Anda di halaman 1dari 14

Makalah

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN


PANGAN

KELOMPOK V
LIN INDRAWATI
RAIHAN KURNIAWATI BATA
SITI AMALIA GOBEL
SRI MASTUTI NURKAMIDEN
YULIANA

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Tanaman Pangan
Jurusan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah yang tak terhingga atas kehadirat Allah Swt, yang telah
memperkenankan saya untuk dapat menyusun makalah ini. Sholawat dan taslim semoga
terhaturkan kepada beliau panutan seluruh umat, Nabi Muhammad SAW, juga kepada
keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir jaman. Amiiin.

Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara moril ataupun materil sehingga makalah yang berjudul Analisis
Pertumbuhan Tanaman Pangan dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, meskipun dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidak
sempurnaan.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, cukup itu dari saya kurang lebihnya saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Gorontalo, September 2015


Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
A. Pengertian Analisis Pertumbuhan...................................................................2
B. Parameter Pertumbuhan..................................................................................3
1. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT).......................................................3
2. Laju Pertumbuhan Nisbi/Relatif (LPN/LTR)...........................................4
3. Indeks Luas Daun (ILD)....................................................................4
4. Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN).................................................5
5. Bobot Daun Khas (BDK)...................................................................6
6. Indeks Panen (IP)............................................................................ 6

C. Perbedaan Fisiologi Tanaman dengan Fisiologi Tumbuhan...........................7


BAB III..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola pertumbuhan sepanjang daur hidup tumbuhan dicirikan oleh suatu
fungsi pertumbuhan yang disebut Kurva Sigmoid yaitu kurva yang berbentuk S.
pertumbuhan kecambah yang lamban dan biasanya negatif dalam hal penambahan
berat kering selama periode yang pendek saja, selama satu atau dua minggu. Fase
ini diikuti oleh suatu periode laju pertumbuhan eksponensial; fase ini relatif
pendek dalam tajuk tanaman budidaya, Fase linier merupakan kelanjutan
berikutnya selama periode yang relative panjang, selama ini tejadi penambahan
berat kering dengan laju yang konstan. Pada tanaman budidaya, fase linier
merupakan pernyataan dari laju pertumbuhan tanaman budidaya (Crop Growth
Rate = CGR).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis pertumbuhan?
2. Bagaimana parameter pertumbuhan?
3. Apa perbedaan fisiologi tanaman dengan fisiologi tumbuhan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian analisis pertumbuhan
2. Untuk mengetahui bagaimana parameter pertumbuhan
3. Untuk mengetahui perbedaan fisiologi tanaman dengan fisiologi tumbuhan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Analisis Pertumbuhan
Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif
dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek
fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman (Lestari,
Indradewa, & Rogomulyo, 2012)
Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika
fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering. Berat kering brangkasan
adalah indikator pertumbuhan tanaman karena berat kering tanaman merupakan
hasil akumulasi asimilat tanaman yang diperoleh dari total pertumbuhan dan
perkembangan tanaman selama hidupnya. Semakin besar berat kering brangkasan
berarti semakin baik pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. (Mursito
dan Kawiji, 2002).
Kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering dapat dipelajari melalui
laju asimilasi bersih (LAB) (Britz dan Sager, 1990). Gardner et al., (1991)
menyatakan bahwa hubungan antara berat tanaman dengan luas daun bersifat
linier pada fase-fase ontogeni awal tetapi tidak berlaku untuk fase-fase selanjutnya
(dalam (Mungara, Rohlan, & Indradewa, 2013)).
Salah satu pendekatan terhadap analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil panen dan analisis perkembangan tanaman sebagai penimbunan bersih hasil
fotosintesis

secara

terintegrasi

dengan

waktu,

disebut

sebagai

analisis

pertumbuhan.
Daun merupakan organ fotosintetik utama dalam tubuh tanaman, di mana
terjadi

proses

perubahan

energi

cahaya

menjadi

energi

kimia

dan

mengakumulasikan dalam bentuk bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan,


perkembangan daun menjadi perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan,
seperti pengukuran indeks luas daun, nisbah luas daun dan nisbah berat daun pada
waktu tertentu.

Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan

perubahan bagian yang aktif berfotosintetsis.

