Anda di halaman 1dari 26

VIII.

Pemuliaan Tanaman Sayur

8. 1. PENDAHULUAN

8.1.1 Deskripsi Singkat


Dalam Pokok Bahasan VIII akan dibahas mengenai tujuan pemuliaan tanaman sayur, sifat
sifat genetis tanaman sayur, metode pemuliaan tanaman sayur dan hasil hasil yang telah
dicapai.

8.1.2 Outcome Pembelajaran


Setelah mempelajari Pokok Bahasan VIII ini diharapkan mahasiswa akan dapat memilih
metode pemuliaan tanaman sayur yang cocok.

8. 2. PENYAJIAN MATERI

Istilah pemuliaan tanaman sayur sama artinya dengan vegetables improvement. Pemuliaan
tanaman mencakup dua arti, yaitu pemuliaan tanaman sebagai ilmu dan pemuliaan tanaman
sebagai seni. Pemuliaan tanaman sebagal ilmu berarti kegiatan memanipulasi genetik untuk
mengubah sifat atau konstitusi genetik suatu individu. Kegiatan ml mencakup hibridisasi
(persilangan). Pemuliaan tanaman sebagai seni berarti kemampuan untuk membeda-
bedakan dan memilih sifat dan suatu kelompok individu sesuai dengan selera si pemulia
atau si pemakai (konsumen). Kegiatan ini mencakup seleksi. Jadi dengan demikian, istilah
pemiiliaan tanaman mencakup hibridisasi (persilangan) dan seleksi.

Kegiatan pemuliaan tanaman dimulai sejak manusia mulai membudidayakan tanaman -


tanaman hortikultura, manusia terus melakukan perbaikan tanaman dalam hal produksi dan
kualitas hasil dan tanaman yang dibudidayakannya. Bagian kegiatan pemuliaan tanaman
terbesar adalah melakukan seleksi, dan tanaman yang memperlihatkan sifat unggul
diperbanyak. Seleksi yang dilakukan, didasarkan pada sifat-sifat yang berguna bagi
kebutuhan hidup manusia. Tanpa adanya campur tangan manusia, tanaman juga dapat
memperbaiki din yang berguna gabi tanaman itu sendiri, belum tentu sifat yang telah
berubah tersebut dapat pula menguntungkan bagi manusia. Varietas tradisional, yang
sebagian besar hanya tergantung pada seleksi alam, cenderung sangat beragam sekali,
umurnya panjang, pertumbuhan vegetatifnya Iebih dominan dan cenderung banyak
mengandung biji. Sfat-sifat tanaman yang demikian mi sebenarnya menguntungkan bagi

Universitas Gadjah Mada 1


tanaman yang bersangkutan. Tanaman dapat Iebih mudah beradaptasi terhadap kondisi
Iingkungannya dengan sedikit atau tanpa campurtangan petani.

Tanaman sayur yang telah dimuliakan cenderung memiliki sifat proporsi bagian yang dapat
dimakan Iebih tinggi daripada bagman yang tidak dapat dimakan (indeks panennya tinggi),
berumur genjah dan sedikit memiliki biji. Sifat-sifat tanaman sayur yang demikian ini
membuat petani Iebih memudahkan dan menguntungkan bagi petani untuk
membudidayakan tanaman sayur secara komersial. Akan tetapi, sifat-sifat tanaman sayur
yang telah dimuliakan tersebut belum tentu dapat mempertahankan tanaman itu sendiri
terhadap cekaman Iingkungan, jarang mereka dapat survive dengan pertahanan dirinya
sendiri.

8.2.1. Subpokok Bahasan VIII.I


VIII.1. Tujuan Pemuliaan Tanaman Sayur

Dalam budidaya tanaman sayur, kegiatan pemuliaan tanaman tekanannya tidak hanya
peningkatan hasil tanaman saja, meskipun peningkatan hasil tanaman masih merupakan
tujuan utama dalam kegiatan pemuliaan tanaman sayur. Peningkatan hasil tanaman sayur
sebenarnya dapat pula ditempuh melalui aspek budidaya tanaman sayur. Penekanan
kegiatan pemuliaan tanaman sayur juga pada mutu atau kualitas hasil.

Saat ini, untuk tanaman sayur, salah satu penentu harga atau pasaran sayuran adalah sifat
kualitas hasil sayuran yang lebih baik. Kualitas hasil sayur dituntut harus tinggi, terutama
untuk ekspor meskipun saat ini pasar domestik pun juga menuntut kualitas hasil sayuran
yang tinggi. Hasil sayuran yang telah dimuliakan harganya jauh lebih tinggi daripada hasil
sayuran yang belum dimuliakan, contohnya adalah pare yang dimuliakan oleh AVRDC
(Taiwan) warna buah hijau cerah, renyah don rosa buahnya tidak pahit. Lain halnya dengan
pare bokal yang rasanya pahit. Sifat buah ini akan menentukan harga di pasar. Kompetisi
harga sayuran ditentukan oleh kualitas sayuran tersebut. Untuk perbaikan sifat atau kualitas
hasil sayuran hanya dapat ditempuh dengan jalan memuliakan tanaman sayurnya.

Aspek-aspek perbaikan sifat dan peningkatan hasil dapat direalisasikan melalui pemuliaan
tanaman yang ditangani langsung oleh pemulia tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman
sayur ini mencakup koleksi, evaluasi dan melestarikan koleksi plasmanutfah, melakukan
penelitian dan mengumpulkan informasi mengenai sifa-sifat tanaman dan akhirnya

Universitas Gadjah Mada 2


menyeleksi kultivar kultivar tanaman sayur yang mempunyai sifat yang sesuai dengan
keinginan pemulia tanaman atau petani.

Dasar pertimbangan lain dalam pemuliaan tanaman yang juga penting adalah adanya
variabilitas (perbedaan antar individu-individu) sifat-sifat tanaman yang merupakan modal
bagi si pemulia tanaman, terutama jika ia bekerja dengan seleksi. Variabilitas atau
keragaman ini dapat diciptakan dengan melalui persilangan ataupun dengan jalan mutasi.
Spesies atau varietas tanaman yang memiliki sifat yang menguntungkan yang tetah
teridentifikasi dilestarikan dan perlu diperbanyak.

Tujuan dan memuliakan tanaman sayur adalah untuk menciptakan varietas baru yang sesuai
dengan konsep ditentukan oleh pemulia tanaman itu sendiri yang didasarkan pada keinginan
petani dan standar pasar. Varietas tanaman sayur baru supaya dapat diterima oleh petani,
varietas tersebut harus dapat memuaskan kesukaan mereka, petani penghasil maupun
konsumen yang membeli dari petani penghasil.

Selera petani dan konsumen pengguna sayuran menghendaki perbaikan tanaman sayuran
ditujukan pada :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman sayur.


