Disusun Oleh:
Kelompok 7
Alifa Nur I
(H3114004)
Arif Budi S
(H3114010)
Erma Kusumawati
Juwita Putri N
Kharisma Enggar P
(H3114031)
(H3114049)
(H3114052)
PROGRAM DIPLOMA
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2016
ACARA 4
FERMENTASI ALKOHOL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum Acara IV Fermentasi Alkohol adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami langkah langkah praktikum fermentasi
alkohol.
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh jenis buah terhadap hasil fermentasi
alkohol.
3. Mahasiswa mengetahui proses fermentasi alkohol dari buah buahan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis
mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang
memfermentasi
bahan
pangan
dapat
menghasilkan
perubahan
yang
Mesopotamia
adalah
orang-orang
pertama
yang
diketahui
kondisi yang ada. Wine menjadi produk fermentasi buah non destilat, wine
mengandung sebagian besar nutrisi yang ada dalam jus buah asli. Nilai gizi
dari wine meningkat akibat pelepasan asam amino dan nutrisi lain dari ragi
selama fermentasi. Wine buah mengandung 8 sampai 11 persen alkohol dan 2
sampai 3 persen gula dengan nilai energi berkisar antara 70 dan 90 kkal per
100 mL (Swami dan Divate, 2014).
Secara ringkas seluruh rangkaian reaksi yang terjadi adalah hidrolisis
pati atau polisakarida menjadi maltose (disakarida) kemudian hidrolisis
menjadi glukosa dan selanjutnya diubah menjadi alkohol dan gas
karbondioksida oleh Saccharomyyces cereviceae untuk pembuatan tape, roti
atau minuman keras. Reaksi perubahan pati menjadi alkohol fermentasi. Proses
peragian berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama adalah perubahan
polisakarida (amilum) menjadi monosakarida (glukosa) yang dikatalisis oleh
enzim amilase. Tahap kedua adalah pengubahan glukosa menjadi alkohol yang
dikatalisis oleh enzim zimase (Jhonprimen, 2012).
Dalam proses fermentasi alkohol perlu pertimbangkan terlebih dahulu
bahan baku yang akan digunakan. Bahan yang mengandung gula biasanya
menggunakan teknologi yang sederhana, demikian juga halnya bahan berpati
Secara alami alkohol dapat terjadi pada buah-buahan yang sudah masak
seperti durian dan nangka. Bahan baku umumnya berasal dari tanaman pangan,
seperti singkong, ubi jalar, tebu, jagung, mengkudu dan lain-lain. Gula yang
terdapat dalam buah buahan dapat difermentasikan oleh Saccharomyces
cerivisiae (sejenis ragi roti) menjadi alkohol dan gas CO 2. Buah buahan yang
biasa dibuat anggur ialah buah buahan yang banyak mengandung gula dan
mempunyai aroma yang sedap sehingga dihasilkan anggur dengan kualitas
yang baik (Muksin, 2013).
Komponen utama yang merupakan syarat terbentuknya wine adalah gula
yang difermentasi khamir menjadi etanol dan CO2. Gula secara alami di dalam
bahan pangan biasanya tidak cukup tinggi untuk menghasilkan kadar etanol
yang memenuhi syarat mutu wine, sehingga perlu ditambahkan dari luar.
Banyaknya gula yang digunakan perlu diketahui sebab konsentrasi gula yang
terlalu tinggi akan mengakibatkan kematian khamir sehingga proses fermentasi
tidak akan berlangsung. Pada proses pembuatan wine, gula yang digunakan
maksimum 30% (Gunam, 2009).
Khamir mempunyai peran penting dalam industri makanan. Banyak
kegiatannya dalam makanan memang dikenhendaki dan banyak dimanfaatkan
dalam pembuatan bir, anggur, minuman keras, roti dan produk makanan
fermentasi, dan jugamerupakan sumber potensial dari protein sel tunggal untuk
fortifikasi makanan ternak. Galur (strain) Saccharomyces cerevisiae hingga
saat ini yang paling banyak digunakan untuk keperluan diatas. Pertumbuhan
khamir juga mengakibatkan kerusakan bahan pangan. Beberapa jenis khamir
pembusuk yang terkenal adalah Saccharomyces rouxii, Debaryomyces
hansenii, Hanseniaspora uvarum, Saccharomyces cerevisiae, Candida krusei,
Saccharomyces octoporus dan Rhodotorula glutinus (Buckle, 1987).