Fotosintat yang lebih besar akan memungkinkan membentuk organ


tanaman yang lebih besar kemudian menghasilkan produksi bahan kering yang
semakin besar (Sitompul dan Guritno, l995) dalam (Mungara, Rohlan, &
Indradewa, 2013).
Berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan
tanaman dengan cara membandingkan bobot bahan kering dan luas daun tanaman
dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan luas daun dan bobot kering dapat
diukur laju asimilasi neto. Dengan hanya memperhatikan bobot kering tanaman
dapat dikur laju tumbuh pertanaman dan laju pertumbuhan relatif.
Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif
dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek
fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman.
B. Parameter Pertumbuhan
Analisis pertumbuhan dapat dilakukan terhadap sebatang tanaman atau
terhadap komunitas tanaman. Analisis tumbuhan sebatang tanaman, umumnya
dilakukan pada tahap awal, meliputi laju pertumbuhan relatif dan mutlak, laju
asimilasi bersih, rasio luas daun, luas daun khusus, berat daun khusus dan
alometri dalam pertumbuhan (Gardner et al., 2008) dalam (Lestari, Indradewa, &
Rogomulyo, 2012)
1. Laju Pertumbuhan Tanaman (LPT)
Laju pertumbuhan tanaman yaitu bertambahnya berat dalam komunitas
tanaman persatuan luas tanah dalam satuan waktu, digunakan secara luas dalam
analisis pertumbuhan tanaman budidaya yang ada di lapangan (Gardner et al.,
1991) dalam (Mungara, Rohlan, & Indradewa, 2013).

Dimana:

W1 dan W2 = Seluruh tanaman berat kering pada masing-masing waktu t1 - t2

= Area tanah pada W1 dan W2

2. Laju Pertumbuhan Nisbi/Relatif (LPN/LTR)


Relative growth rate adalah kompleks parameter ditentukan oleh sejumlah
fisiologis, morfologis dan komponen biomassa-alokasi. Banyak penelitian
berpusat pada menggambarkan perbedaan antara asli dan RGR spesies invasif
(James & Drenovsky, 2007)
Analisis pertumbuhan tanaman terurai RGR ke asimilasi bersih Tingkat
(NAR, tingkat produksi bahan kering per satuan luas daun) dan rasio daun daerah
(LAR, luas daun per unit massa total tanaman), di mana RGR=NAR x LAR. NAR
ditentukan terutama oleh rasio karbon yang diperoleh melalui fotosintesis dan
karbon yang hilang melalui respirasi. LAR mencerminkan jumlah luas daun
tanaman mengembangkan per unit massa total tanaman dan, oleh karena itu,
tergantung pada proporsi biomassa yang dialokasikan untuk daun relatif terhadap
massa total tanaman (daun rasio massa, LMR) dan berapa banyak daun wilayah
tanaman berkembang perunit daun biomassa (luas daun spesifik, SLA), di mana
LAR=LMR x SLA (James & Drenovsky, 2007).
Laju pertumbuhan nisbi/relatif (LPN/LTR) = relative growth rate (RGR)
adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap
satuan bobot kering awal tiap satuan waktu (g/g/minggu).
RGR = loge W2- loge W1
t2 - t1
Dimana:
W1 dan W2 = Seluruh tanaman berat kering masing-masing di t1 dan t2
t1 dan t2

= Interval waktu per hari

3. Indeks Luas Daun (ILD)


Williams (1946) mengusulkan istilah, Indeks di Area Leaf (LAI). Ini
adalah rasio daun dari tanaman ke daerah tanah selama periode interval waktu.
Nilai LAI harus optimum di daerah penutup tanah maksimum di mana kanopi
tanaman menerima matahari maksimum radiasi dan karenanya, TDMA akan
tinggi (Leacture 19. Growth Analysis)
Rasio luas daun (Leaf Area Ratio = LAR) menunjukkan rasio antara luas
lamina daun atau jaringan yang melakukan fotosintesis dengan jaringan tanaman

total yang melaksanakan respirasi atau biomassa total tanaman (Gardner et al.,
1991).
Semakin banyak jumlah daun, akan semakin banyak cahaya yang diserap
untuk proses fotosintesis sehingga karbohidrat untuk pertumbuhan tanaman juga
banyak. Fotosintat yang dihasilkan akan digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Gardner et al., 1991 dalam (Mungara, Rohlan, &
Indradewa, 2013)).
Indeks luas daun (ILD) = leaf area index (LAI) adalah luas daun di atas
suatu luas lahan. ILD 2 artinya di atas tiap m2 lahan ditutupi 2 m2 daun, tidak
bersatuan.

4. Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN)


Menurut Gardner et al. (1991), suatu nilai rata-rata laju pertumbuhan
tanaman sebesar 20 g/m2/hari dianggap cukup baik untuk kebanyakan tanaman
budidaya, terutama tipe C3 seperti kacang tanah (dalam (Murrinie, 2010)
Nilai hasil bersih asimilasi/Net Asimilation Rate (NAR) bagi tanaman
dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi daun dalam berfotosintesis
(Prasetyo, 2004).
Laju asimilasi bersih/netto (LAB/LAN) = net assimilation rate (NAR)
adalah kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap
satuan luas daun tiap satuan waktu (g/dm2/minggu).

