekuensi nadi dengan cernat dan ketahui


rentang nadi yang tepat untuk usia anak.

Laporkan adanya takikardi yang mengindikasikan


syok.

Kurangi suhu karena demam meningkatkan


metabolisme dan membuat oksigenasi selama
anestesi menjadi lebih sulit.

Kolaborasi: Lakukan pemeriksaan laboratorium:


Hb/Ht, elektrolit, protein, albumin, BUN, kreatinin.
Berikan plasma/darah, cairan, elektrolit, diuretic
sesuai indikasi untuk memelihara volume darah
sirkulasi.

c. Diagnosa keperawatan: ansietas berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan, lingkungan yang asing.
o Tujuan: rasa cemas pada anak dapat berkurang
o Kriteria hasil: anak dapat beristirahat dengan tenang dan
melakukan prosedur tanpa cemas.
o Intervensi:

Beri pendidikan kesehatan sebelum dilakukan


operasi untuk mengurangi rasa cemas.

Orientasikan klien dengan lingkungan yang masih


asing.

Pertahankan ada orang yang selalu menemani klien


untuk meningkatkan rasa aman.

Jelaskan alasan dilakukan tindakan pembedahan.

Jelaskan semua prosedur pembedahan yang akan


dilakukan.

2. Post operasi
a. Diagnosa keperawatan:
pembedahan.

nyeri

berhubungan

dengan

insisi

o Tujuan: berkurangnya rasa nyeri sesuai dengan toleransi


pada anak.
o Kriteria Hasil: anak menunjukkan tanda tanda tidak ada
nyeri atau ketidaknyamanan yang minimum.
o Intervensi:

Hindarkan palpasi
diperlukan.

Masukkan selang rektal jika diindikasikan, untuk


membebaskan udara.

Dorong untuk buang air untuk mencegah distensi


vesika urinaria.

Berikan perawatan mulut untuk memberikan rasa


nyaman.

Lubrikasi lubang hidung untuk mengurangi iritasi.

Berikan posisi yang nyaman pada anak jika tidak


ada kontraindikasi.

Kolaborasi: Berikan analgesi untuk mengatasi rasa


nyeri. Berikan antiemetik sesuai pesanan untuk rasa
mual dan muntah.

area

operasi

jika

tidak

b. Diagnosa keparawatan: inefektif termoregulasi berhubungan


dengan proses inflamasi, demam.
o Tujuan: termoregulasi tubuh anak normal.
o Kriteria Hasil: tidak ada tanda tanda kenaikan suhu.
o Intervensi:

Gunakan tindakan pendinginan untuk mengurangi


demam, sebaiknya 1 jam setelah pemberian
antipiretik.

Meningkatkan sirkulasi udara.

Mengurangi temperatur lingkungan.

Menggunakan pakaian yang ringan / tipis.

Paparkan kulit terhadap udara.

Gunakan kompres dingin pada kulit.

Cegah terjadi kedinginan, bila anak menggigil


tambahkan pakaian.

Monitor temperatur.

Kolaborasi: berikan antipiretik sesuai dengan berat


badan bayi.

J. Evaluasi
1. Nyeri pada abdomen dapat berkurang
2. Syok hipovolemik dapat teratasi dengan segera melakukan koreksi
terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Obstrusi usus dapat teratasi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi
usus kembali normal.
Daftar Pustaka
1. Staf Pengajar Ilmu kesehatan masyarakat. Ilmu kesehatan anak. Jakarta:
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985
2. Pilliteri, Adele. Child health nursing, care of the child and family, Los
Angeles California, Lippincott, 1999
3. Wong, Donna L, Marilyn Hockenberry- Eaton, Wilson- Winkelstein,
Wongs essentials of pediatric nursing, America, Mosby, 2001
4. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa
Setiawan,dkk. Jakarta, 2001
Baca selengkapnya di: http://www.duniaaskep.com/2012/09/askep-anak-atresiaesophagus.html#ixzz2wbeeopKA
Follow us: @duniaaskep on Twitter

Anda mungkin juga menyukai