Pada proses fermentasi wine, khamir akan memecah glukosa dan
fruktosa membentuk asam piruvat melalui tahapan reaksi pada jalur EmbdenMeyerhof-Parnas, asam piruvat yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi
asetaldehida yang kemudian mengalami dehidrogenasi menjadi etanol.
Penurunan total gula selama proses fermentasi menunjukkan tingkat konsumsi
glukosa oleh Saccharomyces cerevisiae. Penurunan total gula ini terjadi karena
adanya
penggunaan
glukosa
oleh
Saccharomyces
cerevisiae
untuk
vinifera.
Varietas
ini
kemudian
menyebar
ke
bagian
timur
Mediteraneaman sampai Afrika Utara. Selain itu, ada varietas yang lain, anggur
untuk minuman, yang disebarkan ke Utara Selatan Mediteranea. Sedangkan
pengetahuan mengenai budi daya tanaman anggur untuk pertama kalinya
dikenal manusia kira kira tahun 600 sebelum masehi. Konon, pengetahuan
tersebut pertama kali dikenalkan oleh orang orang Asia Kecil yang kemudian
3. Cara Kerja
THP B
Kelompok
Sampel
Brix
1,5
2,6
3,7
4,8
1,5
2,6
3,7
4,8
Nanas
Anggur
Pisang
Air kelapa
Nanas
Anggur
Pisang
Air kelapa
8
9
25
10
5
7
30
8
(glukosa) yang dikatalisis oleh enzim amilase. Tahap kedua adalah pengubahan
glukosa menjadi alkohol yang dikatalisis oleh enzim zimase.
(C6H10O5)n n(C12H22O11)
pati Maltosa
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Maltosa
+ Air Glukosa
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP
Glukosa
Etanol
Prinsip dari analisis alkohol dengan menggunakan refraktometer ialah
semakin besar konsentrasi, semakin besar pula indeks biasnya. Hal ini
disebabkan karena adanya perubahan laju cahaya ketika melewati larutan
sukrosa. Cahaya yang melewati suatu materi akan mengalami interaksi dengan
molekul-molekul dan atom-atom dari materi tesebut (Hidayanto, 2010).
Refraktometer tipe hand-held merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menganalisis kadar sukrosa pada bahan makanan. Refraktometer terdiri
atas beberapa bagian, yaitu kaca prisma, penutup kaca prisma, sekrup pemutar
skala, grip pegangan, dan lubang teropong (Ihsan dan Anang, 2010).
Pada proses fermentasi wine, khamir akan memecah glukosa dan
fruktosa membentuk asam piruvat melalui tahapan reaksi pada jalur EmbdenMeyerhof-Parnas, asam piruvat yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi
asetaldehida yang kemudian mengalami dehidrogenasi menjadi etanol.
Penurunan total gula selama proses fermentasi menunjukkan tingkat konsumsi
glukosa oleh Saccharomyces cerevisiae. Penurunan total gula ini terjadi karena
adanya
penggunaan
glukosa
oleh
Saccharomyces
cerevisiae
untuk
kondisi
aerob.
Pada
kondisi
aerob
Saccharomyces
cerevisiae
menghidrolisis gula menjadi air dan CO2, tetapi dalam keadaan anaerob gula
akan diubah oleh Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol dan CO 2. Oksigen
secara tidak langsung mempengaruhi lama fermentasi yang dilakukan oleh
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Acara 4 Fermentasi
Alkohol adalah :
1. Komponen utama yang merupakan syarat terbentuknya wine adalah gula
yang difermentasi khamir menjadi etanol dan CO2.
2. Gula yang terdapat dalam buah buahan dapat difermentasikan oleh
Saccharomyces cerivisiae (sejenis ragi roti) menjadi alkohol dan gas CO2.
3. Dalam keadaan anaerob gula akan diubah oleh Saccharomyces cerevisiae
menjadi alkohol dan CO2.