Salah satu tujuan utama dan pemulia tanaman dalam memperbaiki sifat tanaman adalah
untuk memperbaiki produktivitas tanaman sayur. Hasil tanaman per satuan luas lahan
per satuan waktu dan per satuan pupuk yang digunakan ditingkatkan dengan perbaikan
varietas yang memiliki sifat tingginya potensi hasil, masak awal (berumur genjah),
perbaikan arsitektur tanaman dan tingginya indeks panen. Varietas tanaman tomat untuk
olahan yang baru memiliki sifat masak awal (umur genjah), tanaman bersifat determinate
dan kapasitas hasilnya mencapai 140 ton/ha. Sayuran uminosa, seperti kacang panjang,
kebutuhan pupuk nitrogennya dapat dikurangi dengan menggunakan varietas yang baru
yang mana kemampuan fiksasi nitrogennya tinggi.

2. Adaptabilitas tanaman sayur tinggi.


Pada umumnya setiap spesies tanaman sayur memiliki lingkungan tumbuhnya sendiri
mana di Iingkungan tersebut tanaman dapat beradaptasi dengan baik. Tanaman kentang
yang sudah beradaptasi dengan iklim dingin umumnya tidak beradaptasi dengan ikIim
hangat. Di daerah tropis, tanaman kentang ini umumnya ditanam di dataran tinggi.
Tanaman tomat sebenarnya berasal dari daerah beriklim dingin dan kering, sangat sulit
untuk mengembangkan budidaya tomat di luar kisaran Iingkungan dikehendakinya.

Universitas Gadjah Mada 3


Saat ini sudah dapat dikembangkan varietas-varietas tanaman sayur yang berubah
adaptasinya, yang semula hanya dapat tumbuh dan menghasilkan di lingkungan tumbuh
tertentu namun sekarang relatif dapat dikembangkan di berbagai lingkungan tumbuh
yang berbeda, yang dirakit oleh pemulia tanaman. Pada tanaman kubis, areal
produksinya telah bergeser perlahan-lahan ke dataran rendah dengan menggunakan
varietas kubis yang toleran terhadap suhu tinggi. Begitu juga dengan tanaman tomat,
saat ini dapat menanam tomat di dataran rendah di daerah tropis meskipun pada saat
musim kemarau maupun musim hujan dengan menggunakan varietas yang tahan.

Adaptabilitas tanaman sayur ini juga mencakup budidaya sayur organik dengan masukan
(input) dan luar rendah (low-input farms), tanaman respon terhadap pemupukan rendah
dan beradaptasi luas terhadap kondisi lingkungan serta tahan terhadap gulma, hama dan
penyakit utama.

3. Perbaikan ketahanan tanaman sayur.


Hal penting lainnya yang merupakan tujuan dan pemuliaan tanaman sayur adalah
terjaminnya ketahanan tanaman sayur. Untuk mencapai hal itu, pemulia tanaman
mengembangkan varietas sayur yang mempunyai toleransi dan resistensi terhadap
cekaman lingkungan abiotik maupun biotik. Tanaman sayur tahan terhadap cekaman
kekeringan, sebagai contoh, mengurangi pengaruh buruk dan kondisi kekeringan yang
tidak biasanya terjadi pada beberapa tahun. Ketahanan tanaman terhadap patogen
penyebab penyakit dapat mencegah kehilangan hasil selama epidemi penyakit
berlangsung. Ketahanan genetik tanaman terhadap hama juga akan mengurangi
penggunaan pestisida kimiawi. Pestisida kimiawi tidak hanya mahal tetapi juga
berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Lebih lanjut lagi, ketahanan genetik tanaman
terhadap patogen penyebab penyakit paling efektif untuk mengendalikan penyakit.

4. Perbaikan kualitas hasil tanaman sayur.


Pada tanaman sayur, kualitas hasil merupakan hal yang paling penting yang menentukan
sesuatu varietas dapat diterima oleh petani dan konsumen. Supaya dapat diterima,
varietas baru harus dapat memenuhi standar pasar yang dikehendaki konsumen. Petani
kemungkinan mementingkan produktivitas, adaptabilitas dan stabilitas suatu varietas
sayur, akan tetapi konsumen juga mempunyai keputusan akhir untuk menentukan dapat
diterima atau tidaknya suatu varietas sayur, jadi konsumen tidak hanya mencari tanaman
dan membeli hasilnya, meskipun produk sayuran dihasilkan dan varietas yang berdaya
hasil rendah, tidak tahan terhadap hama maupun penyakit dan varietas tidak beradaptasi
tetapi apabila kualitasnya bagus konsumen mau menerima varietas tersebut. Jadi

Universitas Gadjah Mada 4


pemulia tanaman dalam memperbaiki suatu varietas juga menguji kualitasnya selain
sifat-sifat tanaman Iainnya.

Perbaikan kualitas tanaman sayur ini mencakup sifat kemasakan yang seragam,
tingginya kandungan protein dan vitamin, rasa yang Iebih enak, perbaikan sifat untuk
penanganan dan pengolahan pascapanen, aroma, warna, bentuk, kandungan senyawa
kimia Iainnya seperti kadar minyak tinggi, contoh bunga matahari untuk minyak dan
minyak jagung.

5. Perbaikan sifat-sifat tertentu lainnya.


Dengan semakin majunya bidang mekanisasi pertanian, pemulia tanaman bekerjasama
dengan orang yang ahli di bidang mekanisasi untuk merakit vanietas tanaman sayur
yang baru dan menciptakan mesin pertanian yang baru yang sesuai dengan varietas
tanaman sayur tersebut. Seperti halnya mesin pemanen buah tomat, disini dikehendaki
varietas tomat yang memiliki tingkat kemasakan seragam, pertumbuhan determinate,
ukuran buah seragam dan cocok dengan mesinnya, buah mudah dilepaskan dan
tandannya, kulit buahnya tidak mudah rusak (ulet) dan buah memiliki tingkat kekerasan
yang relatif tinggi.

8.2.2 Subpokok Bahasan VIII.2


VIII.2. Sifat-Sifat Genetis Tanaman Sayur

Sifat sifat genetis tanaman sayur didasarkan atas cara tanaman memperbanyak diri
reproduksi). Tanaman sayur memperbanyak diri ada yang dengan cara generatif (dengan
biji) dan ada pula dengan cara vegetatif, dengan menggunakan bagian organ tanaman.
Tanaman sayur yang memperbanyak diri secara generatif, berdasarkan cara
penyerbukannya dikenal adanya tanaman sayur yang menyerbuk sendiri (self-pollinated
seperti tanaman sayur jenis Leguminosae, selada, tomat, okra, terung dan cabai; tanaman
sayur menyerbuk silang (cross-pollinated crops), seperti kubis, cauliflower, mentimun, waluh,
semangka, bawang bombay, bawang merah, bawang putih, jagung manis, brokoli, kentang,
wortel dan lobak; serta tanaman sayur menyerbuk parsial, seperti koro-koroan, cabai rawit,
seledri dan sebagian familia Cucurbitaceae.

1. Kelompok tanaman sayur menyerbuk sendiri.


Dikatakan demikian, apabila tepungsari menyerbuki putik yang berada dalam satu
bunga. Jadi putik dan benangsari terdapat dalam satu bunga sehingga memungkinkan

Universitas Gadjah Mada 5


terjadinya penyerbukan sebelum bunga mekar (kleistogami) atou putik dan benangsari
terdapat dalam satu tanaman.