Dimana:
W1and W2 = Berat kering seluruh tanaman masing-masing pada waktu t1 dan t2
L1 dan L2

= Bobot daun atau luas daun masing-masing pada t1 dan t2

t1 - t2

= Interval waktu per hari.

5. Bobot Daun Khas (BDK)


Bobot daun khas (BDK) = specific leaf weight (SLW) adalah bobot daun
tiap satuan luas daun, menggambarkan ketebalan daun (g/dm2) (Fathini, Waluyo,
& Handayani, 2014)
Meningkatnya ketebalan daun akibat terjadi kekurangan air sebagai bentuk
pertahanan tanaman. Respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan
mencakup perubahan ditingkat seluler dan molekuler seperti perubahan pada
pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun
menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningakatan ratio akar-tajuk,
sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon
dan nitrogen, perubahan produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan
ekspresi gen (Muis, Indradewa, & Widada, 2013).

6. Indeks Panen (IP)


Indeks panen merupakan ratio bobot biji dengan bobot biomassa. Semakin
tinggi in-deks panen tanaman jagung menunjukan bahwa partisi fotosintat di tajuk
banyak ditranslokasi ke bagian biji. Penurunan indeks panen seiring dengan
makin padatnya populasi tanaman/ha disebabkan karena persaingan cahaya, unsur
hara, air dan CO2 antar tanaman (Efendi & Suwardi, 2010).
Indeks panen (IP) = harvest index (HI) : kemampuan tanaman
menyalurkan asimilat, tanpa satuan.

LAN paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian
besar daunnya terkena cahaya matahari langsung. LAN kemungkinan akan
menurun pada saat pertambahan luas daun, sehingga tidak mampu melakukan
fotosintesis secara optimal. Sehingga akan terdapat suatu saat dimana LTP tidak
tanggap lagi terhadap peningkatan ILD.

ILD pada saat LTP mencapai maksimum disebut ILD Optimum.


Peningkatan luas daun selanjutnya mengakibatkan peningkatan ILD, daun-daun
akan saling menutupi satu dengan yang lain dari akibat nilai LAN menurun.
Penurunan nilai LAN sedemikian rupa akan mengakibatkan laju pertumbuhan.
menurun. ILD pada saat LTP atau LTR mulai menurun disebut ILD Kritis.
C. Perbedaan Fisiologi Tanaman dengan Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi tanaman adalah mempelajari proses di dalam tubuh tanaman
(tumbuhan budidaya) pada tingkatan individu dan populasi. Sedangkan Fisiologi
Tumbuhan adalah mempelajari proses di dalam tubuh tumbuhan secara umum
pada tingkatan molekuler dan seluler.
1. Alat yang Digunakan
Mempelajari proses perlu alat sederhana dan canggih.
a. Untuk mengkur Luas daun membutuhkan alat: timbangan (gravimetri),
area meter, canopy analyzer.
b. Untuk mengukur Bobot kering membutuhkan alat: oven, timbangan.
c. Untuk mengukur Fotosintesis membutuhkan alat: Photosynthetic analyzer.
d. Untuk mengukur Bukaan stomata-transpirasi membutuhkan alat:
mikroskop, kobal klorid, porometer.
e. Untuk mengukur Klorofil membutuhkan alat: bagan warna daun,
spectrophotometer,

chlorophyll

meter.

Untuk

mengukur

Cahaya

membutuhkan alat: light meter, tube solarimeter.


2. Analisis pertumbuhan
Tanpa alat yang canggih proses fisiologis tanaman dapat dipelajari dengan
analisis pertumbuhan.
1) Macam Pengamatan
a. Luas daun.
b. Bobot kering tanaman
c. Distribusi cahaya
d. Jumlah bagian-bagian tanaman
2) Macam Pengamatan Luas daun
a. Gravimetri adalah semua daun dirompes, digambar, gambar dipotong,
ditimbang.
Luas daun=luas standar/bobot standar x bobot gambar,
b. Plong adalah semua daun dirompes, ditimbang bobot segar, diambil
sebagian daun diplong
Luas daun=luas plong/bobot plong x bobot daun
7