4. pada shift THP-A kelompok 1 dan 5 dengan sampel nanas didapatkan hasil
8 Brix, kelompok 2 dan 6 sampel Anggur didapat hasil 9 Brix, kelompok 3
dan 7 dengan sampel pisang didapat hasil 25 Brix, dan pada kelompok 4
dan 9 dengan sampel air kelapa didapatkan hasil 10 Brix. Pada shift THP-B
kelompok 1 dan 5 dengan sampel nanas didapatkan hasil 5 Brix, kelompok
2 dan 6 sampel Anggur didapat hasil 7 Brix, kelompok 3 dan 7 dengan
sampel pisang didapat hasil 30 Brix, dan pada kelompok 4 dan 9 dengan
sampel air kelapa didapatkan hasil 8 Brix.
5. Hasil fermentasi alkohol dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain Substrat,
suhu, nutrisi, pH, dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Hermawan Dwi., Furqon Hidayatulloh, dan Joko Murwono. 2013.
Pengaruh Penambahan Gula Terhadap Produktivitas Alkohol Dalam
Pembuatan Wine Berbahan Apel Buangan (Reject) Dengan
Menggunakan Nopkor MZ.11. Jurnal Teknologi Kimia & Industri 2(4):
226-232.
Azizah N., A.N. Al-Baarri, S.Mulyani. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi
Terhadap Kadar Alkohol, pH, Dan Produksi Gas Pada Proses
Fermentasi Bioetanol Dari Whey Dengan Substitusi Kulit Nanas. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan 1(2).
Buckle, K.A. (1987). Ilmu Pangan, terjemahan Hari Purnomo. UI Press. Jakarta.
Emmanuel ,Idise Okiemute. 2012. Studies of wine produced from pineapple
(Ananas comosus). International Journal for Biotechnology and
Molecular Biology Research Vol. 3(1): 1-7.
Fatimah, Febrina Lia G, Lina Rahmasari G. 2013. Kinetika Reaksi Fermentasi
Alkohol Dari Buah Salak. Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 2(2).
Galeria, Aakriti. 2014. Production of Grape wine by the use of yeast,
Saccharomycese cerevisiae. Research Paper Microbiology Vol. 3(6).
Gunam, Ida Bagus Wayan., Luh Putu Wrasiati. 2009. Pengaruh Jenis Dan Jumlah
Penambahan Gula Pada Karakteristik Wine Salak. Jurnal Agrotekno
15(1): 12-19.
Hawusiwa, Eko Sutrisno., Agustin Krisna Wardani, Dian Widya Ningtyas. 2015.
Pengaruh Konsentrasi Pasta Singkong (Manihot Esculenta) Dan Lama
Fermentasi Pada Proses Pembuatan Minuman Wine Singkong. Jurnal
Pangan dan Agroindustri 3(1): 147-155.
Hidayanto, Eko., Abdul Rofiq, dan Heri Sugito. 2010. Aplikasi Portable Brix
Meter untuk Pengukuran Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika 13(4): 113188.
Ihsan, Farihul dan Anang Wahyudi. 2010. Teknik Analisis Kadar Sukrosa Pada
Buah Pepaya. Buletin Teknik Pertanian 15(1).
Jhonprimen H.S, Andreas Turnip, M. Hatta Dahlan. 2012. Pengaruh Massa Ragi,
Jenis Ragi Dan Waktu Fermentasi Pada Bioetanol Dari Biji Durian.
Jurnal Teknik Kimia 18(2): 44-51.
Muksin, Fatma., Weny J.A Musa, Julhim S. Tangio. 2013. Optimasi Variasi
Konsentrasi Ragi Dan Waktu Fermentasi Dan Waktu Fermentasi Pada
Pembuatan Alkohol Pada Buah Mengkudu. Jurusan Pendidikan Kimia
F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo.
Pawignya, Harsa., Tunjung Wahyu Widayati, Datu Putra, Putra Akbar. 2010.
Tinjauan Kinetika Pembuatan Rose Wine. Prosiding Seminar Nasional
Teknik Kimia Kejuangan Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia.
Raja.G, Karthik., Ezhilarasan .V, Yazhini .K.A, Sridhar .S And Chinnathambi .V.
2012. Comparative Evaluation Of White Wine Production From
Different Carbohydrate Rich Substrates Using Air-Lift Bio-Reactor.
International Journal of Pharma and Bio Sciences 3(1).
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 4.1
Sampel Air Kelapa
Gambar 4.2
Sampel Pisang
Gambar 4.3
Pasteurisasi sampel
Gambar 4.4
Gula
Gambar 4.5
Saccharomyces C.
Gambar 4.6
Perlakuan Sebelum Inkubasi