2. Kelompok tanamn sayur menyerbuk silang.


Dikatakan demikian apabila tepungsari dan tanaman lain menyerbuki putik yang berada
dalam tanaman lain yang sejenis sehingga fungsi gamet jantan dan gamet betina terjadi
pada individu yang berbeda tetapi masih dalam satu jenis. Ini dapat terjadi baik pada
tanaman yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman
(monosious), contohnya jagung manis, atau letak bunga jantan dan bunga betina pada
tanaman yang berbeda (diosious). Apabila bunga monosious terjadi penyerbukan silang
bisa jadi disebabkan oleh :

a. Adanya peristiwa dikogami, yaitu struktur bunga menyimpang dari biasanya karena
masaknya putik dan tepungsari tidak bersamaan. Oleh karena itu penyerbukan
dibantu oleh serangga, angin dan manusia.
1) Putik masak lebih dahulu daripada tepungsari (protogini), contoh: kubis dan bit
merah.
2) Tepungsari masak lebih dahulu daripada putik (protandri).

b. Jantan mandul (male sterility)


Bunga memiliki putik dan benangsari akan tetapi tepungsarinya tidak berfungsi
normal sehingga pembuahan tidak terjadi, contohnya familia Cucurbitaceae dan
wortel.

c. Self incompabilitas.
Bunga memiliki putik dan tepungsari tetapi antara tepungsari dan putik tidak terjadi
kecocokan karena faktor genetik atau struktur bunga yang mencegah terbentuknya
buluhsari setelah terjadi penyerbukan dan/atau tepungsari tidak dapat berkecambah
sehingga buluhsari tidak terbentuk, contohnya cabai rawit.

3. Kelompok tanaman sayur berpenyerbuk parsial.


Ini biasanya terjadi karena adanya peristiwa male-sterility, contoh: tomat, koro-koroan,
seledri dan cabai rawit.

Penyerbukan dapat terjadi secara alamiah dengan bantuan angin, air, hewan terutama
serangga dengan rangsangan warna. bunga, nektar dan bau; serta secara buatan oleh
manusia atau dengan serangga terutama lebah. Penyerbukan yang dilakukan oleh

Universitas Gadjah Mada 6


manusia yang dilakukan pada bunga sempurna dilakukan kastrasi terlebih dahulu untuk
menghilangkan benangsari, pada saat putik reseptif dilakukan penyerbukan buatan
hanya dilakukan sehari setelah kastrasi), setelah terjadi penyerbukan. Bunga kerodong
untuk mencegah kontaminasi dan tepungsari yang tidak diinginkan dan diberi label untuk
identifikasi persilangannya.

Pengetahuan mengenai cara penyerbukan sanqat penting karena metode pemulliaan


sangat ditentukan sekali oleh cara penyerbukan tanaman sayur. Metode pemuliaan
tanaman menyerbuk sendiri (self-pollinated crops) berbeda dengan metode pemulian
tanaman menyerbuk silang (cross-pollinated crops). Populasi tanaman menyerbuk
sendiri terdiri atas campuran galur murni yang cara reproduksi antar tanaman tidak saling
mempengaruhi satu sama lain. Individu-individu tanaman penyusun populasi adalah
homosigot (genotipe seragam). Untuk spesies tanaman menyerbuk sendiri tujuan utama
program pemuliaan adalah untuk menghasilkan galur murni. Akan tetapi sebaliknya,
populasi tanaman menyerbuk silang disusun oleh individu-individu yang
heterozigositasnya tinggi dan apabila dipaksa untuk melakukan inbreeding maka akan
terjadi penurunan vigor dan kerugian lainnya. Heterosigositas merupakan ciri utama dan
spesies ini, oleh karenanya keadaan ini harus tetap dipertahankan selama program
pemuliaan atau dipulihkan pada tahap akhir dan program pemuliaan.

8.2.3 Subpokok Bahasan VIII.3


VIII.3. Metode Pemuliaan Tanaman Sayur

1. Metode pemuliaan tanaman sayur menyerbuk sendiri.


Tujuan hibridisasi untuk pemuliaan tanaman sayur menyerbuk sendiri adalah untuk
menggabungkan gen-gen yang menguntungkan yang terdapat dalam dua atau lebih
genotipe. Dalam memutuskan metode yang terbaik untuk menangani generasi segresasi
dan hasil persilangan, pemulia tanaman harus mempertimbangkan sejumlah faktor, yaitu
daya hasil, kemampuan beradaptasi dan reaksi terhadap penyakit dan tetua yang ada,
pengetahuan mengenai pengindoli genetik don sifat-sifat daya hasil, kemampuan
beradaptasi dan reaksi terhadap penyakit; jarak tanam yang diperlukan untuk menanam
generasi segregasi dan pertimbangan teknis seperti mudahnya pelaksanaan hibridisasi
(persilangan).

Universitas Gadjah Mada 7


Untuk tanaman menyerbuk sendiri metode pemuliaan untuk menangani generasi
segregasinya ada empat metode, yaitu pedigree, bulk-population, backcross method don
single seed descent method.

a. Pedigree.
Metode ini sangat umum dan paling banyak diterapkan untuk tanaman sayur
menyerbuk sendiri. Metode pedigree memungkinkan untuk melakukan seleksi
terhadap semua sifat, tetapi akan sangat efisien untuk seleksi sifat-sifat yang dapat
dimunculkan selama seleksi pada awal generasi segregasi, seperti sifat tinggi
tanaman, kemasakan dan morfologi tanaman sayur.

Tipe tipe superior diseleksi (dipilih) pada generasi segregasi dan ada catatan dan
setiap tanaman terpilih. Seleksi dimulai pada generasi F2 untuk tanaman dengan
sifat-sifat menguntungkan sesuai dengan tujuan si pemulia tanaman (Gambar 16).
Pada generasi F3 dan F4 banyak lokus yang akan mencapai homosigot dan sifat-sifat
family nampak. Seleksi tanaman terbaik dalam famili terbaik dapat dilakukan pada
generasi F3 dan F4 in Pada generasi F5 dan F6, sebagian besar famili dapat diduga
homosigot pada banyak lokus. OIeh karena itu, seleksi di dalam famili sudah tidak
efektif lagi dan seleksi dilakukan terhadap individu-individu tanaman antar famili.
Dengan metode pedigree akan dipunyai catatan mengenai hubungan famili yang
tepat dan semua tanaman-tanaman terpilih dan masing-masing keturunan. Informasi
ini sangat berguna untuk menghindani seleksi individu-individu yang berkerabat
dekat.

Universitas Gadjah Mada 8


Gambar 16. Metode seleksi pedigree

Metode pedigree memerlukan banyak pekerjaan dan catatan yang diperlukan.


