Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

SALURAN
TRANSMISI
PEMANDU GELOMBANG
DIELEKTRIKA OPTIK
Fakultas

Program Studi

Teknik

Teknik Elektro

Online

13

Kode MK

Disusun Oleh

A51144EL

Dian Widi Astuti, ST. MT

Abstract

Kompetensi

Modul ini menjelaskan mengenai


pemandu gelombang dielektrika
optik.

Setelah membaca modul ini, mahasiswa


diharapkan mampu untuk:
Memahami dan mengerti mengenai
pemandu gelombang dielektrika
optik.
Menyelesaikan perhitungan terkait
pemandu gelombang dielektrika
optik.
Menganalisa hasil perhitungan
terkait
pemandu
gelombang
dielektrika optik.

Pemandu Gelombang (Waveguides)


8.1

Pendahuluan
Berbeda dengan saluran-saluran transmisi yang terdahulu, pemancu gelombang optik

adalah saluran transmisi yang hanya memiliki dielektrika saja, biasanya dari kuarsa (SiO 2).
Pada serat optik, tidak adal aliran arus konvektif I. Pada pembahasan ini mungkin hanya
dengan medan listrik dan magnet saja. Serat optik kuarsa dibentuk dengan bantuan doping
semikonduktor, sehingga mencapai suatu indeks bias tertentu yang cukup tinggi

nr

r r , dengan demikian medan elektromagnetika-nya akant terkonsentrasi di sana.

Gambar 8.1 Konstanta peredaman terhadap panjang gelombang.

Tiga wilayah aplikasi dengan material berbeda-beda:


1:

panjang gelombang 0,8 m dengan material GaAs

2:

panjang gelombang 1,3 m dengan material GalnAsP

3:

panjang gelombang 1,55 m dengan material GalnAsP

2016

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Gambar 8.2 Struktur penampang pemandu gelombang optik lingkaran.


8.2

Solusi Persamaan Maxwell pada Serat Optik

Optik geometris, hukum refleksi Snellius

Gambar 8.3 Peristiwa refleksi dan refraksi.


Dengan hukum Snellius

n1 sin 1 n2 sin 2
Jadi jika sebuah berkas gelombang mengenai bidang batas, dari ruang n1 , ke ruang n 2 ,
dengan membuat sudut 1 terhadap bidang batas itu, maka gelombang tersebut akan
ditransmisikan dengan sudut

2 sin 1 1 sin 1
n2

Argumen dari sin-1 di atas harus maksimal 1 supaya terdapat nilai untuk 2 jika tidak, maka
tidak akan terjadi transmisi. Yang terjadi hanyalah refleksi total dari gelombang tersebut.
Maka, jika gelombang datang mengenai bidang batas dengan sudut 1 , yang lebih besar dari

c , maka gelombang akan direfleksikan dengan

2016

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

n2

n1

c sin 1

c disebut juga sudut kritis dari bidang batas di atas.


Jika 1 c , maka akan berlangsung transmisi gelombang sebagai berikut:

Gambar 8.4 Refleksi total gelombang di sepanjang saluran transmisi.


Tetapi, jika 1 c , maka sebagian gelombang di samping direfleksikan bolak balik di
dalam inti, juga akan ditransmisikan keluar dan menghilang. Sehingga daya yang
ditransmisikan, yang harusnya hanya terdapat di bagian dalam dari penghantar dielektrika ini,
akan mengecil dalam proses transmisinya.

Gambar 8.5 Transmisi gelombang dengan kerugian.


Biasanya variasi index N 1%, dengan

n1 n2
n1

n1 n2 0,01n1
n2
0,99
n1

c 82
Dalam analisa secara lebih tepat haruslah digunakan persamaan Maxwell. Untuk
memungkinkan analisa yang sederhana diambilkan struktur yang paling sederhana yaitu
penghantar paralel datar dielektris.

2016

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Gambar 8.6 Struktur saluran transmisi dielektrika planar.


Di struktur ini kita mengandaikan perambatan gelombang ke arah z. Struktur ini homogen ke
arah y, dan mempunyai struktur berlapis-lapis (multilayered) ke arah x. Dalam mencari solusi
persamaan gelombang, seperti halnya pada waveguide metalis, akan didapati gelombang H
dan gelombang E, dan beraneka macam modus, yang semunya memenuhi persaman
gelombang berikut kondisi batasnya.
Untuk gelombang H berlaku persamaan gelombang

d 2Hz
k2 2 Hz
2
dx
dan untuk gelombang E

d 2 Ez
k 2 2 Ez
2
dx

adalah konstanta phasa pada propagai dan k .