3) Macam pengamatan luas daun


a. Kertas millimeter adalah

dibuat

kotak-kotak

berukuran

mis

0,5cmx0,5cm pada plastik transparan, masing-masing daun diletakkan


dibawah plastik dihitung berapa kotak-diperkirakan luas.
b. Area meter adalah semua daun dirompes, diletakkan di atas ban
berjalan area meter luas dapat dibaca.
c. Canopy analyzer adalah alat diletakkan di bawah tajuk tanaman- ILD
otomatis dapat dibaca.
4) Bobot Kering Tanaman
a. Bahan basah dibagi menurut jenis organ adalah daun, batang, akar(bila
mungkin), buah, biji, kulit biji dll, bila terlalu banyak disubsampel.
b. Bahan basah di jemur sampai kering matahari dioven pada suhu 6585o C sampai berat tetap, setelah 48 jam kemudian.
c. Ditimbang dengan timbangan ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam
gram.
5) Distribusi Cahaya Matahari
a. Pengamatan seharusnya dengan tube solarimeter - dibaca energi
matahari di bawah tajuk dibanding di tempat terbuka dinyatakan dlm
%, satu tube mempunyai 10 sensor, dibaca 5 kali random.
b. Dapat dengan light meter yang diukur terang cahaya di bawah tajuk
dibanding tempat terbuka dinyatakan dalam %, 1 sensor. Dibaca 1 kali
di tempat terbuka, 5-10 di bawah tajuk. Saat menerobos tajuk, macam
cahaya yang banyak diteruskan- inframerah-dengan terang yang
sama,energi lebih kecil.
3. Cara Pengamatan Tanaman
1) Tanaman Semusim
a. Waktu dapat berkala 1-2 minggu sekali, bila terbatas 2-3 kali, 2 kali
saat pertumbuhan linier, 1kali saat panen.
b. Jumlah 2-5 tanaman tiap sampling, luas lahan=jumlah tanaman x jarak
tanam.
c. Tidak menggunakan tanaman tepi/yang menjadi di tepi.
2) Tanaman Tahunan
a. Cukup sulit karena : umur panjang, bobot berat.
b. Pengamatan langsung distruktif jumlah sampel sedikit, dapat
menggunakan tanaman yang akan dibongkar.
c. Pengamatan tidak langsung dengan mencari hubungan antar bagian ;
luas daun dengan tebal pelepah daun-kelapa sawit.

d. Jarang dilakukan, penting, yang pernah : kelapa, sawit, teh, kopi,


kakao.
4. Hubungan Antar Variabel Pengamatan
a. ILD kritis adalah ILD yang menyebabkan tanaman menyerap cahaya
95%
b. ILD optimum adalah ILD yang menyebabkan LPT maksimum
c. Hubungan lain dapat dicari adalah ILD x Hasil, BKT x Hasil, IP x
Hasil, ILD x LAB dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan membutuhkan ukuran secara tepat dan dapat dibaca dengan
bentuk kuantitatif yang dapat diukur. Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara
untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur oleh produksi bahan kering.
Analisis tumbuh tanaman digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif
dalam mengikuti dan membandingkan pertumbuhan tanaman, dalam aspek
fisiologis maupun ekologis, baik secara individu maupun pertanaman.
Parameter pertumbuhan yang diduga antara lain adalah Indek Luas Daun
(Leaf Area Index), Laju Tumbuh Pertanaman (Crop Growth Rate), Laju Asimilasi

Netto (Net Assimilation Rate), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio) dan Laju
Tumbuh Relatif (Relatif Growth Rate).

DAFTAR PUSTAKA
Efendi, R., & Suwardi. (2010). Respon Tanaman Jagung Hibrida terhadap Tingkat
Takaran. Prosiding Pekan Serealia Nasional , 1-9.
Fathini, D. N., Waluyo, S., & Handayani, S. (2014). Pengaruh Masa Inkubasi
Vinasse dan Takaran Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Vegetalika , 13-24.
James, J. J., & Drenovsky, R. E. (2007). A Basis for Relative Growth Rate
Differences Between Native and Invasive. Rangeland Ecology &
Management , 395-400.
Lestari, D., Indradewa, D., & Rogomulyo, R. (2012). Gulma di Pertanaman Padi
(Oryza sativa l.) Konvensional, Transisi, dan Organik. Ilmu-Ilmu
Pertanian , 1-13.

10

Muis, A., Indradewa, D., & Widada, J. (2013). Pengaruh Inokulasi Mikoriza
Arbuskula Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (l.)
Merrill) pada Berbagai Interval Penyiraman. Vegetalika , 7-20.
Mungara, E., Rohlan, R., & Indradewa, D. (2013). Analisis Pertumbuhan dan
Hasil Padi Sawah (Oryza sativa l.) Pada Sistem Pertanian Konvensional,
Transisi Organik, dan Anorganik. Vegetalika , 1-12.
Murrinie, E. D. (2010). Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah Dan
Pergeseran Komposisi Gulma Pada Frekuensi Penyiangan Dan Jarak
Tanam Yang Berbeda. Ilmu-Ilmu Pertanian , 1-15.
Mursito, D. dan Kawiji. 2002. Pengaruh Kerapatan Tanam dan Kedalaman Olah
Tanah Terhadap Hasil Umbi Lobak (Raphanus sativus L.). Agrosains. 4(1):
1-6
Prasetyo. 2004. Budidaya Tanaman Kapulaga Sebagai Tanaman Sela Pada
Tegakan Sengon. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 6(1):22-31.

11

Anda mungkin juga menyukai