Meskipun demikian, ada keunggulan dari metode pedigree, yaitu hanya keturunan
dari tanaman superior, yang mana gen-gen dari sifat yang diinginkan telah
terkombinasi, yang dipertahankan pada generasi selanjutnya. Metode pedigree

Universitas Gadjah Mada 9


sangat cocok diterapkan untuk tanaman sayur yang ditanam dengan jarak tanam
lebar karena memudahkan dalam pelaksanaan seleksi tanaman tunggal.

b. Bulk population
Dalam metode bulk population, generasi F2 ditanam secara campuran dalam suatu
plot yang besar untuk menampung sejumlah besar tanaman. Pada waktu tanaman
dipanen, benih hasil panenan dicampur dan dipergunakan sebagai bahan tanam
pada musim tanam berikutnya. Metode ini banyak diterapkan pada tanaman sayur
yang menghasilkan biji sperti kacang kacangan dan tanaman sayur dengan biji
kecil. Seleksi diterapkan di generasi lanjut, biasanya di F5 atau F6 (Gambar 17).
Selama bahan seleksi ditanam dalam populasi bulk, seleksi alam, misalnya epidemic
hama atau penyakit, cekaman lingkungan seperti panas, dingin atau kekeringan,
dapat berperan dalam menyingkirkan individu individu tanaman yang dapat survive
merupakan tanaman yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat.
Oleh karena itu, populasi yang dihasilkan dalam kondisi lingkungan tertentu yang
telah mengalami seleksi alam merupakan jaminan dari populasi yang dihasilkan
nantinya. Apabila pemulia tanaman memperkirakan keturunan telah mencapai
homosigositas yang tinggi, seleksi tanaman tunggal dapat diterapkan dan
evaluasinya sama seperti halnya metode pemuliaan dengan pedigree.

Salah satu keuntungan utama dari metode bulk-population adalah selama generasi
segregasi populasi dapat dihadapkan pada agensia seleksi alam, seperti epidemi
hama atau cekaman lingkungan yang ekstrim, seperti panas, dingin ataupun
kekeringan. Populasi yang dihasilkan akan cocok ditanam di lingkungan tertentu yang
ekstrim dan karenanya jenis seleksi yang diinginkan dapat dilakukan.

c. Backcross
Metode backross merupakan cara yang akurat dalam memperbaiki varietas yang
telah memiliki sifat-sifat yang baik tetapi masih memerlukan sedikit penambahan sifat
karena defisien sifat yang akan ditambahkan itu. Metode backcross memerlukan
suatu seri persilangan dan suatu varietas yang sifat tertentunya akan diperbaiki
melalui seleksi. Salah satu tetua yang akan digunakan dalam backross adalah
kultivar yang telah beradaptasi baik dengan kondisi lingkungan setempat dan tetua
Iainnya adalah galur donor yang membawa sifat yang oleh si pemulia akan
dipindahkan ke kultivar lokal.

Universitas Gadjah Mada 10


Pada generasi awal F1, hybrid line dibackcrosskan secara berturut-turut ke tetua yang
telah beradaptasi baik dengan lingkungan setempat. Setiap akhir backcross, seleksi
dilakukan untuk memilih tanaman yang membawa sifat tetua honor. Pada akhir
backcross, gen-gen yang telah dipindahkan akan hetrosigot. Oleh karena itu pada
akhir backcross dilakukan selfing untuk menghasilkan genotype homosigot. Selfing
dan seleksi akan menghasilkan suatu varietas baru yang memiliki daya adptasi, daya
hasil dan sifat sifat kualitatif yang sama persis dengan kultivar lokal tetapi memiliki
sifat superior khusus dari tetua donor. Bagan metode backcross tercantum dalam
Gambar 18.

Gambar 18. Metode backcross (a) gen tunggal dominan yang akan dipindahkan
(b) gen tunggal resesif yang akan dipindahkan.

Universitas Gadjah Mada 11


d. Single seed descent.
Dalam metode single seed descent pada generasi F2 dan seterusnya hanya satu
benih (biji) yang diturunkan dan setiap tanaman untuk ditanam pada generasi
selanjutnya. Atau dengan kata lain, untuk setiap tanaman F2 hanya ditanam satu
tanaman yang berasal dari satu bill di generasi F3. Untuk setiap tanaman F3 hanya
akan ditanam satu tanaman yang berasal dan satu biji di generasi F4 demikian
seterusnya sampai tingkat homosigositas yang dikehendaki si pemulia telah dicapai.
Secara praktik, dan satu polong yang diambil dan setiap tanaman, hanya akan
diambil satu biji saja yang akan dijadikan bahan tanam pada generasi selanjutnya.
Apabila tingkat homosigositas yang diinginkan telah tercapai, setiap keturunan
(progeny) dapat ditelusur kembali ke tetua F2 yang menurunkannya. Tanaman
keturunan pada setiap generasi ditanam dalam barisan. Bagan single seed descent
tercantum dalam Gambar 19.

Kelebihan metode single seed descent dibandingkan dengan metode pedigree :


a. Lahan yang diperlukan untuk menanam setiap generasi lebih sedikit.
b. Waktu dan pekerjaan panen benih lebih sedikit.
c. Catatan lebih sederhana.
d. Seleksi untuk sifat yang heritabilitasnya tinggi, seperti tinggi tanaman, umur
tanaman, ketahanan terhadap hama dan penyakit dan sifat kualitatif, dapat efektif
dilakukan pada tanaman tunggal.
e. Memungkinkan untuk menanam beberapa generasi setiap tahunnya dalam rumah
kaca atau dibawah kondisi lingkungan yang dapat diatur.

Kelemahan metode single seed descent adalah :


a. Seleksi untuk sifat yang heritabilitasnya rendah, seperi hasil, tidak akan efektif jika
dilakukan hanya beradasarkan satu tanaman tunggal.
b. Identitas superioritas F2 hilang dan tidak dapat diselamatkan.

Universitas Gadjah Mada 12


Gambar 19. Bagan metode single seed descent

Universitas Gadjah Mada 13


Metode seleksi untuk self-pollinated crop adalah melalul seleksi massa dan seleksi
galur murni.
a. Seleksi Massa
Apabila suatu kelompok tanaman yang sama diseleksi dan dipanen, biji hasil
panenan dicampur dan ditanam bersama maka prosedur ini dikenal dengan
seleksi massa. Bagan seleksi massa tercantum dalam Gambar 20.

Gambar 20. Seleksi massa pada tanaman menyerbuk sendiri

Seleksi massa untuk tanaman sayur menyerbuk sendiri akan merupakan kumpulan
genotipe-genotipe yang seragam don diduga merupakan genotipe-genotipe
pemuliaan yang sesungguhnya. Kultivar yang dikembangkan melalui seleksi masso,

