mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya, serta sifat-sifat individunya.
Mencakup kegiatan kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan
berhhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya
tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi, akan dapat menarik perhatian anak didik dan
dapat mengendalikan gairah belajar mengajar.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru
dan anak didik akan munculnya gangguan apa yang disebutkan diatas merupakan kunci untuk
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku untuk mengubah strategi mengajarnya dan mencegah kemungkinan
munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
Keluwesan pengajar dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak
ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya.
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang
positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal-hal yang negatif.
Penekanan pada hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku
anak didik yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri
sendiri. Karena itu, guru sebaliknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri
dan pelaksanan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak
didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
5. Peranan Guru dalam Pengelolaan Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager) guru hendaknya
mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan
sekolah yang perlu diorganisasi.
Sebagai manager, guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik kelasnya agar
senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing proses-proses
imtelektual dan sosial di dalam kelasnya, dengan demikian guru tidak hanya memungkinkan
siswa bekerja dan belajar tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar secara
efektif di kalangan siswa.
Ada beberapa indikator yang bisa digunakan sebagai tolak ukur bahwa pengelolaan kelas
dapat dikatakan berhasil adalah sebagai berikut :
Sebagai guru jika pulang ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi
contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan
dan lain-lain ) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya
tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain).
Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan
disiplin bisa dipelajari.
REFERENSI
1. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
2. Usman, Moh. Uzer, Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002.