Sekarang akan diamati secara detail kasus untuk gelombang H dengan geometri

Gambar 8.7 Struktur geometri untuk pengamatan bidang batas.

2016

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Untuk struktur di atas, maka berlaku persamaan gelombang

d 2Hz
k i2 2 H z
dx 2
dengan ki i , dengan i = 1, 2, dan 3
dengan struktur seperti di atas, bisa diharapkan didapatkan distribusi gelombang yag simetris
terhadap bidang x.
Solusi dari persamaan gelombang ini mempunyai dua kemungkinan, yaitu:

sinx

1. k : H z x H zo cos x k 2 2 , atau
H z x H zo

2. k : H z x H zo e

k2 2

2 k 2

Dari kedua kemungkinan solusi di atas, ada beberapa hal yang bisa diberikan komentar.
Solusi di atas simetris terhadap sumbu x. Jika diambil fungsi cos, maka dinamakan simetris
genap (even symmetric), fungsi sin adalah fungsi simetris ganjil (odd symmetric).
Untuk mendapatkan gelombang yang ditransmisikan di wilayah 1 dan tidak di wilayah 2,
maka solusi 1 (kasus 1) adalah distribusi gelombang di wilayah 1, sedangkan solusi 2 (kasus
2) adalah distribusi gelombang di wilayah 2 dan 3. Untuk mendapatkan distribusi gelombang
pada wilayah 2 dan 3, yang mengecil dengan menjauhnya gelombang dari penghantar
dielektrik, diambil eksponensial yang negatif untuk x > 0 dan eksponensial positif untuk x <
0.
Hal lain yang belum disinggung, adalah kondisi batas pada kedua bidang batas (x = d dan x =
d). Yaitu kontinuitas komponen tangensial medan magnet dan listrik di sana.

H z1 x d H z2 x d dan
H z1 x d H z3 x d
juga

E y1 x d E y2 x d dan
E y1 x d E y3 x d
dengan

Ey

2016

j dH z
k 2 dx
2

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Maka untuk ketiga ruang berlaku:

Ruang 1: H z1 x H zo1 cos x k12 2 ,

dan E y1 x

k
2
1

atau

H zo1 sin x k12 2

H z1 x H zo1 sin x k12 2 dan

E y1 x

k
2
1

2
e
Ruang 2: H z2 x H zo

x d 2 k 22

E y2 x

2 k 22

3
e
Ruang 3: H z3 x H zo

E y3 x

H zo1 cos x k12 2

H zo2 e

2 k 22

, dan

x d 2 k 22

x d 2 k22

, dan

H zo3e

x d 2 k22

Untuk menentukan besaran-besaran konstanta di atas, digunakan kondisi batas:

cosd

k H
H cosd k

H zo1 cos d k12 2 H zo2


H zo1

2
1

H zo2 H zo3

jadi

3
zo

1
zo

2
1

(dengan fungsi sinus didapatkan H zo2 H zo3 H zo1 sin d k12 2 )


Juga kondisi batas untuk medan listrik

j
k
2
1

1
k
2
1

H zo1 sin d k12 2


H zo1 sin d k12 2

k
2

2
2

k
2

2
2

H zo2

Untuk even symmetric (cosinus):

2016

2 k 22
k
2
1

cot d k12 2

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

H zo1 cos d k12 2

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Untuk odd symmetric (sinus):

2 k 22
k
2
1

tan d k12 2

Dengan persamaan di atas, jika permitivitas, frekuensi dan ketebalan penghantar dielektrika
diberikan, maka adalah satu-satunya yang tidak diketahui.

tidak ditentukan secara analitis. Hanya dengan cara numeris atau grafis bisa ditentukan.
Di sini kita menggunakan cara grafis, yaitu pertama-tama dengan mensubstitusikan

d k12 2 , dan

d 2 k 22
Sehingga even symmetric menjadi cot dan
Odd symmetric menjadi tan
Selain dari itu dengan mensubstitusi di atas juga berlaku

2 2 d 2 k12 k 22

yang merupakan persamaan lingkaran.

