MARET 2016
LEARNING OBJECTIVE
RINA YANG MALANG
OLEH:
ADELIA NUR FITRIANA
N 101 13 031
KELOMPOK 09
2015
Learning objective
1. hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan dan peranannya ?
2. jelaskan endokrinologi pertumbuhan
3. pemeriksaan penunjang sesuai dengan scenario
4. patofisologi gangguan endokrin
5. history taking menurut scenario
6. penyakit genetic pada gangguan endokrin
7. diagnosis scenario
8. cara mencari persentil dan standar deviasi pertumbuhan
9. apa saja komplikasi gangguan endokrin
10. prinsip terapi hormone pada scenario
11. urutan perkembangan pubertas
jawaban
1. hormone pertubuhan
a. Kelenjar HIPOFISIS/PITUITARY/MASTER OF GLANDS
LOBUS ANTERIOR/ADENOHYPOPHYSIS :
Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh
hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan
masalah stress.
Hormon yang dihasilkan :
STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin
:
Hormon ini berfungsi :
a. Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada
cakraepifise.
b. Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat
Hipersekresi :
Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih
cepat. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme.
Sedangkan bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian
organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan
yang tidak normal, seperti membesar seperti bengkak serta raut wajah
yang kelihatan lebih tebal kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan
yang seperti ini dikenal dengan akromegali. Pertumbuhan akromegali
biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.
Hiposekresi :
c. kelenjar PARATHYROID
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar
Thyroid. Setiap kelenjar
Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid, sehingga semuanya
berjumlah 4
buah kelenjar parathyroid. Hormon yang dihasilkan Hormon PTH
(Parathormon) berfungsi :
a. Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
b. Mengendalikan pembentukan tulang.
Hipersekresi :
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebakan
pertumbuhan :
Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan.
Miksodema bila terjadi pada masa dewasa.
Batu ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.
Hiposekresi :
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan
Pertumbuhan Morbus basedowi.
Kejang otot/tetani.
d. Kelenjar Thymus
Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon
ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa
pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini
akan berkurang sedikit demi sedikit.
Hormon ini berfungsi :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang
menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan
hormone tiroksin.
e. Kelenjar adrenal/suprarenalis
BAGIAN MEDULLA
Hormon Androgen
Berfungsi :
a. Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
_ Hipersekresi :
Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit
Cushing
Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin
sekunder
a.
b.
c)
d)
e)
f)
b. Pelaksanaan
1. Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10 cc
2. Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan
segera
3. Bila klien mendapat pengobatan insulin atau oral hipoglikemik untuk
sementara tidak diberikan
4. Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta
obatobatan sesuai program.
5. Pemerinsaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal
a) Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah
a. Nilai normal pada:
1. Dewasa wanita: 37-47% Pria: 45-54%
2. Anak-anak: 31-43%
3. Bayi: 30-40%
4. Neonatal: 44-62%
b. Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat
diperoleh dari perifer seperti ujung jari atau melalui pungsi
intravena. Bubuhi antikoagulan ke dalam darah untuk mencegah
pembekuan.
b) Pemeriksaan Elektrolit Serum (Na, K , CI), dengan nilai normal:
a. Natrium: 310-335 mg (13,6-14 meq/liter) Kalium: 14-20 mg%
(3,5-5,0 meq/liter) Chlorida: 350-375 mg% (100-106 meq/liter)
b. Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan
hipokalemi, dan sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu
hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik
secara khusus.
c) Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)
Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan
urine 24 jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.
d) Stimulasi Test
Dimaksudkan untuk mengevaluasi dan menedeteksi hipofungsi
adrenal. Dapat dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian
ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemberian sodium
Sumber: Vaitukaitis JL: Hormone assays. In Felig P. Endocrinology and
Metabolism, 2nd ed. McGrawHill,2007; 58-62.
4. jawab :
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes: adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,
protein sebagai hasil dari ketidakseimbangan tersedianya insulin
dan kebutuhan insulin. Dapat menjelaskan ketergantungan insulin
secara absolut, merusak pengeluaran insulin dari sel beta
pankreas, reseptor insulin yang tidak cukup, regulasi postreceptor
insulin yang tidak cukup, produksi dari insulin yang inaktif.
6. Pseudohipoparatiroidisme
Pseudohipoparatiroidisme merupakan suatu cacat genetik, dimana jaringan
sasaran tidak memberi respon terhadap parathitoid hormon, sehingga
mempunyai hubungan dengan berbagai kelainan rangka. Keadaan
perawakan pendek ini disebabkan oleh kelainan genetik dimana terdapat
peningkatan hormon paratiroid (PTH) dan fosfat, penuruna kalsium darah,
disertai tidak adanya respon terhadap PTH eksogen. Pengobatan adalah
dengan pemberian vitamin D/kalsitriol dosis tinggi disamping kalsium dan
obat pengikat fosfat.
Gangguan Metabolisme Vitamin D
Rakhitis yang disebabkan defisiensi vitamin D menyebabkan gangguna
pertumbuhandan perawakan pendek. Penyebabnya berupa defisiensi
vitamin D (kurangnya asupan vitamin D, malabsorpsi lemak, kurang
terpapar sinar matahari, antikonculsan, penyakit hati/ginjal) dan dapat
berupa rakhitis yang tergantung pada vitamin D secara herediter.
Adapun penyakit-penyakit
perawakan pendek yaitu
- Penyakit Celiac
- Enteritis regionalis
- Penyakit Crohn
- Cistic fibrosis
- Kanker
- Thalasemia
- Arthritis reumatoid
- Gagal ginjal kronis
- Renal tubular acidosis
kronis
yang
dapat
menyebabkan