Universitas Gadjah Mada 14


pemilihan murni berdasarkan penampilan fenotipe yang dapat diamafi, seperti tinggi
tanaman, kemasakan, ukuran dan warna buah atau biji atau ketahanan terhadap
hama dan penyakit. Komponen penyusun gcilur bisa jadi berbeda dalam sifat-sifat
seperti kualitas buah atau biji, yang tidak dapat dipilahkan melalui pengamatan
secara visual. Seleksi massa berguna untuk menciptakan kultivar yang dapat
beradaptasi pada suatu lingkungan khusus atau cekaman lingkungan (seperii panas,
dingin atau kekeringan) dan terhadap serangan hama atou penyakit. Dalam seleksi
massa tanaman dipilih berdasarkan kenampokan fenotipe dan bijinya dipanen dan
dicampur vntuk ditanam kembali tanpa ada uji keturunan. Hal ini brtujuan untuk
memperbaiki genotipe secara umum di tingkat populasi dengan cara seleksi dan
mencampur genotipe-genotipe superior.
lemahan seleksi massa adalah:
1) Genotipe yang terpilih belum tentu homosigot, bisa jadi heterosigot dari akibat
adanya penyerbukan silang atau mutasi sehingga pada generasi berikutnya
genotipe yang heterosigot akan mengalami segregasi. Oleh karena itu seleksi
berdasarkan fenotipe harus dilakukan lagi.
2) Pengujian keturunan harus dilakukan hati-hoti terutama podo angkah ke-4 pada
bagon seleksi massa (Gambar 20) supoya variasi fenotipenya tidak lebih besar
dan seleksi sebelumnya. Apabila kenyataannya variasi fenotipe lebih besar
daripada generasi sebelumnya, langkah ke-4 dianggap sebagai langkah ke-2 dan
seleksi dilanjutkan pada langkah ke-3 dan seterusnya.

b. Seleksi galur murni.


Seleksi galur murni sebenarnya sudah dipraktikkan oleh petani, yaitu pada
saat petani mukan adanya tipe tanaman yang menyimpang (off-type) dari kultivar
yang ditanam. Off-type tersebut diseleksi dan diperbanyak untuk menghasilkan
kultivar baru. Bagan seleksi galur murni tercantum dalam Gambar 21.

Universitas Gadjah Mada 15


Gambar 21. Seleksi galur murni.

Tanaman tunggal merupakan dasar pemilihan dalam metode seleksi


galur murni, tetapi untuk tanaman yang ditanam rapat, dimana tanaman-
tanaman tidak dapat dipisahkan, seleksi satu boris yang terdiri dan tanaman-
tanaman yang berbeda dimungkinkan terjadi. Uji keturunan mutlak dilakukan
dalam metode ini untuk mengevaluasi keakuratan sifat-sifat tanaman terpilih.
Genotipe baru tidak tercipta melalui seleksi galur murni. Hasil seleksi dapat
dilepas sebagai kultivar baru jika kultivar tersebut lebih superior daripada
kultivar lokal untuk sifat-sifat yang diseleksi dan sifat-sifat lainnya sama
dengan kultivar lokal. Sifat-sifat yang diinginkan seringkali hilang hanya pada
beberapo generasi akibat tercampurnya benih dari genotipe lain, persilangan
alami dengan genotipe lain dan terjadinya mutasi
2. Metode pemuliaan tanaman sayur menyerbuk silang.
Tanaman sayur yang menyerbuk silang apabila dibandingkan dengan
tanaman sayur yang menyerbuk sendiri heterosigositasnya lebih kecil. Setiap

Universitas Gadjah Mada 16


tanaman heterosigot dan heterosigositas ini harus dipertahankan selama program
pemuliaan atau dipulihkan pada akhir program pemuliaan.
Metode pemuliaan yang sangat penting untuk tanaman sayur menyerbuk
silang adalah seleksi massa, persilangan backcross; hibridisasi antar galur
inbred, antar varietas atau antar klan untuk membentuk varietas hibrida; serta
seleksi berulang (recurrent selection).
a. Seleksi massa.
Seleksi massa merupakan metode yang penting untuk perLaikan
varietas dan tanaman sayur menyerbuk silang. Dalam seleksi massa,
selumlah besar tanaman dipilih untuk bahan perbanyakan pada generasi
berikutnya. Seleksi hanya berdasarkan pada sifat-sifat tetua betinanya karena
sumber pollen tidak diketahui secara pasti. Benih dan tanaman terpilih
dicampur dan digunakan sebagai bahan tanam di generasi berikutnya.
b. Persilangan backcross.
Metode backcross untuk tanaman sayur menyerbuk silang sama
persis dengan metode backcross untuk tanaman sayur menyerbuk sendini.
Perbedoan utama adalah cukup tersedia tetua recurrent yang heterosigot
sehingga frekuensi gen dapat dipulihkan pada hasil backcross. Backcross
dilakukan pada tetua yang heterosigot. Pada akhir backcross individu-individu
yang terpilih adalah individu-individu yang heterosigot.
c. Perakitan varietas hibrida.
Varietas hibrida merupakan persilongan antar genotipe-genotipe
tertentu. Genotipe-genotipe yang disilangkan dapat berupa galur inbred, klan,
strain, varietas atau sumber lainnya yang apabila disilangkan akan
menghasilkan keturunan F1 yang cukup superior apabila dibandingkan
dengan kedua tetuanya. Varietas hibrida ini memanfaatkan adanya fenomena
heterosis, yaitu penampilan keturunan F1 yang Iebih unggul atau lebih jelek
daripada kedua tetuanya.
Langkah-Iangkah dalam merakit varietas hibrida adalah:
1) Memilih tanaman yang baik dalam suatu populasi, kemudian dilakukan
penyerbukan sendiri (selfing). Setelah masak, biji dan hasil selfing
dipanen secara terpisah dari setiap tanaman yang menghasilkannya.
2) Pada musim tanam berikutnya, setiap nomer yang terpilih ditanam lagi
secara terpisah, masing-masing tanaman terpilih diselfing lagi. Pekerjaan
ini dilakukan secara terus-menerus sampai generosi selling ke-7 atau ke-8
(S7 atau 58) sehingga akan dihasilkan. galur-galur inbred. Inbred-inbred
yang didapatkan saling disilangkan dalam seluruh kombinasi persilangan

Universitas Gadjah Mada 17


yang mungkin terjadi antar inbred-inbred tersebut untuk dievaluasi daya
gabung umum dari daya gabung khususnya serta fermena heterosis.
Persilangan antar galur-galur inbred dapat dilakukan secara single cross
(A x B), double cross (F1 x F1CD) atau secara threeway cross (F1x C).
d. Seleksi berulang (recurrent selections).
Dalam recurrent selections, genotipe-genotipe dan keturunan hasil
selfing diseleksi dan hasil seleksi dilakukan intercross (persilangan antar
genotipe terpilih) dalam semua kombinasi persilangan yang mungkin
terjadi untuk menghasilkan populasi baru guna seleksi selanjutnya.
Prosedur ini sangat membantu dalam mempertahankan frekuensi gen dan
genotipe yang terpilih. Sikius seleksi berulang-ulang dapat dibuat selama
menguntungkan dalam perbaikan sifat-sifat yang dikehendaki.
Genotipe-genotipe yang digunakan sebagai tetua untuk generasi
berikutnya dalam recurrent selection dipilih dengan pertolongon melalui
progeny test (uji keturunan) apabila sifat-sifat yang diseleksi sulit untuk
dievoluasi dengan dasar kenampakan sotu tanaman tunggal, seperti
misalnya daya hash tanaman. Progeny test tidak diperlukan abila seleksi
dilakukan untuk sifat-sifat tanoman yang mudah diidentifikasi dengan
ngomaton secara visual atau dengan tes sederhana bendasankan
tanaman tunggal yang diuji dapat benupa hash selfing, half-sib (saudara
tiri seibu atau saudara tiri) atau full-sib (saudara kandung).

3. Metode pemuliaan untuk tanaman sayur yang diperbanyak secara vegetatif.


Tanaman-tanaman sayur yang diperbanyak secara vegetafif, seperti
kentang, bawangbawangan dan ubi jalar, umumnya heterosigot. Metode
pemuliaan tanaman-tanaman sayur yang diperbanyak secara vegetatif berbeda
dengan tanaman-tanaman sayur yang diperbanyak dengan biji (diperbanyak
secara generatif).
Dalam kasus tertentu, metode ini dapat digunakan untuk mengatasi
masalah pada tanaman sayur seperti sterilitas dan inkompatibilitas yang hash
akhir yang dikehendaki berupa buah atau biji. Apabila kombinasi sifat yang
dikehendaki telah tercapai, akan Iebih mudah mencapai keberhasilan dalam
memperbaiki sifat tanaman dengan jalan memperbanyak tanaman secara
vegetatif, apabila dapat dilakukan, tidak memikirkan apakah tanaman sayur
menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang karena komoditas tersebut dapat
diperbanyak secara cepat sebagai suatu kultivar baru.

Universitas Gadjah Mada 18


Metode pemuliaan yang sesuai untuk tanaman sayur yang diperbanyak
secara vegetatif adalah dengan pemuliaan mutasi. Pemuliaan dengan cara
mutasi ini memegang peranan penting dalam memperbaiki sifat-sifat tanaman
yang diperbanyak secara vegetatif. Mutasi adalah perubahan gen-gen secara
individu atau perubahan struktur (susunan) gen-gen yang terletak pada seluruh
kromosom. Mutasi kromosom yang sangat drastis terjadi menyebabkan kematian
akibatnya sel-sel yang mengandung romosom tersebut tidak dapat bertahan
hidup. Akan tetapi perubahan-perubahan kecil seringkali memungkinkan individu-
individu tanaman yang membawa sifat utan mempunyai kesempatan untuk
berkompetisi dengan keturunan tanaman yang normal dan kadang-kadang
individu tanaman yang membawa sifat mutan dapat membangkan sebagai klon
baru yang mempunyai sifat adaptasi yang Iebih baik terhadap Iingkungannya.
Dengan jalan mutasi, si pemulia tanaman dapat memperoleh sumber
variasi (sumber aman) bahan tanam sehhngga memungkinkan untuk melakukan
seleksi. Laju mutasi alami kemungkinan sangat lambat dan sangat nyata
menguntungkan jika dapat meningkatkan untuk memberikan Iebih banyak
keragaman (variasi).
Ada dua cara untuk mengmnduksi terjadinya mutasi buatan, yaitu dengan
ionisasi (radiasi): sinar ultraviolet, sinar alpha, sinar beta, sinar gamma dan sinar
X; dan dengan mutagen kimia: ethyl methylsulfonate (EMS), gas mustard, gas
methan dan colchicine. Mutasi dengan mutagen (radiasi atau bahan kimia)
merupakan pekerjaan untunguntungan dalam memperbaiki sifat tanaman,
kadangkala sifat yang diinginkan oleh si pemulia tanaman dapat tidak
terekspresikan.

8.2.3. Subpokok Bahasan VIII.3.


VIII.3. Hasil-Hasil yang Telah Dicapai

Hasil-hasil pemuliaan tanaman sayur. yang telah dicapi saat ini sangat banyak sekali
Iumlah dan macamnya. Hasil pemuliadn tanaman sayur ini tidak lain adalah perbaikan sifat
yang menguntungkan. Di bawah ini beberapa contoh tanaman sayur yang telah diperbaiki
sifat-sifatnya.
1. Tomat
Pemuliaan tanaman tomat yang telah berhasil dilakukan adalah membuat
varietas tomat berumur pendek (umur berbunga ataupun umur mulal masaknya buah),
jumlah bunga yang berhasil menjadi buah meningkat, habitus tanaman pendek dan
menjadi determinate, tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti

Universitas Gadjah Mada 19


Phytophtora dan Alternaria serta tahan terhadap harna utama seperti nematoda, toleran
atau tahan terhadap cekaman lingkungan seperti suhu tinggi, kelebihan lengas tanah
karena 9gginya curah hujan dan masalah tanah seperti tanah berkadar garam tinggi dan
nah masam, perbaikan kualitas buah balk untuk konsumsi segar maupun untuk diolah
serta ketahanan buah terhadap pengiriman jarak jauh dan ketahanan disimpan.

2. Kecipir
Tujuan pemuliaan tanaman kecipir tergantung pada hasil tanaman yang
dimanfaatkan. Sebagai hijauan pemuliaan ditujukan pada perbaikan sifat buah kecipir
muda yang dipanen, yaitu dikehendaki tanaman yang cepat berbunga, hasil polong
tinggi, warna yang hijau, kandungan serat rendah dan rasa yang lebih enak.
Perbaikan sifat kecipir untuk diambil bijinya ditujukan pada tanaman cepat berbunga
(umur genjah), polong masak serentak, hasil bijinya tinggi, persentase kulit polong
rendah, kandungan protein dan minyak yang tinggi dan warna biji putih.

3. Mentimun
Pemuliaan tanaman mentimun yang berhasil dilakukan adalah memperbaiki
sifat-sifat tanaman seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, perbaikan
kualitas buah seperti kekompakan buah, kandungan bijinya sedikit, warna dan
diameter buah, perbaikan ekspresi kelamin bunga (diharapkan bunga betina lebih
banyak daripada bunga jantan), don perbaikan tipe tanaman seperti internodia
pendek, buahnya banyak dan masak serentak sehingga dapat dipanen dengan
mesin.

4. Wortel
Pembuatan hibrida F1 lebih ditekankan poda penggunaan sitoplasmik male
sterility pada salah satu galur inbred yang dijadikan sebagai tetua betina. Pada wortel
ada dua tipe sitoplasmik male sterility, yaitu tipe anther coklat, anther mengalami
degenerasi sebelum antesis, sitoplasmik male steriliiy tipe ini termasuk dalam S-
sitoplasrna dan paling sedikit terdapat dua gen resesif yang mengendalikan sifat ini.
Tipe yang kedua adalah petaloid type, yaitu anther diganti dengan lima buah daun
bunga (petal) atau kelopok bunga, sitoplasmik male sterility tipe ini termasuk dalam
S-sitoplasma dan paling sedikit terdapat dua gen dominan yang mengendalikan sifat
ini. Pemuliaan tanaman wortel yang dilakukan ditujukan untuk perbaikan daya hash
yang tinggi, laju pertumbuhan cepat dan tanaman berumur genjah, keseragaman
dalam bentuk umbi yaitu silindris dan ukuran umbinya juga seragam, warna bagian
xylem dan phloem umbi seragam yaitu oranye tua, permukaan bagian luar halus,

Universitas Gadjah Mada 20


ketahanan terhadap retak dan pecah dan akar selama akar dipanen dan penanganan
pascapanen, aroma, kandungan karoten, bentuk akar lurus dan tahan terhadap hama
dan penyakit utama.

5. Bawang merah
Perbaikan sifat bawang merah ditujukan pada ketahanan terhadap penyakit
daun, perbaikan kualitas umbi seperti warna merah ungu, bentuk umbi bulat, ukuran
umbi besar dan peningkatan hasil umbi.

6. Kubis
Untuk perbaikan sifat tanaman kubis diutamakan dengan menggunakan
hibrida F1 berdasarkan pada single cross antara dua galur inbred. Tujuan utama
pemullaan kubis adalah memperbaiki bentuk dan ukuran krop, yaltu bentuk gepeng
dan bulat padat, kepadatan bagian dalam krop, susunan daun yang membentuk krop
dan warna daun penyusun krop seragam, panjang batang di dalam krop, rosa,
kandungan vitamin C, berumur genjah, kemampuan daun-daun penyusun krop untuk
tetap menyatu atau tidak segera lepas satu per satu setelah kubis masak,
produktivitas tinggi dan toleran terhadap suhu tinggi serto ketahanan hama dan
penyakit utama serta gangguan fisiologis.

7. Selada
Pemuliaan tanaman selada ditujukan untuk perbaikan sifat kegeniahan,
tanaman tidak cepat membentuk bunga, krop besar dan kompak yang tidak mudah
rusak selama pengangkutan, ketahanan terhadap hama dan penyakit mosaic dan
downmildew, kandungan nitrat rendah dan adanya perbaikan kualitas.

8. Cabai
Saat ini banyak dihasilkan cabai yang berupa cabai hibrida dengon
memanfaatkan adanya male sterility atau dengan emaskulasi serta polinasi dengan
bantuan manusia. Perbaikan sifat tanarnan cabal ditujukan pada ketahanan terhadap
penyakit utama, peningkatan hasil, umur genjah, masok awal dan kualitas rasa
pedas, toleran terhadap cekaman abiotik dan aroma serta warna buah menarik.

8.3. RANGKUMAN
Dalam budidaya tanaman sayur, kegiatan pemuliaan tanaman tekanannya tidak
hanya peningkatan hasil tanaman saja, meskipun peningkatan hasil tanaman masih

Universitas Gadjah Mada 21


merupakan tujuan utama dalam kegiatan pemuliaan tanaman sayur. Peningkatan hash
tanaman sayur sebenarnya dapat pub ditempuh melalui aspek budidaya tanaman

saling mempengaruhi satu sama lain. Individu-individu tanaman penyusun populasi


adalah homosigot (genotipe seragam). Untuk spesies tanaman menyerbuk sendiri tujuan
utama program pemuliaan adalah untuk menghasilkan galur murni. Akan tetapi sebaliknya,
populasi tanaman menyerbuk silang disusun oleh individu-individu yang heterozigositasnya
tinggi dan apabila dipaksa untuk melakukan inbreeding maka akan terjadi penurunan vigor
dan kerugian Iainnya. Heterosigositas merupakan ciri utama dan spesies ini, oleh karenanya
keadaan ini harus tetap diprtahankan selama program pemuliaan atau dipulihkan pada tahap
akhir dan program pemuliaan.
Untuk tanaman menyerbuk sendiri metode pemuliaan untuk menangani generasi
segregasinya ada empat metode, yaitu pedigree, bulk-population, backcross method dan
single seed descent method, sedangkan seleksinya dapat dilakukan dengan seleksi massa
atau seleksi galur murni.
Metode pemuliaan yang sangat penting untuk tanaman sayur menyerbuk silang
odaloh seleksi massa, persilangan bockcross; hibridisasi antar galur inbred, antar varietas
atau antar klon untuk membentuk varietas hibrida; serta seleksi berulang (recurrent
selection). Metode pemuliaan tanaman sayur yang dpat diperbanyak secara vegetatif
dengan cara pemuliaan mutasi baik mutasi yang terjadi secara alamiah ataupun mutasi
buatan dengan radiasi atau mutagen kimia.

8.4. PENUUP
8.4.1. Tes Formatif
1. Mengapa dalom mempelajari budidaya tanaman sayur aspek pemuliaan tanaman
sayur penting untuk diketahui? Jelaskan!
2. Sebut dan jelaskan tuluan umum pemuliaan tanaman sayur!
3. Jelaskan mengapa untuk menentukan (memilih) metode pemuliaan tanaman sayur
yang tepat, perlu diketahui cara perbanyakan tanaman sayur tersebut!
4. Sebutkan kelebihan metode pemuliaan tanaman sayur dengan single seed descent
dibandingkan dengan pedigree!
5. Jelaskan Iangkah-Iangkah dalam membuat hibrida tanaman sayur!
6. Apakah yang dimaksud dengan mutasi?
7. Sebutkan mutagen buatan yang dapat menimbulkan mutasi pada tanaman sayur

Universitas Gadjah Mada 22


8.4.2. Petunjuk Jawaban Tes Formatif
1. Aspek pemuliaan tanaman sayur penting diketahui dalam mempelajari budidaya
tanaman sayur karena perbaikan sifat-sifat tanaman sayur yang sesuai dengan
keinginan petani dan konsumen hanya dapat dilakukan dengan memuliakan tanaman
sayur tersebut oleh pemulia tanaman.
2. Tujuan dan memuliakan tanaman sayur adalah untuk menciptakan vanietas baru
yang sesuai dengan konsep ditentukan oleh pemulia tanaman itu sendiri yang
didasarkan pada keinginan petani dan standar pasar. Varietas tanaman sayur baru
supaya dapat diterima oleh petani, varietas tersebut harus dapat mernuaskan
kesukaan mereka, petani penghasil maupun konsumen yang membeli dan petani
penghasil. Selera petani dan konsumen pengguna sayuran menghendaki perbaikan
tanaman sayuran ditujukan pada:
a. Meningkatkan produktivitas tanaman sayur.
Salah satu tujuan utama dan pemulia tanaman dalam memperbaiki sifat
tanaman adalah untuk memperbaiki produktivitas tanaman sayur. Hasil tanaman
per satuan luas lahan per satuan waktu dan per satuan pupuk yang digunakan
ditingkatkan dengan perbaikan varietas yang memiliki sifat tingginya potensi hasil,
masak awal (berumur genjah), perbaikan arsitektur tanaman dan tingginya indeks
panen. Varietas tanaman tomat untuk olahan yang baru memiliki sifat masak awal
(umur genjah), tanaman bersifat determinate dan kapasitas hasilnya mencapai
140 ton/ha. Sayuran leguminosa, seperti kacang paniang, kebutuhan pupuk
nitrogennya dapat dikurangi dengan menggunakan varietas yang baru yang mana
kemampuan fiksasi nitrogennya tinggi.

b. Adaptabilitas tanaman sayur tinggi.


Pada umumnya setiap spesies tanornan sayur memiliki Iingkungan
tumbuhnya sendiri yang mana di Iingkungan tersebut tanaman dapat beradaptasi
dengan baik. Tanaman kentang yang sudah beradcptasi dengan iklim dingin
umumnya tidak beradaptasi dengan iklim hangat. Di daerah tropis, tanaman
kentang ini umumnya ditanam di dataran tinggi. Tanaman tomat sebenarnya
berasal dan daerah beniklim dingin dan kering, sangat sulit untuk
mengembangkan budidaya tomat di luar kisaran Iingkungan yarg dikehendakinya.
Saat ini sudah dapat dikembangkan varietas-varietas tanaman sayur yang
berubah adaptasinya, yang semula hanya dapat tumbuh dan menghasilkan di
Iingkungan tumbuh tertentu.namun sekarang relatif dapat dikembangkan di
berbagai Iingkungan tumbuh yang berbeda, yang dirakit oleh pemulia tanaman.
Pada tanaman kubis, areal produksinya telah bergeser perlahan-lahan ke dataran

Universitas Gadjah Mada 23


rendah dengan menggunakan varietas kubis yang toleran terhadap suhu tinggi.
Begitu juga dengan tanaman tomat, saat ini dapat menanam tomat di dataran
rendah di daerah tropis meskipun pada saat musim kemarau maupun musim
hujan dengan menggunakan varietas yang tahan.
Adaptabilitas tanaman sayur ini juga mencakup bucidaya sayur organik
dengan masukan (input) dan luar rendah (low-input farms), tanaman respon
terhadap pemupukan rendah don beadoptasi luas terhadap kondisi lingkungan
serta tahan terhadap guIma, hama dan penyakit utama.

c. Perbaikan ketahanan tanaman sayur.


Hal penting Iainnya yang merupokan tujuan dan pemuliaan tanaman sayur
adalah terjaminnya ketahanan tanaman sayur. Untuk mencapai hal itu, pemulia
tanaman mengembangkan varietas sayur yang mempunyai toleransi dan
resistensi terhadap cekaman lingkungan abiotik maupun biotik. Tanaman sayur
tahan terhadap kekeringan, sebagai contoh, mengurangi pengaruh buruk dan
kondisi kekeningan yang tidak biasanya terjadi pada beberapa tahun. Ketahanan
tanaman terhadap patogen penyebab penyakit dapat kehilangan hasil selama
epidemi penyakit berlangsung. Ketahanan tanaman terhadap hama juga akan
mengurangi penggunaan pestissida kimiawi

3. Pengetahuan mengenai cara penyerbukan sangat penting karena metode pemuliaan


sangat ditentukan sekali oleh cara penyerbukan tanaman sayur. Metode pemuliaan
tanaman menyerbuk sendiri (self-pollinarted crops). Populasi tanaman metode
pemuliaan tanaman menyerbuk silang (cross-pollinates crops). Populasi tanaman
menyerbuksendiri terdiri atas campuran galur murni yang cara reproduksi antar
tanaman tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Individu-individu tanaman
penyusun populasi adalah homosigot (genotype seragam). Untuk spesies tanaman
menyerbuk sendiri tujuan utama program pemuliaan adalah untuk menghasilkan
galur murni. Akan tetapi sebaliknya, populasi tanaman menyerbuk silang disusun
oleh individu-individu yang yang heterozigotasnya tinggi dan apabila dipaksa untuk
melakukan inbreeding maka akan terjadi penurunan vigor dan kerugian lainnya.
Heterosigositas merupakan ciri utama dan spesies ini, oleh karenanya keadaan ini
harus tetap dipertahankan selama program pemuliaan atau dipulihkan pada tahap
akhir dan program pemuliaan.
4. Kelebihan metode single seed descent dibandingkan dengan metode pedigree:
a. Lahan yang diperlukan untuk menanom setiop generasi lebih sedikit.
b. Waktu dan pekerjaan panen benih lebih sedikit.

Universitas Gadjah Mada 24


c. Catatan lebih sederhana.
d. Seleksi untuk sifat yang heritabilitasnya tinggi, seperti tinggi tanaman, umur
tanaman, ketahanan terhodap hama dan penyakit dan sifat kualitatif, dapat efektif
dilakukan pada tanaman tunggal.
e. Memungkinkan untuk menanam beberapa generasi setiap tahunnya dalam rumah
kaca atai dibawah kondisi lingkungan yang dapat diatur.
5. Langkah-langkah dalam merakit vanietas hibrida adalah:
a. Memilih tanaman yang baik dalam suatu populasi, kemudian dilakukan
penyerbukan sendiri (selfing). Setelah masak, biji dari hasil selfing panen secara
terpisah dan setiap tanaman yang menghasilkannya.
b. Pada musim tanam benikutnya, setiap nomer yang terpilih ditanam lagi secara
terpisah, masing-masing tanaman terpilih diselfing lagi. Pekerjaan ini dilakukan
secara terus-menerus sampai generasi selfing ke-7 atau ke-B /57 atau 58)
sehingga akan dihasilkan galur-galur inbred. Inbred-inbred yang didapatkan saling
disilangkan dalam seluruh kombinasi persilangan yang mungkin terjadi antar
inbred-inbred tersebut untuk dievaluasi daya gabung umum dan daya gabung
khususnya serta fenomena heterosis. Persilangan antar galur-galur inbred dapat
dilakukan secara single cross (A x B), double cross (FlAB x F1cD) atau secara
threeway cross (F1,x C).
6. Mutasi adalah perubahan gen-gen secara individu atau perubahan struktur (susunan)
gen-gen yang terletak pada seluruh kromosom.
7. Ada dua mutagen untuk menginduksi terjadinya mutasi buatan, yaitu dengan ionisasi
(radiasi): sinar ultraviolet, sinar alpha, sinar beta, sinar gamma dan sinar X; dan
dengan mutagen kimia: ethyl methylsulfonote (EMS), gas mustard, gas methan dan
colchicine.

8.4.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Bagi mahasiswa yang dapat mengerjakan soal tes formatif dengan paling tidak 70%
jawaban benar maka mahasiswa dapat melanjutkan belajar ke pokok bahasan berikutnya.
Akan tetapi apabila jawaban benar kurang dari 70% maka mahasiswa dipersilahkan
mempelajari kembali Pokok Bahasan VIII ini dengan menambah bahan bacaan dan buku
acuan yang disebutkan atau sumber lainnya yang relevan dengan pokok bahasan ini.

8.5. BUKU ACUAN


AVRDC. 1 990. Vegetable Production Training Manual. Asian Vegetable Research and
Development Center. Shanhua, Tainan. Taipei.

Universitas Gadjah Mada 25


Bautista, O.K., H.V. Valmayor, P.C. Tabora and R.R.C. Espino. 1983. Introduction to Tropical
Horticulture. University of The Philippines, Los Banos. Philippines.
Halloran, G.M., R. Knight, K.S. McWhirter and D.H.B. Sparrow. 1 979. Plant Breeding.
Academy Press Pty. Ltd. Brisbane. Australia.
Siemonsma, J.S. and K. Piluek (eds.). 1994. Plant Resources of South-East Asia:
Vegetables. No. 8. Bogor.
Williams, C.N., J.O. Uzo dan W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika
(Terjemahan oleh: S. Ronoprawiro dan G. Tjitrosoepomo). Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Universitas Gadjah Mada 26

Anda mungkin juga menyukai