Radius dari persamaan lingkaran di atas didefinisikan sebagai V parameter struktur


V d k12 k 22 d 1 2

Jadi jika frekuensi, ketebalan dielektrika dan nilai permitivitas diberikan, maka nilai V atau
radius lingkaran diberikan. Dan titik potong lingkaran ini dengan fungsi-fungsi tangen dan
cotangen di atas memberikan nilai dan , yang dengannya kita bisa menentukan .

2016

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Untuk V</2 hanya ada sebuah titik potong, yaitu dengan garis odd-symmetric (tangen)
dengan mode 1, sehingga hanya merambat sebuah gelombang. Jika frekuensi diperbesar atau
ketebalan dielektrika diperbesar, maka V menjadi membesar. Paa saat V = 5, terdapat 4 buah
titik potong, berarti modes H1, H2, H3 dan H4 mampu untuk merambat.
Contoh:

Tentukanlah konstanta phasa dari modes yang bisa merambat pada struktur di atas.
Dari data tersebut bisa dihitung parameter struktur V:
Dengan n r , maka r ,1 1,6 2,56 dan r , 2 1,5 2,25
2

V d 1 2 0,5 10 6 2 6 1014

2016

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

1
3 108

2,56 2,25 3,4983 3,5

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Ada tiga buah titik potong lingkaran dengan kurva.


Titik potong pertama pada 1 1,22 (odd symmetric), dengan d k12 2 , di
dapatkan konstanta phasa untuk mode pertama ini,

2 6 1014 1,22



1 k 1 2 o r ,1 1 1,6
8
6
d
d
3 10
0,5 10
2

2
1

1 15,707 10 6 1 m
k12 12 2,44 10 6

Ruang 1: H z1 x H zo1 sin x k12 2 H zo1 sin2,44 x x dalam m.

E y1 x

j
k12 2

H zo1 cos x k12 2 j1941,6 H zo1 cos2,44 x

Ruang 2: H zo2 H zo1 sin d k12 2 H zo1 sin1,22 0,9391H zo1

12 k 22 3,1368 10 6
H z2 x H zo2 e
E y2 x

x d 2 k 22

k
2

2
2

H zo2 e

0,9391H zo1e 3,1368 x 0,5


x d 2 k 22

j1418,3H zo1e 3,1368 x 0,5

Ruang 3: H zo3 H zo2 0,9391H zo1


H zo3 x 0,9391H zo1e 3,1368 x 0,5 , dan
1 3,1368 x 0,5
E y3 x j1418,3H zo
e

Titik potong kedua pada 2 2,39 (even symmetric) dan titik potong ketiga pada 3 3,39
(odd symmetric)
Distribusi medan magnet dari ketida mode ini:

2016

10

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dan distribusi medan listriknya:

Gelombang E
Dengan cara yang analog dengan persamaan gelombang untuk E z, bisa didapatkan setiap
komponen medan elektromagnetika.

2016

11

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka
[1]

Alaydrus, Mudrik. (2009). Saluran Trasmisi Telekomunikasi. Graha ilmu.

[2]

Prakashan, Satya. (1977). Transmission Lines and Networks. Tech India Publication.

[3]

Johnson, W.C. (1963). Transmission Lines and Networks, McGraw.

[4]

Rashmi Khare, Prof. Rajesh Nema. (2012). Reflection Coefficient Analysis Of

Chebyshev

Impedance Matching Network Using Different Algorithms. International Journal of


Innovative Research in Science, Engineering and Technology Vol. 1, Issue 2,December 2012.
[5]

Caglar M. F. (2011). Neural 3-D Smith Chart. Electronics And Electrical Engineering
2011. No. 8(114) ISSN 1392 1215

[6]

Malisuwan, S. & Sivaraks, J. (2013). Design of Microstrip Antenna for WPAN Applications
by Applying Modified Smith-Chart Representation. International Journal of Modeling and
Optimization, Vol. 3, No. 5, October 2013.

[7]

Kamo, B., Cakaj, S., Kolii, V., Mulla, E. (2012). Simulation and Measurements of
VSWR for Microwave Communication Systems. Int. J. Communications, Network and
System Sciences, 2012, 5, 767-773.

[8]

Joshi, N. V. (2015). A Fresh View for Maxwells Equations and Electromagnetic Wave
Propagation. Journal of Modern Physics, 2015, 6, 921-926.

2016

12

SALURAN TRANSMISI
Dian Widi Astuti, ST. MT

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai