Masa Penawaran
Tanggal Penjatahan
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik oleh KSEI
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan
Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia
:
:
:
:
:
:
31 Desember 2013
3 9 Januari 2014
13 Januari 2014
15 Januari 2014
15 Januari 2014
16 Januari 2014
OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK
JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN
YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT BANK INA PERDANA Tbk (PERSEROAN) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG
JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA
KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
PENCATATAN ATAS EFEK YANG DITAWARKAN INI AKAN DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA
PT Buana Capital
PENJAMIN EMISI EFEK
PT HD Capital Tbk PT Lautandhana Securindo PT Minna Padi Investama Tbk PT NC Securities
PT Reliance Securities Tbk PT Valbury Asia Securities PT Yulie Sekurindo Tbk
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh
(full commitment) terhadap Penawaran Umum Perseroan.
RISIKO UTAMA YANG DAPAT MEMPENGARUHI KINERJA DAN KONDISI KEUANGAN PERSEROAN
ADALAH RISIKO KREDIT. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V
DALAM PROSPEKTUS INI.
MENGINGAT JUMLAH SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI RELATIF TERBATAS,
MAKA TERDAPAT KEMUNGKINAN PERDAGANGAN SAHAM PERSEROAN DI BURSA EFEK MENJADI
KURANG LIKUID.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI,
TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN
DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 2014
Perseroan telah menyampaikan Surat Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum
ini kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta dengan surat
No.BIP/DIR/145/1013 pada tanggal 18 Oktober 2013 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam UndangUndang Republik Indonesia No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia No.64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No.3608 (selanjutnya disebut UUPM) dan peraturan
pelaksanaannya.
Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang dibuat antara Perseroan dengan BEI pada
tanggal 17 Oktober 2013. Apabila Perseroan tidak memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI,
maka Penawaran Umum ini dibatalkan dan uang pemesanan pembelian Saham Yang Ditawarkan yang telah
diterima akan dikembalikan kepada para pemesan.
Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar
Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan
fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik, norma
serta standar profesi masing-masing.
membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa memperoleh
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan PT Buana Capital selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dan Penjamin Emisi Efek.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29 Tahun 1999 (PP No.29) tentang Pembelian
Saham Bank Umum sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang
Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan (UU Perbankan)
ditetapkan bahwa:
a)
b)
c)
d)
Jumlah kepemilikan saham bank oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing yang diperoleh
melalui pembelian secara langsung maupun melalui Bursa Efek sebanyak-banyaknya adalah 99% (sembilan
puluh sembilan persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 3);
Pembelian oleh Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing melalui Bursa Efek dapat mencapai 100%
(seratus persen) dari jumlah saham bank yang tercatat di Bursa Efek (Pasal 4 ayat 1);
Bank hanya dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99% (sembilan puluh sembilan
persen) dari jumlah saham bank yang bersangkutan (Pasal 4 ayat 2);
Sekurang-kurangnya 1% (satu persen) dari saham bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 yang
tidak dicatatkan di Bursa Efek harus tetap dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum
Indonesia (Pasal 4 ayat 3).
dan sesuai dengan pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No.Peng-10/BEJ-DAG/U/05 1999 tanggal 20 Mei
1999 (Pengumuman Bursa Efek) perihal Porsi Kepemilikan Saham Perbankan oleh Pemodal Asing, ditetapkan
porsi kepemilikan saham perbankan yang tercatat di Bursa Efek oleh pemodal asing akan dibatasi sebesar 99%
(sembilan puluh sembilan persen) sampai dengan dipenuhinya Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 dalam PP No.29 tersebut
diatas.
Saham sebesar 1% (satu persen) dari saham Perseroan yan tidak dicatatkan pada Bursa Efek adalah saham yang
dimiliki oleh Oki Widjaja sebanyak 21.000.000 (dua puluh satu juta) saham.
PT Buana Capital selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek serta Lembaga dan
sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanannya.
PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN
LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH REPUBLIK
INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA DOKUMEN INI TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI
DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN
SAHAM INI TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG
BERLAKU DI NEGARA ATAU YURISDIKSI DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA.
PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MATERIAL YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH
PUBLIK DAN TIDAK ADA LAGI INFORMASI MATERIAL YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK
MENYESATKAN PUBLIK.
DAFTAR ISI
DEFINISI DAN SINGKATAN...................................................................................................................iii
RINGKASAN...........................................................................................................................................ix
I.
PENAWARAN UMUM................................................................................................................... 1
II.
III.
PERNYATAAN UTANG................................................................................................................. 6
IV.
V.
RISIKO USAHA........................................................................................................................... 48
VI.
INDEPENDEN............................................................................................................................. 50
VII.
X.
EKUITAS................................................................................................................................... 114
XI.
XII.
PERPAJAKAN........................................................................................................................... 116
ii
Agen Penjualan Efek : berarti pihak yang menjual Saham dalam suatu Penawaran Umum tanpa
perjanjian dengan Perseroan dan tanpa kewajiban untuk membeli Saham
sebagaimana disebutkan dalam Prospektus yang merupakan lembaga dan
agen penjualan yang sah dari siapa Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Saham dapat diperoleh Masyarakat.
BAE
: berarti Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan, dalam hal ini
adalah PT Adimitra Transferindo, berkedudukan di Jakarta.
Bank Kustodian
: berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari OJK untuk memberikan
jasa penitipan atau melakukan jasa kustodian sebagaimana yang dimaksud
dalam UUPM.
Bank Penerima
: berarti bank dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek membuka rekening IPO
untuk menampung dan menerima uang pemesanan Saham Yang Ditawarkan
dengan Harga Penawaran sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek.
Bapepam dan LK
BEI atau Bursa Efek : berarti bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar
Modal yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di
Jakarta Selatan, atau penerus, pengganti dan penerima hak dan kewajibannya,
merupakan bursa efek dimana saham-saham Perseroan akan dicatatkan.
BNRI
iii
Daftar Pemesanan
Pembelian Saham
atau DPPS
: berarti daftar pemesanan pembelian saham dalam hal ini adalah daftar yang
memuat nama-nama pemesan Saham dan jumlah Saham yang dipesan yang
disusun berdasarkan Formulir Pemesanan Pembelian Saham yang dibuat
oleh masing-masing Agen Penjualan Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek.
Efek
Efektif
Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham
atau FKPS
Formulir Pemesanan
Pembelian Saham
atau FPPS
: berarti asli Formulir Pemesanan Pembelian Saham asli yang harus dibuat
dalam rangkap 5 (lima), yang masing-masing harus diisi secara lengkap,
dibubuhi tanda tangan asli dan diajukan oleh calon pembeli kepada Agen
Penjualan Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek.
Hari Bank
: berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Kantor Pusat Bank Indonesia
di Jakarta menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.
Hari Bursa
Hari Kalender
: berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Masehi
tanpa pengecualian termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
Hari Kerja
: berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau hari kerja biasa
yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh pemerintah Republik
Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.
Harga Penawaran
: Berarti harga dari Saham Yang Ditawarkan melalui Penawaran Umum ini
yaitu sebesar Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah) per saham.
IAPI
KAP
iv
Konfirmasi Tertulis
KSEI
Kustodian
: berarti pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima dividen dan hakhak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening
yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM yang meliputi
KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
Manajer Penjatahan
Masa Penawaran
Masyarakat
Menkumham
: berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Negara Republik Indonesia
(dahulu dikenal sebagai Menteri Kehakiman Negara Republik Indonesia,
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Negara Republik Indonesia, atau
Menteri Hukum dan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia).
OJK
: berarti Otoritas Jasa Keuangan yang dibentuk berdasarkan amanat UndangUndang Nomor 21 Tahun 2011. OJK adalah lembaga yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak
lain, yang mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan di Indonesia. Sesuai dengan BAB XIII Ketentuan Peralihan
Pasal 55 Ayat 1 disebutkan sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di
sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya dari Menteri Keuangan dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK dan Ayat 2
disebutkan sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
beralih dari Bank Indonesia ke OJK.
Pasar Perdana
Pemegang Rekening : berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik rekening efek di KSEI,
dalam hal ini Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.
Pemegang Saham
Pemegang Saham
Pengendali
Pemerintah
Penawaran Awal
Penawaran Umum
Penitipan Kolektif
: berarti penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak
yang kepentingannya diwakili oleh KSEI sebagaimana dimaksudkan oleh
UUPM.
Penjamin Emisi Efek : berarti perseroan terbatas yang menandatangani Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum yang
akan menjamin secara sendiri-sendiri penjualan Saham Yang Ditawarkan
berdasarkan kesanggupan penuh (full commitment) dan melakukan
pembayaran hasil Penawaran Umum kepada Perseroan sesuai dengan Porsi
Penjaminan, dengan memperhatikan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi.
Penjamin Pelaksana
Emisi Efek
Perbaikan dan/
atau Tambahan atas
Prospektus Ringkas
: berarti ringkasan Prospektus mengenai fakta-fakta dan pertimbanganpertimbangan yang paling penting yang disusun oleh Perseroan bersamasama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yang merupakan perbaikan
dan/atau tambahan atas pengumuman Prospektus Ringkas yang telah
diumumkan sebelumnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan
No.IX.A.2.
Perjanjian
Pendaftaran Efek
Perjanjian
Penjaminan Emisi
Efek (PPEE)
vi
Pernyataan
Pendaftaran
Perseroan
: berarti PT Bank Ina Perdana Tbk, suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia dan berkedudukan serta berkantor pusat di Jakarta.
Perusahaan Efek
Porsi Penjaminan
Prospektus
Prospektus Awal
Prospektus Ringkas
PSAK
Rekening Efek
: berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana milik
Pemegang Saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek yang
ditandatangani dengan Pemegang Saham.
Rekening Penawaran : berarti rekening atas nama Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada bank
Umum
penerima untuk menampung dan menerima uang pemesanan atas Saham
Yang Ditawarkan pada Harga Penawaran.
vii
RUPS
RUPSLB
Saham
: berarti saham biasa atas nama dari Perseroan dengan nilai nominal Rp100,(seratus Rupiah) setiap saham.
Saham Baru
: berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah)
setiap saham yang akan dikeluarkan dari dalam simpanan portepel Perseroan,
yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat sebanyak 520.000.000 (lima
ratus dua puluh juta) saham biasa, yang selanjutnya akan dicatatkan pada
BEI pada Tanggal Pencatatan.
Saham Yang
Ditawarkan
: berarti Saham Baru yang ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat oleh
Penjamin Emisi Efek melalui Penawaran Umum yang selanjutnya akan
dicatatkan pada Bursa Efek pada Tanggal Pencatatan.
Tanggal Distribusi
Tanggal Pembayaran : berarti tanggal pembayaran Penjamin Emisi Efek melalui Penjamin Pelaksana
Emisi Efek kepada Perseroan atas seluruh hasil penjualan Saham Yang
Ditawarkan melalui Penawaran Umum.
Tanggal Pencatatan
Tanggal
Pengembalian Uang
Pemesanan/Refund
: berarti tanggal pengembalian uang oleh Penjamin Emisi Efek baik melalui
atau tanpa melalui Agen Penjualan Efek kepada para pemesan saham (tidak
termasuk Para Pemesan Khusus) yang pemesanannya tidak dapat dipenuhi
karena adanya penjatahan namun bagaimanapun juga tidak boleh lebih
lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal Penjatahan atau dalam hal
Penawaran Umum dibatalkan atau ditunda.
Tanggal Penjatahan
Undang-Undang
Pasar Modal atau
UUPM
UUPT
viii
RINGKASAN
Ringkasan dibawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya
dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan
terkait, serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan dibuat atas
dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Seluruh
informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan Perseroan
yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia.
1. UMUM
Perseroan didirikan dengan nama PT Bank Ina sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan
No.32, tanggal 9 Februari 1990, dibuat di hadapan Winnie Hadiprodjo, S.H., notaris pengganti dari
Kartini Muljadi S.H., Notaris di Jakarta, yang kemudian diubah berdasarkan Akta Perubahan Akta
Pendirian No.79, tanggal 22 Mei 1990, dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta, yang
menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank Ina menjadi PT Bank Ina Perdana. Kedua akta
tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3639
HT.01.01.Th.90, tanggal 23 Juni 1990, didaftarkan pada register Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
No.719/Not/1990/PN.JKT.SEL pada tanggal 13 September 1990, sebagaimana telah diumumkan pada
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4242 pada Berita Negara Republik Indonesia No.84
tanggal 19 Oktober 1990.
Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, antara lain, anggaran dasar
Perseroan telah diubah seluruhnya dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.45,
tanggal 31 Desember 2007, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta
(Akta No.45/2007). Akta No.45/2007 telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan No.AHU-17770.AH.01.02.Tahun 2008, tanggal 10 April 2008.
Anggaran dasar Perseroan saat ini dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Perseroan No.31 tanggal 9 September 2013 yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani,
SH., M.Kn, Notaris di Jakarta Barat, mengenai (i) persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana atas saham-saham Perseroan (Initial Public Offering) dan perubahan status Perseroan
dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka; (ii) persetujuan perubahan Pasal 3 anggaran
dasar Perseroan tentang Maksud dan Tujuan Perseroan; (iii) persetujuan peningkatan modal dasar
Perseroan; (iv) perubahan nilai nominal saham; dan (v) persetujuan pengeluaran saham baru
dalam simpanan Perseroan, yaitu dengan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat
(Akta No.31/2013). Akta No.31/2013 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-49437.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal
23 September 2013 dan telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-AH.01.10-40894 tanggal 3 Oktober
2013. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah dilaporkan kepada Bank Indonesia sebagaimana
dibuktikan dengan Surat No.BI/DIR/121/0913, tanggal 12 September 2013, yang telah diterima oleh
Bank Indonesia pada tanggal 12 September 2013.
Perseroan telah mendapatkan persetujuan prinsip pendirian bank umum berdasarkan Surat
No.S-649/MK.13/1990, tanggal 4 Mei 1990, yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Perseroan juga
telah mendapatkan izin usaha sebagai bank umum berdasarkan (i) Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.524/KMK.013/1991 tanggal 3 Juni 1991 dan (ii) Surat No.24/144/UPBD/PBD2
tentang pemberian izin usaha bank umum, yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tanggal 15 Juni 1991.
Satu bulan kemudian Perseroan sudah memulai kegiatan operasionalnya, atau tepatnya pada bulan
Juli 1991. Kantor Pusat Perseroan saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No.40, Jakarta 10160 tepatnya
di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation.
ix
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah usaha di
bidang perbankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah memenuhi perizinan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Struktur Permodalan dan Komposisi Pemegang Saham
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
6.320.000.000
632.000.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
474.000.000.000
Persentase
(%)
80,20
14.48
5,32
100,00
2. KEGIATAN USAHA
Sebagai Bank Umum Nasional yang beroperasi sejak tahun 1991, Perseroan secara konsisten tetap
fokus mengembangkan peran intermediasi keuangan seiring pertumbuhan kemampuan Perseroan
dalam menyediakan produk dan jasa layanan yang dibutuhkan nasabah. Peran intermediasi
diimplementasikan pada proyeksi pertumbuhan pada bisnis utama Perseroan yaitu pertumbuhan kredit
yang berkualitas yang didukung oleh peningkatan kualitas penerapan Good Corporate Governance dan
risk management serta kecukupan dukungan infrastruktur sehingga mampu mewujudkan sebuah brand
yang kokoh sebagai Bank yang sehat dan berkesinambungan.
Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
yang kemudian disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada perorangan maupun korporasi. Oleh
karena itu Perseroan terus berupaya memberikan berbagai produk dan layanan secara baik, inovatif,
dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.
Keterangan selengkapnya mengenai Kegiatan Usaha dapat dilihat pada Bab VIII dalam Prospektus ini.
3. PENAWARAN UMUM
Jumlah Saham Yang Ditawarkan :
Persentase Penawaran Umum
Nilai Nominal
Harga Penawaran
Nilai Emisi
:
:
:
:
:
:
Saham baru yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini seluruhnya terdiri dari saham biasa
atas nama yang berasal dari saham portepel Perseroan dan akan memberikan kepada pemegangnya
hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan lainnya yang telah ditempatkan
dan disetor, termasuk hak untuk mendapatkan pembagian dividen dan hak atas pembagian saham
bonus dan hak memesan efek terlebih dahulu serta hak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang diselenggarakan oleh Perseroan. Bursa Efek tempat Efek yang ditawarkan
akan dicatatkan adalah Bursa Efek Indonesia.
Rencana penerbitan saham Perseroan melalui penawaran umum di bursa efek telah dilaporkan kepada
Bank Indonesia berdasarkan Surat Perseroan No.BI/DIR/116/0813, tanggal 22 Agustus 2013, yang
telah diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 22 Agustus 2013.
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka proforma
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
1.267.200.000 126.720.000.000 80,20
2. PT Aji Lebur Seketi
228.770.000 22.877.000.000 14.48
3. Oki Widjaja
84.030.000
8.403.000.000
5,32
4. Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.580.000.000 158.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel
4.740.000.000 474.000.000.000
Perseroan juga melaksanakan Program ESA yang dialokasikan sebanyak 10.400.000 (sepuluh
juta empat ratus ribu) saham atau sebesar 2,00% (dua persen) dari saham yang ditawarkan dalam
Penawaran Umum ini dan dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran
Umum ini termasuk pelaksanaan Program ESA, maka proforma komposisi permodalan dan komposisi
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Proforma Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
1.267.200.000 126.720.000.000 80,20 1.267.200.000 126.720.000.000 60,34
2. PT Aji Lebur Seketi
228.770.000 22.877.000.000 14.48
228.770.000
22.877.000.000 10,90
3. Oki Widjaja
84.030.000
8.403.000.000
5,32
84.030.000
8.403.000.000
4,00
4. Karyawan Peserta ESA
10.400.000
1.040.000.000
0,50
5. Masyarakat
509.600.000
50.960.000.000 24,26
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.580.000.000 158.000.000.000 100,00 2.100.000.000 210.000.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel
4.740.000.000 474.000.000.000
4.220.000.000 422.000.000.000
Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum dapat dilihat pada Bab I dalam Prospektus ini.
4. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana yang akan diperoleh dari hasil penjualan Saham melalui Penawaran Umum ini, setelah dikurangi
biaya-biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum, seluruhnya akan digunakan untuk
pertumbuhan usaha dalam bentuk ekspansi kredit dalam kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun
2016.
xi
Rencana penggunaan dana selengkapnya dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini mengenai Rencana
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
5. KEUNGGULAN USAHA
Perseroan dalam menjalankan usahanya, memiliki keunggulan usaha, antara lain sebagai berikut:
xii
30 Juni
2013
1.400.991
1.238.280
162.711
31 Desember
2010
2012
2011
1.512.205
1.378.230
133.975
1.444.742
1.323.838
120.904
2009
948.787
830.629
118.158
846.360
734.603
111.757
2008
661.918
563.505
98.413
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
2012
2008
69.399
(43.854)
25.545
2.399
(25.881)
2.063
(923)
1.140
76.724
(48.851)
27.873
9.757
(25.560)
12.070
(13.150)
8.920
152.350
(96.511)
55.839
15.533
(53.460)
17.912
(4.784)
13.128
113.916
(72.430)
41.486
7.977
(45.872)
3.591
(1.251)
2.340
100.363
(52.631)
47.732
6.008
(44.361)
9.379
(2.610)
6.769
91.331
(52.449)
38.882
12.995
(32.338)
19.539
(6.194)
13.345
89.806
(47.688)
42.118
273
(28.393)
13.998
(4.633)
9.365
(2.404)
(301)
(57)
406
(368)
(1.264)
9.858
13.071
2.746
6.401
13.345
9.365
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88 104,26
xiii
73,38
30 Juni
2013
2012
2011
31 Desember
2010
2009
2008
21,07%
18,42%
17,11%
28,23%
23,50%
26,28%
18,57%
16,05%
15,20%
24,99%
20,44%
18,42%
16,91%
28,01%
18,08%
9,09%
16,05%
12,48%
15,05%
11,19%
24,82%
14,60%
12,33%
10,56%
0,17%
0,07%
0,24%
0,30%
0,22%
0,36%
1,00%
0,98%
1,10%
1,65%
2,00%
2,32%
0,32%
0,30%
0,44%
0,82%
0,88%
1,04%
0,07%
0,15%
0,76%
0,75%
Rentabilitas
Return on Asset (ROA)
Return on Equity (ROE)
Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Net Interest Margin (NIM)
0,29%
0,61%
1,22%
11,04%
0,32%
1,99%
1,10%
5,92%
2,57%
13,25%
2,08%
10,31%
96,76%
4,10%
91,43%
4,07%
99.,22%
3,79%
93,88%
6,22%
82,54%
5,38%
85,17%
6,15%
Likuiditas
Loan to Deposit Ratio (LDR)
77,01%
81,60%
87,92%
73,74%
81,33%
87,84%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
8,14%
18,44%
0,01%
8,07%
3,04%
-
8,20%
5,45%
-
8,08%
3,88%
-
5,11%
2,50%
-
5,20%
2,50%
-
Kepatuhan
a. Presentase Pelanggaran BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
b. Presentase Pelampauan BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
GWM
a. Primer
b. Sekunder
c. LDR
Keterangan selengkapnya mengenai Ikhtisar Data Keuangan Penting Perseroan dapat dilihat pada Bab
IX dalam Prospektus ini.
9. KEBIJAKAN DIVIDEN
Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan, termasuk saham baru yang akan dikeluarkan dalam
rangka Penawaran Umum ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham
lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setelah Penawaran Umum, Perseroan merencanakan untuk membayar dividen kas sebanyakbanyaknya 30% dari laba bersih setelah pajak dimulai dari tahun 2014 setelah menyisihkan cadangan
laba ditahan dan pelaksanaannya akan dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan pada
beberapa faktor, termasuk (i) kinerja usaha, arus kas dan kondisi keuangan Perseroan, (ii) keputusan
RUPS tahunan dan (iii) faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh Pemegang Saham Perseroan.
Tidak terdapat pembatasan (negative covenant) terhadap pembagian dividen yang dapat merugikan
pemegang saham publik.
Keterangan selengkapnya mengenai Kebijakan Dividen dapat dilihat pada Bab XI dalam Prospektus ini.
xiv
I. PENAWARAN UMUM
Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta)
Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 24,76% (dua puluh empat koma tujuh puluh enam persen) dari
modal yang telah ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum, yang merupakan saham baru
dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada Masyarakat
dengan harga penawaran Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar
penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS). Nilai Keseluruhan
Penawaran Umum adalah sebesar Rp124.800.000.000,- (seratus dua puluh empat milyar delapan
ratus juta Rupiah).
Saham yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru yang dikeluarkan dari portepel yang
memberikan pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya
dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk
mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu.
Perseroan mengadakan Program ESA dengan mengalokasikan saham sebanyak 10.400.000 (sepuluh
juta empat ratus ribu) saham atau sebesar 2,00% (dua persen) dari jumlah saham yang ditawarkan
dalam Penawaran Umum ini.
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
6.320.000.000
632.000.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
474.000.000.000
Persentase
(%)
80,20
14.48
5,32
100,00
Penawaran Umum
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, maka proforma
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
4. Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Pemegang saham Perseroan yang melakukan setoran dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum
Pernyataan Pendaftaran disampaikan kepada OJK:
Nama Pemegang Saham
Oki Widjaja
PT Aji Lebur Seketi
Jumlah (Rp)
7.123.000.000
22.877.000.000
Bentuk Setoran
Tunai
Tunai
Jumlah Saham
7.123.000
22.877.000
Pemegang saham yang melakukan setoran dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan
Pendaftaran disampaikan kepada OJK sebagaimana di atas, tidak dapat mengalihkan seluruh saham
yang dimilikinya selama 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif, sesuai
dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.6, bahwa setiap pihak yang memperoleh saham dan/
atau efek bersifat ekuitas lain dari Perseroan dengan harga di bawah harga Penawaran Umum dalam
jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran kepada OJK, dilarang
untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas saham dan/atau efek bersifat ekuitas lain
Perseroan tersebut sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif.
Program Kepemilikan Saham Karyawan Perseroan
(Employee Stock Allocation Program = Program ESA)
Berdasarkan Surat Keputusan Rapat Direksi No.SK/DIR/012/1013 tanggal 4 Oktober 2013, dalam
Penawaran Umum ini Perseroan merencanakan untuk memberikan kesempatan kepada karyawan
Perseroan (kecuali Komisaris dan Direksi Perseroan) dengan kriteria tertentu untuk memiliki Saham
Baru Perseroan melalui Program ESA dengan sukarela pada saat pelaksanaan Penawaran Umum.
Tujuan utama Program ESA adalah untuk untuk meningkatkan dan memelihara rasa memiliki (sense
of belonging) perusahaan; loyalitas dan integritas; serta produktivitas kerja dan kinerja sehingga going
concern kinerja korporasi dapat berhasil dengan baik yang dapat dinikmati oleh stakeholder Perseroan.
Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini termasuk pelaksanaan
Program ESA, maka proforma struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Proforma Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
4. Karyawan Peserta ESA
5. Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
II.
Dana yang akan diperoleh dari hasil penjualan Saham melalui Penawaran Umum ini, setelah dikurangi
biaya-biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum, seluruhnya akan digunakan untuk
pertumbuhan usaha dalam bentuk ekspansi kredit dalam kurun waktu tahun 2014 sampai dengan tahun
2016.
Apabila dalam pelaksanaannya nanti terkait rencana penggunaan dana di atas tersebut merupakan
transaksi material sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.2, serta transaksi afiliasi dan atau
transaksi benturan kepentingan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.E.1, maka Perseroan
akan memenuhi ketentuan dari peraturan-peraturan tersebut.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No.SE-05/BL/2006 tanggal
29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 4,3% dari
total nilai Penawaran Umum Perseroan yang meliputi:
No
1.
2.
3.
Uraian
Biaya Jasa Penjamin Emisi Efek
- Jasa Penyelenggaraan ..........................................................................................................
- Jasa Penjaminan ...................................................................................................................
- Jasa Penjualan ......................................................................................................................
Biaya Jasa Profesi /Lembaga Penunjang Pasar Modal
- Akuntan Publik .......................................................................................................................
- Konsultan Hukum ...................................................................................................................
- Notaris ....................................................................................................................................
- Biro Administrasi Efek ............................................................................................................
Biaya lain-lain termasuk percetakan, pengumuman koran, public expose, roadshow,
pencatatan di BEI dan pendaftaran efek di KSEI ................................................................
Jumlah .....................................................................................................................................
Persentase (%)
2,0%
0,5%
0,5%
0,3%
0,3%
0,1%
0,05%
0,4%
4,3%
Perseroan akan menggunakan dana hasil Penawaran Umum dengan mengikuti pada ketentuan dan
peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud untuk mengubah
rencana penggunaan dana hasil dari Penawaran Umum, maka Perseroan terlebih dahulu akan
melaporkan rencana tersebut kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya
dan perubahan rencana penggunaan dana tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
para pemegang saham Perseroan melalui RUPS.
Perseroan menyatakan akan mempertanggungjawabkan setiap realisasi penggunaan dana hasil
Penawaran Umum yang diterima Perseroan secara berkala kepada pemegang saham Perseroan
melalui RUPS tahunan dan melaporkannya kepada OJK sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK
No.X.K.4, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003
tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
.
Jumlah
7.067
100.747
1.105.560
1.206.307
17.289
1.625
3.687
559
1.746
1.238.280
Jumlah
5.782
600
440
115
58
72
7.067
2. Simpanan
Simpanan merupakan simpanan nasabah yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Giro:
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah giro
Tabungan:
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah tabungan
Deposito:
Deposito on-call:
Pihak ketiga
Deposito berjangka:
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah deposito berjangka
Jumlah deposito
Jumlah
Jumlah
7.816
48.221
56.037
15.451
126.650
142.101
4.768
77.480
925.921
1.003.401
1.008.169
1.206.307
sebagai
jaminan
kredit
pada
tanggal
Jumlah
6.437
402
10.450
17.289
Suku bunga per tahun atas giro dan deposito untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013
masing-masing berkisar adalah 1,00% - 5,50% dan 3,50% - 7,50%.
4. Utang Pajak
Utang pajak terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pajak penghasilan
Pasal 4 ayat 2 dan 23
Pasal 21
Pasal 25
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Jumlah
Jumlah
1.336
90
192
7
1.625
Jumlah
3.631
42
14
3.687
Jumlah beban bunga akrual kepada pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp213
juta.
6. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Perseroan membukukan liabilitas imbalan kerja yang dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku,
yakni Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
Perhitungan akturia terakhir atas liabilitas imbalan kerja dilakukan oleh PT Kompujasa Aktuaria
Indonesia, aktuaris independen, tertanggal 1 Juli 2013.
Jumlah karyawan yang berhak atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 30 Juni 2013
sebanyak 229 karyawan.
Saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang per 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp559 juta. Rekonsiliasi
jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka panjang
yang tidak didanai
Biaya jasa lalu yang belum diamortisasi
Keuntungan aktuarial yang belum diakui
Jumlah
Jumlah
1.865
(44)
(1.262)
559
Jumlah
1.006
323
7
(216)
(27)
1.093
Jumlah
155
1.093
(689)
559
7. Liabilitas Lain-lain
Sebesar ekuivalen Rp1.634 juta dari saldo liabilitas lain-lain pada tanggal 30 Juni 2013 merupakan
cadangan atas tagihan Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) kepada Perseroan sebesar
US$189,859.70 (ekuivalen Rp1.884 juta) setelah dikurangi dengan pembayaran yang telah dilakukan
Perseroan pada tanggal 9September 2008 sebesar Rp250 juta.
Komitmen dan Kontinjensi
Perseroan memiliki liabilitas komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Komitmen
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit yang belum ditarik
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Jumlah
2.560
35.945
38.505
Kontinjensi
Liabilitas Kontinjensi
Bank garansi
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Jumlah Liabilitas Komitmen dan Kontinjensi
613
642
1.255
39.760
10
Perusahaan telah memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.524/KMK.013/1991 tanggal 3 Juni 1991, selanjutnya
Perusahaan melakukan operasi komersial pada bulan Juli 1991.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Hasil Usaha Perseroan
Kondisi Perekonomian Indonesia
Kombinasi persoalan fundamental ekonomi nasional dan gejolak ekonomi global menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 diperkirakan hanya 5,9%, turun dari target yang ditetapkan
sebesar 6,3%. Data Badan Pusat Statistik (bulan Agustus) menunjukkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia kwartal II/2013 melambat menjadi 5,8% year on year dibandingkan pertumbuhan ekonomi
kwartal I/2013 sebesar 6,02%. Pelemahan ini berlanjut sebagaimana terindikasi pada tingginya inflasi
bulan Juli 2013 sebesar 3,29% dan bulan Agustus 2013 sebesar 1,12%. Tingkat inflasi tahun kalender
(Januari-Agustus) 2013 sebesar 7,94% dan tingkat inflasi tahunan (Agustus 2013 terhadap Agustus
2012) sebesar 8,79%. Inflasi diperkirakan akan mulai kembali pada pola normalnya mulai September
2013 sehingga Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi pada akhir tahun 2013 pada kisaran 9,09,8%. Defisit neraca pembayarannya juga meningkat, tercatat bulan Juli 2013 defisit mencapai 2,3 milyar
dollar AS dibandingkan defisit bulan Juni 2013 sebesar 0,9 milyar dollar AS. Untuk nila tukar rupiah juga
terdepresiasi cukup tinggi, per awal Januari 2012 tercatat Rp9.000,- per dolar AS dan pada minggu
terakhir Agustus 2013 menembus diatas Rp11.000,- per dolar AS. Secara keseluruhan Bank Indonesia
memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2013 akan menuju batas bawah 5,8% - 6,2%. Pemerintah, Bank
Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan merespon dengan cepat melalui paket kebijakan penyelamatan
ekonomi nasional dengan paket-paket kebijakan: (1) memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai
tukar rupiah dengan cara menghapus pajak penjualan atas barang mewah (PPn BM) untuk produk
dasar yang tergolong mewah. Menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar,
menetapkan pajak barang mewah lebih tinggi untuk mobil built up; (2) menjaga pertumbuhan ekonomi,
memastikan defisit APBN tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman; (3) menjaga stabilitas harga dan
inflasi dengan cara mengubah tata niaga daging dan holtikultura dari berbasis kuota menjadi berbasis
harga; (4) mempercepat investasi dengan menyederhanakan perizinan dan mengefektifkan layanan
satu pintu.
Dari paket kebijakan tersebut walaupun dalam jangka pendek sektor keuangan maupun rupiah masih
akan mendapat tekanan, namun dalam jangka menengah perekonomian Indonesia tetap prospektif
dimana modal akan tetap mengalir dengan imbal hasil tinggi melalui upaya serius memperbaiki
lingkungan untuk berkembangnya investasi di Indonesia. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN) tahun anggaran 2014, perkiraan asumsi dasar ekonomi makro masih tetap optimis
yaitu perekonomian nasional tahun 2014 mampu tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun
2013 seiring kondisi perekonomian global yang diperkirakan akan kembali membaik dan volume
perdagangan juga diperkirakan akan meningkat yang berdampak pada pertumbuhan sisi ekspor-import
dan industri dalam negeri. Disamping itu, permintaan domestik juga diperkirakan meningkat didukung
oleh meningkatnya daya beli masyarakat dan adanya penyelenggaraan Pemilu 2014.
Kondisi Industri Perbankan Nasional
Ketahanan industri perbankan nasional diprediksi tetap solid ditengah tren perlambatan kredit
perbankan karena menurunnya pertumbuhan perekonomian nasional. Data per Juni 2013 dari Bank
Indonesia tercatat: rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) masih tinggi sebesar 18%, jauh
diatas ketentuan minimal 8%, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) gross masih rendah 1,9%;
Loan to Deposit Ratio (LDR) masih relatif tinggi mencapai 87,2% walaupun sudah ada perlambatan
dari 21,0% (YoY) pada Mei 2013 menjadi 20,6% (YoY) pada bulan Juni 2013. Bank Indonesia telah
mengambil langkah-langkah kebijakan dalam menjaga stabilitas makro ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, yaitu meningkatkan efektifitas bauran kebijakan
dalam mengendalikan inflasi, mengelola neraca pembayaran yang lebih sustainable, dan memperkuat
sistem keuangan. Kebijakan Bank Indonesia yang diharapkan dapat bersinergi dengan paket kebijakan
pemerintah adalah: (1) Bank Indonesia memperluas jangka waktu Term Deposit Valas yang saat ini 7,
24, dan 30 hari menjadi 1 hari s.d. 12 bulan. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan keragaman tenor
11
penempatan devisa oleh bank umum di Bank Indonesia; (2) Bank Indonesia merelaksasi ketentuan
pembelian valas baqi eksportir yang telah melakukan penjualan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Kebijakan
ini bertujuan memberikan kemudahan bagi eksportir melakukan pembelian valas dengan menggunakan
underlying dokumen penjualan valas; (3) Bank Indonesia menyesuaikan ketentuan transaksi forex Swap
bank dengan Bank Indonesia yang diperlukan sebagai pass-on transaksi bank dengan pihak terkait.
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kedalaman transaksi derivative; (4) Bank Indonesia merelaksasi
ketentuan utang luar negeri (ULN), dengan menambah jenis pengecualian ULN jangka pendek bank,
berupa giro rupiah (VOSTRO) milik bukan penduduk yang menampung dana hasil divestasi yang
berasal dari hasil penyertaan langsung, pembelian saham dan/atau obligasi korporasi Indonesia serta
Surat Berharga Negara (SBN). Kebijakan ini bertujuan mengelola permintaan valas oleh non residen
tanpa mengurangi aspek kehati-hatian bank dalam melakukan pinjaman luar negeri; (5) Bank Indonesia
menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI). Kebijakan ini bertujuan memberikan ruang
yang lebih luas bagi perbankan untuk mengelola perlambatan pertumbuhan kredit pendalaman pasar
uang (sumber: Bank Indonesia, bulan Agustus). Sementara itu Bank Indonesia dalam tempo 4 bulan
terakhir (Juni-September 2013) telah menaikkan BI rate sebesar 150 bps dari level terendahnya 5,75%
menjadi 7,25% per 12 September 2013. Kebijakan pengetatan moneter yang diambil Bank Indonesia
sebagai upaya menstabilkan berbagai aspek makro ekonomi yang memburuk, seperti inflasi, nilai tukar,
dan defisit neraca transaksi berjalan sehingga sendi-sendi perekonomian ke arah yang lebih positif.
Dengan demikian prospek industri perbankan nasional kedepan masih tetap positif karena didukung
oleh ketahanan industri yang tetap solid walaupun ada tantangan perlambatan pertumbuhan kredit dan
peningkatan kredit bermasalah sebagai dampak menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
jangka pendek.
Sebagai bank umum konvensional non devisa dengan total aset antara Rp 1 milyar sampai dengan
Rp 5 milyar, pemberian kredit Perseroan telah mencapai market share sebesar 5,93%. Data ini
bersumber dari website Bank Indonesia (laporan publikasi bank umum), yang diolah kembali.
Sebagai bank non devisa, perubahan nilai tukar valuta asing hampir tidak mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan Perseroan. Pembelian efek hanya dilakukan Perseroan dalam rangka memanfaatkan
kelebihan likuiditas yang dimiliki, pemilihan surat berharganya pun didasarkan pada instrument yang
aktif diperdagangkan, sehingga efektivitas instrumen sebagai reserve likuiditas dapat dijaga. Perubahan
tingkat suku bunga lebih berdampak pada pendapatan Perseroan, karena berdasarkan komposisinya,
sebagian besar pendanaan Perseropan adalah simpanan dengan jangka waktu kurang dari satu tahun,
sedangkan penyaluran kredit bank mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun. Untuk mengantisipasi
hal tersebut, Perseroan secara konsisten menerapkan pengenaan suku bunga mengambang (floating
rate) hampir di semua produk funding dan lending, dengan tujuan agar dapat secara cepat dilakukan
penyelarasan apabila perubahan tingkat suku bunga berpotensi mempengaruhi Net Interest Income
secara signifikan.
Pada umumnya, persaingan terjadi di produk simpanan deposito, karena nasabah yang ada di kelompok
ini lebih sensitive terhadap suku bunga yang ditawarkan. Dalam usaha mempertahankan pendanaan,
Perseroan senantisa melakukan analisa terhadap portfolio simpanan nasabah, pergerakan BI rate,
suku bunga yang ditawarkan oleh bank sejenis serta kebutuhan likuiditas Perseroan. Pembahasan ini
dilakukan pada rapat ALCO bulanan sehingga dapat ditetapkan pricing yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan Perseroan.
Aktivitas Pemasaran
Sesuai dengan skala usahanya, aktivitas pemasaran Perseroan lebih ke arah retail marketing. Para
tenaga pemasar yang ada di kantor cabang/capem Perseroan secara aktif melakukan pemasaran
produk dan layanan dengan melakukan kunjungan langsung ke tempat nasabah. Untuk meningkatkan
skill dan product knowledge dalam kegiatan pemasarannya, para tenaga pemasar dibekali dengan
program pendidikan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan career path bagi mereka.
12
Perseroan akan terus mengembangkan produk dan aktivitas yang mampu mendorong pertumbuhan
usaha dan pendapatan bagi bank, dengan menyempurnakan fitur-fitur produk tabungan yang dikemas
dengan program promosi serta pemasaran yang lebih aktraktif dan menarik. Selain itu, Perseroan
juga akan mengembangkan modul edukasi yang akan dijalankan melalui kerja sama dengan lembaga
pendidikan. Kerja sama ini akan memberikan kemudahan pembayaran uang sekolah di lembaga
pendidikan dan meningkatkan pengendapan dana Tabungan di Perseroan.
Kemampuan Untuk Mendapatkan Pendanaan Dengan Harga Yang Menarik
Dalam menentukan suku bunga yang akan diberikan untuk menarik minat dari masyarakat untuk
menginvestasikan dana ke Perseroan, maka setiap bulannya diadakan pertemuan Asset Liabilities
Commitee yang membahas kondisi ekonomi dan rata-rata suku bunga yang ditawarkan oleh pasar.
Kemampuan Perseroan untuk mendapatkan pendanaan dengan harga yang menarik dan bersaing
terbukti dari pendanaan Bank yang dihimpun dari masyarakat mampu mendukung penyaluran kredit
dari tahun ketahun tanpa ada gangguan dari aspek likuiditas.
Produk pendanaan yang ada di Perseroan terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Untuk meningkatkan
pendanaan, Perseroan selalu melengkapi fitur-fitur dari produk pendanaan yang ada, melakukan
program promosi serta meningkatkan kualitas layanan kepada para nasabah. Kemampuan Perseroan
untuk mendapatkan pendanaan dengan harga yang menarik dapat dilihat dari penghimpunan dana
yang terus meningkat, kecuali pada posisi Juni 2013, dimana terdapat pelunasan kredit back to back
dari pihak terkait. Berikut adalah posisi penghimpunan dana Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31
Desember 2012, 2011, dan 2010:
Keterangan
30 Juni
2013
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah
31 Desember
2011
2012
56.037
142.101
1.008.169
1.206.307
56.994
129.784
1.141.033
1.327.811
70.013
124.816
1.087.098
1.281.927
2010
39.411
99.052
672.950
811.443
14
15
Aset Keuangan
1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok
dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan
dijual kembali dalam waktu dekat.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat
pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan
pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan
keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
b. aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau
keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan
manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau
c. instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut
tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa
analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi
keuangan pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan
dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak,
atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.
Perseroan mengklasifikasikan efek-efek berupa obligasi korporasi dalam kategori ini.
2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau
aset tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada
saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif.
Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif.
Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Perseroan mengklasifikasikan kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan
pada Bank Indonesia, kredit yang diberikan, pendapatan bunga akrual serta aset lain-lain dalam
kategori ini.
16
17
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada pengakuan awal diukur
pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan
memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas premi,
diskonto, dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan
1. Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari suatu aset keuangan, atau kelompok aset keuangan serupa)
dihentikan pengakuannya jika:
a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b. Perseroan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan
(i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau
(ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perseroan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau
telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas
aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Perseroan dengan
aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset
yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai
maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perseroan.
2. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan,
atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain
dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial,
atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini,
maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas
keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat
liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Penurunan Nilai Dari Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perseroan menelaah apakah suatu aset
keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.
1. Aset keuangan pada biaya perolehan diamortisasi
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah
terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai
akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa
yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa
depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
18
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau
tunggakan pembayaran oleh debitur, kesulitan keuangan, restrukturisasi kredit dengan persyaratan
yang tidak mungkin diberikan Perseroan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi
debitur atau penerbit dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan
keuangan, atau data yag dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur
atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset
dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara
individual dalam kelompok asset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak
peminjam dalam kelompok tersebut.
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai
secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk
aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual,
baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke
dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara
individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam
penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan
(tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan
suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada
saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang
terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan
mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya
untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang
terjadi atau tidak.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan
kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status
tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari
kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar
seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami
atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit
kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data
terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada
pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa
yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas cadangan
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan
penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
Ketika aset keuangan tidak tertagih, aset keuangan tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik
cadangan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah semua
prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
19
Tahun
4
4
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa
atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan
sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai
suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi
tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
20
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi
penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak
ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah
neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif pada periode terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan
penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai
aset perlu dilakukan, maka Perseroan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali
aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau
kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai
terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif sebagai Rugi penurunan nilai. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa
depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.
Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perseroan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu
(valuation multiples) atau indikator nilai wajar lain yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori
biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi
bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi
atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Perseroanmengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya dipulihkan
hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan
aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke
jumlah terpulihkannya. Pemulihan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah
terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan
nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Pemulihan rugi penurunan
nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai
sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
21
Imbalan Kerja
1. Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan
kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan
posisi keuangan setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada
laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
2. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti yang dibentuk
tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat
pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini liabilitas imbalan
pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban
jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak curtail
menatau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang
timbul dari penyesuaian atau perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih
besar daripada 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke komponen laba rugi
selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai imbalan tersebut menjadi hak
karyawan (vested).
C. ANALISIS KEUANGAN
Analisis Laporan Laba Rugi Komprehensif
Pertumbuhan Pendapatan, Pendapatan Operasional Lainnya dan Laba Bersih
untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni dan 2012 dan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
(dalam jutaan Rupiah)
55.839
47.732
41.486
25.545
2.399
1 40
1.1
30-Jun-13
27.873
9.757 8.920
15.533
1 3.128
7.977
6.008
6.769
2.340
4
30-Jun-12
2012
2011
Pendapattan Operasional
2010
Laba Bersih
h
Tabel berikut menunjukkan jumlah pendapatan bunga bersih, pendapatan operasional dan laba bersih
Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 dan untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan
Pendapatan bunga bersih
Pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Laba sebelum pajak
Beban pajak
Laba bersih
30 Juni (6 bulan)
2013 %
2012
25.545
(8)
27.873
2.399
(75)
9.757
25.881
1
25.560
2.063
(83)
12.070
923
(71)
3.150
1.140
(87)
8.920
22
2012
55.839
15.533
53.460
17.912
4.784
13.128
2010
47.732
6.008
44.361
9.379
2.610
6.769
30 Juni (6 bulan)
2013 %
2012
2010
61.183
3.784
(15)
139
73.072
1.581
142.513
5.187
46
(41)
97.811
8.754
13
54
86.695
5.679
3.496
306
69.399
100
(6)
(10)
1.744
327
76.724
4.034
616
152.350
(41)
28
34
6.869
482
113.916
(13)
653
14
7.925
64
100.363
41.788
830
1.236
43.854
25.545
(8)
(51)
(24)
(10)
(8)
45.555
1.678
1.618
48.851
27.873
89.455
3.981
3.075
96.511
55.839
21
241
80
33
35
69.557
1.168
1.705
72.430
41.486
38
66
24
38
(13)
50.554
702
1.375
52.631
47.732
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga Perseroan yang diperoleh dari kegiatan penempatan dana masyarakat dalam
bentuk penyaluran kredit, efek-efek yang dimiliki, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain,
serta giro pada Bank Indonesia dan bank lain.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Seiring dengan penurunan saldo kredit yang diberikan, pendapatan bunga Perseroan menurun sebesar
Rp7.325 juta atau 10% dari periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012 yang sebesar Rp76.724
juta menjadi Rp69.399 juta pada periode yang sama tahun 2013, karena ada pelunasan kredit back to
back yang cukup besar pada periode yang sama tahun 2013. Pendapatan bunga yang diperoleh dari
portofolio kredit merupakan porsi terbesar dari jumlah pendapatan bunga, yaitu sebanyak Rp61.813
juta atau 89% terhadap jumlah pendapatan bunga untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni
2013 yang sebelumnya sebanyak Rp73.072 juta atau 95% terhadap jumlah pendapatan bunga pada
periode yang sama pada tahun tahun 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Seiring meningkatnya pertumbuhan volume bisnis, pendapatan bunga Perseroan meningkat sebesar
Rp38.434 juta atau 39% dari tahun 2011 yang sebesar Rp113.673 juta menjadi Rp152.350 juta pada
tahun 2012. Pendapatan bunga yang diperoleh dari portofolio kredit merupakan porsi terbesar dari
jumlah pendapatan bunga, yaitu sebanyak Rp142.513 juta atau 94% terhadap jumlah pendapatan bunga
pada tahum 2012 yang sebelumnya sebanyak Rp97.811 juta atau 86% terhadap jumlah pendapatan
bunga pada tahun 2011. Pertumbuhan bisnis yang cukup stabil di tahun 2012 membuat Perseroan
dapat memperoleh pendapatan bunga yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp113.916 juta. Pendapatan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp13.553 juta atau 14% dibandingkan dengan
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan
oleh kenaikan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan menjadi Rp97.811 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp86.695 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 atau naik sebesar 13%.
23
Beban Bunga
Beban bunga terdiri dari beban bunga deposito, giro dan tabungan yang berasal dari simpanan nasabah
dan simpanan dari bank lain serta premi penjaminan Pemerintah.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Beban bunga Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 mengalami penurunan
sebesar 10% atau sebesar Rp4.997 juta menjadi Rp43.854 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 dari Rp48.851 juta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012. Penurunan
tersebut terutama disebabkan oleh penurunan beban bunga deposito sebesar Rp5.005 juta atau 11%
dari sebesar Rp44.481 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 menjadi
Rp39.476 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013. Penurunan beban
bunga deposito per 30 Juni 2013 berkaitan dengan lunasnya kredit back to back pada periode enam
bulan yang berakhir 30 Juni 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Beban bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 mengalami
peningkatan sebesar 26% atau sebesar Rp24.081 juta menjadi Rp96.511 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dari Rp72.430 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga deposito
sebesar Rp22.623 juta atau 35% dari sebesar Rp65.621 juta pada tahun 2011 menjadi Rp87.884 juta
pada tahun 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Beban bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 mengalami
peningkatan sebesar 38% atau sebesar Rp19.799 juta menjadi Rp72.430 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dari Rp52.631 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2010. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga deposito
sebesar Rp19.399 juta atau 42% dari sebesar Rp45.862 juta pada tahun 2010 menjadi Rp65.621 juta
pada tahun 2011.
Pendapatan Bunga Bersih
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Pendapatan bunga bersih untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 mengalami penurunan
sebesar Rp2.328 juta atau sebesar 8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012.
Penurunan pendapatan bunga bersih disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga dari kredit yang
diberikan sebesar Rp11.259 juta atau 15% dari Rp73.072 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2012 menjadi Rp61.813 juta untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2013. Rasio LDR yang rata-rata berkisar 75% membuat pendapatan bunga bersih Perseroan
lebih rendah dibandingkan periode 30 Juni 2012.
24
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp14.353 juta atau 35% jika
dibandingkan dengan tahun 2011. Kenaikan pendapatan bunga bersih disebabkan kenaikan pendapatan
bunga kredit yang diberikan sebesar Rp44.702 juta atau sebesar 46% dari Rp97.811 juta pada tahun
2011 menjadi Rp142.513 juta. Disamping itu, terdapat kenaikan beban deposito sebesar Rp22.623 juta
dari Rp65.261 juta pada tahun 2011 menjadi Rp87.884 juta pada tahun 2012. Pemanfaatan kredit dan
dana yang optimal menyebabkan Perseroan dapat memperoleh pendapatan bunga bersih yang lebih
optimal.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan bunga bersih pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp6.246 juta atau sebesar
13% jika dibandingkan dengan tahun 2010. Penurunan pendapatan bunga bersih tersebut terutama
disebabkan kenaikan beban bunga simpanan sebesar Rp19.399 juta dari Rp45.862 juta pada tahun
2010 menjadi Rp65.261 juta pada tahun 2011 yang lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan
bunga kredit sebesar Rp11.116 juta dari dari Rp86.695 juta pada tahun 2010 menjadi Rp97.811 juta
pada tahun 2011. Setelah Perseroan melakukan konsolidasi internal pada periode enam bulan pada
tahun 2011 untuk memperbaiki beberapa kualitas kredit yang memburuk, barulah mulai semester II/2011
Perseroan meningkatkan penyaluran kreditnya. Sementara itu, pendanaan Perseroan terus mengalami
peningkatan sejak periode enam bulan pada tahun 2011, Pemanfaatan dana yang yang belum bisa
disalurkan di kredit, hanya bisa dimanfaatkan di aktiva produktif lain yang mempunyai tidak mempunyai
return tidak setinggi kredit. Akibatnya pendapatan bunga bersih bank menurun.
Pendapatan Operasional Lainnya
Tabel berikut menunjukkan komposisi pendapatan dan beban operasional lainnya Perseroan untuk
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 dan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Pendapatan administrasi
Pemulihan cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif
dan non produktif
Provisi dan komisi lainnya
Keuntungan dari realisasi
penjualan efek-efek -bersih
Keuntungan penjualan aset tetap
Selisih kurs
Laba dari kenaikan nilai wajar efek
yang diperdagangkan - bersih
Laba penjualan agunan yang
diambil alih
Pendapatan lain-lain
Jumlah Pendapatan
Operasional Lainnya
30 Juni (6 bulan)
2013
%
2012
743
100
2012
2.132
569
(90)
5.729
6.138
100
697
283
182
1.462
(6)
1.560
1.530
80
(93)
1.156
5.042
624
696
(69)
2.241
61
-
1.933
(100)
3
33
9
83
(99)
108
1.030
40
174
(2)
376
41
(100)
19
(100)
1.844
100
249
(91)
2.635
667
17
570
545
2.399
(75)
9.757
15.533
95
7.977
33
6.008
25
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 mencapai Rp2.399 juta, turun sebesar Rp7.358 juta atau sebesar 75% dibandingkan
dengan periode enam bulan yang yang berakhir 30 Juni 2012 sebesar Rp9.757 juta. Penurunan
pendapatan yang cukup signifikan semata-mata adanya pendapatan dari pemulihan cadangan
kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif periode Januari-Juni 2013 sebesar Rp5.729
juta karena pemberlakuan CKPN per awal tahun 2012 dibandingkan periode Januari-Juni 2013 yang
hanya Rp569 juta atau penurunan sebesar Rp5.160 juta dan disisi lain diperolehnya keuntungan
keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek bersih sebesar Rp1.156 juta pada periode JanuariJuni 2012 dibandingkan 2 dibandingkan periode Januari-Juni 2013 sebesar Rp80 juta atau penurunan
sebesar Rp1.070 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Perseroan pada tahun 2012 mencapai Rp15.533
juta, naik sebesar Rp7.556 juta atau sebesar 95% dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2011
sebesar Rp7.977 juta. Kenaikan pendapatan operasional tersebut disebabkan oleh adanya pemulihan
cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar Rp6.138 juta dan kenaikan
keuntungan dari realisasi penjualan efek-efek - bersih sebesar Rp4.346 juta, namun dilain pihak terjadi
penurunan laba penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp1.844 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Pendapatan operasional lainnya yang dihasilkan Perseroan meningkat sebesar Rp1.969 juta atau
33% dari sebelumnya sebesar Rp6.008 juta pada tahun 2010 menjadi Rp7.977 juta pada tahun 2011.
Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh perolehan laba penjualan agunan yang diambil alih sebesar
Rp1.844 juta serta kenaikan pendapatan administrasi dan keuntungan penjualan aset tetap masingmasing sebesar Rp962 juta dan Rp654 juta. Namun, dilain pihak terdapat penurunan keuntungan dari
realisasi penjualan efek-efek bersih sebesar Rp1.545 juta.
Beban Operasional Lainnya
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Karyawan
Umum dan administrasi
Rugi dari penurunan nilai wajar efek
yang diperdagangkan bersih
Rugi penjualan agunan yang diambil alih
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
produktif dan non produktif
Selisih kurs
Beban lainnya
Jumlah Beban Operasional Lainnya
30 Juni (6 bulan)
2013
%
2012
10.596
6
10.027
14.665
10
13.291
287
(56)
649
2012
19.034
26.524
4.213
2010
17.955
22.849
-
77
-
(95)
-
1.586
-
2.218
-
100
(100)
3.230
(7)
3.484
35
221
25.881
100
3.057
1
7
25.560
1.471
53.460
125
17
653
45.872
795
3
73
44.361
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Beban operasional lainnya pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 mencapai Rp25.881
juta, meningkat sebesar Rp321 juta atau sebesar 1% dibandingkan dengan periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2012 sebesar Rp25.560 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan beban
karyawan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp569 juta dan Rp1.374 juta,
namun dilain pihak terjadi penurunan pada rugi penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp1.509
juta.
26
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Beban operasional lainnya pada tahun 2012 mencapai Rp53.460 juta, naik sebesar Rp7.588 juta
atau sebesar 17% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp45.872 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan peningkatan beban umum dan administrasi, rugi penurunan nilai wajar efek yang
diperdagangkan bersih dan rugi penjualan agunan yang diambil alih masing-masing sebesar Rp3.237
juta, Rp4.213 juta dan Rp2.218 juta, namun dilain pihak terjadi penurunan pada cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar Rp3.230 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Beban operasional lainnya pada tahun 2011 mencapai Rp45.665 juta, naik sebesar Rp1.511 juta
atau sebesar 3% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp44.361 juta. Peningkatan ini terutama
disebabkan peningkatan beban karyawan dan beban umum dan administrasi masing-masing sebesar
Rp747 juta dan Rp438 juta.
Laba Bersih
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp1.140 juta untuk periode enam bulan yang berakhir
30Juni 2013, menurun sebesar Rp7.780 juta atau sebesar 87,2% dibandingkan periode yang sama
pada tahun 2012 yang sebesar Rp8.920 juta. Penurunan laba bersih tersebut terutama faktor non bisnis
yaitu penurunan pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar
Rp5.160 juta karena adanya kebijakan pemberlakuan CKPN pada awal tahun 2012 leh regulator,
sedangkan penurunan faktor bisnis relative kecil yaitu penurunan pendapatan bunga bersih sebesar
Rp2.328 juta serta alasan kenaikan beban umum dan administrasi sebesar Rp1.287 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp13.128 juta pada tahun 2012, atau meningkat sebesar
Rp10.788 juta atau sebesar 461% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp2.340 juta.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp14.353 juta
dan pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan non produktif sebesar Rp6.138
juta, Namun dilain pihak terdapat peningkatan beban operasional lainnya berupa beban umum dan
administrasi dan rugi penurunan nilai wajar efek yang diperdagangkan - bersih masing-masing sebesar
Rp3.237 juta dan Rp4.213 juta, serta peningkatan beban pajak sebesar Rp3.533 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2010
Perseroan pada tahun buku 2011 membukukan laba bersih sebesar Rp2.340 juta, atau menurun sebesar
65% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat laba bersih sebesar Rp6.769 juta.
Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2.340 juta pada tahun 2011, atau menurun sebesar
Rp4.429 juta atau sebesar 65% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp6.769 juta.
Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih sebesar Rp6.246 juta,
namun dilain pihak terdapat perolehan laba penjualan agunan diambil alih sebesar Rp1.844 juta.
27
1.400.991
1
1.44
44.748
1.3
3 78.230
1.323.838
1.238
8 .280
9
948.787
830.629
162.771
133.975
2012
30-Jun-13
Aset
120.904
2010
2011
Liabilitas
118.158
Ekkuitas
Tabel berikut menunjukkan posisi aset, liabilitas dan ekuitas Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan
Aset
Liabilitas
Ekuitas
30 Juni
2013
%
1.400.991
(7)
1.238.280
(10)
162.771
21
2012 %
1.512.205
5
1.378.230
4
133.975
11
31 Desember
2011 %
1.444.742
52
1.323.838
59
120.904
2
2010
948.787
830.629
118.158
%
12
13
6
Aset
Tabel berikut menunjukkan rincian posisi aset Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan
2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain - bersih
Penempatan pada Bank Indonesia
Efek-efek bersih
Kredit yang diberikan - bersih
Pendapatan bunga masih harus diterima
Biaya dibayar dimuka
Aset tetap - bersih
Agunan yang diambil alih - bersih
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain - bersih
Jumlah Aset
30 Juni
2013 %
13.009
(12)
96.123
(8)
61
(9)
215.974
(5)
117.122
77
938.855
(13)
5.789
4
7.939
42
2.707
(25)
100
548
33
2.864
51
1.400.991
(7)
2012 %
14.745
36
104.301
1
66
(76)
227.943
139
66.244
(25)
1.081.713
(3)
5.583
12
5.597
(13)
3.632
(30)
78
(99)
412
9
1.891
(43)
1.512.205
5
28
31 Desember
2011 %
10.836
16
103.372
66
271 (28)
95.288 (31)
88.511 (18)
1.117.259
89
4.994
37
6.460
2
5.162 (26)
8.907 (44)
378
21
3.304 (38)
1.444.742
52
2010
9.366
62.336
376
137.856
108.398
592.074
3.640
6.341
6.944
15.771
313
5.372
948.787
%
39
89
445
162
(30)
2
2
7
59
1.021
9
97
12
Per tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp1.400.991 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp111.214 juta atau sebesar 7% dibandingkan dengan jumlah aset Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.512.205 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan
atas kredit yang diberikan dan penempatan pada Bank Indonesia masing-masing sebesar Rp142.858
juta dan Rp11.969 juta, namun dilain pihak terdapat peningkatan atas efek-efek sebesar Rp50.878 juta.
Penurunan kredit diberikan terutama berasal dari penurunan kredit modal kerja sebesar Rp199.528
juta. Sedangkan kenaikan efek-efek terutama berasal dari peningkatan obligasi Pemerintah sebesar
Rp17.900 juta dan obligasi korporasi sebesar Rp23.040 juta. Penempatan pada efek-efek terutama
untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas sementara yang belum tersalurkan di kredit.
Per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2011
Jumlah asset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.512.205 juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp67.463 juta atau sebesar 5% dibandingkan dengan jumlah aset
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp1.444.742 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh peningkatan atas penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp132.655 juta dalam bentuk Fine
Tune Kontraksi sebesar Rp190.000 juta, Perseroan meningkatkan penempatan pada Bank Indonesia
karena penempatan pada Bank Indonesia merupakan investasi jangka pendek dengan jatuh tempo
kurang dari satu bulan yang memungkinkan Perseroan untuk menjaga likuiditas dengan tetap
memperhatikan Loan to deposit ratio (LDR). Kenaikan penempatan pada Bank Indonesia tidak serta
merta meningkatkan jumlah pendapatan dari penempatan pada Bank Indonesia, hal ini disebabkan
oleh penempatan pada Bank Indonesia memiliki jangka waktu yang sangat pendek yaitu kurang dari
1 bulan. Jumlah yang terdapat dalam laporan posisi keuangan merupakan jumlah penempatan pada
Bank Indonesia yang belum jatuh tempo namun tidak mencerminkan intensitas Perseroan melakukan
penempatan pada Bank Indonesia. Selama tahun 2011, Perseroan memilik jumlah pendapatan yang
lebih tinggi dari penempatan pada Bank Indonesia ini karena memiliki intensitas yang tinggi dalam
penempatan pada Bank Indonesia jika dibandingkan dengan tahun 2012. Namun dilain pihak terdapat
penurunan atas kredit yang diberikan dan efek-efek masing-masing sebesar Rp35.546 juta dan Rp22.267
juta. Penurunan kredit diberikan terutama berasal dari penurunan kredit modal kerja sebesar Rp54.243
juta. Sedangkan penurunan efek-efek terutama berasal dari penurunan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
sebesar Rp29.122 juta.
Per tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2010
Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.444.742 juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp495.955 juta atau sebesar 52% dibandingkan dengan jumlah aset
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp948.787 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh peningkatan atas kredit yang diberikan sebesar Rp525.185 juta dalam bentuk semua jenis kredit
Perseroan. Peningkatan kredit dilakukan untuk meningkatkan rentabilitas Perseroan, dimana pemberian
kredit kepada Multifinance dengan sistem chanelling yang merupakan core competence Perseroan
ditingkatkan.Selama tahun 2011, Perseroan meningkatkan penyaluran kredit yang diberikan yang
bersumber dari kenaikan simpanan. Peningkatan kredit yang diberikan dilakukan pada seluruh jenis
kredit Perseroan. Peningkatan kredit yang diberikan mengakibatkan peningkatan pendapatan bunga
dari kredit yang diberikan selama tahun 2011. Namun dilain pihak terdapat penurunan atas penempatan
pada Bank Indonesia dalam bentuk deposit facility.
29
1.117.259
1.081.713
592.074
3
30-Jun-13
2011
2012
2010
Tabel berikut menunjukkan komposisi pertumbuhan kredit Perseroan untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2012, 2011 dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah Kredit yang diberikan bersih
30 Juni
2013
%
484.048
43
311.359
(39)
144.394
(38)
939.801
(13)
(946 )
(49)
938.855
(13)
2012
338.084
510.887
234.580
1.083.551
(1.838 )
1.081.713
%
(5)
(10)
15
(4)
(81)
(3)
31 Desember
2011
%
357.301
59
565.130
86
204.581
194
1.127.012
88
(9.753 )
54
1.117.259
89
2010
224.752
304.027
69.618
598.397
(6.323 )
592.074
%
(28)
39
18
2
(7)
2
Kredit bersih yang per 30 Juni 2013 sebesar Rp938.855 juta menurun sebesar Rp142.858 juta atau
13% dibandingkan dengan Rp1.081.713 juta per 31Desember 2012 karena penurunan kredit modal
kerja sebesar Rp199.528 juta.
Kredit bersih per 31 Desember 2012 sebesar Rp1.081.713 juta, menurun sebesar Rp35.546 juta atau
3% dibandingkan dengan Rp1.117.259 juta per 31 Desember 2011 karena penurunan kredit modal
kerja sebesar Rp54.243 juta. Terdapat beberapa pelunasan atas kredit yang diberikan kepada pihak
berelasi dalam bentuk kredit dengan jaminan tunai selama tahun 2012 dan semester I tahun 2013.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Perseroan yang berusaha menurunkan ketergantungan kepada pihak
berelasi. Namun demikian, Perseroan berhasil meningkatkan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
yang dapat dilihat dari kenaikan jumlah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga pada tanggal 30 Juni
2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp902.496 juta, Rp856.636 juta,
Rp734.094 juta dan Rp436.068 juta.
Kredit bersih per 31 Desember 2011 sebesar Rp1.117.259 juta, meningkat sebesar Rp525.185 juta
atau 89% dibandingkan dengan Rp592.074 juta per 31 Desember 2010 karena Perseroan melakukan
ekspansi pada semua jenis kredit di tahun 2011. Setelah Perseroan melakukan konsolidasi di internal,
Perseroan mulai meningkatkan penyaluran kredit di semester II/2011. Penyaluran kredit dilakukan
melalui wholesale banking, yaitu bekerja sama dengan perusahaan Multifinance untuk memberikan
kredit secara chanelling yang merupakan core competence Perseroan.
Liabilitas
Tabel berikut menunjukkan rincian posisi liabilitas Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
30
30 Juni
2013
7.067
1.206.307
17.289
1.625
3.687
559
1.746
1.238.280
%
991
(9)
(58)
(53)
(5)
258
11
(10)
2012
648
1.327.811
40.716
3.464
3.865
156
1.570
1.378.230
%
18
4
20
53
4
(87)
383
4
31 Desember
2011 %
550 16
1.281.927 58
33.804 147
2.258 79
3.729 47
1.245 85
325 39
1.323.838 59
2010
474
811.443
13.704
1.264
2.542
673
529
830.629
%
1
12
147
(54)
27
4
49
13
Per tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp1.238.280 juta, mengalami
penurunan sebesar Rp139.950 juta atau sebesar 10% dibandingkan dengan jumlah liabilitas Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.378.230 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan
atas simpanan dan simpanan dari bank lain masing-masing sebesar Rp121.504 juta dan Rp23.427
juta. Namun demikian terjadi kenaikan pada liabilitas segera sebesar Rp6.419 juta atau 990,59% dari
sebesar Rp648 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp7.067 juta pada tanggal 30 Juni 2013.
Penyebab utama kenaikan liabilitas segera adalah peningkatan saldo kiriman uang sebesar Rp5.679
juta dari Rp103 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp5.782 juta pada tanggal 30 Juni 2013.
Kiriman uang merupakan transaksi harian bank yang berhubungan dengan transfer dan kliring dana
nasabah. Pada tanggal 30 Juni 2013, terjadi peningkatan transaksi transfer dan kliring dana antar
bank. Transaksi harian merupakan salah satu pendapatan yang diperoleh Perseroan. Simpanan bank
lain menurun karena kebijakan manajemen untuk tidak menggunakan simpanan ini sebagai sumber
dana tetap, kecuali untuk ansipasi kebutuhan likuiditas Perseroan. Perseroan lebih meningkatkan
penghimpunan simpanan dari masyarakat sebagai sumber dana yang relatif stabil.
Per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2011
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.378.230 juta,
mengalami kenaikan sebesar Rp54.392 juta atau sebesar 4% dibandingkan dengan jumlah liabilitas
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp1.323.838 juta. Hal ini terutama disebabkan
oleh kenaikan atas simpanan dan simpanan dari bank lain masing-masing sebesar Rp45.884 juta dan
Rp6.912 juta. Pertumbuhan usaha melalui penyaluran kredit yang meningkat membuat Perseroan
juga harus meningkatkan penghimpunan dana simpanannya. Melihat pertumbuhan kredit yang cukup
tinggi selama tahun 2012, Perseroan meningkatkan juga penghimpunan simpanan dari bank lain untuk
menjaga likuiditas.
Per tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2010
Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.323.838 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp493.209 juta atau sebesar 59% dibandingkan dengan jumlah liabilitas Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp830.629 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan
atas simpanan dan simpanan dari bank lain masing-masing sebesar Rp470.484 juta dan Rp20.100 juta.
Ekspansi kredit yang meningkat membuat Perseroan harus meningkatkan penghimpunan dananya
Liabilitas Perseroan terpengaruh oleh tingkat suku bunga dan perubahannya. Apabila tingkat suku
bunga pinjaman berubah, maka Perseroan mengikuti perubahan tersebut dengan cara mengenakan
suku bunga mengambang hampir disemua produk pendanaan dan kredit.
Simpanan
Tabel berikut menunjukkan komposisi simpanan Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
31
Keterangan
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah Simpanan
%
(2)
(9)
(12)
(9)
2012
56.994
129.784
1.141.033
1.327.811
%
(19)
4
5
4
31 Desember
2011
%
70.013
78
124.816
26
1.087.098
62
1.281.927
58
2010
39.441
99.052
672.950
811.443
%
(48)
22
19
12
Simpanan yang per 30 Juni 2013 sebesar Rp1.206.307 juta menurun sebesar Rp121.504 juta atau 9%
dibandingkan dengan Rp1.327.811 juta per 31Desember 2012 karena penurunan deposito sebesar
Rp132.864 juta.
Simpanan per 31 Desember 2012 sebesar Rp1.081.713 juta, meningkat sebesar Rp45.884 juta atau 4%
dibandingkan dengan Rp1.281.927 juta per 31 Desember 2011 karena peningkatan deposito sebesar
Rp53.935 juta.
Simpanan per 31 Desember 2011 sebesar Rp1.281.927 juta, meningkat sebesar Rp470.484 juta
atau 58% dibandingkan dengan Rp811.443 juta per 31 Desember 2010 karena peningkatan deposito
sebesar Rp414.148 juta.
Beban Bunga Akrual
Tabel berikut menunjukkan rincian jumlah beban akrual Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31
Desember 2012, 2011 dan 2010.
30 Juni
2013
3.631
42
14
3.687
Keterangan
Deposito Berjangka
Deposito - simpanan dari bank lain
Giro KMK
Jumlah
2012
3.732
118
15
3.865
31 Desember
2011
3.659
69
1
3.729
2010
2.326
40
176
2.542
Ekuitas
Tabel berikut menunjukkan rincian posisi ekuitas Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Modal disetor
Uang muka setoran modal
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas
kenaikan (penurunan) nilai wajar efek
tersedia untuk dijual
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Ditentukan penggunaan
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
30 Juni
2013
128.000
30.000
31 Desember
2011
%
128.000
-
%
100
2012
128.000
-
%
-
(2.423)
12.653
(19)
(150)
38
2.735
4.399
162.711
42
8
21
1.920
4.074
133.975
(145)
11
1.920
(9.054)
120.904
2010
128.000
-
%
-
(110)
(368)
100
(21)
2
1.920
(11.394)
118.158
(37)
6
Per tanggal 30 Juni 2013 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012
Ekuitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 adalah sebesar Rp162.711 juta, mengalami peningkatan
sebesar Rp28.736 juta atau sebesar 21% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada tanggal
31 Desember 2012 sebesar Rp133.975 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh uang muka setoran
modal sebesar Rp30.000 juta dan perolehan laba bersih untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
30 Juni 2012 sebesar Rp415 juta. Di akhir bulan Juni, Perseroan juga mencatatkan unrealized loss dari
pemilikan efek-efek dalam kategori available for sale, meski nilainya masih relative kecil dibandingkan
total modal Perseroan.
32
Per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2011
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp133,975 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp13.071 juta atau sebesar 11% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp120.904 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh perolehan laba
bersih untuk tahun 2012 sebesar Rp13.128 juta. Pada akhir tahun 2012, perolehan laba bersih sudah
dapat menutupi akumulasi rugi Perseroan dari tahun-tahun sebelumnya.
Per tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2010
Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp120.904 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp2.746 juta atau sebesar 52% dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp118.158 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
perolehan laba bersih untuk tahun 2011 sebesar Rp2.340 juta.
Analisis Laporan Arus Kas
Tabel berikut menunjukkan arus kas Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2013 dan 2012 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011
dan 2010.
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas operasi
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas invetasi
Kas bersih diperoleh dari (digunakan
untuk) aktivitas pendanaan
30 Juni
2013
%
2012
2012
31 Desember
%
2011
138.330 35.298
2010
(393)
(100)
121.792
(51.754)
(110.015)
(47)
(100)
78
(447)
(1.044)
(562)
226
105
(4.253)
30.000
100
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013
Pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, arus kas bersih yang digunakan dalam kegiatan
operasional sebesar Rp51.754 juta yang utamanya berasal dari penurunan dana pihak ketiga berupa
simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain sebesar Rp121.504 juta dan Rp23.425 juta, penurunan
kredit yang diberikan sebesar Rp143.080 juta, serta pembayaran beban bunga sebesar Rp44.113 juta.
Namun dilain pihak terdapat peningkatan efek-efek sebesar Rp53.217 juta dan penerimaan bunga
sebesar Rp69.193 juta.
Untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013, arus kas untuk aktivitas investasi digunakan
untuk pembelian dan penjualan aset tetap.
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk periode enam bulan yang berakhir
30Juni 2013 merupakan modal disetor lainnya sebesar Rp30.000 juta.
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012
Pada periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
operasional sebesar Rp47 juta yang utamanya berasal dari pembayaran bunga kepada nasabah
sebesar Rp46.544 juta, pemberian kredit yang diberikan Rp87.736 juta serta penurunan simpanan
dana pihak ketiga sebesar Rp15.873 juta. Namun dilain pihak, terdapat peningkatan simpanan dari
bank lain sebesar Rp46.666 juta.
Untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2012, arus kas untuk aktivitas investasi digunakan
untuk pembelian dan penjualan aset tetap.
33
34
Rasio kecukupan modal untuk Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010 adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
31 Desember
2012
2011
30 Juni
2013
Komponen Modal
A. Modal Inti
B. Modal Pelengkap
Jumlah Modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Risiko kredit setelah memperhitungkan risiko spesifik
Risiko operasional
Risiko pasar
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, pasar dan operasional
Rasio KPMM yang tersedia
KPMM memperhitungkan risiko kredit
KPMM memperhitungkan risiko kredit dan operasional
KPMM memperhitungkan risiko kredit dan pasar
KPMM memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan
2010
154.215
8.471
162.686
119.494
422
119.916
119.351
6.999
126.350
114.841
4.398
119.239
772.177
103.736
23.854
899.767
651.034
96.104
747.138
738.581
92.390
8.764
839.735
422.431
54.692
3.312
480.435
21,07%
18,57%
20,44%
18,08%
8,00%
18,42%
16,05%
18,42%
16,05%
8,00%
17,11%
15,20%
16,91%
15,05%
8,00%
28,23%
24,99%
28,01%
24,82%
8,00%
30 Juni
2013 %
894.844
95
42.732
4
2.225
1
939.801
100
2012 %
1.050.613
97
28.994
2
8
3.936
1
1.083.551
100
(946)
938.855
(1.838)
1.081.713
31 Desember
2011 %
1.074.102
95
40.504
4
467
1.684
10.255
1
1.127.012
(9.753)
1.117.259
2010 %
555.978
93
28.512
5
5.395
1
8.512
1
598.397 100
(6.323)
592.074
Keterangan
Giro pada bank lain
Efek-efek bersih
Kredit yang diberikan - bersih
Jumlah Aset Produktif
61
117.122
938.855
1.056.038
35
2012
66
66.244
1.081.713
1.148.023
31 Desember
2011
271
88.511
1.117.259
1.206.041
2010
376
108.398
592.074
700.848
Kolektibilitas
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah Bruto
2.225
2.225
8
3.936
3.944
31 Desember
2011
467
1.684
10.255
12.406
2012
0,30%
0,22%
0,36%
0,15%
31 Desember
2011
1,00%
0,98%
1,10%
0,76%
2012
2010
5.395
8.512
13.907
Keterangan
Aset produktif bermasalah terhadap aset produktif
Non Performing Loan Bersih
Non Performing Loan - Bruto
CKPN terhadap aset produktif
0,17%
0,07%
0,24%
0,07%
2010
1,65%
2,00%
2,32%
0,75%
Rasio aset produktif bermasalah dan NPL Netto perseroan menunjukkan kecenderungan menurun /
membaik dengan rasio yang sangat rendah sebagai cerminan bahwa aset produktif, khususnya portofolio
kredit dilakukan secara prudent sesuai prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat. Upaya-upaya dalam
mengantisipasi penurunan kualitas kredit terus dilakukan melalui monitoring kegiatan usaha debitur
dan kredit-kredit yang bermasalah langsung ditangani oleh unit kerja remedial. Pelaksanaan efektifitas
penyelesain kredit bermasalah rapat-rapat komite khusus yang dibentuk perseroan yaitu Komite
Penyelesaian Kredit Bermasalah yang memutuskan penyelesaian eksposur kredit bermasalah seluruh
kantor-kantor cabang.
Upaya-upaya yang dilaksanakan manajemen dalam menjaga mutu kualitas kredit dengan baik, antara
lain:
1. Menjamin pelaksanaan prosedur pemberian kredit yang sehat dan mengandung unsur pengendalian
intern yaitu prinsip pengawasan ganda, perlindungan fisik dan yuridis terhadap agunan kredit, dan
laporan tertulis setiap deviasi yang terjadi.
2. Memantau dan mengevaluasi perkembangan dan kualitas portofolio kredit secara keseluruhan,
temuan-temuan penting aspek kredit yang dilaporkan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
3. Melaksanakan fungsi pengawasan melekat dengan memperhatikan prinsip pemisahan fungsi
operasional dan pengawasan.
4. Pengelolaan kredit bermasalah ditangani oleh unit kerja tersendiri yang memiliki kewenangan untuk
mengusulkan penyelesaian kredit bermasalah melalui restrukturisasi kredit atau penyelamatan
kredit dengan penagihan oleh internal bank atau pihak ketiga (litigasi).
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
BMPK adalah persentase perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan
kepada suatu pihak atau suatu grup terhadap modal bank. BI melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang BMPK serta perubahannya dengan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia No.7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang BMPK, telah menetapkan BMPK suatu
bank adalah maksimum sebesar 10% dari modal bank bila diberikan kepada suatu pihak atau sebuah
grup yang terkait dengan bank.
Dalam PBI tersebut diatur antara lain larangan bagi bank untuk memberikan penyediaan dana pihak
berelasi dan pihak ketiga dalam batasan tertentu. Untuk pihak berelasi, batasan maksimum yang
berlaku adalah 10%, batasan maksimum sebesar 20% kepada satu peminjam yang bukan merupakan
pihak berelasi serta 25% kepada satu kelompok peminjam yang bukan pihak berelasi.
36
a.
b.
c.
d.
Keterangan
a. Presentase Pelanggaran BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
b. Presentase Pelampauan BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
31 Desember
2011
2012
2010
Berikut adalah tabel BMPK Perseroan dari tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 untuk pihak
berelasi, adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
2013
Keterangan
Penyediaan dana kepada pihak berelasi
Penyediaan dana kepada pihak berelasi yang diperhitungkan
dalam BMPK
Persentase BMPK pihak berelasi (%)
Ketentuan BMPK dari BI (%)
37.929
9.943
6,12%
10,00%
31 Desember
2012
2011
227.538
392.918
10.299
9.818
8,59%
10,00%
7,77%
10,00%
2010
162.329
7.130
5,98%
10,00%
Dengan rasio-rasio tersebut di atas, maka penilaian atas unsur BMPK adalah SEHAT.
4. Giro Wajib Minimum
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro
minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak
ketiga baik dalam Rupiah maupun valuta asing.
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bagi Bank Umum pada Bank Indonesia Dalam Rupiah
dan Valuta Asing yang berlaku efektif 1 Maret 2011 sebagaimana telah diubah dengan PBI No.13/10/
PBI/2011 tanggal 9Februari 2011. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM terdiri dari GWM Rupiah dan
GWM mata uang asing. GWM Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder dan GWM Loan to
Deposit Ratio (LDR).
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening
giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan
BI sebesar persentase tertentu.
37
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening
giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih LDR yang
dimiliki oleh bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh bank.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, GWM Perseroan dalam mata uang
Rupiah untuk GWM Utama masing-masing adalah sebesar Rp94.426 juta, Rp103.371 juta, Rp102.681
juta dan Rp61.741 juta serta untuk GWM sekunder masing-masing adalah sebesar Rp29.508 juta,
Rp32.303 juta, Rp32.088 juta dan Rp19.294 juta.
30 Juni
2013
Keterangan
2012
31 Desember
2011
2010
8,14%
18,44%
0,01%
8,07%
3,04%
-
8,20%
5,45%
-
8,08%
3,88%
-
8,00%
2,50%
0,01%
8,00%
2,50%
-
8,00%
2,50%
-
8,00%
2,50%
-
38
6. Likuiditas
Likuiditas adalah pencerminan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitasnya kepada nasabah.
Ini dilakukan antara lain dengan menjaga simpanan wajib (GWM) yang telah ditentukan oleh Bank
Indonesia. Perseroan selalu menjaga simpanan wajibnya sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Perseroan akan melakukan upaya yang optimal dalam menjaga likuiditas dengan meningkatkan
pelayanan kepada para nasabah dan deposan dengan memberikan produk-produk yang bervariasi
sehingga mereka mau menyimpan dananya di Perseroan. Retensi nasabah dan upaya penggalangan
nasabah baru merupakan strategi yang akan dilakukan oleh Perseroan secara konsisten.
Upaya-upaya yang dilakukan Perseroan berkaitan dengan retensi nasabah dan penggalangan nasabah
baru, adalah sebagai berikut:
-
-
-
-
-
Menyempurnakan atau memperbaharui fitur-fitur produk funding, seperti giro, tabungan, dan
deposito.
Melakukan program-program promosi, customer gathering, dan berperan aktif dalam event di
lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas.
Meningkatkan loyalitas eksisting customer dan program customer get customer.
Melengkapi fitur-fitur terkait elektronik banking, seperti ATM, virtual account, dan Electonic Data
Capture (EDC).
Melakukan edukasi ke masyarakat, seperti Program komunikasi Gerakan Indonesia Menabung
(Ayo ke Bank).
Rasio umum yang sering digunakan untuk pengukuran likuiditas dalam industri perbankan adalah rasio
kredit yang diberikan terhadap simpanan (LDR). Rasio LDR pada tanggal 30 Juni 2013, 31Desember
2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 77,01%, 81,60%, 87,92% dan 73,74%.
Kebijakan manajemen yang berkaitan dengan LDR didasarkan pada peraturan Bank Indonesia Nomor:
12/19/PBI/2010 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan
Valuta asing dimana parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan
sebagai berikut :
-
-
-
-
-
Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen).
Batas atas LDR Target sebesar 100% (seratus persen).
KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen).
Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).
Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).
Oleh karena itu saat ini Perseroan mengupayakan agar pertumbuhan LDR dapat berada di kisaran
80%-85% agar terhindar dari sanksi yang diberikan oleh Bank Indonesia dan tetap terpeliharanya
ketersediaan likuiditas bank.
Perseroan selalu berupaya untuk menjaga likuiditas dengan tetap mampu memelihara dan meningkatkan
customer base funding serta mampu meningkatkan volume kredit dengan mutu kualitas terpelihara baik.
Kelebihan dana yang belum tersalurkan pada eksposur kredit ditempatkan pada surat-surat berharga
yang likuid dengan memperhatikan risk & return.
39
E. MANAJEMEN RISIKO
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perseroan menyadari bahwa situasi lingkungan eksternal dan
internal perbankan telah mengalami perkembangan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko
kegiatan usaha perbankan dan meningkatnya kebutuhan akan praktek tata kelola yang sehat (good
corporate governance). Sebagai tanggapan terhadap kondisi tersebut, Perseroan telah menerapkan
suatu kebijakan manajemen risiko yang bertujuan untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang timbul
dalam kegiatan usahanya dapat diidentifikasi, diukur, dikelola dan dilaporkan, yang pada akhirnya akan
memberikan manfaat berupa peningkatan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, memberikan
gambaran lebih akurat mengenai kinerja di masa mendatang termasuk kemungkinan kerugian yang
akan terjadi, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan serta penilaian risiko dengan
adanya ketersediaan informasi yang terkini, yang dengan sendirinya meningkatkan kinerja dan daya
saing Perseroan.
Untuk menyesuaikan dengan manajemen risiko di perbankan internasional, secara terus-menerus
Perseroan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur
pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi bagi
Perseroan adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang
memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam
kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat
manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
Sesuai dengan PBI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum beserta perubahannya PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum, Perseroan telah melakukan penerapan manajemen risiko yang meliputi pengawasan aktif
manajemen, penerapan kebijakan dan prosedur, penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran
dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko serta sistem pengendalian
internal. Penerapan manajemen risiko Perseroan secara jelas digambarkan pada Organisasi Manajemen
Risiko dan Kebijakan serta Prosedur Perseroan.
Organisasi Manajemen Risiko
Dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu PBI No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum beserta perubahannya PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal
1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 mengenai Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum serta SE BI No.5/21/DPNP tanggal 23 September 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Manajemen
Risiko sesuai dengan SK Direksi No.0004001.001 tanggal 30 Juni 2004 tentang Pembentukan Satuan
Kerja Manajemen Risiko. Pembentukan Satuan Kerja Manajemen Risiko tersebut dimaksudkan untuk
dapat menunjang pengelolaan risiko yang lebih menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali.
Adapun tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Manajemen Risiko meliputi :
1. memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi dan kerangka
Manajemen Risiko
2. mengembangkan prosedur dan alat untuk identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko
3. mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Risiko
4. memantau implementasi kebijkan, strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang direkomendasikan
oleh Komite Manajemen Risiko dan telah disetujui Direksi
5. memantau posisi/eksposur Risiko secara keseluruhan, maupun per jenis risiko termasuk
pemantauan kepatuhan terhadap toleransi Risiko dan limit yang ditetapkan
6. melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan dan strategi
manajemen risiko terhadap portofolio atau kinerja Bank secara keseluruhan.
7. mengkaji usulan aktivitas dan/atau produk baru yang dikembangkan oleh suatu unit tertentu.
8. memberikan rekomendasi kepada satuan kerja bisnis dan/atau kepada Komite Manajemen Risiko
terkait penerapan Manajemen Risiko antara lain mengenai besaran atau maksimum eksposure
risiko yang dapat dipelihara Bank.
40
Sebagai salah satu bentuk dari adanya fungsi pengawasan serta kontrol bagi kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko, Perseroan telah membentuk komite-komite yang
akan memastikan bahwa pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko berjalan dengan efektif,
yaitu berupa Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko.
Komite Manajemen Risiko merupakan Komite yang dibentuk di tingkat Direksi dan Pejabat Eksekutif.
Komite Manajemen Risiko dibentuk pada tanggal 3 Oktober 2011, sesuai dengan SK Direksi SK/
DIR/024/1011 tentang Pembentukan Komite Manajemen Risiko. Komite Manajemen Risiko diketuai
oleh Direktur Utama dan beranggotakan Direktur Kepatuhan, Risk Management Group Head, Operation
Group Head, Info Sytem & Accounting Group Head, Head of System and Procedure, Head of SKAI dan
Head of Compliance sebagai anggota tetap, dan anggota tidak tetap yang ditetapkan sesuai kebutuhan.
Komite ini dibentuk untuk menerapkan kerangka manajemen risiko yang efektif dan memastikan
dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi risiko, batasan dan strategi pengelolaan
risiko secara menyeluruh.
Komite Pemantau Risiko merupakan Komite yang dibentuk ditingkat Dewan Komisaris. Komite
Pemantau Risiko dibentuk pada tanggal 29 Juni 2012 sesuai dengan SK Direksi No.SK/DIR/013/0612
tentang Pembentukan Komite Pemantau Risiko. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris
Independen. Komite ini bertugas untuk melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait dengan pelaksanaan pengawasan serta pengendalian
risiko yang telah dilakukan.
Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko
Untuk menyesuaikan pelaksanaan manajemen risiko dengan perkembangan tingkat usaha perbankan,
secara terus menerus Perseroan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan
risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan
informasi bagi Perseroan mengenai adanya potensi risiko secara lebih dini, dan selanjutnya dapat
diambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen
risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain
serta berbagai perangkat manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
Kebijakan dan prosedur yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko Perseroan tercantum
dalam Kebijakan Manajemen tanggal 30 November 2011 tentang Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko PT Bank Ina Perdana.
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko tersebut mencakup:
Pedoman Manajemen Risiko Secara Umum
Pedoman Penilaian Profil Risiko
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Kredit
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Pasar
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Operasional
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Likuiditas
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Stratejik
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Hukum
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Reputasi
Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko Perseroan dilakukan pada seluruh faktor risiko dengan penekanan pada risiko yang
melekat pada setiap kegiatan operasional Perseroan yang meliputi Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko
Likuiditas dan Risiko Operasional, dengan tidak mengabaikan risiko yang melekat pula pada kegiatan
non operasional seperti Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategis dan Risiko Kepatuhan.
41
Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Perseroan. Risiko Kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perseroan, bersumber pada aktifitas
pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar Bank, serta kewajiban komitmen
dan kontigensi. Perseroan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan
perkreditan yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan
pengawasan kredit, dan restrukturisasi kredit. Kebijakan dan prosedur tersebut dikaji secara berkala
untuk disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas bisnis Perseroan.
Pengelolaan risiko kredit diupayakan agar dalam melakukan ekspansi kredit Perseroan senantiasa
mengelola kualitas setiap kredit sejak saat diberikan sampai dengan dilunasi untuk mencegah kredit
tersebut masuk ke dalam kategori Non Performing Loan (NPL). Pengelolaan kredit yang efektif dapat
meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit.
Pengelolaan yang dilaksanakan dalam meminimalisir risiko kredit salah satunya adalah dalam bentuk
pemberian second opinion yang independen terhadap business unit. Bentuk opini tersebut berupa
pendapat atau kajian mitigasi risiko terhadap exposure kredit yang memiliki nilai yang signifikan, produk
baru terkait dengan perkreditan ataupun aktivitas perkreditan yang memiliki risiko melekat (inherent
risk) yang tinggi.
Penerapan Manajemen Risiko Kredit dilakukan mulai dari proses inisiasi pemberian kredit, analisis,
pembuatan keputusan, pencairan, penatausahaan dan administrasi sampai dengan proses penanganan
kredit bermasalah. Tujuannya adalah agar risiko kredit yang timbul dapat terjaga dalam batas toleransi
dan kemampuan modal Perseroan dan apabila terjadi kredit bermasalah dapat di-recovery secara
optimum sehingga kerugian yang timbul dapat diminimalkan.
Proses analisa permohonon kredit dilakukan oleh unit kerja credit reviewer yang independen terhadap
Unit Bisnis. Dalam limit tertentu, pengambilan keputusan pemberian kredit dilakukan secara kolektif
kolegial sehingga tidak ada anggota Komite kredit yang dapat memutus sendiri suatu permohonan
kredit. Selain menatausahakan dokumen perkreditan, unit kerja Administrasi kredit berfungsi melakukan
kontrol terhadap pemenuhan covenant yang dipersyaratkan sebelum kredit dicairkan dan pengawasan
terhadap ketepatan pembayaran sesuai dengan kontrak yang diperjanjikan. Proses pencairan dilakukan
unit kerja operasional atas instruksi dari unit kerja administrasi kredit setelah seluruh persyaratan
dipenuhi dipenuhi.
Dalam rangka menekan tingkat kerugian apabila terdapat kredit macet, penanganan kredit bermasalah
dilakukan oleh unit kerja khusus yang berkerja secara fokus dan independen. Sedangkan untuk
mengurangi risiko konsentrasi kredit telah dilakukan segmentasi kredit dengan mempertimbangkan
karateristik masing-masing segmen kredit dan penguasaan Perseroan atas segmen yang dimasuki.
Segmentasi ini mempengaruhi perlakuan dan kebijakan Perseroan dalam menetapkan kecukupan
agunan, struktur kredit dan kewenangan memutus kredit.
Perseroan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara individual, sektor ekonomi
maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle secara konsisten. Perseroan
juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Perseroan yang memungkinkan Perseroan
untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu (Early Warning) apabila terjadi penurunan
kualitas kredit.
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option, yang
meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas dan risiko komoditi. Penerapan Manajemen
Risiko Pasar bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi
pasar terhadap aset dan permodalan Perseroan.
42
43
Pemantauan terhadap likuiditas Perseroan dilakukan secara harian dan sebagai bagian dari sistem
informasi manajemen hasil pemantauan tersebut dilaporkan kepada Manajemen. Pemantauan antara
lain dilakukan terhadap komposisi posisi keuangan Perseroan, aktivitas dana keluar dan dana masuk
yang tercermin dari transaksi RTGS dan SKN, aktivitas money market, posisi aset likuid baik primer
maupun sekunder, serta rasio-rasio likuiditas seperti rasio kecukupan aset likuid dan Loan to Deposit
Ratio. Pemantauan terhadap pemenuhan Giro Wajib Minimum baik primer maupun sekunder dilakukan
untuk memastikan bahwa Perseroan selalu menjaga GWM sesuai yang telah ditentukan oleh Bank
Indonesia.
Pengelolaan likuiditas Perseroan juga dilakukan dengan mempelajari pola pergerakan dana dan
atau perilaku nasabah Dana Pihak Ketiga, khususnya dana nasabah inti dan nasabah yang memiliki
tingkat volatilitas cukup tinggi. Dengan mempelajari perilaku nasabah, maka Perseroan dapat menjaga
kecukupan likuiditas yang diperlukan secara tepat untuk menutup kebutuhan tersebut. Perseroan
menjaga kecukupan secondary reserves pada level yang aman dengan besaran kecukupan disesuaikan
dengan kondisi likuiditas Perseroan secara spesifik maupun kondisi likuiditas di pasar.
Core fund atau dana yang tidak ditarik oleh nasabah dan dinilai stabil berada dalam besaran yang
cukup baik. Perseroan senantiasa melakukan pemantauan terhadap posisi core fund dan berupaya
untuk secara berkesinambungan meningkatkan persentase terhadap jumlah dana yang dimiliki. Core
fund menjadi bagian yang sangat penting bagi Perseroan dalam menjalankan fungsi intermediasi
berupa penyediaan dana jangka panjang. Hal ini mengingat portofolio dana pihak ketiga yang dimiliki
Perseroan sebagian besar berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan dana mengendap antara lain diciptakan program-program yang mengharuskan
dana nasabah ditahan dan tidak dapat ditarik sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan
program.
Asset and Liability Committee (ALCO) berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk
memonitor situasi likuiditas Perseroan. ALCO bertanggung jawab untuk menentukan kebijakan dan
strategi yang berkaitan dengan aset dan liabilitas Perseroan sejalan dengan prinsip kehati-hatian
manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit, mempertimbangkan
struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Perseroan. Pada dasarnya, risiko likuiditas dikelola
sesuai dengan kerangka kebijakan, pengawasan, dan batasan yang memastikan bahwa konsentrasi
pendanaan bersifat minimal, sumber dan jangka waktu pendanaan telah terdiversifikasi.
Sebagian besar liabilitas yang dimiliki oleh Perseroan akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari
1 bulan, namun berdasarkan pengalaman Perseroan sebagian besar dari liabilitas tersebut pada
saat jatuh tempo akan diperpanjang (roll over). Upaya yang dilakukan Perseroan agar nasabah tetap
mempertahankan dananya pada Perseroan yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta
memberikan penawaran suku bunga yang wajar dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, Perseroan
juga mengharapkan dapat menarik nasabah baru untuk menempatkan dananya pada Perseroan.
Perseroan juga melakukan upaya lain untuk memitigasi adanya penarikan dana secara besar-besaran
oleh nasabah dimana Perseroan juga memantau deposan inti, dengan cara mengevaluasi profil dan
perilaku dari deposan-deposan tersebut sehingga Perseroan dapat melakukan antisipasi terhadap
penarikan dana besar yang akan dilakukan deposan. Sampai dengan saat ini, Perseroan tidak pernah
mengalami kesulitan likuiditas maupun kondisi yang berpotensi menimbulkan risiko bagi Perseroan.
Apabila terdapat potensi risiko, Perseroan memiliki sejumlah upaya antisipasi seperti ketersediaan Giro
Wajib Minimum, Cadangan Sekunder serta penetrasi yang baik terhadap pasar antar Perseroan.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan, yang dapat bersumber antara lain pada Sumber Daya Manusia (SDM), proses
internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal. Penerapan manajemen risiko operasional
diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau terjadinya kejadian-kejadian eksternal yang dapat
mempengaruhi operasional Perseroan.
44
45
memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang berlaku. Oleh karena itu telah dilakukan Quality
Assurance Policy and Procedure yaitu proses assesment terhadap kebijakan dan prosedur internal yang
dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan terhadap setiap sistem, prosedur atau kebijakan intern yang akan
atau sudah keluarkan. Dengan demikian setiap potensi ketidakpatuhan Perseroan terhadap ketentuan
atau peraturan perudang-undangan dapat dideteksi dan diperbaiki. Agar perilaku organisasi tidak
menyimpang dari standar, telah buat code of conduct yang berisi etika yang harus dilakukan oleh setiap
karyawan. Sedangkan untuk meminimalkan risiko kepatuhan Perseroan senantiasa mematuhi peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku, seperti Ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM), Kualitas Aset Produktif (KAP), Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN) Aset Produktif, Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), dan lainnya.
Dalam rangka menerapkan manajemen risiko kepatuhan yang efektif, Perseroan juga telah melakukan
identifikasi dan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya eksposur
risiko kepatuhan, yaitu :
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara efektif untuk memastikan dan memantau
kepatuhan terhadap setiap peraturan dan persyaratan eksternal maupun internal.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perseroan.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perseroan.
Melakukan identifikasi dan analisa kepatuhan (compliance analysis) atas rencana dan
pengembangan produk dan aktivitas baru guna memastikan kepatuhannya terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku.
Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang
tidak sempurna. Penerapan risiko hukum bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif
dari kelemahan yuridis, ketiadaaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan dan proses
litigasi.
Proses pengendalian risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan review secara berkala terhadap
setiap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara melakukan
penilaian kembali terhadap efektifitas proses enforceability untuk memastikan validitas hak dalam
kontrak dan perjanjian yang telah dibuat. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada seluruh aktivitas
penghimpunan dan penyediaan dana, treasury dan investasi, operasional dan jasa, teknologi sistem
informasi dan pengelolaan sumberdaya manusia. Setiap kejadian yang berpotensi menimbulkan
risiko hukum, ditatausahakan dan diadministrasikan, selain untuk menilai tingkat risiko hukum yang
dihadapi Perseroan, juga sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang terjadi dan untuk mengantisipasi
kemungkinan adanya tuntutan atau litigasi.
Untuk meminimalkan risiko hukum, Perseroan antara lain melalui Unit Kerja Corporate Legal pada
kantor pusat serta Legal Officer pada Kantor Cabang, selalu melakukan pemantauan terhadap
potensi munculnya litigasi/tuntutan hukum kepada Perseroan. Dalam setiap aktivitas, baik perkreditan,
operasional maupun treasury, Perseroan juga selalu memperhatikan kelengkapan aspek hukum
terutama yang berkaitan dengan aktivitas perikatan perjanjian dengan nasabah/debitur dan kelengkapan
dokumen legalitas.
Terkait dengan penerapan manajemen risiko hukum, satuan kerja manajemen risiko juga melakukan
kajian-kajian terkait dengan aktivitas Perseroan yang dapat meningkatkan eksposur risiko hukum serta
memberikan rekomendasi dalam rangka memitigasi risiko tersebut.
46
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perseroan. Persepsi negatif terhadap
Perseroan dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang menurunkan reputasi seperti keluhan
nasabah atas produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada tatakelola dan budaya Perseroan serta
praktek bisnis yang menyimpang dari standar. Oleh karena itu, pelaksanaan manajemen risiko reputasi
dilakukan dengan upaya mencegah/meminimalkan terjadinya kejadian-kejadian yang dapat menurunkan
reputasi Perseroan antara lain melalui pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR),
melakukan komunikasi secara rutin dengan pemangku kepentingan, penjagaan kualitas produk dan
layanan, penjagaan etika bisnis dalam pelaksanaan transaksi baik dengan nasabah maupun transaksi
di pasar uang. Setiap terjadi keluhan nasabah, Perseroan berupaya menanggapi dan menindaklanjuti
secara cepat. Dalam rangka menjaga reputasi, Perseroan juga berupaya untuk menjaga transparansi
produk dan jasa dengan pemberian informasi secara benar tentang manfaat dan risiko produk dan jasa
yang ditawarkan kepada masyarakat. Setiap kejadian yang terkait dengan risiko reputasi dicatat dan
ditatausahakan sehingga dapat menjadi pelajaran dimasa datang dan untuk memproyeksikan potensi
kerugian yang mungkin timbul serta langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan bisnis.
Risiko stratejik bersumber dari adanya kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan strategi
Perseroan, kelemahan pada sistem informasi manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal dan
eksternal, ketidaktepatan implementasi dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis. Untuk mengendalikan risiko stratejik, Rencana Bisnis Bank disusun secara konservatif dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan Perseroan serta mempertimbangkan kemampuan
sumber daya, baik sumber daya finansial, infrastruktur dan sumber daya manusia yang dimiliki. Untuk
meminimalkan terjadinya penyimpangan pelaksanaan rencana bisnis Bank, telah dilakukan komunikasi
kepada setiap jenjang organisasi, baik pada saat penyusunan rencana dan pada saat review
pelaksanaan yang dilakukan secara rutin tiap semester. Pengendalian risiko stratejik juga dilakukan
dengan pemantauan atas kinerja Perseroan yang merupakan hasil dari pelaksanaan strategi usaha
maupun rencana bisnis Bank. Proses pemantauan dilakukan secara berkala melalui sistem informasi
manajemen yang secara berkala menyediakan laporan dalam rangka pengambilan keputusan oleh
Manajemen Perseroan.
47
V. RISIKO USAHA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko usaha yang dapat
berdampak negatif terhadap hasil usahanya. Semua risiko usaha yang dapat mempengaruhi kegiatan
usaha Perseroan, secara umum telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko
terhadap kinerja keuangan Perseroan sebagai berikut:
A. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN BISNIS PERSEROAN
Risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Perseroan apabila tidak diantisipasi dan
dipersiapkan dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada Perseroan. Risiko Kredit, sesuai dengan aktivitas bisnis Perseroan, bersumber pada aktivitas
pemberian kredit, kepemilikan instrumen keuangan, transaksi antar bank, serta kewajiban komitmen
dan kontigensi.
Portfolio kredit terbesar saat ini adalah kredit konsumsi. Apabila debitur tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali atas pokok kredit yang diberikan dan bunganya
maka dapat menurunkan tingkat kolektibilitas kredit dan pendapatan Perseroan. Pemberian kredit
dalam jumlah yang cukup signifikan kepada sekelompok perusahaan atau sektor tertentu juga dapat
menimbulkan potensi risiko kredit bermasalah bagi Perseroan. Jumlah kredit bermasalah yang material
dapat berdampak negatif terhadap kinerja usaha, kesehatan dan pendapatan Perseroan.
2. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif,
akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option, yang
meliputi risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditi. Risiko pasar antara lain
terdapat pada aktivitas fungsional Perseroan meliputi kegiatan treasury dan investasi surat berharga,
pasar uang, kegiatan pendanaan, penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.
Perubahan variabel tersebut yang terjadi secara material dapat berdampak negatif terhadap nilai
portofolio yang dimiliki oleh Perseroan yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap kinerja
keuangan Perseroan.
3. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional Perseroan, yang dapat bersumber antara lain pada Sumber Daya Manusia
(SDM), proses internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal. Ketidakmampuan Perseroan
dalam mengelola hal-hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap mutu pelayanan, kepercayaan
nasabah dan kinerja usaha Perseroan.
4. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid yang berkualitas tinggi yang
dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan. Hal-hal yang dapat
menimbulkan risiko likuiditas antara lain adanya maturity mismatch yang tidak dapat dikendalikan,
penarikan dana nasabah secara massal dalam waktu singkat (rush) sehingga tidak dapat dikendalikan,
kesulitan akses Perseroan ke pasar uang serta rendahnya kemampuan Perseroan untuk menghasilkan
arus kas dalam operasinya yang berdampak pada permodalan Perseroan. Ketidakmampuan Perseroan
dalam mengelola hal-hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
48
5. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau
kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang
tidak sempurna. Ketidakmampuan Perseroan dalam mematuhi peraturan hukum yang berlaku dapat
mengakibatkan timbulnya tuntutan hukum kepada Perseroan dan tuntutan hukum yang material dalam
jumlah dan nilai dapat berdampak negatif terhadap kegiatan operasional dan kinerja usaha Perseroan.
6. Risiko Stratejik
Risiko Stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan
suatu keputusan stratejik, serta kegagalan dalam mengatasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko
stratejik bersumber dari adanya kelemahan dan ketidaktepatan dalam perencanaan strategi Bank,
kelemahan pada sistem informasi manajemen, kelemahan analisa lingkungan internal dan eksternal,
dan ketidaktepatan implementasi dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Ketidakmampuan Perseroan dalam menerapkan strategi usahanya dan pencapaian kinerjanya dapat
berdampak negatif terhadap kinerja usaha Perseroan.
7. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat Perseroan tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan, dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan bersumber dari perilaku hukum
yakni perilaku/aktivitas Perseroan yang menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau peraturan
perundang-undangan dan perilaku organisasi yakni perilaku/akitivitas Perseroan yang menyimpang
atau bertentangan dengan standar yang berlaku secara umum. Risiko tersebut umumnya terjadi
dikarenakan pelanggaran dan atau ketidaktahuan karyawan Perseroan dalam pemenuhan seluruh
ketentuan/peraturan yang berlaku baik dalam ketentuan perbankan maupun ketentuan-ketentuan
lainnya. Apabila terjadi pelanggaran atas ketentuan yang ada maka terdapat risiko pengenaan sanksi
yang dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material ataupun sanksi non-finansial seperti
teguran tertulis, sanksi ketidaklayakan dan ketidakmampuan Direksi Perseroan ataupun pembekuan
kegiatan usaha tertentu. Ketidakmampuan Perseroan dalam mengelola risiko tersebut dapat berdampak
negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
8. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan
(stakeholders) yang bersumber dari persepsi negative terhadap Perseroan. Persepsi negatif terhadap
Perseroan dapat ditimbulkan oleh kejadian-kejadian yang menurunkan reputasi, seperti keluhan
nasabah atas produk dan jasa yang diberikan, kelemahan pada tata kelola dan budaya perusahaan,
serta praktek bisnis yang menyimpang dari standar. Ketidakmampuan Perseroan dalam menjaga
reputasi Perseroan dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan.
B. RISIKO INVESTASI BAGI INVESTOR
1. Risiko Tidak Likuidnya Saham Perseroan
Mengingat jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini relatif terbatas, maka terdapat
kemungkinan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek menjadi kurang likuid.
2. Risiko Harga Saham Yang Berfluktuasi
Fluktuasi perdagangan saham Perseroan di BEI yang dapat mengakibatkan turunnya harga saham
Perseroan dapat mengakibatkan kerugian bagi investor. Penurunan harga diakibatkan sebagian besar
oleh prospek dan kegiatan Perseroan, perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, politik atau pasar di
Indonesia, dan perubahan antara kondisi keuangan dan hasil usaha berdasarkan realisasi kegiatan
usaha dibandingkan dengan perkiraan investor.
Manajemen Perseroan menyatakan bahwa semua risiko usaha yang material yang dihadapi
oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan dalam Prospektus
sesuai dengan bobot risiko yang ada dimulai dari risiko utama Perseroan
49
50
51
8. Akta Berita Acara No.55, tanggal 29 Maret 2000, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan (i) penegasan kembali pengeluaran modal yang masih
berada dalam simpanan sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Perseroan No.4, tanggal
24 Januari 2000, yang dibuat di hadapan Esti Widowati, S.H., Notaris di Jakarta; (ii) peningkatan
modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan (iii) perubahan Pasal 5 (2) tentang persyaratan
pemegang saham Perseroan (Akta No.55/2000).
9. Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.17, tanggal 12 Februari 2001, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan (Akta No.17/2001). Akta 17/2001 2001 telah dilaporkan kepada
Menkeham sebagaimana dibuktikan dengan Surat Menkeham No.C-435 HT.01.04.TH.2002, tanggal
11 Februari 2002 perihal penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, serta telah
didaftarkan ke KPP Jakarta Pusat No.14140/RUB.09.05/III/2010 pada tanggal 1 Maret 2010.
10. Akta Berita Acara No.55, tanggal 30 Agustus 2001, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor
Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan (Akta
No.55/2001).
11. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.43, tanggal 28 Maret 2002, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan
modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) dan (3) Anggaran
Dasar Perseroan (Akta No.43/2002). Akta No.43/2002 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.C-08456 HT.01.04.
TH.2002 tanggal 16 Mei 2002.
12. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.45 tanggal 29 Mei 2003, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 Anggaran Dasar
Perseroan (Akta No.45/2003). Akta No.45/2003 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan
Surat Keputusan No.C-22033 HT.01.04.TH.2003 tanggal 16 September 2003.
13. Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.49 tanggal 23 September 2003, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) Anggaran Dasar Perseroan
(Akta No.49/2003). Akta No.49/2003 telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat
Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C-28261 HT.01.04.TH.2003
tanggal 2 Desember 2003.
14. Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.25 tanggal 7 Juni 2005, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan peningkatan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 (2) dan (3) Anggaran
Dasar Perseroan (Akta No.25/2005). Akta No.25/2005 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.C-19291
HT.01.04.TH.2006 tanggal 3 Juli 2006.
15. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.45 tanggal 31 Desember 2007, yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan (i)
peningkatan modal dasar, (ii) peningkatan modal ditempatkan dan (iii) perubahan seluruh Anggaran
Dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan UUPT (Akta No.45/2007). Akta No.45/2007 telah
disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-17770.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 10 April 2008.
16. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan No.57 tanggal 23 April 2008, yang dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan masa
jabatan direksi dan dewan komisaris dan karenanya mengubah Pasal 11 (3) dan Pasal 14 (3)
Anggaran Dasar Perseroan (Akta No.57/2008). Akta No.57/2008 telah diberitahukan kepada
Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No.AHUAH.01.10-23386 tanggal 12 November 2008.
17. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.02 tanggal 8 Juni 2011, yang dibuat
di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan
perubahan tugas dan wewenang direksi Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 12 Anggaran
Dasar Perseroan (Akta No.02/2011). Akta No.02/2011 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHUAH.01.10-19674 tanggal 24 Juni 2011.
52
18. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.02 tanggal 1 Mei 2013, yang dibuat di
hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Barat, sehubungan dengan
peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan karenanya mengubah Pasal 4 Anggaran
Dasar Perseroan (Akta No.02/2013). Akta No.02/2013 telah diberitahukan kepada Menkumham
berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHUAH.01.10-19566 tanggal 21 Mei 2013.
19. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.31, tanggal 9 September 2013,
yang dibuat di hadapan Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Barat,
sehubungan dengan (i) persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas sahamsaham Perseroan (Initial Public Offering) dan perubahan status Perseroan dari perseroan tertutup
menjadi perseroan terbuka; (ii) persetujuan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan
tentang Maksud dan Tujuan Perseroan; (iii) persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan; (iv)
perubahan nilai nominal saham; dan (v) persetujuan pengeluaran saham baru dalam simpanan
Perseroan, yaitu dengan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat (Akta No.31/2013
atau Anggaran Dasar). Akta No.31/2013 telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Surat
Keputusan Persetujuan No.AHU-49437.AH.01.02.Tahun 2013, tanggal 23 September 2013
dan telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No.AHU-AH.01.10-40894 tanggal 3 Oktober 2013.
Perseroan telah mendapatkan persetujuan prinsip pendirian bank umum berdasarkan Surat
No.S-649/MK.13/1990, tanggal 4 Mei 1990, yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Perseroan juga
telah mendapatkan izin usaha sebagai bank umum berdasarkan (i) Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.524/KMK.013/1991 tanggal 3 Juni 1991 dan (ii) Surat No.24/144/UPBD/PBD2
tentang pemberian izin usaha bank umum, yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tanggal 15 Juni 1991.
Satu bulan kemudian Perseroan sudah memulai kegiatan operasionalnya, atau tepatnya pada bulan
Juli 1991. Kantor Pusat Perseroan saat ini terletak di Jalan Abdul Muis No.40, Jakarta 10160 tepatnya
di gedung Bina Surya Group, atau yang dikenal dengan Wisma BSG Corporation.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah usaha di
bidang perbankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1. Melakukan usaha di bidang perbankan (bank umum) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertipikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menerbitkan surat pengakuan utang;
d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atau
perintah nasabahnya:
i. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak
lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
ii. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
iii. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan Pemerintah;
iv. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
v. obligasi;
vi. surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan;
vii. surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek
atau sarana lainnya;
53
g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan
atau antar pihak ketiga;
h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;
j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat
berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
k. membeli agunan baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau dengan cara lain
dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;
l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;
m. menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
n. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
yang berwenang;
o. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan
seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang;
p. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
q. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan peraturan
perundangan dana pensiun yang berlaku; dan
r. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Sejak pendirian sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus, riwayat permodalan dan kepemilikan
saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Tahun 1990
Berdasarkan Akta Pendirian, para pemegang saham telah melakukan penyetoran secara tunai sehingga
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
3.000
1.000
1.000
2.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
12.000
3.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
12.000.000.000
3.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. Hadi Surya
3. Oentoro Surya
4. PT Asuransi Djiwa Bumi Asih Jaya
5. Dja Sarlim Sinaga
6. Sangim Purba Sidadolog
7. Handel Maatschappij J.A. Wattie and Company
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
54
Persentase
(%)
25
8,33
8,33
16,69
8,33
8,33
8,33
8,33
8,33
100,00
Tahun 1992
1. Berdasarkan Akta No.86/1992, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan menyetujui
(i) peningkatan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp13.000.000.000,-, (ii) pengeluaran 1.000
saham yang masih berada dalam simpanan Perseroan untuk dimiliki dan disetor oleh Majelis Pusat
Pendidikan Kristen di Indonesia dalam bentuk tunai (iii) pengeluaran 1.000 saham yang masih
berada dalam simpanan Perseroan untuk dimiliki dan disetor oleh Majelis Pusat Pendidikan Kristen
di Indonesia paling lambat tanggal 31 Desember 1992, (iv) penyertaan Perkumpulan Sekolah
Kristen Djakarta untuk memiliki dan menyetor sebanyak 1.000 saham paling lambat tanggal 31
Desember 1992, (v) hibah saham dari PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya sebanyak 1.000 saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
13.000
2.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
13.000.000.000
2.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
15,39
23,09
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
100,00
2. Berdasarkan Akta Keputusan Rapat No.41, tanggal 11 November 1992 (Akta No.41/1992), yang
dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, RUPS Perseroan menyetujui
(i) pembatalan hibah saham dari PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya berdasarkan Perjanjian Hibah Saham tanggal 1 Juni 1992 yang termaktub dalam Akta
No.86/1992 dan (ii) pengalihan 1.000 saham milik PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi
Jiwa Bumi Asih Jaya sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
13.000
2.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
13.000.000.000
2.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
55
Persentase
(%)
15,39
23,09
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
7,69
100,00
Pengalihan 1.000 saham milik PT Media Interaksi Utama kepada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya dilakukan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Saham antara PT Media Interaksi Utama dengan
PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya, tanggal 11 November 1992, yang dibuat di bawah tangan.
Tahun 1993
Berdasarkan Akta No.96/1993, RUPS Perseroan menyetujui pengalihan hak untuk memesan 1.000
saham yang masih dalam simpanan Perseroan milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
kepada Uripto Widjaja, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
14.000
1.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
14.000.000.000
1.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
11. Uripto Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
14,29
21,45
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
7,14
100,00
Pengalihan hak untuk memesan 1.000 saham yang masih dalam simpanan Perseroan milik Majelis
Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada Uripto Widjaja dilakukan berdasarkan Perjanjian
Pengalihan Hak Menyetor Saham antara Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia dengan Uripto
Widjaja, tanggal 20 September 2013, yang dibuat di bawah tangan.
Tahun 1994
Berdasarkan Akta No.85/1994, RUPS Perseroan menyetujui untuk mengeluarkan seluruh saham yang
masih berada dalam simpanan yaitu sebanyak 1.000 saham untuk disetor dan dimiliki oleh Perkumpulan
Sekolah Kristen Djakarta dalam bentuk tunai, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang
saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
15.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
56
Persentase
(%)
13,3
20,00
6,67
6,67
6,67
6,67
Keterangan
Jumlah Saham
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
15.000
0
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
100,00
Tahun 1997
Akta Berita Acara No.63, tanggal 17 April 1997, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
Notaris di Jakarta, RUPS Perseroan menyetujui peningkatan modal dasar menjadi Rp60.000.000.000,
sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000
2.000
3.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
15.000
45.000
2.000.000.000
3.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
15.000.000.000
45.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Media Interaksi Utama
2. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
3. PT Jaya Agra Wattie
4. Hadi Surya
5. Oentoro Surya
6. Dja Sarlim Sinaga
7. Sangim Purba Sidadolog
8. Baktinendra Prawiro
9. Soetikno Soedarjo
10. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
11. Uripto Widjaja
12. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
13,3
20,00
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
100,00
Tahun 1998
Berdasarkan Akta Berita Acara No.153, tanggal 27 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta (Akta No.153/1998), RUPS Perseroan menyetujui penjualan
atas (i) 1.000 saham milik Dja Sarlim Sinaga dan 1.000 saham milik Sangim Purba Sidadolog kepada
PT Jaya Agra Wattie; dan (ii) 1.000 saham milik Oentoro Surya dan 1.000 saham milik Hadi Surya
kepada PT Rekso Sempurno Moro Joyo, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Baktinendra Prawiro
2. Uripto Widjaja
3. Soetikno Soedarjo
4. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
5. PT Media Interaksi Utama
57
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
13,33
Keterangan
Jumlah Saham
3.000
1.000
3.000
2.000
15.000
45.000
Persentase
(%)
20
6,67
20
13,32
100,00
60.000.000
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
6.500.000
6.500.000
32.500.000
27.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
6.500.000.000
6.500.000.000
32.500.000.000
27.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soetikno Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
58
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
13,33
13,32
20
20
100,00
2. Berdasarkan Akta Berita Acara No.44, tanggal 20 April 1999, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, RUPS Perseroan telah memberikan penegasan persetujuan
sehubungan dengan penjualan 2.166.550 saham milik Soetikno Soedarjo kepada Soedarjo, maka
komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
6.500.000
6.500.000
32.500.000
27.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
6.500.000.000
6.500.000.000
32.500.000.000
27.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,67
6,67
6,67
13,33
13,32
20
20
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Soetikno Soedarjo kepada Soedarjo dilaksanakan berdasarkan Akta
Jual Beli Saham No.35, tanggal 19 April 1999, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H.,
Notaris di Jakarta.
3. Berdasarkan Akta Berita Acara Perseroan No.24, tanggal 15 Desember 1999, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani S.H., Notaris di Jakarta (Akta No.24/1999), RUPS Perseroan
menyetujui penjualan 100.000 saham milik PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Soedarjo,
sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.166.550
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
6.400.000
6.500.000
32.500.000
27.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
6.500.000.000
6.500.000.000
32.500.000.000
27.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
6,67
6,67
6,97
6,67
6,67
13,33
13,33
19,69
20
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Soedarjo dilakukan
berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.25, tanggal 15 Desember 1999, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta.
59
Tahun 2000
Berdasarkan Akta No.55/2000, RUPS Perseroan (i) menegaskan kembali pengeluaran modal yang
masih berada dalam simpanan sejumlah 10.000.000 saham atau senilai Rp10.000.000.000,- sehingga
modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp42.500.000.000,- yang telah diambil dan disetor dalam bentuk
tunai oleh (a) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 1.968.250 saham (b) PT Jaya Agra Wattie
sebanyak 831.750 saham dan (c) International Investments Holding Incorporated sebanyak 7.200.000
saham sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Perseroan No.4, tanggal 24 Januari 2000,
yang dibuat di hadapan Esti Widowati, S.H., Notaris di Jakarta; (ii) menyetujui pengeluaran sahamsaham yang masih berada dalam simpanan sejumlah 2.000.000 saham atau senilai Rp2.000.000.000
sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp44.500.000.000,- yang telah diambil bagian dan
disetor dalam bentuk tunai oleh (a) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 393.800 saham
(b) International Investments Holding Incorporated sebanyak 1.606.200 saham, sehingga struktur
permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.166.550
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
4.333.625
8.762.050
7.331.750
8.806.200
44.500.000
15.500.000
2.166.550.000
2.166.550.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
4.333.625.000
8.762.050.000
7.331.750.000
8.806.200.000
44.500.000.000
15.500.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,87
4,87
5,1
4,87
4,87
9,74
9,74
19,69
16,47
19,78
100,00
Tahun 2001
1. Berdasarkan Akta No.17/2001, RUPS Perseroan menyetujui (i) penjualan 792.000 saham milik
PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera dan (ii) pengeluaran
modal dalam simpanan sejumlah 100.000 saham untuk dimiliki dan disetor dalam bentuk tunai
oleh Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera, sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi
Rp44.600.000.000,-, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.166.550
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
2.166.550.000
2.166.550.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
60
Persentase
(%)
4,85
4,85
5,1
4,85
4,85
9,71
Keterangan
Jumlah Saham
4.333.625
7.970.050
7.331.750
8.806.200
892.000
44.600.000
15.400.000
Persentase
(%)
9,71
17,87
16,43
19,74
2,00
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada Dana Pensiun Bakti Asih
Sejahtera dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.18, tanggal 12 Februari 2001, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
2. Berdasarkan Akta No.55/2001, RUPS Perseroan menyetujui pengeluaran saham-saham yang
masih berada dalam simpanan sejumlah 3.500.000 saham atau senilai Rp3.500.000.000,- sehingga
modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp48.100.000.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam
bentuk tunai oleh (i) Uripto Widjaja sebanyak 238.450 saham, (ii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo
sebanyak 1.995.050 saham, (iii) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 695.420 saham, dan
(iv) PT Jaya Agra Wattie sebanyak 571.080 saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.405.000
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
6.328.675
8.665.470
7.902.830
8.806.200
892.000
48.100.000
11.900.000
2.166.550.000
2.405.000.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
6.328.675.000
8.665.470.000
7.902.830.000
8.806.200.000
892.000.000
48.100.000.000
11.900.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
11. Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,50
5,00
4,72
4,50
4,50
9,00
13,16
18,02
16,44
18,31
1,85
100,00
Tahun 2002
Berdasarkan Akta No.43/2002, RUPS Perseroan menyetujui pengeluaran modal dalam simpanan
sejumlah 1.000.000 saham untuk dimiliki dan disetor oleh PT Rekso Sempurno Moro Joyo dalam
bentuk tunai, sehingga modal ditempatkan Perseroan menjadi Rp49.100.000.000,-, sehingga struktur
permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
61
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.405.000
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
7.328.675
8.665.470
7.902.830
8.806.200
892.000
49.100.000
10.900.000
2.166.550.000
2.405.000.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
7.328.675.000
8.665.470.000
7.902.830.000
8.806.200.000
892.000.000
49.100.000.000
10.900.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
11. Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,42
4,9
4,61
4,42
4,42
8,82
14,92
17,64
16,1
17,94
1,81
100,00
Tahun 2003
1. Berdasarkan Akta No.38, tanggal 21 Maret 2003, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta (Akta No.38/2003), RUPS Perseroan telah menyetujui penjualan
892.000 saham milik Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera kepada PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya,
sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
60.000.000
2.166.550
2.405.000
2.266.550
2.166.550
2.166.550
4.333.625
7.328.675
9.557.470
7.902.830
8.806.200
49.100.000
10.900.000
2.166.550.000
2.405.000.000
2.266.550.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
7.328.675.000
9.557.470.000
7.902.830.000
8.806.200.000
49.100.000.000
10.900.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
4,42
4,9
4,61
4,42
4,42
8,82
14,92
19,45
16,1
17,94
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Dana Pensiun Bakti Asih Sejahtera kepada PT Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.39, tanggal 21 Maret 2003, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
62
2. Berdasarkan Akta No.45/2003, RUPS Perseroan menyetujui (i) pengeluaran modal dalam simpanan
sejumlah 20.201.338 saham atau senilai Rp20.201.338.000,- sehingga modal ditempatkan
Perseroan menjadi Rp69.301.338.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai oleh
(a) PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya sebanyak 2.049.288 saham, (b) PT Rekso Sempurno Moro
Joyo sebanyak 5.326.213 saham, (c) Soedarjo sebanyak 5.565.404 saham, (d) International
Investments Holding Incorporated sebanyak 5.508.968 saham, dan (e) Uripto Widjaja sebanyak
1.751.465 saham, serta (ii) meningkatkan modal dasar menjadi Rp100.000.000.000,-, dan (iii)
meningkatkan modal disetor menjadi Rp69.301.338.000,-, sehingga struktur permodalan dan
susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
2.166.550
4.156.465
7.831.954
2.166.550
2.166.550
4.333.625
12.654.888
11.606.758
7.902.830
14.315.168
69.301.338
30.698.662
2.166.550.000
4.156.465.000
7.831.954.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
12.654.888.000
11.606.758.000
7.902.830.000
14.315.168.000
69.301.338.000
30.698.662.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
3,13
5,99
11,30
3,13
3,13
6,25
18,27
16,75
11,40
20,65
100,00
100.000.000
2.166.550
4.156.465
7.831.954
2.166.550
2.166.550
4.333.625
14.945.383
19.853.423
10.193.325
14.315.168
82.128.993
17.871.007
2.166.550.000
4.156.465.000
7.831.954.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
14.945.383.000
19.853.423.000
10.193.325.000
14.315.168.000
82.128.993.000
17.871.007.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
63
Persentase
(%)
2,64
5,06
9,53
2,64
2,64
5,28
18,20
24,17
12,41
17,43
100,00
4. Berdasarkan Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.32 tanggal 31 Oktober 2003, yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta (Akta No.32/2003), RUPS
Perseroan menyetujui penjualan 19.853.423 saham milik PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada
PT Kharisma Prima Karya, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
2.166.550
4.156.465
7.831.954
2.166.550
2.166.550
4.333.625
14.945.383
19.853.423
10.193.325
14.315.168
82.128.993
17.871.007
2.166.550.000
4.156.465.000
7.831.954.000
2.166.550.000
2.166.550.000
4.333.625.000
14.945.383.000
19.853.423.000
10.193.325.000
14.315.168.000
82.128.993.000
17.871.007.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Kharisma Prima Karya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
2,64
5,06
9,53
2,64
2,64
5,28
18,20
24,17
12,41
17,43
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya kepada PT Kharisma Prima Karya
dilakukan berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli Saham No.33, tanggal 31 Oktober 2003, yang dibuat
di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
Tahun 2004
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.16 tanggal 21 April 2004, yang dibuat di
hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta (Akta No.16/2004), RUPS
Perseroan menyetujui (i) hibah atas 1.166.550 saham milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di
Indonesia kepada Soedarjo, (ii) hibah atas 1.166.550 saham milik Perkumpulan Sekolah Kristen
Djakarta kepada Soedarjo, (iii) hibah atas 1.166.550 saham milik Baktinendra Prawiro kepada
Soedarjo, (iv) hibah atas 2.238.481 saham milik PT Media Interaksi Utama kepada Soedarjo, dan
(v) pengalihan 5.353.423 saham milik PT Kharisma Prima Karya kepada Uripto Widjaja, sehingga
struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
100.000.000
1.000.000
9.509.888
13.570.085
1.000.000
1.000.000
2.095.144
14.945.383
14.500.000
10.193.325
14.315.168
82.128.993
17.871.007
1.000.000.000
9.509.888.000
13.570.085.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.095.144.000
14.945.383.000
14.500.000.000
10.193.325.000
14.315.168.000
82.128.993.000
17.871.007.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Uripto Widjaja
3. Soedarjo
4. Baktinendra Prawiro
5. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
6. PT Media Interaksi Utama
7. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
8. PT Kharisma Prima Karya
9. PT Jaya Agra Wattie
10. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
64
Persentase
(%)
1,22
11,58
16,52
1,22
1,22
2,55
18,20
17,65
12,41
17,43
100,00
100.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
2.095.144
14.945.383
55.450.980
10.193.325
14.315.168
100.000.000
0
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
2.095.144.000
14.945.383.000
55.450.980.000
10.193.325.000
14.315.168.000
100.000.000.000
0
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
2. Baktinendra Prawiro
3. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
4. PT Media Interaksi Utama
5. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
6. PT Kharisma Prima Karya
7. PT Jaya Agra Wattie
8. International Investments Holding Incorporated
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
1,0
1,0
1,0
2,1
14,94
55,45
10,2
14,31
100,00
Pengalihan saham dari Soedarjo dan Uripto Widjaja kepada PT Kharisma Prima Karya dilakukan
berdasarkan Akta Pemasukan (Inbreng) No.10, tanggal 3 Juni 2005, yang dibuat di hadapan Edward
Suharjo Wiryomartani, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Barat.
Tahun 2007
Akta No.45/2007, Perseroan menyetujui (i) peningkatan modal dasar Perseroan menjadi
Rp400.000.000.000 dan (ii) modal ditempatkan dan disetor Perseroan sebesar Rp28.000.000.000,sehingga menjadi Rp128.000.000.000,-, yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai oleh
PT Kharisma Prima Karya, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
65
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
83.450.980
14.945.383
14.315.168
10.193.325
2.095.144
1.000.000
1.000.000
1.000.000
128.000.000
272.000.000
83.450.980.000
14.945.383.000
14.315.168.000
10.193.325
2.095.144.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Rekso Sempurno Moro Joyo
3. International Investments Holding Incorporated
4. PT Jaya Agra Wattie
5. PT Media Interaksi Utama
6. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
7. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
8. Baktinendra Prawiro
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
65,20
11,68
11,18
7,96
1,64
0,78
0,78
0,78
100,00
Tahun 2009
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.2, tanggal 3 Februari 2009, yang
dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum, Notaris di Jakarta (Akta No.2/2009), RUPS
Perseroan menyetujui pengalihan saham dari (i) International Investments Holding Incorporated
sebanyak 14.315.168 saham, (ii) PT Jaya Agra Wattie sebanyak 10.193.325 saham, dan
(iii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo sebanyak 14.945.383 saham, seluruhnya kepada PT Kharisma
Prima Karya sebagai pemasukan (inbreng) dari pihak-pihak tersebut di PT Kharisma Prima Karya,
sehingga susunanpemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
122.904.856
2.095.144
1.000.000
1.000.000
1.000.000
128.000.000
272.000.000
122.904.856.000
2.095.144.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Media Interaksi Utama
3. Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta
4. Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
5. Baktinendra Prawiro
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
96,02
1,64
0,78
0,78
0,78
100,00
Pengalihan saham dari (i) International Investments Holding Incorporated, (ii) PT Jaya Agra Wattie, dan
(iii) PT Rekso Sempurno Moro Joyo kepada PT Kharisma Prima Karya dilakukan berdasarkan Akta
Pemasukan (Inbreng) No.33, tanggal 21 Januari 2009, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani,
S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta. Pemasukan (inbreng) atas saham-saham tersebut telah mendapatkan
persetujuan dari RUPS Perseroan sebagaimana dibuktikan dengan Akta Berita Acara RUPSLB
Perseroan No.07 tanggal 9 Mei 2006, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum.,
Notaris di Jakarta jo. Akta No.24/2007.
66
Tahun 2010
1. Berdasarkan Akta Berita Acara RUPSLB Perseroan No.15, tanggal 19 Mei 2010 jo. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No.20, tanggal 11 Juni 2010, yang dibuat di hadapan Winanto
Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Kota Administrasi Jakarta Barat (Akta No.20/2010),
RUPS Perseroan menyetujui (i) pengalihan 1.000.000 saham milik Perkumpulan Sekolah Kristen
Djakarta dan (ii) 1.000.000 saham milik Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada
PT Kharisma Prima Karya, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai
berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
124.904.856
2.095.144
1.000.000
128.000.000
272.000.000
124.904.856.000
2.095.144.000
1.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Media Interaksi Utama
3. Baktinendra Prawiro
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
97,58
1,64
0,78
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta kepada PT Kharisma Prima
Karya tersebut dilakukan berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.17, tanggal 19 Mei 2010 dan pengalihan
saham dari Majelis Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia kepada PT Kharisma Prima Karya dilakukan
berdasarkan Akta Jual Beli Saham No.33, tanggal 16 Juni 2010. Kedua akta tersebut dibuat di hadapan
Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta.
2. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.24, tanggal 24
Agustus 2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta
(Akta No.24/2010), RUPS Perseroan menyetujui pengalihan 1.000.000 saham milik Baktinendra
Prawiro kepada PT Kharisma Prima Karya, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan
adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
125.904.856
2.095.144
128.000.000
272.000.000
125.904.856.000
2.095.144.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Media Interaksi Utama
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
98,36
1,64
100,00
Pengalihan hak atas saham dari Baktinendra Prawiro kepada PT Kharisma Prima Karya tersebut
dilakukan berdasarkan Surat Jual Beli Saham, tanggal 20 Agustus 2010, yang dibuat di bawah tangan.
67
3. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.33, tanggal 15 Oktober
2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H. M.Hum., Notaris di Jakarta (Akta
No.33/2010), RUPS Perseroan menyetujui pengalihan 2.095.144 saham milik PT Media Interaksi
Utama kepada PT Kharisma Prima Karya, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan adalah
sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
128.000.000
128.000.000
272.000.000
128.000.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
100
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Media Interaksi Utama kepada PT Kharisma Prima Karya tersebut
dilakukan berdasarkan Surat Jual Jual Beli Saham, tanggal 15 Oktober 2010, yang dibuat di bawah
tangan.
4. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan No.14, tanggal
10 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani S.H., M.Hum., Notaris di Jakarta
(Akta No.14/2010), RUPS Perseroan menyetujui pengalihan 1.280.000 saham milik PT Kharisma
Prima Karya kepada Oki Widjaja, sehingga susunan pemegang Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
126.720.000
1.280.000
128.000.000
272.000.000
126.720.000.000
1.280.000.000
128.000.000.000
272.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
99
1
100,00
Pengalihan hak atas saham dari PT Kharisma Prima Karya kepada Oki Widjaja tersebut dilakukan
berdasarkan Surat Jual Beli Saham, tanggal 10 Desember 2010, yang dibuat di bawah tangan.
Tahun 2013
1. Berdasarkan Akta No.02/2013, RUPS Perseroan menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan
disetor menjadi sebesar Rp158.000.000.000,- yang diambil bagian dan disetor dalam bentuk tunai
oleh (i) PT Aji Lebur Seketi sebanyak 22.877.000 saham dan (ii) Oki Widjaja sebanyak 7.123.000
saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham Perseroan adalah sebagai
berikut:
68
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp1.000 (seribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
400.000.000
126.720.000
22.877.000
8.403.000
158.000.000
242.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
242.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
80,20
14,48
5,32
100,00
2. Berdasarkan Akta No.31/2013, RUPS Perseroan menyetujui antara lain sebagai berikut: (i)
persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp400.000.000.000 (empat ratus milyar
Rupiah) menjadi sebesar Rp632.000.000.000,- (enam ratus tiga puluh dua milyar Rupiah); dan (ii)
perubahan nilai nominal saham dari semula Rp1.000,- (seribu Rupiah) per lembar saham menjadi
Rp100,- (seratus Rupiah) per lembar saham penurunan nominal saham menjadi sebesar Rp100,(seratus Rupiah) per saham, sehingga struktur permodalan dan komposisi pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
6.320.000.000
1.267.200.000
228.770.000
84.030.000
1.580.000.000
4.740.000.000
126.720.000.000
22.877.000.000
8.403.000.000
158.000.000.000
474.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Kharisma Prima Karya
2. PT Aji Lebur Seketi
3. Oki Widjaja
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
80,20
14,48
5,32
100,00
Perseroan selalu menyesuaikan dan memenuhi Peraturan Bank Indonesia No.14/8/PBI/2012 tanggal
13 Juli 2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum. Apabila pada posisi penilaian bulan Desember
2013, Perseroan memperoleh penilaian peringkat 1 (satu) atau peringkat 2 (dua) maka pemegang saham
berdasarkan Akta No.31/2013 tetap dapat memiliki saham sesuai dengan presentase yang dimilikinya.
Namun apabila Tingkat Kesehatan dan GCG Perseroan pada posisi penilaian bulan Desember 2013
memperoleh penilaian peringkat 3 (tiga), 4 (empat) atau 5 (lima) maka pemegang saham berdasarkan
Akta No.31/2013 wajib menyesuaikan batas maksimum kepemilikan saham paling lama 5 (lima) tahun
sejak 1 Januari 2014.
Penyesuaian batas maksimum kepemilikan juga wajib dilakukan apabila Perseroan mengalami
penurunan penilaian Tingkat Kesehatan dan penilaian GCG menjadi peringkat 3 (tiga), 4 (empat) atau
5 (lima) selama 3 (tiga) periode penilaian berturut turut atau pemegang saham atas inisiatif sendiri
melakukan penjualan saham yang dimilikinya.
Jangka waktu penyesuaian paling lama 5 (lima) tahun setelah perode penilaian terakhir atau penjualan
saham yang dimilikinya dan jika terjadi penyesuaian batas maksimum kepemilikan saham maka dibuat
rencana tindak penyesuaian yang memuat cara penyesuaian batas maksimum kepemilikan, tahapan
pelaksanaan dan jangka waktu.
Tidak terdapat perubahan struktur permodalan dan pemegang saham sampai dengan Prospektus ini
diterbitkan.
69
Risk Monitoring Co
ommiee
Audit Commiee
muneraon and
d Nominaon
Rem
Com
mmiee
Board of
Commissioner
P
President
Directtor
O
Operaonal
Director
Co
ommercial & Co
onsumer Loan
and Funding Gr. Head
Product and Prromoon
Risk Management
M
Gr. Head
Risk Co
ontrol & Policy
Risk Monitoring
M
and Reporng
R
Head
d of General Affaair
Branch
hes
Comp
pliance Directorr
Markeng Man
nager
Credit Comm
miee
Credit Policyy Commiee
ALCO
C
IT Steering Commiee
Risk Manageement Committtee
Strategic Planning
P
& Budgeng
B
Commiee
Human Reso
ources Committtee
Head of
o System and
Proced
dures
Head
d of Loan Admin. Centre
Head of Human Reso
ources
Head of Treeasury
TTrading
S
Selement
Head of IT
IT. Su
upport
IT. Deevelopment
Acco
ounng & Fin. Planning
P
Gr.Head
Budggeng
Finan
ncial Analysis & tax
MIS/Reporng
nce
Finan
70
: Birawa Natapradja
: Hari Sugiharto
: Winadewi Hanantha
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
: Edy Kuntardjo
: Wardoyo
: Kiung Hui Ngo
Berdasarkan Akta No.31/2013 juncto Akta No. 105/2013, masa jabatan anggota Direksi dan Komisaris
adalah 2 tahun sejak pengangkatan.
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut di atas telah disetujui oleh
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
(i). Surat Gubernur Bank Indonesia No.13/90/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 9 Agustus 2011 mengenai
persetujuan terhadap Edy Kuntardjo sebagai Direktur Utama dan Direktur Tidak Terafiliasi
Perseroan;
(ii). Surat Gubernur Bank Indonesia No.14/55/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 12 Juni 2012 mengenai
persetujuan atas pengangkatan Wardoyo sebagai Direktur Kepatuhan Perseroan;
(iii). Surat Gubernur Bank Indonesia No.15/108/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 18 Nopember 2013
mengenai persetujuan terhadap Kiung Hui Ngo sebagai Direktur Perseroan.
(iv). Surat Gubernur Bank Indonesia No.14/101/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 4 September 2012 mengenai
persetujuan atas pengangkatan Birawa Natapradja sebagai Komisaris Utama Independen
Perseroan;
(v). Surat Gubernur Bank Indonesia No.10/66/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 7 Mei 2008 mengenai
persetujuan terhadap Hari Sugiharto sebagai Komisaris Independen Perseroan;
(vi). Surat Gubernur Bank Indonesia No.14/152/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 7 Desember 2012 mengenai
persetujuan terhadap Winadewi Hanantha sebagai Komisaris Perseroan.
71
Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:
Dewan Komisaris:
Birawa Natapradja, Komisaris Utama Independen
Warga Negara Indonesia, 79 tahun, lahir di Nganjuk, 17 September 1934.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana jurusan Hukum Internasional di Universitas
Katholik Parahyangan, Bandung pada tahun 1965.
Menjabat sebagai Komisaris Utama Independen Perseroan sejak tahun 2012
sampai dengan saat ini. Sebelum itu menjabat sebagai Komisaris Utama
Perseroan (2010-2012), Presiden Komisaris PT Astral Permai (2005-2010),
Internasional Officer - Pejabat Eksekutif Salim Grup (2007-2009), Penasehat
Kantor Wilayah V Sumatera bagian Utara BCA (2000-2001), Kepala Kantor
Wilayah V Sumatera bagian Utara BCA Medan (1986-2000), Kepala Cabang
BCA KCU Medan (19771986), Kepala Cabang BCA KCU Semarang (19751977), Kepala Cabang Panin Bank KCU Semarang (1972-1975), Assistant
Manager bidang Kredit dan Personalia Bank Buana KCU Surabaya (1969-1971).
Hari Sugiarto, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, 68 tahun, lahir di Yogyakarta, 22 Maret 1945.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga, pada tahun 1971 dan Master Ekonomi dan Perbankan di University of
Wales Cardiff, United Kingdom, pada tahun 1987.
Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun
2008 sampai dengan saat ini. Sebelum itu menjabat sebagai Komisaris Perseroan
(2001-2008), Kepala Biro Moneter dan Jasa Keuangan Kantor Wakil Presiden
RI (2000-2005), Anggota/Ketua Delegasi RI pada Perundingan Bidang Jasa
ASEAN (1995-2005), Anggota/Ketua Delegasi RI pada Perundingan Bidang
Jasa APEC (1996-2005), Anggota/Ketua Delegasi RI pada Perundingan Bidang
Jasa WTO (1991-2005), Ketua/Direktur Utama Dana Pensiun BPK Penabur
(2000-2005), Direktorat Jendral Lembaga Keuangan Departemen Keuangan RI
(1973-2000), Sekretaris Dewan Pengawas/Komisaris BTN (1979-1981), Dosen
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga (1968-1973), Ketua Badan Pengawas
Perbendaharaan Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (2000-2007), , Ketua II
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Indonesia (1995-2001), Ketua
Departemen SDM Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta
Indonesia (2005-2006), Anggota Pengurus Harian Asosiasi Dana Pensiun
Indonesia (2005-2006), Ketua III Yayasan Perguruan Tinggi Kristen UKRIDA
(1999-2007), Anggota Kelompok Kerja Tim Penasehat Ekonomi Pemerintah
RI (2005-2011), Anggota Tim Pemantau Kebijakan Bidang Jasa, Kantor Wakil
Presiden RI (2005-2007) dan Anggota Tim Nasional Perunding Multilateral (19912005), Anggota Tim Koordinasi Bidang Jasa / TKBJ Departemen Keuangan RI
(1995-2007).
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Bendahara Umum Majelis Pendidikan
Kristen di Indonesia sejak tahun 2007 dan Ketua Umum Koperasi Maju Bersama
sejak tahun 2011.
72
73
30 Juni 2013
(6 bulan)
Dewan Komisaris
Direksi
Jumlah
975
1.540
2.515
2010
997
2.009
3.006
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setiap
tahunnya. Selama tahun 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi bersama manajemen Perseroan telah
melakukan evaluasi bersama terhadap sistem remunerasi yang berlaku di Perseroan. Pada tahun-tahun
mendatang, Komite Nominasi dan Remunerasi akan menyusun sistem remunerasi dan kompensasi
serta penilaian kinerja bagi Direksi maupun Dewan Komisaris Perseroan.
74
Sekretaris Perusahaan
Untuk memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris
Perusahaan, Direksi Perseroan telah menunjuk Sdr. Wardoyo sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate
Secretary) Perseroan berlaku efektif pada tanggal 30 Juli 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direksi
No.SK/DIR/010/0813 tentang Penunjukan Sekretaris Perseroan.
Dalam menjalankan fungsinya, Sekretaris Perusahaan akan bertugas antara lain :
30 Juni
2013
Jumlah
11
163
20
35
229
%
5%
71%
9%
15%
100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
12
5%
13
6%
9
4%
6
3%
5
3%
160
68%
155
67%
169
70%
149
69%
119 68%
21
9%
22
10%
22
9%
26
12%
24 14%
41
18%
41
18%
41
17%
36
17%
28 16%
234 100%
231 100%
241 100%
217 100%
176 100%
30 Juni
2013
Jumlah
6
5
43
150
25
229
%
3%
2%
19%
66%
11%
100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
6
3%
6
3%
6
2%
6
3%
6
3%
6
3%
7
3%
6
2%
6
3%
7
4%
44
19%
42
18%
28
12%
21
10%
18 10%
148
63%
146
63%
171
71%
160
74%
129 73%
30
13%
30
13%
30
12%
24
11%
16
9%
234 100%
231 100%
241 100%
217 100%
176 100%
75
30 Juni
2013
Jumlah
%
101
44%
58
25%
51
22%
19
8%
229 100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
2008
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
98
42%
93
40%
108
45%
95
44%
77 44%
62
26%
62
27%
64
27%
58
27%
52 30%
55
24%
55
24%
55
23%
55
25%
39 22%
19
8%
21
9%
14
6%
9
4%
8
5%
234 100%
231 100%
241 100%
217 100%
176 100%
30 Juni
2013
Jumlah
%
213
93%
16
7%
229 100%
31 Desember
2012
2011
2010
2009
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
214
91%
216
94%
226
94%
196
20
9%
15
6%
15
6%
21
234
100
231
100
241
104
217
2008
%
Jumlah
%
90%
165 94%
10%
11
6%
100
176
100
76
Kesejahteraan Karyawan
Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawannya, Perseroan selalu mengikuti dan memenuhi
ketentuan-ketentuan Pemerintah yang berhubungan dengan kesejahteraan antara lain peninjauan gaji
minimal satu kali dalam setahun berdasarkan keputusan Direksi dan berupaya penyesuaian besarnya
gaji dan upah yang sejalan dengan tingkat kinerja karyawan dan juga laju inflasi dan di atas standar gaji
minimum dan UMP (Upah Minimum Provinsi) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Perseroan juga memberikan sejumlah tunjangan dan fasilitas yang diharapkan dapat mendorong
peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan Perseroan. Tunjangan maupun fasilitas yang diberikan
Perseroan adalah sebagai berikut:
Pemberhentian Karyawan
Dalam hal pemberhentian karyawan, Perseroan selalu mengikuti dan mematuhi peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku.
Peraturan Perusahaan
Peraturan Perusahaan dibuat dalam rangka untuk membina hubungan kerja yang sehat, memelihara
dan mengembangkan ketenangan serta kepuasan kerja dalam mencapai kepentingan perusahaan dan
karyawan sebagai mitra yang saling membutuhkan. Selain itu Peraturan Perusahaan juga berberfungsi
sebagai pedoman untuk mempertegas hak dan kewajiban bagi perusahaan dan karyawan sehingga
tercipta hubungan kerja yang serasi dan harmonis melalui mekanisme komunikasi yang baik dan
santun. Peraturan Perusahaan Perseroan untuk periode tahun 2013 2015 telah disahkan berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja No.KEP.753/PHIJSK-PKKAD/PP/IX/2013 Tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan tanggal
3 September 2013.
Serikat Pekerja yang dikelola oleh karyawan Perseroan sudah tidak aktif dalam kegiatannya.
6. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM
A. PT Kharisma Prima Karya (KPK)
a) Pendirian
KPK didirikan dengan nama PT Indo Sabach berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas
No.115, tanggal 22 Januari 1982, yang dibuat di hadapan Machdar Daud, S.H., Notaris di Jakarta.
Akta pendirian KPK tersebut telah disahkan oleh Menkumham dalam surat No.C2-5030.HT.01.01.
TH84 tanggal 4 September 1984. Anggaran dasar KPK telah beberapa kali mengalami perubahan
dan terakhir diubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham KPK No.44, tanggal
31 Desember 2007, yang dibuat di hadapan Winanto Wiryomartani, S.H., M.H., Notaris di Kota
Administrasi Jakarta Barat (Akta KPK No.44/2007).
b) Kegiatan Usaha
Maksud dan tujuan KPK ialah berusaha dalam bidang perdagangan, industri, jasa, pengangkutan,
pembangunan, perbengkelan, pertanian, dan percetakan.
77
: Oki Widjaja
360.000.000
101.292.000
33.289.425
3.418.575
138.000.000
222.000.000
101.292.000.000
33.289.425.000
3.418.575.000
138.000.000.000
222.000.000.000
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. PT Tunggaladhi Baskara
2. PT Galva
3. PT Jaya Agra Wattie
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
Persentase
(%)
73,40
24,12
2,48
100,00
78
Modal Saham
Terdiri Dari Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp500.000 (lima ratus ribu Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor:
1. Hadi Surya
2. Nyonya Siana Anggraeni Surya
3. Dwijaya Hadi Surya
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel
2.000.000
1.000.000.000.000
15.000
15.000
1.071.420
1.101.420
898.580
7.500.000.000
7.500.000.000
535.710.000.000
550.710.000.000
449.290.000.000
Persentase
(%)
1,36
1,36
97,28
100,00
Pengendali utama dari Perseroan adalah Hadi Surya dan Oki Widjaja
8. HUBUNGAN PENGURUSAN
PEMEGANG SAHAM
DAN
PENGAWASAN
Nama
1. Birawa Natapradja
2. Hari Sugiarto
3. Winadewi Hanantha
4. Edy Kuntardjo
5. Wardoyo
Keterangan :
KU : Komisaris Utama
K : Komisaris
KI : Komisaris Independen
ANTARA
Perseroan
KU/KI
KI
K
DU/DT
D
KU : Direktur Utama
D : Direktur
DT : Direktur Tidak Terafiliasi
79
PERSEROAN
KPK
-
DENGAN
ALS
-
PT Galva
Nama Perusahaan
2.
Informasi rincian transaksi atas pihak-pihak terafiliasi tersebut dengan Perseroan pada saat Prospektus
ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
1. Perjanjian Sewa Menyewa Gedung tanggal 2 November 2011 antara Perseroan dengan PT Galva.
1.
Pihak
2.
Isi Perjanjian
3.
Jangka Waktu
4.
a.
b.
a.
80
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pembatasan
Pengakhiran
Peristiwa Cedera Janji
Penyelesaian Sengketa
Hukum yang Berlaku
Persentase
terhadap
akun yang terkait dalam
laporan keuangan per
tanggal 30 Juni 2013
:
:
:
:
:
:
Catatan:
-
Penyewaan ruangan sebagaimana termuat dalam Perjanjian Sewa Menyewa digunakan untuk kantor cabang pembantu.
-
Perjanjian Sewa Menyewa yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sedang dalam proses perpanjangan.
Pihak
a.
b.
2.
Isi Perjanjian
a.
3.
Jangka Waktu
4.
5.
Pembatasan
6.
Pengakhiran
Perjanjian Sewa Menyewa ini akan berakhir dengan sendirinya tanpa pemberitahuan
terhadap terjadinya hal-hal berikut:
a. kerugian total yang disebabkan oleh kebakaran, kecurian, kerusakan, dan/atau
sebab lainnya;
b. pembubaran, pengakhiran pailit, kegagalan usaha dari masing-masing pihak,
atau pernyataan pailit dari Penyewa, atau permulaan dari proses kepailitan, atau
ketidakmampuan secara hukum yang dialami oleh Penyewa;
c. Penyewa menyewakan kembali kendaraan kepada pihak lain tanpa meminta
persetujuan tertulis dari Pemilik;
d. Penyewa tidak bisa menerima perubahan harga sewa;
Kecuali apa yang ditentukan di atas, Penyewa dapat mengakhiri Perjanjian Sewa
Menyewa ini sebelum waktunya dengan pemberitahuan tertulis kepada Pemilik.
81
7.
8.
9.
10.
:
:
:
:
Catatan:
-
Jangka waktu Perjanjian Sewa Kendaraan untuk Kendaraan 1 telah berakhir pada tanggal 1 November 2013, dan jangka
waktu Perjanjian Sewa Kendaraan untuk Kendaraan 2 dan 3 telah berakhir pada tanggal 24 November 2013.
-
Berdasarkan keterangan dari Perseroan, perpanjangan perjanjian sewa menyewa yang berakhir tanggal 1 November 2013
dan 24 November 2013 dengan PT Galva sedang dilakukan.
Pada tanggal 9 Desember 2011, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Sinar Mitra Sepadan Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal
melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan
limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya.
g. Pada tanggal 2 Februari 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Asuransi Jiwa Megalife, yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan
perjanjian penutupan asuransi jiwa tabungan, untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal 2 Februari 2012.
h. Pada tanggal 3 April 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan KSU
Rizky Abadi, yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan perjanjian
kerjasama penyaluran kredit tanpa agunan kepada pensiunan (dalam rangka channeling)
yang berlaku sampai dengan limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar
Rp100.000.000.000,-.
82
i. Pada tanggal 11 April 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Reksa Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan
Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp30.000.000.000,-.
j.
Pada tanggal 1 Oktober 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian pemeliharaan dengan
PT NCR Indonesia, yang pada intinya mengatur tentang pemeliharaan perangkat keras mesin
ATM, untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2012 hingga tanggal
1 Oktober 2014.
k. Pada tanggal 18 Desember 2012, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama
dengan PT Arjuna Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp75.000.000.000,-.
l.
Pada tanggal 15 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Pratama Interdana Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp15.000.000.000,-.
m. Pada tanggal 26 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
Sejahtera Pertama Multifinance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal
melakukan perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan
limit kerjasama telah disalurkan seluruhnya.
n. Pada tanggal 27 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Teradata Megah (TM), yang pada intinya mengatur tentang kerja sama jasa Data Center
Operasional Perbankan dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perbankan
Perseroan serta meningkatkan mutu pelayanan Perseroan terhadap nasabah dengan menggunakan
jasa Data Center Operasional Perbankan TM, untuk jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan
terhitung sejak Pihak Kedua menggunakan fasilitas Data Center Operasional atau selambatlambatnya tanggal 31 Mei 2013. Masa berlaku dari perjanjian kerjasama antara Perseroan dengan
PT Teradata Megah adalah 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal 16 Juni 2013 sampai dengan
tanggal 15 Juni 2014.
o. Pada tanggal 28 Februari 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Finansia Multi Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli
dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp200.000.000.000,-.
p. Pada tanggal 11 April 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Artajasa Pembayaran Elektronis, yang pada intinya mengatur tentang penyediaan jasa
pelayanan Switching System Host to Host untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh Perseroan,
untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal berita acara operasional.
q. Pada tanggal 15 April 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan
PT Dwibina Prima, yang pada intinya mengatur tentang penyewaan ruangan di lantai 2 (dua) pada
Wisma BSG di Jalan Abdul Muis No.40 Jakarta sebagai Kantor Pusat Perseroan selama jangka
waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 18 April 2013.
r. Pada tanggal 16 April 2013. Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Balai Lelang Indonesia, yang pada intinya mengatur tentang pengembalian dana yang diberikan
oleh Perseroan kepada debitur fasilitas kredit dan menyelesaikan segala kewajiban debitur yang
ada pada Perseroan, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 16 April 2013
hingga tanggal 16 April 2014.
83
s. Pada tanggal 22 Mei 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
Sumber Artha Mas Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal melakukan
perjanjian kerjasama pembiayaan portfolio konsumen yang berlaku sampai dengan limit kerjasama
telah disalurkan seluruhnya.
t.
Pada tanggal 1 Juli 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan
PT Dwibina Prima, yang pada intinya mengatur tentang penyewaan ruangan di lantai 1 (satu) pada
Wisma BSG di Jalan Abdul Muis No.40 Jakarta sebagai Kantor Pusat Perseroan selama jangka
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2013.
u. Pada tanggal 12 Juli 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Teradata Megah yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Kerjasama Dukungan
Purna Jual Program Komputer Aplikasi Sistem Penunjang Aplikasi Sistem Perbankan, Penunjang
Aplikasi ATM Bersama dan Penunjang Aplikasi Pembayaran Tagihan PLN Online selama jangka
waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 16 Juni 2013 sampai dengan 15 Juni 2014.
v. Pada tanggal 15 Agustus 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Pro Mitra Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan
Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp30.000.000.000,-.
w. Pada tanggal 30 September 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan
PT Maxima Inti Finance yang pada intinya mengatur tentang kerja sama dalam hal Jual Beli dan
Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen yang berlaku sampai dengan limit
kerjasama telah disalurkan seluruhnya, yaitu sebesar Rp50.000.000.000,-.
x. Pada tanggal 4 Oktober 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian pengelolaan administrasi
saham dengan PT Adimitra Transferindo, dan telah diubah pada tanggal 16 Desember 2013, yang
pada intinya mengatur tentang pengelolaan administrasi saham Perseroan di bursa efek, yang
berlaku terus-menerus selama saham masih terdaftar/tercatat di bursa efek.
y. Pada tanggal 4 Oktober 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian pendaftaran efek
bersifat ekuitas di KSEI dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, yang pada intinya mengatur
tentang pendaftaran efek yang diterbitkan oleh Perseroan di KSEI, yang berlaku sampai dengan
keadaan-keadaan mengenai pengakhiran sebagaimana diatur dalam perjanjian tersebut terjadi.
z. Pada tanggal 11 Oktober 2013, Perseroan telah menandatangani perjanjian penjaminan emisi
efek dengan PT Buana Capital, dan telah diubah pada tanggal 16 Desember 2013 yang juga
ditandatangani oleh PT HD Capital Tbk., PT Lautandhana Securindo, PT Minna Padi Investama,
Tbk., PT NC Securities, PT Reliance Securities, PT Valbury Asia Securities dan PT Yulie Sekurindo
Tbk., yang pada intinya mengatur tentang penjaminan emisi efek dalam rangka Penawaran Umum
Perdana Saham Perseroan, yang berlaku sampai dengan keadaan-keadaan mengenai pengakhiran
sebagaimana diatur dalam perjanjian tersebut terjadi.
Tidak ada perjanjian penting lainnya yang bersifat material yang belum diungkapkan di dalam Prospektus
dan tidak ada pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang dapat mengganggu Penawaran
Umum ini dan merugikan pemegang saham Perseroan.
84
Kota
Lumajang (KC)
Jenis Kendaraan
Honda NF 100 SE
Nomor Polisi
N 4794 ZF
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Surabaya (KC)
Bandung (KC)
Yogyakarta (KC)
Solo (KC)
Semarang (KC)
Pancoran (KC)
B 1354 PFV
Motor NF 100
L 4337 FC
B 1564 PKN
B 1353 PFV
D 5860 HB
B 1975 PFM
B 1575 PFN
AB 2591 KS
B 1422 PFT
B 1150 PFS
AD 6576 AS
B 1801 PFX
B 1181 PFY
H 5277 PP
B 1345 PFU
B 1325 PFU
B 1293 PKF
B 1641 PFW
NF
B 6728 PQX
B 118 BIP
B 1747 PFN
B 1804 PFN
B 1167 PFU
B 6744 PQJ
9.
10.
NF
B 1640 PFW
B 1660 PKF
85
Status
Hak Milik, berdasarkan Bukti
Kepemilikan
Kendaraan
Bermotor (BPKB) No.F 57.
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00429969
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.E 4751124
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-10384527
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00429968
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 2098858
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 0105488 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 0614395
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 2078016
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G- 3906898 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 3057399
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-07574861
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-02175269
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-02209094
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.J-06000803
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00140024
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00096110
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-05951089
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-01363062
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.I-00190052
Hak Milik, berdasarkan
BPKB No.G 2257937 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G- 0614464 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 0625708 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-00109916
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-09907003
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-01363061
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H- 06349510
Jumlah
2
1
1
No
11.
Kota
Jatinegara (KCP)
Jenis Kendaraan
Toyota Avanza 1300 G
Nomor Polisi
B 1080 PFP
12.
Ukrida 2 (KCP)
B 1006 PFU
13.
B 1700 PFL
14.
Galaxy (KCP)
B 1657 PFW
15.
B 1702 PFL
16.
Sepeda
motor
Honda
NF11B2D1 M/T
Toyota Avanza 1300 G
L 5285 PF
B 1024 PKA
Status
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.G 1372242 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H- 00100092
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.F 9671958 G
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-01363115
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.F 967196
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.I-03239623
Hak Milik, berdasarkan BPKB
No.H-03326316
Total
Jumlah
1
1
1
1
1
2
34
Masa Berlaku
Tanggal
Didaftarkan
Berlaku seumur 5
Februari
hidup pencipta
1991
dan 25 (dua
puluh lima) tahun
setelah pencipta
meninggal dunia
(atau dalam hal
ini, dibubarkannya
Perseroan)
Identitas
Pencipta
No.Pendaftaran
003528
PT Bank Ina
Perdana
Jl. Raya Pasar
Minggu
No.2
b-c
Pancoran,
M a m p a n g
P r a p a t a n ,
Jakarta Selatan
Identitas
Pemegang Hak
Cipta
PT Bank Ina
Perdana
Jl. Raya Pasar
Minggu
No.2
b-c
Pancoran,
M a m p a n g
P r a p a t a n ,
Jakarta Selatan
13. ASURANSI
Perseroan telah mengasuransikan aset-asetnya, sebagai berikut:
No.
Asuransi
Asuransi Kendaraan Bermotor
1.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001743.00
Tgl. 27-12-2012
2.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001716.00
Tgl. 20-12-2012
3.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001715.00
Tgl. 20-12-2012
4.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001731.00
Tgl. 20-12-2012
5.
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001742.00
Tgl. 21-12-2012
Periode
Obyek Pertanggungan
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
86
Jumlah Pertanggungan
Rp
168.000.000
Rp
166.000.000
Rp
180.000.000
Rp
151.000.000
Rp
165.000.000
No.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Asuransi
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001717.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001732.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001729.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001721.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001710.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001728.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001711.00
Tgl. 20-12-2012\
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001724.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001733.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001726.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001740.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001735.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2013.000018.00
Tgl. 20-12-2012
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
140.000.000
nomor polisi B 1150 PFS, nomor
mesin
DF10582,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK209266,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/M/T 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1640 PFW,
nomor mesin DF59165, nomor rangka
MHFM1BA3JAK234348,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1006 PFU, nomor
mesin
DF32427,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK220293,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
152.500.000
nomor polisi B 1660 PKF, nomor
mesin
DG47766,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK271016,
tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1167 PFU,
nomor mesin HR 15950504A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ035708, tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1975 PFM, nomor
mesin
DE56137,
nomor
rangka
MHFM1BA3J9K180254,
tahun
pembuatan 2009
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2009,
Rp
168.000.000
dengan nomor polisi B 1747 PFN,
nomor mesin HR J5940798A, nomor
rangka MHBG1OG1F9J028537, tahun
pembuatan 2009
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
145.000.000
nomor polisi B 1700 PFL, nomor
mesin
DE44952,
nomor
rangka
MHFM1BA3J9K174227,
tahun
pembuatan 2009
Toyota All New Corolla Altis 1.8 G A/
Rp
295.000.000
2009, dengan nomor polisi B 118 BIP,
nomor mesin 1ZZ4952827, nomor
rangka MR053ZEE296003661, tahun
pembuatan 2009
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1801 PFX, nomor
mesin
DF71983,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK238061,
tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1181 PFY,
nomor mesin HR 15957114A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ040890, tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2010, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1353 PFV, nomor
mesin
DF43090,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK226517,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1354 PFV, nomor
mesin
DE43288,
nomor
rangka
MHFM1BA3JAK226517,
tahun
pembuatan 2009
87
No.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Asuransi
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001722.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001736.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001730.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001714.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001712.00
Tgl. 20-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001727.00
Tgl. 20-12-201
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001713.00
Tgl. 20-12-2012
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001790.00
Tgl. 28-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
027.4050.301.2013.001155.00
Tgl. 19-08-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.301.2012.001790.00
Tgl. 08-10-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Jasa Indonesia
(Persero)
No.Polis
409.605.200.13.00060/000/000
Tgl. 01-04-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
011.4050.301.2012.001247.00
Tgl. 05-12-2012
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
018.4050.301.2012.000272.00
Tgl. 01-11-2012
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Toyota Avanza 1.3 G/ 2009, dengan
Rp
150.000.000
nomor polisi B 1702 PFL, nomor
mesin
DE43288,
nomor
rangka
MHFM1BA3JK9K173279,
tahun
pembuatan 2009
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1657 PFW,
nomor mesin DE63275, nomor rangka
MHFM1BA3JAK234433,
tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1641 PFW,
nomor mesin DF58876, nomor rangka
MHFM1BA3JAK233635,
tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1293 PKF,
nomor mesin HR 15964775A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ048105, tahun
pembuatan 2010
Nissan Grand Livina 1.5 XV/M/T/2010,
Rp
175.000.000
dengan nomor polisi B 1325 PFU,
nomor mesin HR 15951679A, nomor
rangka MHBG1CG1FAJ036198, tahun
pembuatan 2010
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
Rp
150.000.000
dengan nomor polisi B 1345 PFU,
nomor mesin DF32581, nomor rangka
MHFM1BA3JAK220346,
tahun
pembuatan 2010
Honda Blade Spoke Wheel / 2011,
Rp
9.315.000
dengan nomor polisi B 6744 PQJ,
nomor mesin JEC1E2294666, nomor
rangka MH1JBC126BK303611, tahun
pembuatan 2011
Honda Absolute Revo / 2011, dengan
nomor polisi B 6728 PQX, nomor
mesin JBE2E1027625, nomor rangka
MH1JBE215BK038052,
tahun
pembuatan 2011
Toyota Avanza 1.3 G M/T/ 2010,
dengan nomor polisi B 1024 PKA,
nomor mesin DF32581, nomor rangka
MHFM1BA3JAK220346,
tahun
pembuatan 2010
Honda Revo / 2011, dengan nomor polisi
L 5285 PF, nomor mesin JBE1E1139515,
nomor rangka MH1JBE110Bk137475,
tahun pembuatan 2011
Rp
10.687.500
Rp
140.000.000
Rp
10.000.000
23-04-2013
s/d
23-04-2014
Rp
9.500.000
20-01-2013
s/d
20-01-2014
Rp
5.000.000
Rp
8.000.000
18-08-2013
s/d
31-12-2013
07-10-2013
s/d
01-01-2014
21-11-2013
s/d
21-11-2014
88
No.
32.
Periode
06-02-2013
s/d
06-02-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Honda Revo / 2013, dengan nomor polisi
Rp
11.900.000
H 5277 PP, nomor mesin JB1E1624809,
nomor rangka MH1JBE113DK533693,
tahun pembuatan 2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Rp
7.500.000
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
027.1050.301.2013.000119.00
Tgl. 22-01-2013
Asuransi Properti All Risk
1.
All Risk
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.201.2013.000160.00
Tgl. 22-01-2013
07-01-2013
s/d
01-01-2014
Rp
7.500.000
31-12-2012
s/d
31-12-2013
162.000.000
115.250
All Risk
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.201.2013.000005.00
Tgl. 05-01-2013
31-12-2012
s/d
31-12-2013
843.000.000
33.
Asuransi
Kendaraan Bermotor
PT Lippo General Insurance Tbk
No.Polis
13020513000006
Tgl. 12-02-2013
Kendaraan Bermotor
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
032.4050.301.2013.000008.00
Tgl. 10-01-2013
34.
2.
89
Rp
No.
1.
2.
Asuransi
Kas pada Anjungan Tunai
Mandiri (Cash in Automatic
Teller Machine)
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.801.2013.000001.00
Tgl. 31-01-2013
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Uang pada Anjungan Tunai Mandiri yang
Rp
2.700.000.000
terdapat di lokasi sebagai berikut:
31-12-2012
s/d
31-12-2013
1. Gedung
Sekolah
Bhetel,
Jl.
Petamburan IV, Jakarta Pusat;
2. Jl. Boulevard Raya Blok TN2/No.21,
Jakarta Utara;
3. Kampus
Fakultas
Kedokteran,
Jl. Arjuna No.6, Tanjung, Duren
Jakarta Barat;
4. PT Bank Ina Perdana Ruko
Financia, Jl. Boulevard Gading
Serpong Blok BA2/3, Tangerang;
5. PT Bank Ina Perdana, Jl. Gatot
Subroto No.47B, Bandung;
6. PT Bank Ina Perdana Cabang Abdul
Muis Wisma BSG, Jl. Abdul Muis
No.40, Jakarta Pusat;
7. PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong, Jl. Kelapa Gading
Barat, Tangerang;
8. PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk, Jl. Hayam Wuruk
No.27, Jakarta Pusat;
9. PT Bank Ina Perdana Cabang
Mangga Dua, Gedung Mangga
Dua Mall Lantai Dasar No.23 B, Jl.
Mangga Dua Raya, Jakarta;
10. PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida, Jl. Tanjung Duren Raya
No.4, Jakarta Barat.
90
Rp
5.050.000.000
No.
3.
Asuransi
Kas pada Transit
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2012.000014.00
Tgl. 28-12-2012
Periode
31-12-2012
s/d
31-12-2013
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Uang kertas, termasuk Bank Note/Foreign
Rp 105.150.000.000
Currency dan uang logam, Surat-Surat
Berharga, Cek, Wesel, yang dikirim
dengan rute sebagai berikut:
1. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Hayam Wuruk;
2. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke PT Bank Ina Perdana
Kantor Kas Ukrida;
3. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Indonesia;
4. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong ke PT Bank Ina
Perdana Kantor Kas Ukrida I;
5. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida I ke PT Bank Ina Perdana
Kantor Kas Ukrida II;
6. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Kantor Kas Ukrida II;
7. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Galva
Cimanggis;
8. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk ke PT Bank Ina
Perdana Kantor Kas Ukrida I;
9. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk ke PT Bank Ina
Perdana Kantor Kas Ukrida II;
10. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Hayam Wuruk ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis;
11. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Abdul Muis;
12. dari PT Bank Indonesia ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Abdul Muis;
13. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida I ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Gading;
14. dari PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida II ke PT Bank Ina Perdana
Kantor Kas Ukrida I;
15. dari PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida II ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Abdul Muis;
16. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Galva Cimanggis ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis;
17. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Kas Ukrida I ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Hayam Wuruk;
18. dari PT Bank Ina Perdana Kantor Kas
Ukrida II ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Hayam Wuruk;
19. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke PT Bank Ina Perdana
d/a Sekolah Pahoa;
20. dari PT Bank Ina Perdana d/a
Sekolah Pahoa ke PT Bank Ina
Perdana d/a Sekolah BPK Penabur
Gading Serpong;
21. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Pusat ke bank lainnya di seluruh
Jakarta;
22. dari Bank Lainnya di seluruh Jakarta
ke Bank Ina Kantor Pusat;
23. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke PT Bank Ina Perdana
Gedung Mall Mangga Dua;
91
No.
4.
Asuransi
Periode
01-01-2013
s/d
01-01-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
24. dari PT Bank Ina Perdana Gedung
Mall Mangga Dua ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis Wisma
BSG;
25. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis Wisma BSG ke PT Bank
Ina Perdana Cabang Bandung;
26. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Bandung ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Abdul Muis;
27. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Abdul Muis ke Kampus Fakultas
Kedokteran, Tanjung Duren;
28. dari Kampus Fakultas Kedokteran,
Tanjung Duren ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Abdul Muis Wisma
BSG;
29. dari Kampus Fakultas Kedokteran,
Tanjung Duren, ke bank lainnya;
30. dari bank lainnya ke Kampus Fakultas
Kedokteran, Tanjung Duren;
31. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Gading Serpong ke PT Bank Ina
Perdana KK Penabur; dan
32. dari PT Bank Ina Perdana KK
Penabur ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Gading Serpong
Uang kertas termasuk Bank Note
Rp
6.500.000.000
Foreign Currency dan uang logam,
Surat Berharga, Cheque, dan Wesel
yang tersimpan dalam Cashier Box pada
lokasi berikut:
1. Bank Ina Payment Point PGI
Salemba, Jl. Salemba Raya No.10,
Jakarta Pusat 10430;
2. Bank Ina Payment Point Toa Calva
Cimanggis, Jl. Raya Jakarta Bogor
KM 34-35, Cimanggis, Depok,
Jawa Barat 16454;
3. PT Bank Ina Perdana cabang
Jatinegara, Jl. Jatinegara Timur
No.68B, Kelurahan Balmester,
Jakarta Timur;
4. PT Bank Ina Perdana cabang Dewi
Sartika, Jl. Dewi Sartika No.136,
Jakarta Timur 13640;
5. PT Bank Ina Perdana cabang
Galaxy, Taman Galaxi Blok II
No.39, Bekasi 17147;
6. PT Bank Ina Perdana cabang Pasar
Minggu, Jl. Raya Pasar Minggu
No.16A RT 008/RW 02, Kelurahan
Pancoran, Jakarta Selatan;
7. PT Bank Ina Perdana cabang
Rumah Sakit PGI Cikini, Jl. Raden
Saleh No.40, Jakarta Pusat 10330;
8. PT Bank Ina Perdana cabang
Universitas Kristen Indonesia, Jl.
Mayjen Sutoyo No.1, Cawang,
Jakarta Timur 13630;
9. PT Bank Ina Perdana Payment
Point Gedung Citra Graha Lantai
11, Jl. Gatot Subroto, kav. 35-36,
Jakarta Selatan; dan
10. PT Bank Ina Perdana Payment
Point Royale Jakarta Golf Club, Jl.
Raya Halim Tiga Halim Perdana
Kusuma, Jakarta Timur 13610.
92
No.
5.
Asuransi
Kas pada Safe
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.5100.801.2013.000003.00
Tgl. 09-01-2013
Periode
01-01-2013
s/d
01-01-2014
6.
31-12-2012
s/d
31-12-2013
7.
01-01-2013
s/d
01-01-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
Uang kertas termasuk Bank Note
Rp
5.000.000.000
Foreign Currency dan uang logam, Surat
Berharga, Cheque, dan Wesel yang
tersimpan dalam ruang khasanah, strong
room dan/atau lemari besi pada lokasi
berikut:
1. PT Bank Ina Perdana cabang
Jatinegara, Jl. Jatinegara Timur
No.68B, Kelurahan Balmester,
Jakarta Timur;
2. PT Bank Ina Perdana cabang Dewi
Sartika, Jl. Dewi Sartika No.136 D,
Cawang, Jakarta Timur 13640;
3. PT Bank Ina Perdana cabang
galaxy, Taman Galaxi Blok II No.39,
Bekasi 17147;
4. PT Bank Ina Perdana cabang Pasar
Minggu, Jl. Raya Pasar Minggu
No.16A RT 008/RW 02, Kelurahan
Pancoran, Jakarta Selatan;
5. PT Bank Ina Perdana cabang
Rumah Sakit PGI Cikini, Jl. Raden
Saleh No.40, Jakarta Pusat 10330;
dan
6. PT Bank Ina Perdana cabang
Universitas Kristen Indonesia, Jl.
Mayjen Sutoyo No.1, Cawang,
Jakarta Timur 13630.
Uang kertas termasuk Bank Note
Foreign Currency dan uang logam, Surat
Berharga, Cheque, dan Wesel yang
tersimpan dalam ruang khasanah, strong
room dan/atau lemari besi pada PT
Bank Ina Perdana cabang Sekolah BPK
Penabur, Jl. Raya Kelapa Gading Barat,
Serpong, Tangerang.
Uang kertas, termasuk Bank Note/Foreign
Currency dan uang logam, Surat-Surat
Berharga, Cheque, Wesel, yang dikirim
dengan rute sebagai berikut:
1.
93
Rp
100.000.000
No.
Asuransi
Periode
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
11. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Rp
28.400.000.000
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang RS PGI Cikini;
12. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
RS PGI Cikini ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Pasar Minggu;
13. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana
Cabang
Universitas
Kristen Indonesia;
14. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Universitas Kristen Indonesia ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu;
15. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Taman Galaxi ke BCA Ruko Taman
Galaxi;
16. dari BCA Ruko Taman Galaxi ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Taman
Galaxi;
17. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Bank Ina Payment
Point Royale Jakarta Golf Club;
18. dari Bank Ina Payment Point Royale
Jakarta Golf Club ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Pasar Minggu;
19. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang TOA;
20. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
TOA ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
21. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Bank Ina Perdana
Cabang PGI Cipayung;
22. dari Bank Ina Perdana Cabang PGI
Cipayung ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
23. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Cabang Jatinegara;
24. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Jatinegara ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
25. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Bank Ina Payment
Point PGI Salemba;
26. dari Bank Ina Payment Point PGI
Salemba ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
27. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke PT Bank Ina
Perdana Payment Point Gedung
Citra Graha;
28. dari PT Bank Ina Perdana Payment
Point Gedung Citra Graha ke PT
Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu;
29. dari Bank Ina Payment Point PGI
Salemba, ke PT Bank Ina Perdana
Cabang RS PGI Cikini;
30. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
RS PGI Cikini ke Bank Ina Payment
Point PGI Salemba;
31. dari Bank Ina Perdana Payment
Point Gedung Citra Graha ke PT
Bank Ina Perdana KK RS PGI Cikini;
32. dari PT Bank Ina Perdana KK RS
PGI Cikini ke Bank Ina Perdana
Payment Point Gedung Citra Graha;
33. dari Kantor PT Pos Indonesia Pusat
ke PT Bank Ina Perdana Kantor
Pusat Gedung Wisma BSG;
94
No.
Asuransi
Asuransi Kebakaran
1.
Kebakaran Indonesia
PT Asuransi Wahana Tata
No.Polis
017.4050.201.2012.001666.00
Tgl. 19-09-2012
Periode
16-09-2013
s/d
16-09-2014
Obyek Pertanggungan
Jumlah Pertanggungan
34. dari PT Bank Ina Perdana Kantor
Pusat Gedung Wisma BSG ke
Kantor PT Pos Indonesia Pusat;
35. dari Kantor PT Pos Indonesia Pusat
ke PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu;
36. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Kantor PT Pos
Indonesia Pusat;
37. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Komplek Suara
Pembaruan;
38. dari Komplek Suara Pembaruan ke
PT Bank Ina Perdana Cabang Pasar
Minggu;
39. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Pasar Minggu ke Suara Pembaruan
Gedung Citra Graha;
40. dari Suara Pembaruan Gedung Citra
Graha ke PT Bank Ina Perdana
Cabang Pasar Minggu;
41. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
Universitas Kristen Indonesia ke
PT Bank Ina Perdana Cabang TOA
Galva; dan
42. dari PT Bank Ina Perdana Cabang
TOA Galva ke PT Bank Ina Perdana
Universitas Kristen Indonesia.
Perabotan dan inventory di lokasi
sebagai berikut:
1. PT Bank Ina Perdana cabang
Pancoran Pasar Minggu, Jl. Raya
Pasar Minggu No.16A RT 008/RW
02, Kelurahan Pancoran, Jakarta
Selatan 12780;
2. PT Bank Ina Perdana cabang
pembantu Taman Galaxi, Komplek
Pertokoan Taman Galaxi, Blok G
No.16, Bekasi, jawa Barat 17147;
3. PT Bank Ina Perdana kantor kas
Universitas
Kristen
Indonesia
Kampus UKI, Jl. Mayjen Sutoyo
No.1, Jakarta Timur 13630;
4. PT Bank Ina Perdana cabang
pembantu Dewi Sartika, Jl. Dewi
Sartika No.136D, Cawang, Jakarta
Timur 13640;
5. PT Bank Ina Perdana kantor kas
RS PGI Cikini, Jl. Raden Saleh
No.40, Jakarta Pusat 10330; dan
6. PT Bank Ina Perdana cabang
pembantu Jatinegara, Jl. Raya
Jatinegara Timur No.68B, Jakarta
Timur, 13310.
Rp
592.000.000
Pertanggungan asuransi yang dimiliki Perseroan mencukupi untuk menutup kerugian yang timbul.
Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan asuransi.
14. PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
PERSEROAN
Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Dewan Komisaris, dan Direksi Perseroan tidak
terlibat dalam perkara-perkara pidata, pidana, somasi yang berpotensi menjadi perkara, tata usaha Negara,
perselisihan hubungan industrial, perpajakan, penundaan kewajiban pembayaran utang atau pembubaran
atau pemeriksaan oleh pengadilan atau instalasi lainnya, ataupun sengketa arbitrase yang memiliki dampak
material terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan rencana Penawaran Umum Perseroan.
95
Tabina Perdana
Tabina Eksekutif
Tabina Simpel
Tabungan Pinter
Tabungan Pasti
TabunganKu
Deposito Berjangka
Merupakan rekening koran yang dapat dibuka oleh perorangan atau badan usaha untuk tujuan
kelancaran transaksi kegiatan usaha/bisnis dengan menggunakan sarana cek/bilyet giro dan
diberikan jasa giro yang menarik.
Tabungan dengan tingkat suku bunga menarik ditambah dengan pilihan hadiah sesuai point
reward yang dikumpulkan.
Tabungan yang memberikan keuntungan dengan suku bunga mendekati suku bunga deposito.
Tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.
Tabungan yang dirancang khusus untuk merencanakan pendidikan dengan bebas biaya administrasi dan dilindungi oleh asuransi.
Tabungan dengan pilihan hadiah dan setoran tetap sesuai kebutuhan, yang dilindungi asuransi.
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara
bersama-sama oleh bank-bank Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung.
Simpanan berjangka yang memberikan keamanan dan kenyamanan dengan tingkat suku bunga
yang lebih menarik.
96
Kegiatan yang dilakukan Perseroan tersebut dalam rangka meningkatkan dana masyarakat serta
memperluas market share dan jumlah nasabah melalui jaringan unit kerja yang ada. Produk dan jasa
layanan juga telah disesuaikan dengan segmen pasar yang ditargetkan sehingga mampu menjawab
setiap kebutuhan nasabah serta meningkatkan nama baik Perseroan sebagai bank yang dapat
melayani kebutuhan nasabah dan dapat dipercaya. Perseroan juga melakukan program promosi secara
intensif dan menetapkan suku bunga yang menarik bagi masyarakat untuk strategi pencapaian target
penghimpunan dana.
Berikut tabel perkembangan penghimpunan dana yang dilakukan oleh Perseroan:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
Giro
Tabungan
Deposito
Jumlah
Catatan:
*) Tidak Diaudit
30 Juni
2013
2012*)
56.100
69.951
142.102
119.130
1.008.168
1.076.773
1.206.370
1.265.854
2012
56.994
129.785
1.141.033
1.327.812
31 Desember
2011
2010
70.013
39.441
124.816
99.053
1,087.098
672.950
1.281.927
811.444
2009
75.307
81.331
566.161
722.799
2008
41.437
62.170
454.707
558.314
Penyaluran Dana
Penyaluran dana dalam bentuk penyaluran kredit sebagai bisnis utama Perseroan akan terus
ditingkatkan sesuai kemampuan penghimpunan dana dan permodalan yang dimiliki. Penyaluran kredit
yang dilakukan tetap berpegang pada prisip-prinsip pemberian kredit yang sehat dan secara terus
menerus meningkatkan kualitas analisa kredit, kompetensi tenaga marketing dan fungsi kontrol dari
credit review.
Adapun fasilitas-fasilitas kredit yang ditawarkan sebagai berikut :
Kredit Investasi UKM, kredit untuk membiayai investasi di sektor usaha kecil dan menengah.
Kredit Modal Kerja, kredit untuk mendukung perputaran modal kerja usaha produktif.
Kredit Konsumsi, membiayai pembelian property, kendaraan bermotor, barang elektronik dan
barang konsumsi lainnya.
Kredit Tanpa Agunan (KTA), memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan dana
tunai dengan suku bunga kompetitif.
30 Juni
2013
484.048
311.359
144.394
939.801
(946 )
938.855
2012
338.084
510.887
234.580
1.083.551
(1.838 )
1.081.713
31 Desember
2011
2010
357.301
224.752
565.130
304.027
204.581
69.618
1.127.012
598.397
(9.753 )
(6.323 )
1.117.259
592.074
2009
310.161
218.823
58.880
587.864
(6.259)
581.605
2008
363.480
107.992
17.999
489.471
(6.734)
482.737
97
Peningkatan jasa layanan perbankan yang berkaitan dengan fee based income dilakukan oleh Perseroan
dengan memberikan jasa-jasa, sebagai berikut:
Pembayaran Tagihan PLN dan TELKOM online di semua kantor cabang Perseroan.
Layanan Payroll yang memudahkan bagi perusahaan dalam administrasi pembayaran gaji.
ATM INA, memberikan kemudahan untuk bertransaksi tunai di lebih dari 47.000 jaringan ATM
Bersama maupun transfer antar bank di seluruh Indonesia.
Transfer valas melalui NCM, kerjasama dengan Bank Devisa.
Money Changer, layanan penukaran valuta asing untuk mata uang US Dollar, Singapore Dollar,
Australian Dollar, Hongkong Dollar, Euro, and Yen.
30 Juni
31 Desember
2013
2012*)
2012
2011
2010
2009
2008
25.545
27.873
55.839
41.486
47.732
38.882
42.118
2.399
9.757
15.533
7.977
6.008
12.991
842
27.944
37.630
71.732
49.463
53.740
51.873
42.960
Catatan:
*) Tidak Diaudit
3. JARINGAN KANTOR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
Kantor
Abdul Muis
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 3859050, Fax : (021) 3859041
Abdul Muis
Wisma BSG Jl. Abdul Muis No 40, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 3859050, Fax : (021) 3859041
Pasar Minggu
Jl. Raya Pasar Minggu No 16A, Jakarta Selatan
Telepon : (021) 7972525, Fax : (021) 7990142
Jawa Barat
Bandung
Jl Gatot Subroto No 47B, Bandung
Telepon : (022) 87340234, Fax : (022) 7320976
DIY
Yogyakarta
Jl. P. Diponegoro No.42, Yogyakarta
Telepon : (0274) 544996-8, Fax : (0274) 518375
Jawa Tengah
Semarang
Pertokoan DP Mall / Pemuda Mas Blok A3
Jl Pemuda No 150, semarang,
Telepon : (024) 3520868 Fax : (024) 3561739
Solo
Jl Slamet Riyadi 141-143, Solo
Telepon : (0271) 662599, Fax : (0271) 656855
Jawa Timur
Surabaya Kertajaya
Jl. Kertajaya No 224, Surabaya
Telepon : (031) 5055939, Fax : (031) 5020445
Lumajang
Jl Gatot Subroto (d/h Jl. Pelita) No.179, Lumajang
Telepon : (0334) 888776, Fax : (0334) 885868
Hayam Wuruk
Jl. Hayam Wuruk No.27, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 2314409, Fax : (021) 2314404
Perijinan
Kantor Pusat
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
98
No.
11.
12.
13.
14
15
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kantor
Galaxi
Pertokoan Taman Galaxi Indah,
Jl Boulevard Blok G No 16, Bekasi.
Telepon : (021) 8225225, Fax : 82420033
Gading Serpong Boulevard
Jl Boulevard Raya, Ruko Financial Center Blok BA2/003
Summarecon Serpong, Tangerang.
Telepon : (021) 54210220, Fax : (021) 54210218
Kelapa Gading
Jl Boulevard Raya Blok TN2 No 21, Jakarta Utara
Telepon : (021) 45878071, Fax : (021) 45851577
Mangga Dua
KM/23 B.O. Lantai Dasar Mall Mangga Dua
Jl Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 6120120, Fax : (021) 6120121
Jatinegara
Jl Raya Jatinegara Timur No 68B, Jakarta Timur
Telepon : (021) 85910691, Fax : (021) 8502759
Kampus Ukrida 2
Jl Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat
Telepon : (021) 56972983, Fax : (021) 56972986
Komplek Suara Pembaruan
Jl Dewi Sartika No 136D, Jakarta Timur
Telepon : (021) 80884060, Fax : (021) 80884059
Surabaya - Kembang Jepun
Jl. Kembang Jepun No 96, Surabaya
Telepon : (031) 3575972, Fax : (031) 3525248
Kampus Ukrida 1
Jl Tanjung Duren Raya No 4, Jakarta Barat
Telepon : (021) 5689476, Fax : (021) 5674834
Kampus UKI
Jl Mayjend Sutoyo No.1, Jakarta Timur
Telepon : (021) 8090714, Fax : (021) 8090831
RS PGI Cikini
Jl Raden Saleh No 40, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 38997782, Fax : (021) 3907302
Sekolah BPK Penabur Gading Serpong
Jl Raya Kelapa Gading Barat, Serpong
Telepon : (021) 54205138, Fax : (021) 54205138
Sekolah Bethel Petamburan
Jl Petamburan IV No 4, Jakarta Pusat
Telepon : (021) 53679442, Fax : (021) 53670502
Perijinan
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
Kantor Kas
4. KEUNGGULAN USAHA
Mengingat semakin berkembang pesatnya dunia perbankan di Indonesia, Perseroan berupaya untuk
mengkokohkan posisinya di dunia perbankan. Perseroan akan terus fokus memberikan jasa dan
layanan yang dibutuhkan para nasabah Perseroan.
Berikut adalah keunggulan usaha Perseroan:
Aset yang berkualitas
Rasio Kecukupan Modal (capital adequacy ratio/CAR) Perseroan per 30 Juni 2013 dan pada tanggal 31
Desember 2012 setelah memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar tercatat sebesar 18,08%
dan 16,05%. Rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum tersebut masih lebih tinggi dari persyaratan
yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Perseroan per tanggal 30 Juni 2013 sebesar
0,24%, menurun sebesar 0,12 % dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2012 yang sebesar
0,36%. Hal tersebut mengindikasikan adanya pengelolaan risiko kredit semakin baik yang dilakukan
Perseroan pada tahun 2013 dan terjadinya perbaikan terhadap kualitas aktiva produktif per 30 Juni
2013 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2012.
99
100
Penyaluran kredit sebagai bisnis utama Perseroan akan terus dikembangkan dan pertumbuhan produkproduk kredit unggulan, yaitu segmen komersial produktif, khususnya UMKM dan segmen kemitraan
strategis yang sesuai dengan target pasar Perseroan melalui pengembangan wholesale banking, yaitu
kerja sama dengan Multifinance, Bank Perkreditan Rakyat, Koperasi, dan lembaga keuangan mikro
lainnya. Produk kredit lain yang juga terus dikembangkan adalah segmen konsumer, seperti KPR,
kredit kendaraan, kredit multiguna, dan KTA. Kemajuan dan keberhasilan suatu perusahaan tidaklah
terlepas dari sumber daya manusia, yang merupakan aset penting bagi perusahaan. Menyadari hal ini,
Perseroan terus berupaya melakukan pembenahan infrastruktur secara berkesinambungan, terutama
terkait dengan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM, serta penerapan manajemen risiko dan prosedur
operasional. Berbagai pelatihan dan seminar baik yang bersifat hard skill maupun soft skill terus
dilakukan untuk meningkatkan integritas, kapasitas, dan kompetensi SDM Perseroan. Dalam rangka
penghimpunan dana masyarakat, akan difokuskan pada pencapaian cost of fund yang ideal sehingga
mampu mendukung fungsi intermediasi bank yang menghasilkan laba usaha memadai. Perseroan akan
terus mempromosikan produk-produk tabungan melalui berbagai program promosi yang menarik minat
dan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
6. PEMASARAN
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa intermediasi keuangan, Perseroan menyadari bahwa
saat ini persaingan semakin ketat dan kompetitif. Namun demikian dalam mengembangkan bisnis bank,
manajemen selalu berpedoman pada suatu pertumbuhan yang berkualitas dan berkesinambungan
(Sustainable and Quality Growth). Pertumbuhan yang Perseroan capai harus disertai peningkatan
kualitas dalam semua aspek penting didalam pengelolaan bank, khususnya aspek risiko. Pada akhirnya
setiap peningkatan skala bisnis yang dicapai dapat menjadi fondasi pertumbuhan berkesinambungan.
Untuk tetap mampu bersaing dengan para kompetitor secara sehat, Perseroan aktif melakukan aktivitas
pemasaran seluruh produk dan layanan melalui jaringan-jaringan kantor dan tenaga marketing yang
handal, baik untuk aktivitas penghimpunan dana maupun aktivitas penyaluran dana serta jasa lainnya
seperti perluasan jaringan ATM.
Segmen pasar Perseroan saat ini antara lain sektor pendidikan dan korporasi lainnya untuk kebutuhan
pendanaan, sedangkan di sektor UKM dan ekonomi mikro untuk tujuan kredit.
Dalam mencapai strategi usahanya dan memanfaatkan peluang usaha yang ada melalui perluasan
wilayah pemasaran, Perseroan aktif dalam melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan dan
institusi/lembaga keuangan seperti BPR, Multifinance, koperasi, perusahaan ventura dan lainnya serta
terus mengembangkan produk dan layanan baru sesuai dengan tuntutan pasar sehingga produk dan
layanan yang diberikan sesuai dengan dinamika kebutuhan nasabah.
Kegiatan program promosi yang berkesinambungan akan terus dilakukan untuk memelihara keyakinan
dan kenyamanan nasabah sehingga dapat memudahkan peningkatan jumlah portofolio maupun jumlah
nasabah.
Untuk saat ini, kegiatan Perseroan dalam mengembangkan jaringan kantor berpusat pada daerah
Jabotabek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, dan Lumajang. Untuk layanan ATM telah
bekerjasama dengan penyedia layanan ATM Bersama, sehingga memungkinkan untuk bertransaksi di
seluruh jaringan ATM berlogo ATM Bersama. Sebagai bank yang memiliki core business di sektor
ritel, Perseroan menyediakan produk dan jasa perbankan yang cukup beraneka ragam. Disamping
itu, untuk memenuhi kebutuhan transaksi devisa para nasabah, Perseroan telah menjalin kerjasama
dengan salah satu Bank Devisa.
7. PERSAINGAN USAHA
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan menghadapi persaingan baik dari bank persero maupun bank
swasta nasional, institusi / lembaga keuangan yang masuk dalam target market yang sama dengan
Perseroan, dan juga bank asing dengan sumber daya manajemen dan finansial yang lebih besar dari
Perseroan.
101
Dengan adanya persaingan tersebut, upaya yang dilakukan oleh Perseroan adalah:
- Membangun kerjasama dengan mitra strategis dalam pengembangan jaringan distribusi;
- Menerapkan strategi pemasaran yang sangat efisien namun efektif dalam mendorong pertumbuhan
nasabah baru;
- Mengembangkan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam
captive market yang menjadi target Perseroan;
- Memperkuat infrastruktur sistem teknologi informasi yang mendukung aktivitas operasional
Perseroan;
- Pengembangan sistem teknologi untuk mendukung layanan e-channel yang terintegrasi dengan
jaringan ATM Bersama dan melakukan kerjasama sinergis dengan berbagai vendor pembayaran
dan utilitas.
Berdasarkan data Bank Indonesia bulan Agustus 2013, per tanggal 30 Juni 2013, Perseroan memiliki
pangsa pasar sebesar 5,93% dalam hal pemberian kredit, diantara 12 Bank Umum Konvensional Non
Devisa dengan Total Aset Rp1 Trilyun Rp5 Trilyun.
Pangsa pasar yang masih terbuka dan cukup besar untuk pengembangan bisnis, industri perbankan
di Indonesia tetap menarik bagi para investor termasuk investor luar negeri untuk berinvestasi disektor
perbankan. Konsumsi domestik yang kuat didukung keberadaan masyarakat kelas menengah yang
sangat besar menjadi salah satu kekuatan perekonomian Indonesia dan menjadi potensi bisnis industri
perbankan di Indoensia.
Potensi pangsa pasar yang besar pada industri perbankan di Indonesia ini menjadikan tingkat persaingan
akan ketat dan kompetitif. Oleh karena itu Perseroan sebagai salah satu Bank Umum Nasional harus
mampu bersaing secara sehat dengan bank-bank lain melalui strategi yang tepat yang dituangkan dalam
rencana bisnis tahunan, antara lain secara terus menerus melakukan program peningkatan pelayanan
kepada nasabah melalui peningkatan kualitas sistem, Sumber Daya Manusia serta pengembangan
produk-produk baru yang inovatif sesuai kebutuhan nasabah, termasuk berbagai produk layanan yang
beragam dan menarik dengan dukungan Teknologi Informasi yang tepat dan akurat.
8. MANAJEMEN RISIKO
Perseroan telah menerapkan suatu kebijakan Manajemen Risiko mengacu kepada Peraturan Bank
Indonesia No.5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/25/
PBI/2009, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kompleksitas usaha/aktifitas bank. Pedoman
pelaksanaan manajemen risiko telah dituangkan dalam Kebijakan-Kebijakan yang ditetapkan oleh
Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan, baik Kebijakan yang bersifat umum maupun
kebijakan khusus per jenis risiko dan atau per aktifitas fungsional.
Direksi dan Komisaris Perseroan terlibat secara aktif dalam pengawasan, pemantauan dan pengendalian
risiko dengan aktif dalam rapat-rapat Komite terkait yang diadakan secara rutin. Untuk membantu
Direksi dalam menerapkan Manajemen Risiko, Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Manajemen
Risiko yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan identifikasi, pengukur, pemantau
dan koordinasi pengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktifitas Perseroan. Telah
dibentuk juga Komite Manajemen Risiko yang berfungsi membantu Direksi untuk menyusun kebijakan
dan strategi manajemen risiko serta mengevaluasi dan memantau pelaksanaan kebijakan dan strategi
manajemen risiko apakah masih sesuai dengan risk appetite dan strategi manajemen risiko Perseroan.
9. KEPATUHAN
Satuan Kerja Kepatuhan (compliance unit) merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk
secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung
pada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan. Satuan kerja kepatuhan dibentuk di kantor pusat
Perseroan, namun melaksanakan Fungsi Kepatuhan di seluruh jaringan kantor Perseroan. Selain itu,
Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Perseroan
telah memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga potensi risiko
kegiatan usaha Perseroan dapat diantisipasi lebih dini.
102
103
4. Dalam rapat Direktorat Kepatuhan yang dilaksanakan setiap minggu yang menjadi agenda rutin
adalah membahas perkembangan yang dicapai terkait tindak lanjut komitmen Perseroan kepada
Bank Indonesia atau kewajiban pemenuhan lainnya yang harus dipenuhi oleh Perseroan. Dalam
rapat tersebut unit kerja terkait diundang dan duduk bersama untuk membahas perkembangan
tindak lanjut atau kendala yang dihadapi.
5. Melakukan koordinasi dengan unit kerja System and Procedure untuk memperbaharui ataupun
membuat aturan internal baru sehubungan dengan adanya perubahan atau penerbitan ketentuan
baru. Sebelum peraturan internal tersebut diterbitkan maka unit kerja Kepatuhan terlebih dahulu
membuat catatan pada formulir yang disebut Quality Assurance Policy & Procedures Form (QA
Policy & Procedures) untuk memastikan bahwa peraturan baru yang diterbitkan telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia diadministrasikan oleh
unit kerja Kepatuhan
10. PRINSIP-PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT
Kesehatan bank merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank sehingga bank mempunyai kinerja
sesuai prinsip-prinsip perbankan yang sehat menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik,
manajemen, dan masyarakat pengguna jasa bank.
Penilaian terhadap tingkat kesehatan Perseroan dilakukan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia
(PBI) No.13/1/PBI/2011 yang pelaksanaannya diatur dalam SE BI No.13/24/DPNP tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum yang bertujuan agar penilaian yang dihasilkan dapat menyeluruh
dan sistematis. Cakupan penilaian berdasarkan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR),
terdiri dari faktor-faktor penilaian : Profil Risiko; Good Corporate Governance (GCG); Rentabilitas;
dan Permodalan. Penetapan Peringkat Komposit dikategorikan dalam 5 (lima) Peringkat Komposit,
yaitu: Peringkat Komposit 1 (PK-1); Peringkat Komposit 2 (PK-2); Peringkat Komposit 3 (PK-3);
Peringkat Komposit 4 (PK-4); dan Peringkat Komposit 5 (PK-5). Urutan peringkat faktor yang lebih kecil
mencerminkan kondisi bank yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penilaian self assessment oleh Perseroan yang dilakukan pada periode
31 Desember 2012 dan 30 Juni 2013, Peringkat Komposit Perseroan pada Peringkat Komposit 2 (PK2) yang mencerminkan bahwa kondisi Perseroan yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dan perubahan kondisi bisnis dan faktor internal lainnya.
11. PENERAPAN KNOW YOUR CUSTOMER (KYC)
Penerapan KYC atau Prinsip Mengenal Nasabah diaplikasikan Perseroan sesuai Peraturan Bank
Indonesia No.14/27/PBI/2012 tertanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Bagi Bank Umum dan UndangUndang No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,
sebagai bagian penting dari kegiatan operasional Perseroan. Pelaksanaan kebijakan tersebut mengatur
setiap unit kerja yang terlibat dalam pelaksanaan Program APU-PPT memiliki kejelasan peran, fungsi
dan tanggungjawab serta dalam rangka menjaga transparansi dan akuntabilitas proses pelaksanaan
serta terciptanya mekanisme buit in control sebagai bagian dari internal control atas proses penerapan
program APU dan PPT, sehingga Perseroan dapat memitigasi berbagai risiko yang timbul antara lain
risiko hukum, risiko reputasi, risiko operasional dan risiko kepatuhan.
Penerapan KYC dilakukan melalui proses Customer Due Dilligence (CDD) yang meliputi proses
identifikasi, verifikasi dan pemantauan transaksi nasabah. CDD merupakan salah satu instrumen utama
dalam program APU dan PPT yang tidak hanya penting untuk mendukung upaya pemberantasan
pencucian uang maupun pendanaan terorisme, namun juga penting dalam rangka penerapan Prinsip
Kehati-hatian Perbankan (Prudential Banking).
104
Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kulitas pelaksanaan program APU & PPT telah diadakan
proses pelatihan dan refreshment secara rutin kepada karyawan, disertai dengan evaluasi secara
tertulis melalui pemberian soal soal dan simulasi. Untuk menerapkan pelaksanaan KYC secara
efektif dan efisisen, Perseroan telah membangun Sistem Informasi Manajemen yang digunakan untuk
mengidentifikasi, memonitor dan melaporkan transaksi-transaksi mencurigakan dan perubahan profil
risiko nasabah. Dengan sistem informasi tersebut, pelaksanaan KYC di Perseroan telah dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
12. TEKNOLOGI INFORMASI
Perseroan selalu mengupayakan dan terus melanjutkan pengembangan Teknologi Informasi (TI)
yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan berbagai
pengembangan bisnis yang dilakukan Perseroan, baik untuk saat ini maupun masa mendatang.
Pasalnya, selain mempermudah proses bisnis, TI yang andal juga bisa meningkatkan kepuasan
pelayanan bagi para nasabah.
Pengembangan teknologi sistem informasi Perseroan akan dilakukan secara terus menerus dengan
memperhatikan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi dan kebutuhan bagi proses
bisnis. Pengembangan yang dilakukan adalah dalam bentuk penyesuaian dan penyempurnaan secara
berkelanjutan terhadap arsitektur aplikasi dan infrastruktur yang digunakan, sehingga performance
dalam bertransaksi dapat ditingkatkan tanpa mengabaikan aspek keamanan. Dengan TI yang solid
diharapkan dapat mendukung perkembangan bisnis melalui inovasi produk yang berbasis teknologi.
Pengembangan TI juga diharapkan dapat menyempurnakan proses-proses yang mendukung
kemudahan dan ketepatan dalam bertransaksi, proses pelaporan intern/ekstern yang cepat, tepat dan
akurat, serta pengambilan keputusan yang efisien.
Sepanjang 2012, Perseroan telah menerapkan penggunaan PSAK 50/55 dalam sistem core banking
yang digunakan. Dengan adanya berbagai pengembangan yang telah dan akan dilakukan diharapkan
mampu meningkatkan manfaat, baik bagi para pemegang saham dan kemajuan usaha bank maupun
segenap stakeholders.
13. PENGHARGAAN
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, Perseroan selalu berpegang teguh pada perinsip tata kelola
perusahaan yang baik sehingga Perseroan dapat menunjukan kinerja baik. Perseroan telah meraih
beberapa penghargaan, antara lain sebagai bank dengan predikat Sangat Baik dari Majalah Info Bank
dari tahun 2004-2007, penghargaan Banking Efficiency Award dari harian Bisnis Indonesia tahun
2012, peringkat ke-1 untuk kategori The Best Bank 2012 in Compliance, peringkat ke-3 untuk kategori
The Best Bank 2012 in Risk Management, dan peringkat ke-3 untuk kategori The Best Bank 2012 in
Marketing dari majalah Business Review dalam Anugrah Perbankan Indonesia 2012, dan The Best
Improvement Bank of The Year dari Sembilan Bersama Media.
14. TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG)
tidak sekedar memenuhi ketentuan/peraturan regulator namun merupakan kebutuhan fundamental
yang harus diimplementasikan dengan sungguh-sungguh sebagai upaya melindungi kepentingan
stakeholders dan menjaga kesinambungan bisnis yang sehat. Pelaksanaan tata kelola Perusahaan
(GCG) Perseroan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Juni 2006
tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan
PBI No.8/14/PBI/2006 tentang perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 yang mewajibkan setiap bank
melaksanakan prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai
dengan pegawai tingkat pelaksana.
105
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan bank telah menjadi komitmen Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan selama ini. Pada praktiknya pelaksanaan GCG yang diterapkan Perseroan telah
mengacu kepada lime (5) prinsip dasar GCG, yakni:
1. Keterbukaan (Transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material
dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan
informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh bank tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai Undang-Undang yang berlaku.
2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari
semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran
dan usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank. Dalam hubungan ini bank
harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras
dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check
and balance system dalam pengelolaan bank.
3. Tanggung Jawab (Responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Sebagai
wujud pertanggungjawaban bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang
pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan mentaati peraturan
perundangundangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (warga
negara perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung
jawab sosial.
4. Independensi (Independency), yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan
dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders
manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari tekanan dari
pihak manapun.
5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank
memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
(equal treatment) serta memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank atau
mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada Perseroan telah dilakukan dengan baik. Hal tersebut di antaranya
dilakukan melalui penyampaian laporan keuangan kepada Bank Indonesia selaku regulator perbankan,
serta memberikan informasi laporan keuangan Perseroan kepada publik sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Tindak lanjut terhadap beberapa aspek penerapan GCG pada Perseroan,
antara lain dilakukan dalam bentuk:
Pemenuhan Komposisi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya.
Penyusunan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi.
Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Penetapan Visi, Misi dan Nilai Budaya Kerja Perusahaan.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komite-komite yaitu Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi & Nominasi.
Penunjukkan Direktur Kepatuhan dan pembentukan Satuan Kerja Audit Intern, dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
Pelaksanaan fungsi manajemen risiko.
Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.
Penanganan Benturan Kepentingan.
Penetapan Batas Maksimum Penyaluran Kredit (BMPK)
Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
Pemenuhan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan
dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Besar.
Penyusunan rencana strategis bank sesuai dengan ketentuan ketentuan mengenai Rencana Bisnis
Bank.
106
Dari hasil penilaian self assessment secara komprehensif terhadap kecukupan pelaksanaan GCG
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan GCG Perseroan tahun 2012 pada nilai komposit mencapai 2,0
berada pada range nilai komposit 1,5 < nilai komposit < 2,5 sehingga predikat komposit adalah Baik.
Pembentukan Komite-Komite Dewan Komisaris
Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan fungsi dan tugas Dewan Komisaris, Perseroan telah
membentuk komite-komite, yakni Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Renumerasi dan
Nominasi. Keanggotaan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko paling kurang 51% dari jumlah
komite adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen. Pihak Independen bagi anggota komite
adalah pihak diluar Perseroan yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau, hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan bank / Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
Komite Audit
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris, maka susunan keanggotaan Komite Audit disusun ulang
pada tahun 2012. Hal ini dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Direksi No.SK/DIR/011/0612
Tentang Penunjukan Keanggotaan Komite Audit tanggal 29 Juni 2012. Dalam susunan keanggotaan
tersebut telah dipenuhi adanya pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau
akuntansi serta, pihak independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan. Komite Audit berfungsi
melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas
tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
Pengangkatan anggota Komite Audit dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan proses seleksi dan
penelitian terhadap track record masing-masing anggota, sehingga dapat diyakini bahwa semua anggota
Komite Audit memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik. Dengan demikian, dapat menunjang
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite Audit. Keanggotaan
Komite Audit terdiri dari 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut:
Posisi
Ketua
Anggota
Nama
Birawa Natapradja *)
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Hari Sugiharto
Winadewi Hanantha
Jabatan
Komisaris Utama Independen
Pihak Independen
Pihak Independen
Komisaris Independen
Komisaris
107
Nama
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Birawa Natapradja
Winadewi Hanantha
Jabatan
Komisaris Independen
Pihak Independen
Pihak Independen
Komisaris Utama Independen
Komisaris
Nama
Hari Sugiharto
Birawa Natapradja *)
Winadewi Hanantha **)
Wenijati
Jabatan
Komisaris Independen
Komisaris Utama Independen
Komisaris
Head of Human Resources
Catatan :
*) Sebelumnya sebagai Komisaris Utama, efektif sebagai Komisaris Utama Independen sejak September 2012
**) Sebagai anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sejak 29 Juni 2012 dan efekti sebagai Komisaris sejak Desember 2012.
108
Rony Hermawan
Warga Negara Indonesia, 42 tahun, lahir di Purwokerto, 11 September 1971.
Menjabat sebagai Ketua Audit Internal Perseroan sejak Juni 2012. Sebelum itu
menjabat sebagai ketua Audit Internal Bank Hana (2006-2012), Manager Audit
Internal Barclays Bank dh. Bank Akita (2005-2006), Pemeriksa Bank dari Bank
Indonesia (2001-2004), Accounting Head PT Jasabandagarta Sekuritas (1999-2001)
dan Audit Internal Bank Utama (1995-1999).
Anggota
Agung Prabowo
Warga Negara Indonesia, 43 tahun, lahir di Jakarta, 23 Juni 1970.
Menjabat sebagai Asisten Manager Audit Internal Perseroan sejak September 2012.
Sebelum itu menjabat sebagai Sistem Prosedur Perseroan (Juli 2011 September
2012), Head of Sub Branch Operation Perseroan (Maret 2011Juli 2011), Asisten
Manager Audit Internal Perseroan (2004-2011), Senior Internal Audit PT Bank Asiatic
(1999-2004), Internal Audit Staff PT Bank Dewa Rutji (1995-1999) dan Internal kontrol
Staff PT Bank Dagang Nasional Indonesia (1995).
Trina R. Haloho
Warga Negara Indonesia, 47 tahun, lahir di Pematang Siatar, 24 April 1966.
Menjabat sebagai Staff Audit Internal Perseroan sejak Maret 2013. Sebelum itu
menjabat sebagai Staff Legal Perseroan (November 2012-Februari 2013), Head
of Account and Customer Monitoring Perseroan (2004-2012), Sekretaris Direksi
Perseroan (1996-2004), Sektretaris General Manager (1995-1996) dan Staff
Operasional (1994-1995).
109
110
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
2009
2008
13.009
96.123
61
215.974
117.122
5.789
7.939
938.855
2.707
548
2.864
1.400.991
14.745
104.301
66
227.943
66.244
5.583
5.597
1.081.713
3.632
78
412
1.891
1.512.205
10.836
103.372
271
95.288
88.511
4.994
6.460
1.117.259
5.162
8.907
378
3.304
1.444.742
9.366
62.336
376
137.856
108.398
3.640
6.341
592.074
6.944
15.771
313
5.372
948.787
6.719
33.038
69
52.570
154.626
3.584
5.932
581.033
4.372
1.407
287
2.722
846.360
4.011
27.555
70
13.086
121.024
2.888
1.769
483.228
2.205
2.503
848
2.729
661.918
7.067
1.206.307
17.289
1.625
3.687
-
648
1.327.811
40.716
3.464
3.865
-
550
1.281.927
33.804
2.258
3.729
-
474
811.443
13.704
1.264
2.542
-
470
722.799
5.551
2.776
2.005
-
523
558.313
1.349
2.762
76
559
156
1.245
673
5
350
222
1.746
1.238.280
1.570
1.378.230
325
1.323.838
529
830.629
645
734.601
261
563.506
111
Keterangan
EKUITAS
Modal saham
Modal disetor lainnya
Laba (rugi) yang belum direaliasi
atas kenaikan (penurunan) nilai
wajar efek tersedia untuk dijual
Saldo laba (akumulasi kerugian) Ditentukan penggunaannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
30 Juni
2013
31 Desember
2011
2010
2012
2009
2008
128.000
30.000
128.000
-
128.000
-
128.000
-
128.000
128.000
(2.423)
(19)
38
(368)
2.735
4.399
162.711
1.920
4.074
133.975
1.920
(9.054)
120.904
1.920
(11.394)
118.158
1.920
(18.163)
111.757
1.920
(31.508)
98.412
1.400.991
1.512.205
1.444.742
948.787
846.361
661.918
30 Juni (6 bulan)
2013
2012*)
69.399
76.724
(43.854)
(48.851)
25.545
27.873
2.399
9.757
(25.881)
(25.560)
2.063
12.070
2012
152.350
(96.511)
55.839
15.533
(53.460)
17.912
2008
89.806
(47.688)
42.118
273
(28.393)
13.998
1.059
(136)
2.931
219
4.818
(34)
1.316
(65)
2.636
(26)
5.633
561
3.670
963
1.140
8.920
13.128
2.340
6.769
13.345
9.365
(2.404)
(1.264)
(301)
8.619
(57)
13.071
(406)
2.746
(368)
6.401
13.345
9.365
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88
104,26
73,38
2009
2008
Rasio-rasio Keuangan
Keterangan
Permodalan
KPMM (memperhitungkan risiko kredit)
KPMM (memperhitungkan risiko kredit dan
risiko operasional)
KPMM (memperhitungkan risiko kredit dan
risiko pasar)
KPMM (memperhitungkan risiko kredit, risiko
pasar dan risiko operasional)
Aset tetap terhadap modal
30 Juni
2013
31 Desember
2010
2012
2011
21,07%
18,42%
17,11%
28,23%
23,50%
26,28%
18,57%
16,05%
15,20%
24,99%
20,44%
18,42%
16,91%
28,01%
18,08%
9,09%
16,05%
12,48%
15,05%
11,19%
24,82%
14,60%
12,33%
10,56%
112
Keterangan
Kualitas Aset
Aset produktif bermasalah terhadap aset
produktif
Non Performing Loan Bersih
Non Performing Loan - Kotor
CKPN aset keuangan terhadap aset produktif
Rentabilitas
Return on Asset (ROA)
Return on Equity (ROE)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Net Interest Margin (NIM)
Likuiditas
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Kepatuhan
a. Presentase Pelanggaran BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
b. Presentase Pelampauan BMPK
1) Pihak Berelasi
2) Pihak Ketiga
GWM
a. Primer
b. Sekunder
c. LDR
30 Juni
2013
2012
2011
0,17%
0,07%
0,24%
0,07%
0,29%
0,22%
0,36%
0,15%
0,95%
0,97%
1,10%
0,76%
0,29%
0,61%
1,22%
11,04%
96,76%
4,10%
31 Desember
2010
2009
2008
1,65%
1,98%
2,32%
0,75%
0,32%
0,30%
0,44%
-
0,82%
0,88%
1,04%
-
0,32%
1,99%
1,10%
5,92%
2,57%
13,25%
2,08%
10,31%
91,43%
4,07%
99,22%
3,79%
93,88%
6,22%
82,54%
5,38%
85,17%
6,15%
77,01
81,60%
87,92%
73,74%
81,33%
87,84%
8,14%
18,44%
0,01%
8,07%
3,04%
-
8,20%
5,45%
-
8,08%
3,88%
-
5,11%
2,50%
-
5,20%
2,50%
-
113
X. EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan yang bersumber dari laporan keuangan
Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan
keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara prospektif. Laporan keuangan
Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, dan 2010 telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Drs. Heroe, Pramono & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan
paragraf penjelasan untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31Desember 2010 mengenai
penerapan PSAK No.50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK
No.55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang diterapkan secara prospektif.
Tabel ekuitas yang disajikan telah sesuai dengan laporan keuangan dan rincian dari ekuitas tersebut
adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
2012
2011
30 Juni
2013
Keterangan
Modal saham - nilai nominal Rp1.000,- (nilai penuh) per saham
Modal dasar - 400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor 128.000.000 saham
Modal disetor lainnya
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas kenaikan (penurunan) nilai
wajar efek tersedia untuk dijual
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Ditentukan penggunannya
Tidak ditentukan penggunaannya
Jumlah Ekuitas
2010
128.000
128.000
128.000
128.000
30.000
(2.423)
(19)
38
(368)
2.735
4.399
162.711
1.920
4.074
133.975
1.920
(9.054)
120.904
1.920
(11.394)
118.158
Perseroan telah mendapat persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar
Rp30.000 juta dari Bank Indonesia melalui surat No.15/22/DPB1/PB1-7 tanggal 6 September 2013.
Tabel Proforma Ekuitas Per 30 Juni 2013
Apabila perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum saham kepada Masyarakat
sebanyak 520.000.000 (lima ratus dua puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah)
setiap saham dengan harga penawaran Rp240,- (dua ratus empat puluh Rupiah) terjadi pada tanggal
30 Juni 2013, maka proforma struktur permodalan Perseroan pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
KETERANGAN
Posisi ekuitas menurut laporan
keuangan pada tanggal 30Juni
2013
dengan
modal
dasar
Rp400.000.000.000
Reklasifikasi modal disetor lainnya
menjadi modal ditempatkan dan
disetor*)
Perubahan ekuitas seandainya IPO
sejumlah 520.000.000 saham terjadi
pada tanggal 30 Juni 2013 dengan
nilai nominal Rp100,dan harga
pelaksanaan Rp240,- per saham.
Biaya Emisi
Proforma ekuitas pada tanggal
30 Juni 2013 setelah IPO dan
peningkatan modal ditempatkan
dan disetor dengan nilai nominal
Rp100,- setiap saham.
*)
Modal
Ditempatkan
dan Disetor
128.000
30.000
(2.423)
2.735
4.399
162.711
30.000
(30.000)
52.000
72.800
(5.329)
124.800
(5.329)
210.000
67.471
(2.423)
2.735
4.399
282.182
114
115
XII. PERPAJAKAN
Perpajakan untuk Pemegang Saham
Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf f Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 (UU PPh No.36 Tahun 2008)
tentang Pajak Penghasilan (berlaku efektif 1 Januari 2009), dividen atau bagian laba yang diterima oleh
perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia bukan merupakan objek pajak penghasilan dengan syarat:
1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah
modal yang disetor.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.651/KMK.04/1994 tangga
29 Desember 1994 tentang bidang-bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan
Kepada Dana Pensiun Yang Tidak termasuk Sebagai Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan
yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia antara lain berupa dividen dari saham pada Perseroan Terbatas yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No.41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di
Bursa Efek dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No.SE-07/PJ.42/1995 tanggal 21 Februari 1995,
perihal Pengenaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek (seri
PPh Umum No.3 juncto SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek), ditetapkan sebagai
berikut:
1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan
saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi
penjualan saham dan bersifat final. Pembayaran dilakukan dengan cara pemotongan oleh
penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi
penjualan saham.
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% bersifat final dari
seluruh nilai saham pendiri yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum. Besarnya nilai saham
tersebut adalah nilai saham Perseroan pada saat Penawaran Umum. Penyetoran tambahan
Pajak Penghasilan atas saham pendiri dilakukan oleh Perseroan atas nama pemilik saham pendiri
selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di BEI.
Yang dimaksud dengan Pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham Perseroan atau tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan sebelum
Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada OJK dalam rangka Penawaran Umum menjadi
efektif.
3. Pemilik saham pendiri diberikan kemudahan untuk memenuhi kewajiban pajaknya berdasarkan
perhitungan sendiri sesuai ketentuan di atas. Namun apabila pemilik saham pendiri memilih untuk
tidak memanfaatkan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 tersebut di atas, maka atas
penghasilan dari transaksi penjualan saham pendiri dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan
tarif yang berlaku umum berdasarkan Pasal 17 UU PPh No.36 Tahun 2008.
116
Berdasarkan Pasal 17 ayat (2c) UU PPh No.36 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun
2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri, penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri dikenai Pajak Penghasilan sebesar 10% dari jumlah bruto dan bersifat final. Sesuai dengan Pasal
2 Peraturan Menteri Keuangan No.111/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri, pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% di atas dilakukan melalui
pemotongan oleh pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen pada
saat dividen disediakan untuk dibayarkan.
Pasal 23 ayat (1a) UU PPh No.36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa atas dividen yang dibayarkan
atau disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto
dividen oleh pihak yang wajib membayarkan (Perseroan). Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau
memperoleh dividen tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih
tinggi 100% dari pada tarif pajak yang seharusnya dikenakan atau sebesar 30% dari jumlah bruto
dividen.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1a) UU PPh No.36 Tahun 2008 di
atas antara lain tidak dilakukan atas dividen yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh No.36 Tahun 2008 (sebagaimana disebutkan di paragraf pertama
di atas) dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c)
UU PPh No.36 Tahun 2008.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.PMK 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009
tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan kepada Dana Pensiun
yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak Penghasilan, dividen dari saham yang diterima atau diperoleh
dana pensiun yang pendiriannya disahkan Menteri keuangan dari penanaman modal pada perseroan
terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia dikecualikan dari objek pajak penghasilan.
Berdasarkan Pasal 26 ayat (1a) UU PPh No.36 Tahun 2008, dividen yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh Perseroan kepada Wajib Pajak Luar Negeri
(WPLN), dipotong Pajak Penghasilan sebesar 20% atas jumlah bruto penghasilan oleh Perseroan,
atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dilakukan kepada penduduk suatu negara yang
telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia.
Agar WPLN tersebut dapat menerapkan tarif sesuai ketentuan P3B, maka sesuai dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak (DJP) No.PER-24/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan DJP No.PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda, WPLN diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili (SKD) /Certificate of
Domicile of Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:
1. Form-DGT 1 untuk selain WPLN yang tercantum di nomor 2 di bawah ini.
2. Form-DGT 2 untuk WPLN bank; WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui
Kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang
diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen; dan WPLN
yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
di negara mitra P3B Indonesia dan merupakan subjek pajak di negara mitra P3B Indonesia.
3. Form SKD yang lazim disahkan atau diterbitkan oleh negara mitra P3B dapat digunakan dalam
hal pejabat yang berwenang di negara mitra P3B tidak berkenan menandatangani Form-DGT 1 /
Form-DGT 2. Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris dan harus memenuhi
persyaratan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) PER-24/PJ/2010. Form-DGT 1 /
Form-DGT 2 cukup ditandatangani WPLN penerima penghasilan yang merupakan lampiran Form
SKD negara mitra P3B.
117
Di samping persyaratan Form DGT-1 atau Form DGT-2 atau Form SKD negara mitra P3B, sesuai
dengan Peraturan DJP No.PER-25/PJ/2010 tanggal 30 April 2010 tentang Perubahan Peraturan DJP
No.PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda,
WPLN penerima dividen wajib memenuhi persyaratan Beneficial Owner, yaitu sebagai berikut:
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)
pendirian perusahaan atau pengaturan struktur/skema transaksi tidak semata-mata ditujukan untuk
pemanfaatan P3B; dan
kegiatan usaha dikelola oleh manajemen sendiri yang mempunyai kewenangan yang cukup untuk
menjalankan transaksi; dan
perusahaan mempunyai pegawai; dan
mempunyai kegiatan atau usaha aktif; dan
penghasilan yang bersumber dari Indonesia terutang pajak di negara penerimanya; dan
tidak menggunakan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari total penghasilannya untuk memenuhi
kewajiban kepada pihak lain dalam bentuk, seperti: bunga, royalti, atau imbalan lainnya, tidak
termasuk pemberian imbalan kepada karyawan yang diberikan secara wajar dalam hubungan
pekerjaan dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan oleh WPLN dalam menjalankan usahanya
dan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
118
Jumlah Saham
Porsi Penjaminan
Nilai
Penjaminan
519.300.000
Rp124.632.000.000,00
99,87
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
520.000.000
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp24.000.000,00
Rp124.800.000.000,00
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
0,02
100,00
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menyatakan dengan tegas tidak terafiliasi
dengan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana
Harga Penawaran untuk Saham Yang Ditawarkan ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan
negosiasi Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Efek dengan mempertimbangkan hasil Penawaran
Awal (bookbuilding) yang diperkirakan pada tanggal 3 9 Januari 2014
119
Berdasarkan hasil Penawaran Awal (bookbuilding), jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh
Penjamin Pelaksana Emisi Efek berada pada kisaran harga Rp180,- (seratus delapan puluh Rupiah)
sampai dengan Rp250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) setiap saham. Dengan mempertimbangkan
hasil Penawaran Awal (bookbuilding) tersebut di atas maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin
Pelaksana Emisi Efek dengan Perseroan, ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp240,- (dua ratus
empat puluh Rupiah). Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
Tidak dapat dijamin atau dipastikan bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan
terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang
secara aktif di Bursa Efek dimana saham tersebut dicatatkan.
120
XIV.
LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG
RANGKA PENAWARAN UMUM
DALAM
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah
sebagai berikut:
Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny
Intiland Tower, 7th floor
Jl. Jendral Sudirman Kav.32
Jakarta 10220
Nama Rekan
No.STTD
Tanggal STTD
Asosiasi Profesi
Nomor Registrasi Akuntan
Nomor Registrasi IAPI
Standar Profesi
:
:
:
:
:
:
:
Yelly Warsono
176/BL/STTD-AP/2011
13 Desember 2011
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
D-10.967
1689
Standar Auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia
Tugas Pokok:
Tugas pokok akuntan publik adalah melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/105-A/0913 tanggal 2 Agustus 2013.
Konsultan Hukum DNC Advocates at Work
Permata Kuningan, Penthouse Floor
Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C
Jakarta 12980
Telepon: (62 21) 8370 7777
Faksimili: (62 21) 8370 7771
Nama Rekan
:
Nomor STTD
:
Tanggal STTD
:
Asosiasi Profesi
:
Nomor Keanggotaan Asosiasi :
Pedoman Kerja
:
Arie Armand
27/BL/STTD-KH/2007
27 Februari 2007
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)
200712
Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan
Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.Kep 01/HKHPM/2005
tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana diubah dengan Keputusan
HKHPM No.KEP.04/HKHPM/XI/2012, tanggal 6 Desember 2012
Tugas Pokok:
Melakukan pemeriksaan atas fakta yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berkaitan
sebagaimana yang disampaikan oleh Perseroan ditinjau dari segi hukum. Hasil pemeriksaan tersebut
telah dimuat dalam Laporan Hasil Uji Tuntas Segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum
yang diberikan secara obyektif dan mandiri, sesuai dengan Kode Etik, Standar Profesi, dan Peraturan
Pasar Modal yang berlaku.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/105-B/0913 tanggal 2 Agustus 2013.
121
:
:
:
:
:
Tugas Pokok:
Membuat akta-akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dan Perjanjian-perjanjian
sehubungan dengan Penawaran Umum, sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik
Notaris.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/105-C/0913 tanggal 2 Agustus
2013.
Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo
Plaza Property Lt 2
Jl. Perintis Kemeredekaan Komp Pertokoan Pulo Mas Blok VIII No 1
Jakarta 13120
Perijinan Atas Nama
Nomor Perijinan BAE
:
:
PT Adimitra Transferindo
Keputusan Menteri Keuangan
KMK.010/1990
03 Nopember 1990
Republik
Indonesia
No.1400/
Tugas Pokok:
Tugas dan tanggung jawab BAE dalam Penawaran Umum ini sesuai dengan Standar Profesi dan
Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaan dan pemesanan saham berupa DPPS dan
FPPS yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan saham
dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagaimana pemesanan yang diajukan untuk
diberikan penjatahan saham. Melakukan administrasi pemesanan saham sesuai dengan aplikasi yang
tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Emisi Efek, BAE mempunyai hak untuk menolak
pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan
yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan,
BAE melakukan proses penjatahan berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer
Penjatahan, mencetak konfirmasi penjatahan dan menyiapkan Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP)
atas nama pemesan yang mendapatkan penjatahan, mendistribusikan saham saham secara elektronik
ke dalam penitipan kolektif KSEI bagi pemesan yang mendapatkan penjatahan dan menyusun laporan
Penawaran Umum sesuai peraturan yang berlaku.
Ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan surat penunjukkan No.BIP/DIR/121-A/0913 tanggal 29 Agustus
2013.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini menyatakan
tidak ada hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana
didefinisikan dalam UUPM.
122
123
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
XVI.
LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
BESERTA
Berikut ini disajikan laporan keuangan auditan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2013 dan untuk periode
enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan Keuangan
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy & Siddharta dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) tertentu yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diterapkan secara
prospektif. Laporan keuangan Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2011 dan 2010 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Heroe, Pramono & Rekan, dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan atas laporan keuangan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2010 mengenai penerapan PSAK No.50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No.55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran, yang diterapkan secara prospektif.
149
151
153
154
.IIENDRAWINATA
DDYd SIDDHARTA
Kreston lnternational
BANK INAIERD^NA
,iieLabmmg dii tapdm p6isiketr es p-r B4k tna penllE.aiggat3t D*efbq2012, snr
hba rugi ko'nprhslil lapomi pctubahan ekui$. dan taFr :, aus k6 untok rtrim yds
bcnkhir padr rmgs.t lsebd. LlooEn k
sm ncrupakan ;c-qss jasab nmajcncn dmk:
lrpoff
olch&drror iideodden Lain ysc t,ponnnF rdriggatr0Mad2ot? b{hi pendlrd mjar h,Dr
psilecuari$ d6 liporan ke$rsm retrbut.
hr. Katr Fr
h"d'
lr
eter ,enemormbebflip.
'dt,prhpr,i
riroinisl embihatr
ketrmgan
\eb'g,
<ebEdi
bmbilrn
156
30 Juni
2013
Catatan
31 Desember
2011
2012
2010
ASET
Kas
2,22,34
13.009
14.745
10.836
9.366
2,4,22
96.123
104.301
103.372
62.336
2,5,22
2,6,22
Efek-efek
Pihak ketiga
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah bersih
2,7,22
61
61
215.974
117.122
117.122
67
(1)
66
274
(3)
271
227.943
66.516
(272)
66.244
379
(3)
376
95.288
137.856
88.714
(203)
88.511
108.865
(467)
108.398
2,8,22,31
37.305
902.496
939.801
226.915
856.636
1.083.551
392.918
734.094
1.127.012
162.329
436.068
598.397
(946)
938.855
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
2,9,22
5.789
5.583
4.994
3.640
2,10,31
7.939
5.597
6.460
6.341
14.763
(12.056)
2.707
14.964
(11.332)
3.632
14.141
(8.979)
5.162
17.422
(10.478)
6.944
78
8.907
15.771
548
412
378
313
2.864
1.891
3.304
5.372
1.400.991
1.512.205
1.444.742
948.787
Aset tetap
Biaya perolehan
Akumulasi penyusutan
Jumlah - bersih
2,11
2,12
2,29
2,13,22
JUMLAH ASET
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
157
30 Juni
2013
Catatan
31 Desember
2011
2012
2010
2,14,22
Simpanan
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
2,15,22,31
7.067
648
550
474
100.747
1.105.560
1.206.307
75.772
1.252.039
1.327.811
85.822
1.196.105
1.281.927
81.564
729.879
811.443
2,16,22
17.289
40.716
33.804
13.704
Utang pajak
2,17,29
1.625
3.464
2.258
1.264
2,18,22,31
3.687
3.865
3.729
2.542
559
156
1.245
673
1.746
1.570
325
529
1.238.280
1.378.230
1.323.838
830.629
128.000
128.000
128.000
Liabilitas lain-lain
2,28
2,22,33
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal saham nilai nominal Rp 1.000 per saham
Modal dasar - 400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor 128.000.000 saham
19
128.000
20
30.000
2,7
(2.423)
21
2.735
4.399
1.920
4.074
162.711
133.975
120.904
118.158
1.400.991
1.512.205
1.444.742
948.787
(19)
38
1.920
(9.054)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
158
(368)
1.920
(11.394)
30 Juni (6 bulan)
Catatan
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga
2
23,31,39
24,31,39
2013
2012
2011
2010
69.399
(43.854)
76.724
(48.851)
152.350
(96.511)
113.916
(72.430)
100.363
(52.631)
25.545
27.873
55.839
41.486
47.732
182
2.132
1.462
2.237
1.560
1.275
1.530
2
39
39
743
697
5,7,8,12,39
569
5.729
6.138
7
11
80
61
-
1.156
3
33
5.042
9
83
19
12,39
39
696
1.030
40
667
1.844
570
2.399
9.757
15.533
7.977
6.008
14.665
10.596
13.291
10.027
26.524
19.034
23.287
18.702
22.849
17.955
287
649
4.213
12,39
77
35
2.218
1.586
-
545
221
1.471
3.230
653
3.484
73
25.881
25.560
53.460
45.872
44.361
2.063
12.070
17.912
3.591
9.379
1.059
(136)
2.931
219
4.818
(34)
1.316
(65)
2.636
(26)
923
3.150
4.784
1.251
2.610
1.140
8.920
13.128
2.340
6.769
5,7,8,12
2.241
376
41
2.635
2
26,31,39
25,39
249
2012
2,29
2,7
2,27
(2.404)
(301)
(57)
406
(368)
(1.264)
8.619
13.071
2.746
6.401
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
159
Modal Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Modal
Disetor Lainnya
Jumlah Ekuitas
111.757
Catatan
(18.163)
128.000
1.920
6.401
6.769
118.158
(11.394)
2.746
128.000
(368)
2.340
120.904
(368)
(9.054)
8.619
406
8.920
129.523
38
(134)
(301)
1.920
1.920
4.074
13.128
133.975
13.071
4.399
1.140
162.711
(1.264)
30.000
(815)
2.735
815
1.920
1.920
(263)
128.000
120.904
128.000
(9.054)
1.920
(57)
38
(19)
(2.423)
(2.404)
128.000
30.000
128.000
30.000
21
20
128.000
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
160
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan bunga, provisi dan komisi
Penerimaan pendapatan operasional lainnya
Pembayaran bunga
Pembayaran beban operasional lainnya
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan
Pembayaran pajak penghasilan
76.152
3.973
(46.544)
(13.528)
(12.322)
(1.911)
151.761
10.104
(93.299)
(31.479)
(19.034)
(4.818)
5.820
13.235
(53.217)
143.080
(1.346)
(550)
75
5.819
(121.504)
(23.425)
(1.362)
173
43.803
(87.736)
(950)
50
4.599
455
(15.873)
46.666
87
3.032
22.211
35.547
863
1.379
8.829
1.019
45.884
6.913
1.206
1.244
20.292
(528.149)
(118)
1.782
8.442
76
470.483
20.099
995
(202)
(51.754)
(47)
138.330
(393)
(161)
61
(450)
3
(1.144)
100
(100)
(447)
(1.044)
69.193
1.689
(44.113)
(13.328)
(10.992)
(1.946)
2012
503
30.000
112.562
5.306
(69.539)
(21.516)
(19.590)
(1.316)
5.907
(1.466)
1.692
226
100.307
6.150
(50.719)
(21.181)
(18.843)
(2.636)
13.078
45.860
(14.531)
(777)
(2.648)
(14.364)
4
88.645
8.153
(1.512)
(118)
121.790
(4.837)
586
(4.251)
(21.854)
347.056
(35)
209.770
26
209.770
-
209.937
-
92.398
-
325.167
209.302
347.056
209.770
209.937
13.009
96.123
61
215.974
10.451
102.792
69
95.990
14.745
104.301
67
227.943
10.836
103.372
274
95.288
9.366
62.336
379
137.856
325.167
209.302
347.056
209.770
209.937
(494)
137.286
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
161
(167)
117.539
Umum
a.
b.
:
:
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
:
:
:
162
:
:
:
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
:
:
:
:
:
:
Direksi:
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
Direktur
:
:
:
Susunan keanggotaan komite-komite yang dimiliki Perusahaan yaitu Komite Audit, Komite
Renumerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua
Anggota
Komite Remunerasi
dan Nom inasi
Ketua
Angg ota
Komite Pe mantau
Risiko
Ketua
Angg ota
30 Juni
2013
2012
Birawa Natapradja
Dr. Ti motius
Edy Sukarno
Hari Sugiharto
Winadewi Hananth a
Birawa Natapradj a
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Hari Sugiharto
Winadewi Hanan tha
Denny Susilo
Dr. Timotius
Nia Budhyan ti
Birawa Natapradja
Hari Sugiharto
Denny Susilo
Dr. Timotiu s
Nia Bud hyanti
Hari Sugiharto
Birawa Natapradja
Winadewi Hananth a
Wenijati
Hari Sugiharto
Birawa Natapradj a
Winadewi Hanan tha
Wenijati
Birawa Natapradja
Denny Susilo
Hari Sugiharto
Wenijati
Denny Susilo
Natalia Salim
Wenija ti
Hari Sugiharto
Dr. Ti motius
Edy Sukarno
Birawa Natapradja
Winadewi Hananth a
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Edy Sukarno
Birawa Natapradj a
Winadewi Hanan tha
Hari Sugiharto
Dr. Timotius
Nia Budhiya nti
Birawa Natapradja
Denny Susilo
163
31 Desember
2011
2010
164
12.949,15
9.925,00
9.181,12
7.860,15
1.279,52
100,31
165
2012
12.809,86
9.670,00
10.025,39
7.907,12
1.247,48
111,97
31 Desember
2011
11.714,76
9.068,00
9.205,78
6.983,55
1.167,23
116,82
2010
12.017,99
9.010,00
9.169,48
7.025,89
1.159,08
110,75
2.
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan jika
orang tersebut:
a.
b.
c.
Suatu entitas berelasi dengan Perusahaan jika memenuhi salah satu hal berikut:
a.
Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari kelompok usaha yang sama.
b.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
c.
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d.
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
e.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja
dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan
adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor
juga berelasi dengan Perusahaan.
f.
g.
Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1) (a) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk
dari entitas).
166
Instrumen Keuangan
Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan
PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi
keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen
keuangan diakui pada tanggal transaksi.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan
nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal
liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan
mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak
dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima
dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa
depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen
sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen
keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut
adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan
instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen
menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang
relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen
keuangan atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh
nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif,
Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan
kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit
di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau
diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah
aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan
metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh
temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai atau
nilai yang tidak dapat ditagih.
167
168
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset
keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan
apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam
waktu dekat.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
b.
c.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada
laporan posisi keuangan pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai
pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari
pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak
untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.
Perusahaan mengklasifikasikan efek-efek berupa obligasi korporasi dalam kategori
ini.
169
3.
4.
170
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut
merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak
dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan
liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan tidak
mempunyai liabilitas keuangan dalam kategori ini.
2.
171
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari suatu aset keuangan, atau kelompok aset keuangan
serupa) dihentikan pengakuannya jika:
a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir;
b.
Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset
keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer
atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah
mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset
keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial
tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan
dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui
sebesar keterlibatan berkelanjutan Perusahaan dengan aset keuangan tersebut.
Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer
diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai
maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh
Perusahaan.
2.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut
berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu
digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun
dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi
secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka
pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan
liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih
antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif.
172
173
3.
174
h.
8,00
2,50
0,01
2012
%
31 Desember
2011
%
8,00
2,50
-
2010
%
8,00
2,50
-
8,00
2,50
-
175
Efek-efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari SBI, obligasi Pemerintah dan obligasi korporasi.
SBI diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, obligasi Pemerintah
diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual, sedangkan obligasi korporasi
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga
jatuh tempo.
Pada pengukuran awal, SBI dan Obligasi Pemerintah dan korporasi disajikan sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Untuk
obligasi korporasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi
diakui secara langsung sebagai laba/rugi.
j.
176
l.
Aset Tetap
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (revisi 2011) Aset Tetap.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor
dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
177
4
4
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat
peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut
tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset
tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi
signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat
inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut
akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap
tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan
atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan
jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
pada periode terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan
dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
m.
178
Transaksi Sewa
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011) Sewa.
Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah
berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat
kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk
menggunakan aset tersebut.
Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah
satu kondisi berikut terpenuhi:
1.
2.
Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait
dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya
telah termasuk dalam masa sewa;
3.
4.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau
dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario 1,
3 atau 4 dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario 2.
Sewa Operasi
Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa
operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi
dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke
laporan laba rugi komprehensif periode berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar
pengakuan pendapatan sewa.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi
komprehensif dengan dasar garis lurus (straight-line) selama masa sewa.
o.
179
q.
Liabilitas Segera
Liabilitas segera adalah liabilitas Perusahaan kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera
dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
180
s.
181
u.
v.
Pajak Penghasilan
Perusahaan menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Penghasilan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang
bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang
yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk
semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang belum dikompensasikan,
sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak
pada masa datang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan
dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak
tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan
liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai
dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
182
x.
Imbalan Kerja
Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) Imbalan Kerja.
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek).
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas
pada laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan
sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan imbalan pasca-kerja manfaat pasti
yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah
penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk
menentukan nilai kini liabilitas imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait, dan beban jasa
lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu
yang telah menjadi hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada)
diakui pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan. Beban jasa lalu yang belum
menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari
penyesuaian atau perubahan asumsi aktuarial yang melebihi batas koridor atau lebih
besar daripada 10% dari nilai kini imbalan pasti dibebankan atau dikreditkan ke komponen
laba rugi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan, sampai imbalan
tersebut menjadi hak karyawan (vested).
y.
Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
PSAK No. 5 (Revisi 2009) Segmen Operasi mensyaratkan identifikasi segmen operasi
berdasarkan laporan internal komponen-komponen Perusahaan yang secara berkala
dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya
ke dalam segmen dan penilaian kinerja Perusahaan. Sebaliknya, standar terdahulu
mengharuskan Perusahaan untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan
geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
183
2.
3.
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan
beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen
lain dari entitas yang sama);
Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi
sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing
produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode-periode
terdahulu.
z.
Provisi
Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009).Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan
Aset Kontinjensi.
Provisi diakui jika Perusahaan mempunyai kewajiban kini (hukum maupun konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang memungkinkan Perusahaan harus
menyelesaikan kewajiban tersebut dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban
tersebut dapat dibuat.
Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan, dengan
mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian terkait kewajiban tersebut. Ketika provisi
diukur menggunakan estimasi arus kas untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai
tercatat provisi adalah nilai kini arus kas tersebut.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan provisi diganti oleh pihak
ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian
pasti akan diterima dan jumlah penggantian dapat diukur dengan andal.
184
b.
Aset Keuangan yang Tidak Memiliki Kuotasi Harga di Pasar yang Aktif
Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, antara lain, apakah
aset tersebut memiliki atau tidak memiliki kuotasi harga di pasar yang aktif. Evaluasi
tersebut juga mencakup apakah kuotasi harga suatu aset keuangan di pasar yang aktif,
merupakan kuotasi harga yang tersedia secara reguler, dan kuotasi harga tersebut
mencerminkan transaksi di pasar yang aktual dan terjadi secara reguler dalam suatu
transaksi wajar.
c.
185
d.
Nilai Tercatat
31 Desember
2012
2011
2010
48.943
39.277
68.399
29.313
13.009
96.123
61
14.745
104.301
66
10.836
103.372
271
9.366
62.336
376
215.974
938.855
5.789
628
227.943
1.081.713
5.583
282
95.288
1.117.259
4.994
277
137.856
592.074
3.640
212
1.319.382
1.473.910
1.400.696
835.173
Komitmen Sewa
Komitmen sewa operasi Perusahaan sebagai lessee
Perusahaan telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa ruangan dan kendaraan.
Perusahaan menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa operasi karena Perusahaan
tidak menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset
tersebut.
e.
186
b.
c.
Imbalan Pasca-Kerja
Penentuan liabilitas dan imbalan pasca-kerja dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang
digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut
dijelaskan dalam Catatan 28 dan mencakup, antara lain, tingkat diskonto dan tingkat
kenaikan gaji. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Perusahaan diakumulasi dan
diamortisasi ke masa depan dan oleh karena itu, secara umum berdampak pada beban
yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen
berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun
demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam
asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja
jangka panjang.
187
e.
4.
8,14
18,44
0,01
188
2012
%
31 Desember
2011
%
8,07
3,04
-
2010
%
8,20
5,45
-
8,08
3,88
-
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
39
14
6
2
Jumlah - bersih
31 Desember
2011
2012
35
26
1
5
-
2010
35
43
191
5
35
101
233
9
1
61
67
(1)
274
(3)
379
(3)
61
66
271
376
Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
adalah dalam Rupiah.
Kolektibilitas dari giro pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010 dikelompokkan Lancar.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat saldo giro pada
bank lain yang diblokir.
Suku bunga rata-rata pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing sebesar 0,25%, 0,91%, 0,23 % dan 1,16% per tahun.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Saldo awal
Pencadangan (pemulihan)
periode berjalan
Saldo akhir
31 Desember
2011
2012
2010
(1)
(2)
(1)
Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain pada
tanggal 30 Juni 2013, karena manajemen berpendapat bahwa seluruh giro pada bank lain dapat
ditagih. Sedangkan, manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai giro
pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutup
kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
189
2012
31 Desember
2011
2010
216.000
(26)
38.000
(4)
95.300
(12)
137.900
(44)
215.974
37.996
95.288
137.856
190.000
(53)
Jumlah
189.947
Jumlah
215.974
227.943
95.288
137.856
Perusahaan memiliki penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 dengan jangka waktu kurang dari 1 bulan.
Kolektibilitas penempatan pada Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 adalah Lancar.
Suku bunga rata-rata per tahun penempatan pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
4,25%
-
3,90%
6,31%
4,50%
-
5,50%
-
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada Bank
Indonesia sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat saldo
penempatan pada Bank Indonesia yang dijaminkan.
190
Efek-efek
d.
50.000
2012
40.000
(1.057)
Nilai bersih
48.943
(687)
29.313
22.052
10.800
17.900
32.852
10.600
11.460
9.990
9.705
5.155
5.215
10.564
-
5.300
5.258
10.505
10.110
5.275
5.250
40.556
27.239
5.300
36.398
58.456
27.239
5.300
69.250
58.456
(1.601)
68.399
30.000
Nilai wajar
70.000
2010
17.900
-
5.106
-
Jumlah
(723)
39.277
31 Desember
2011
(272)
26.967
(53)
5.247
(364)
68.886
9.723
-
5.000
5.000
5.015
-
10.302
9.723
15.015
10.302
9.723
Jumlah
Efek-efek - bersih
117.122
191
66.244
(150)
(103)
14.865
10.199
88.511
108.398
Efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun.
f.
30 Juni
2013
%
2012
%
31 Desember
2011
%
2010
%
4,95
6,12
9,28
5,02
10,48
5,87
-
6,50
10,12
10,14
g.
Nilai wajar dari obligasi (termasuk obligasi Pemerintah) yang dimiliki hingga jatuh tempo
pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah masing-masing
sebesar Rp 117.122, Rp 66.516, Rp 88.714 dan Rp 108.865.
h.
i.
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
idAAA
idAA+
idAA
idAAidAA+
-
idAAidAA+
i dAA+
-
idAA+
-
idAA-
idAA
idAA-
idAA
i dAA+
idAAA
idAAA
idAA
idAA
idAA+
-
Kolektibilitas efek-efek pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
adalah Lancar.
192
31 Desember
2011
2012
2010
272
203
467
(272)
69
(264)
467
272
203
467
Manajemen tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek pada tanggal
30 Juni 2013 karena manajemen berpendapat bahwa seluruh efek-efek dapat ditagih.
Sedangkan, manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai
efek-efek pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek.
8.
Jenis Kredit
30 Juni
2013
Pihak berelasi (Catatan 31)
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Jumlah
2012
31 Desember
2011
2010
1.112
36.193
37.305
1.216
225.699
226.915
1.711
391.207
392.918
1.184
161.108
37
162.329
482.936
275.166
144.394
902.496
336.868
285.188
234.580
856.636
355.590
173.923
204.581
734.094
223.568
142.919
69.581
436.068
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
Jumlah
938.855
Pihak ketiga
Konsumsi
Modal kerja
Investasi
Jumlah
(946)
193
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Sektor Ekonomi
30 Juni
2013
c.
2012
31 Desember
2011
2010
311.023
24.343
9.014
5
24.168
155.402
22.567
73.020
-
166.364
8
23.893
29.363
234.980
3.531
352.921
15
93.929
10.584
254.005
1.429
219.431
40.318
52.041
56.892
82.563
-
57.624
11.136
22.331
405
6
68.716
8.295
85.334
411
3.858
55.423
8.270
4.666
359
184
5.242
13.640
945
-
922
218.939
2.785
6.111
106.281
343.973
4.367
4.177
1.899
334.958
3.984
4.386
91.798
30.198
5.329
Jumlah Kredit
Cadangan kerugian penurunan nilai
939.801
(946)
1.083.551
(1.838)
1.127.012
(9.753)
598.397
(6.323)
Jumlah
938.855
1.081.713
1.117.259
592.074
Jangka Waktu
Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan
saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:
1.
2010
509.182
124.447
402.563
47.359
593.400
106.623
409.319
17.670
395.515
53.442
109.772
39.668
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
938.855
194
31 Desember
2011
265.194
109.975
502.652
61.980
(946)
Jumlah
2012
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
d.
2010
2.644
558.512
213.144
264.116
45.135
6.420
604.295
130.103
371.419
14.775
10.639
413.826
50.116
88.094
35.722
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
938.855
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Saldo kredit pada tanggal 30 Juni, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 berdasarkan
klasifikasi kolektibilitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai berikut:
30 Juni
2013
e.
31 Desember
2011
2.128
344.400
224.477
314.336
54.460
(946)
Jumlah
2012
2012
31 Desember
2011
2010
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
894.844
42.732
2.225
1.050.613
28.994
8
3.936
1.074.102
40.504
467
1.684
10.255
555.978
28.512
5.395
8.512
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
Jumlah
938.855
(946)
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, saldo kredit berdasarkan
penilaian secara kolektif dan individual adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Individual
Kolektif
507.317
432.484
482.676
600.875
526.871
600.141
239.256
359.141
Jumlah
Cadangan kerugian
penurunan nilai
939.801
1.083.551
1.127.012
598.397
Jumlah
938.855
(946)
195
(1.838)
1.081.713
(9.753)
1.117.259
(6.323)
592.074
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
Saldo awal
Individual
Kolektif
Pencadangan (pemulihan)
Individual
Kolektif
Penerimaan kembali kredit
hapus buku
Kolektif
Penghapusan
Individual
728
1.110
445
(667)
(670)
Saldo akhir
946
2012
31 Desember
2011
2010
1.142
8.611
1.890
4.433
712
6.118
(414)
(6.021)
(642)
4.178
1.178
2.042
(1.480)
(106)
(3.727)
1.838
9.753
6.323
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk kredit
yang diberikan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat
tidak tertagihnya kredit yang diberikan tersebut.
g.
13,99%
11,73%
12,86%
6,66%
2012
11,65%
11,12%
12,85%
7,87%
31 Desember
2011
14,74%
14,73%
13,55%
8,41%
2010
16,33%
14,97%
11,92%
9,25%
Kredit karyawan merupakan kredit untuk keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu)
sampai 10 (sepuluh) tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan.
Kredit yang diberikan kepada karyawan dibebani bunga rata-rata per 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 sebesar 6,66%, 7,87%, 8,41% dan 8,72%.
i.
Rasio kredit bermasalah - bersih pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 masing-masing sebesar 0,07%, 0,22%, 0,98% dan 2,00%. Rasio kredit
bermasalah - kotor pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
masing-masing sebesar 0,24%, 0,36%, 1,10% dan 2,32%.
196
2012
Industri pengolahan
Kegiatan yang belum jelas
batasannya
Jasa perorangan yang melayani
rumah tangga
Perdagangan besar dan eceran
Perdagangan, restoran dan hotel
Konstruksi
Perumahan
Jumlah
Cadangan kerugian penurunan nilai
2.225
(1.571)
31 Desember
2011
2010
2.049
2.380
1.540
6.693
65
1.380
5.510
4.732
27
84
3.356
2.000
-
2.482
3.944
(1.585)
12.406
(1.422)
13.907
(2.066)
2.359
10.984
11.841
Jumlah
184
654
k.
Kredit dijamin antara lain dengan deposito, jaminan hipotik, mesin-mesin, kendaraan,
piutang usaha dan persediaan. Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan
2010, jumlah kredit yang dijamin dengan jaminan tunai masing-masing sebesar
Rp 62.061, Rp 328.957, Rp 414.609 dan Rp 183.571.
l.
31 Desember
2011
2010
500
7.355
6.617
6.794
670
500
(7.355)
1.640
(342)
(560)
7.355
6.617
(670)
Saldo akhir
2012
500
500
(100)
(77)
m.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 saldo kredit yang
direstruktur masing-masing sebesar Rp 1.157, Rp 1.546, Rp 1.755 dan Rp 1.893 dengan
cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 503, Rp 833, Rp 713 dan
Rp 726.
n.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, tidak terdapat
penyediaan dana Perusahaan kepada pihak berelasi dan pihak ketiga yang melanggar
ataupun melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
197
2012
31 Desember
2011
2010
Kredit
Efek-efek
5.200
589
5.502
81
4.928
66
3.109
531
Jumlah
5.789
5.583
4.994
3.640
Pendapatan bunga akrual dari pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 61, Rp 413, Rp 797 dan Rp 312
(Catatan 31).
10. Biaya Dibayar Dimuka
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Sewa
Asuransi
Jasa pengolahan data
Pemeliharaan aset tak berwujud
Lain-lain
4.655
279
265
194
2.546
4.204
2
270
1.121
4.499
3
146
1.812
3.880
2.461
Jumlah
7.939
5.597
6.460
6.341
Biaya dibayar dimuka dari pihak berelasi pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 113, Rp 225, nihil dan Rp 200 (Catatan 31).
30 Juni
2013
Biaya perolehan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
10.563
4.401
149
12
(78)
(284)
10.634
4.129
Jumlah
14.964
161
(362)
14.763
8.298
3.034
626
460
(78)
(284)
8.846
3.210
11.332
1.086
(362)
12.056
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
Jumlah
Nilai Tercatat
3.632
198
2.707
31 Desember
2012
9.721
4.420
999
145
(157)
(164)
10.563
4.401
14.141
1.144
(321)
14.964
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
7.024
1.955
1.440
1.143
(166)
(64)
8.298
3.034
Jumlah
8.979
2.583
(230)
11.332
Nilai Tercatat
5.162
Jumlah
1 Januari
2011
3.632
31 Desember
2011
Biaya perolehan:
Pemilikan Langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
11.604
5.818
592
874
(2.475)
(2.272)
9.721
4.420
Jumlah
17.422
1.466
(4.747)
14.141
7.979
2.499
1.512
1.074
(2.467)
(1.618)
7.024
1.955
10.478
2.586
(4.085)
8.979
Akumulasi penyusutan:
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
Jumlah
Nilai Tercatat
6.944
1 Januari
2010
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
5.162
Perubahan selama tahun 2010
Penambahan
Pengurangan
31 Desember
2010
9.501
3.915
2.355
2.482
(252)
(579)
11.604
5.818
13.416
4.837
(831)
17.422
Akumulasi penyusutan:
Pemilikan langsung
Perabotan dan peralatan
Kendaraan
6.736
2.308
1.284
771
(42)
(579)
7.978
2.500
Jumlah
9.044
2.055
(621)
10.478
Nilai Tercatat
4.372
Jumlah
199
6.944
31 Desember
2011
2012
2010
152
(74)
9.173
(266)
16.350
(579)
Jumlah
78
8.907
15.771
Selama periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir
31 Desember 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan telah menjual agunan yang diambil alih
dengan nilai sebesar Rp 152, Rp 9.020, Rp 7.177 dan Rp 131 pada nilai jual sebesar Rp 75,
Rp 6.802, Rp 9.021 dan Rp 131. Keuntungan (kerugian) bersih yang timbul dari penjualan
agunan yang diambil dalam laporan laba rugi periode berjalan.
200
74
(74)
Saldo akhir
31 Desember
2011
2012
2010
266
(192)
579
(313)
793
(214)
74
266
579
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk agunan yang
diambil alih pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin terjadi.
13. Aset Lain-lain - bersih
30 Juni
2013
Kelebihan pembayaran pajak
(Catatan 29)
Tahun 2013
Tahun 2011
Tahun 2010
Barang cetakan dan materai
Setoran jaminan
Tagihan ATM bersama
Aset tak berwujud - bersih
Lain-lain
410
67
31 Desember
2011
474
286
260
104
1.263
171
597
415
1.569
415
277
377
251
2.864
1.891
3.304
Jumlah
2012
415
426
282
2010
1.569
448
212
592
2.551
5.372
5.782
600
440
115
58
72
Jumlah
7.067
201
2012
31 Desember
2011
103
-
44
-
392
119
34
-
242
-
320
164
22
-
648
2010
204
28
-
550
474
2012
31 Desember
2011
Giro
Tabungan
Deposito
56.037
142.101
1.008.169
56.994
129.784
1.141.033
70.013
124.816
1.087.098
39.441
99.052
672.950
Jumlah
1.206.307
1.327.811
1.281.927
811.443
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
a.
2010
Pihak berelasi
Pihak ketiga
7.816
48.221
11.743
45.251
8.822
61.191
8.824
30.617
Jumlah
56.037
56.994
70.013
39.441
Suku bunga per tahun atas giro untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013
dan tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing
berkisar antara 0,00% - 4,50%, 0,00% - 3,75%, 1,00% - 4,75% dan 1,00% - 3,50%.
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, saldo giro yang
dijaminkan sebagai jaminan Bank Garansi masing-masing sebesar Rp 895,
Rp 1.001, Rp 244 dan Rp 244 (Catatan 30).
b.
2012
31 Desember
2011
2010
Pihak berelasi
Tabina Eksekutif
Tabungan Perdana
Tabungan Tabina
Tabungan Pinter
Tabunganku
Jumlah
10.372
2.288
2.772
17
2
15.451
8.530
5.360
11
2
13.903
11.252
4.246
2.053
94
2
17.647
6.720
4.235
59
2
11.016
Pihak ketiga
Tabungan Tabina
Tabungan Perdana
Tabina Mahasiswa
Tabina Eksekutif
Tabungan Pinter
Tabunganku
Tabungan Pasti
Jumlah
63.218
45.113
8.706
6.664
2.106
739
104
126.650
100.591
8.073
4.623
1.938
635
21
115.881
46.405
46.032
6.003
5.820
2.220
689
107.169
33.516
40.864
4.921
6.972
1.626
137
88.036
Jumlah
142.101
129.784
124.816
99.052
202
2012
31 Desember
2011
2010
4.768
13.583
26.986
21.669
Deposito berjangka
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
77.480
925.921
1.003.401
50.126
1.077.324
1.127.450
59.353
1.000.759
1.060.112
61.724
589.557
651.281
Jumlah
1.008.169
1.141.033
1.087.098
672.950
2012
31 Desember
2011
2010
861.505
94.258
20.418
31.988
997.107
95.597
22.035
26.294
896.852
104.018
65.185
21.043
575.582
51.644
18.182
27.542
1.008.169
1.141.033
1.087.098
672.950
2012
31 Desember
2011
2010
900.739
64.135
16.774
26.521
1.038.929
81.286
14.767
6.051
985.152
85.812
13.392
2.742
513.138
137.938
15.194
6.680
1.008.169
1.141.033
1.087.098
672.950
Pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 saldo deposito yang
dijadikan jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp 58.794,
Rp 325.932, Rp 420.579, dan Rp 184.801, sedangkan saldo deposito yang dijadikan
jaminan atas bank garansi masing-masing sebesar Rp 80, Rp 1.035, Rp 330 dan nihil.
203
2012
31 Desember
2011
2010
Giro
Deposito
6.437
10.852
9.326
31.390
5.504
28.300
2.502
11.202
Jumlah
17.289
40.716
33.804
13.704
a.
Giro
Suku bunga per tahun atas giro dari bank lain untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing berkisar antara 1,00% - 5,50%, 1,00% - 5,50%, 1,00% - 6,50%, dan 1,00% - 7,00%.
b.
Deposito
Terdiri dari:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Deposito on call
Deposito berjangka
402
10.450
31.390
28.300
11.202
Jumlah
10.852
31.390
28.300
11.202
204
2012
31 Desember
2011
2010
402
1.900
5.300
3.250
17.590
11.300
2.500
26.100
200
2.000
11.002
200
-
10.852
31.390
28.300
11.202
2012
31 Desember
2011
2010
2.302
7.100
200
1.250
23.090
5.800
500
2.000
26.750
100
100
1.350
11.102
100
-
10.852
31.390
28.300
11.202
Suku bunga per tahun atas deposito dari bank lain untuk periode enam bulan yang berakhir
30 Juni 2013 serta tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masingmasing berkisar antara 3,50% - 7,50%, 6,50% - 7,50%, 6,50% - 8,00%, dan 7,00% - 8,50%.
2012
2010
1.336
90
192
1.618
1.492
85
384
1.961
1.596
85
69
1.750
921
53
275
1.249
1.218
508
15
1.625
3.464
2.258
1.264
285
31 Desember
2011
Besarnya pajak yang terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan
sendiri oleh Perusahaan (self-assessment). Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007
mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak
dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun (dari
sebelumnya 10 tahun) setelah terutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sedangkan
untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya ketetapan tersebut berakhir paling lama pada akhir
tahun pajak 2013.
18. Beban Bunga Akrual
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
Deposito berjangka
Deposito - simpanan dari bank lain
Giro KMK
3.631
42
14
3.732
118
15
3.659
69
1
2.326
40
176
Jumlah
3.687
3.865
3.729
2.542
205
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh
(Lembar)
Persentase
Kepemilikan
%
Jumlah
Rp
126.720.000
1.280.000
99
1
126.720
1.280
Jumlah
128.000.000
100
128.000
Manajemen Permodalan
Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa
Perusahaan mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan
memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan wajib untuk memenuhi rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau kecukupan modal,
sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran modal tersebut
terutama didasarkan kepada pemantauan kebutuhan modal yang diwajibkan terhadap modal
yang tersedia.
Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan sepanjang periode
yang disajikan.
Rasio kecukupan modal pada tanggal 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011 dan 2010
masing-masing sebesar 21,02%, 18,42%, 17,11% dan 28,23%. Rasio kecukupan modal pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
I. Komponen Modal
A. Modal Inti
B. Modal Pelengkap
154.215
8.471
119.494
422
119.351
6.999
114.841
4.398
162.686
119.916
126.350
119.239
206
2012
31 Desember
2011
2010
772.177
23.854
103.736
651.034
96.104
738.581
8.764
92.390
422.431
3.312
54.692
899.767
747.138
839.735
480.435
21,07%
18,42%
17,11%
28,23%
20,44%
18,42%
16,91%
28,01%
18,57%
16,05%
15,20%
24,99%
18,08%
16,05%
15,05%
24,82%
8,00%
8,00%
8,00%
8,00%
207
9.723
2012
Nilai
Tercatat
Estimasi
Nilai Wajar
9.723
31 Desember
2011
Nilai
Estimasi
Tercatat
Nilai Wajar
14.865
15.015
2010
Nilai
Tercatat
10.199
Estimasi
Nilai Wajar
10.302
48.943
48.943
39.277
39.277
68.399
68.399
29.313
29.313
58.456
58.456
26.967
27.239
5.247
5.300
68.886
69.250
13.009
13.009
14.745
14.745
10.836
10.836
9.366
9.366
96.123
61
96.123
61
104.301
66
104.301
67
103.372
271
103.372
274
62.336
376
62.336
379
215.974
215.974
227.943
227.943
95.288
95.288
137.856
137.856
938.855
938.855
1.081.713
1.081.713
1.117.259
1.117.259
592.074
592.074
5.789
628
5.789
628
5.583
282
5.583
282
4.994
277
4.994
277
3.640
212
3.640
212
1.387.561
1.387.561
1.500.877
1.501.150
1.420.808
1.421.014
914.258
914.728
Liabilitas Keuangan
Liabilitas Keuangan
yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari
bank lain
Beban bunga akrual
Liabilitas lain-lain
7.067
1.206.307
7.067
1.206.307
648
1.327.811
648
1.327.811
550
1.281.927
550
1.281.927
474
811.443
474
811.443
17.289
3.687
44
17.289
3.687
44
40.716
3.865
-
40.716
3.865
-
33.804
3.729
-
33.804
3.729
-
13.704
2.542
-
13.704
2.542
-
1.234.394
1.234.394
1.373.040
1.373.040
1.320.010
1.320.010
828.163
828.163
30 Juni 2013
Tingkat 2
Jumlah
9.723
9.723
58.456
68.179
58.456
68.179
208
Tingkat 1
31 Desember 2012
Tingkat 2
27.239
27.239
27.239
27.239
Jumlah
Nilai wajar efek-efek, kecuali Sertifikat Bank Indonesia adalah berdasarkan harga pasar.
Nilai wajar Sertifikat Bank Indonesia, adalah mendekati nilai tercatatnya karena bersifat
jangka pendek.
Nilai wajar kredit yang diberikan adalah berdasarkan metode arus kas diskonto
menggunakan suku bunga pasar yang berlaku.
Nilai wajar aset keuangan selain efek-efek dan kredit yang diberikan adalah mendekati nilai
tercatatnya karena bersifat jangka pendek.
Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik sewaktu-waktu, atau jatuh tempo
dalam jangka pendek adalah sama dengan yang terutang pada saat penarikan yakni
sebesar nilai tercatatnya.
2012
61.813
73.072
142.513
97.811
86.695
3.784
3.496
306
1.581
1.744
327
5.187
4.034
616
8.754
6.869
482
5.679
7.925
64
Jumlah
69.399
76.724
152.350
113.916
100.363
Pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.994, Rp 18.185, Rp 31.955, Rp 16.886 dan
Rp 9.926 atau masing-masing sebesar 2,87%, 23,70%, 20,97%, 14,82% dan 9,89% dari
jumlah pendapatan bunga (Catatan 31).
209
2012
38.856
1.949
983
41.788
42.965
1.759
831
45.555
84.264
3.484
1.707
89.455
64.361
3.320
1.876
69.557
45.231
3.433
1.890
50.554
620
210
830
1.516
162
1.678
3.620
361
3.981
900
268
1.168
631
71
702
1.236
1.618
3.075
1.705
1.375
43.854
48.851
96.511
72.430
52.631
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 2.843, Rp 1.545, Rp 2.999, Rp 1.885 dan Rp 2.470
atau masing-masing sebesar 6,48%, 3,16%, 3,11%, 2,60% dan 4,69% dari jumlah beban
bunga (Catatan 31).
2012
9.603
993
9.419
608
17.819
1.215
17.493
1.209
16.789
1.166
10.596
10.027
19.034
18.702
17.955
2012
4.526
3.610
1.728
1.093
1.086
1.560
419
404
166
68
5
4.035
3.070
1.534
1.050
1.277
328
473
1.228
104
140
52
7.831
6.890
2.375
2.053
2.583
1.974
1.040
1.366
164
230
18
8.282
5.595
2.106
1.460
2.586
136
1.104
1.259
260
283
216
8.809
4.624
2.289
1.211
2.055
88
870
972
222
368
1.341
14.665
13.291
26.524
23.287
22.849
210
2012
2010
1.140
8.920
13.128
2.340
6.769
138.055.866
128.000.000
128.000.000
128.000.000
128.000.000
8,25
69,69
102,56
18,28
52,88
Rata-rata tertimbang
jumlah saham untuk
(angka penuh)
2012
1.865
1.916
2011
2.807
31 Desember
2010
2009
2008
640
345
830
(80)
(95)
(110)
(44)
(51)
(66)
(1.262)
(1.709)
(1.496)
113
100
(498)
1.245
673
350
222
559
211
156
2012
1.006
323
7
(216)
(27)
1.903
571
14
(321)
(114)
1.772
500
14
(277)
(549)
1.018
456
14
(277)
-
1.093
2.053
1.460
1.211
Saldo awal
Biaya imbalan kerja periode berjalan
Iuran yang dibayarkan
Saldo akhir
2012
1.245
2.053
(3.142)
559
156
673
1.460
(888)
350
1.211
(888)
1.245
673
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan liabilitas imbalan kerja
jangka panjang tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Usia pensiun
Iuran kematian
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
7% per tahun
8% per tahun
56 tahun
10% dari TMI - 1999
2010
9.5% per tahun
8% per tahun
56 tahun
TMI 1999
212
2012
1.059
(136)
4.81 8
(3 4)
1.316
(65)
2.636
(26)
923
4.78 4
1.251
2.610
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan
laba kena pajak adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013
(6 bulan)
Laba sebelum pajak penghasilan
2.063
Beda temporer
Liabilitas lain-lain
Imbalan kerja jangka panjang - bersih
Pencadangan (pemulihan) kerugian
agunan yang diambil alih
215
404
(75)
Beda tetap
SKPKB
Beban umum dan administrasi
Penyusutan kendaraan
Sumbangan dan hadiah
Biaya pajak
Denda pajak
1.459
106
57
10
-
3.591
9.379
1.419
(1.089)
572
266
323
-
184
74
64
708
108
154
60
506
6
269
38
74
163
298
4.239
19.272
5.263
10.544
1.059
4.818
1.316
2.635
(1.469)
(4.533)
(1.731)
(4.204)
(415)
(1.569)
(410)
285
Laba kena pajak tahun 2012, 2011 dan 2010 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
Pada bulan Februari 2013, Perusahaan menerima SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar) atas pajak penghasilan pasal 21 dan 23 serta SKPKB atas Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) untuk masa pemeriksaan pajak tahun 2011. Perusahaan telah melakukan
pembayaran atas kewajiban pajak tersebut sebesar Rp 1.965 pada bulan Februari 2013
dan telah dibukukan dalam akun beban pajak dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada tanggal 19 April 2012, Perusahaan menerima SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar) dari Kantor Pelayanan Pajak No. 00034/406/10/073/12 atas kelebihan pembayaran
pajak penghasilan pasal 25/29 tahun 2010 sebesar Rp 1.219.
Pada tanggal 28 April 2010, Perusahaan menerima SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar) dari Kantor Pelayanan Pajak No. 00070/406/08/073/10 atas kelebihan pembayaran
pajak penghasilan pasal 25/29 tahun 2008 sebesar Rp 1.089.
Selama tahun 2010, Perusahaan menerima beberapa SKPKB (Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar) dari Kantor Pelayanan Pajak atas kekurangan pembayaran pajak
penghasilan pasal 23 selama tahun 2008 dengan jumlah sebesar Rp 6.
213
Pajak Tangguhan
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(12 bulan)
31 Desember
2012
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(6 bulan)
312
(48)
355
(273)
18
355
39
(18)
53
101
378
34
412
136
31 Desember
2011
Aset pajak tangguhan:
Cadangan kerugian penurunan nilai
atas agunan yang diambil alih
Liabilitas lain-lain
Imbalan kerja jangka panjang
66
-
Jumlah - bersih
1 Januari
2010
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(12 bulan)
198
(53)
(1)
1
87
(1)
81
287
26
30 Juni
2013
408
140
548
31 Desember
2010
Dikreditkan
(dibebankan)
ke laporan
laba rugi
komprehensif
(12 bulan)
31 Desember
2011
145
(79)
66
168
144
312
313
65
378
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan
tarif pajak yang berlaku dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
30 Juni 2013
(6 bulan)
Laba sebelum pajak menurut laporan
laba rugi komprehensif
2.063
17.912
3.591
9.379
515
4.478
898
2.345
365
26
3
14
408
67
18
10
41
74
210
923
4.735
1.106
2.555
49
145
55
4.784
1.251
2.610
923
214
27
14
39
126
2
208
46
15
18
177
1
257
Jumlah
Koreksi atas pajak tangguhan
2012
31 Desember
2011
2010
KOMITMEN
Liabilitas Komitmen:
Fasilitas kredit yang belum ditarik
Pihak berelasi
Pihak ketiga
2.560
35.945
2.355
25.398
11.350
14.095
1.188
20.325
38.505
27.753
25.445
21.513
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi:
Bunga dalam penyelesaian
Pihak ketiga
730
916
1.395
1.255
Aset dihapuskan
Kredit hapus buku - pihak ketiga
Lainnya
500
7.355
6
6.617
862
1.230
1.416
8.756
8.734
613
642
613
586
1.255
500
Liabilitas Kontinjensi :
Bank garansi
Pihak berelasi
Pihak ketiga
Jumlah Liabilitas Kontinjensi
Kontinjensi - bersih
(25)
592
247
1.199
592
247
217
8.164
8.487
Saldo bank garansi yang dijamin dengan jaminan tunai pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp 975, Rp 2.036,
Rp 574 dan Rp 433 (Catatan 15).
215
2012
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
31 Desember
2011
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
2010
Persentase
terhadap
jumlah
aset/
Jumlah
liabilitas
13.940
7.300
6.500
5.699
1.856
-
1,00%
0,52%
0,46%
0,41%
0,13%
-
11.931
9.900
6.500
8.199
1.836
160.000
0,79%
0,65%
0,43%
0,54%
0,12%
10,58%
1.602
6.500
8.199
1.758
190.000
0,11%
0,45%
0,57%
0,12%
13,15%
25.483
3.448
1.868
-
2,69%
0,36%
0,20%
-
2.010
37.305
0,14%
2,66%
19.376
1.000
8.173
226.915
1,28%
0,07%
0,54%
15,01%
171.046
1.000
2.813
382.918
11,84%
0,07%
27,19%
53,50%
65.240
1.000
36.629
26.104
1.056
1.501
162.329
6,88%
0,11%
3,86%
2,75%
0,11%
17,13%
34,08%
61
0,00%
413
0,03%
797
0,06%
312
0,03%
113
0,01%
225
0,01%
200
0,02%
37.479
2,68%
227.553
15,05%
383.715
26,56%
162.841
17,16%
7.816
15.451
77.480
100.747
0,63%
1,25%
6,26%
8,14%
11.743
13.903
50.126
75.772
0,85%
1,00%
3,64%
5,49%
8.822
17.647
59.353
85.822
0,67%
1,33%
4,48%
6,48%
8.824
11.016
61.724
81.564
1,06%
1,33%
7,43%
9,82%
213
0,02%
168
0,01%
164
0,01%
157
0,02%
100.960
8,15%
75.940
5,50%
85.986
6,49%
81.721
9,84%
b. Pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan
yang berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember
2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.994, Rp 18.185, Rp 31.955, Rp 16.886
dan Rp 9.926, atau masing-masing 2,87%, 23,70%, 20,97%, 14,82% dan 9,89% dari jumlah
pendapatan bunga (Catatan 23).
216
Beban bunga yang dibayar kepada pihak berelasi untuk periode-periode enam bulan yang
berakhir 30 Juni 2013 dan 2012 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012,
2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 2.843, Rp 1.545, Rp 2.999, Rp 1.885 dan
Rp 2.470 atau masing-masing sebesar 6,48%, 3,16%, 3,11%, 2,60% dan 4,69% dari jumlah
beban bunga (Catatan 24).
Direksi
%
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
Jumlah
Rp
83
17
1.276
264
50
50
488
487
94
6
1.896
117
81
19
3.660
868
100
1.540
100
975
100
2.013
100
4.528
Direksi
%
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
Jumlah
Rp
85
15
2.010
354
63
37
768
455
85
15
3.503
608
82
18
6.281
1.417
100
2.364
100
1.224
100
4.111
100
7.698
217
Direksi
%
Gaji dan imbalan kerja
jangka pendek
Imbalan pasca-kerja
Jumlah
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
Jumlah
Rp
81
19
1.996
478
81
19
823
199
83
17
3.154
645
82
18
5.973
1.322
100
2.474
100
1.022
100
3.799
100
7.295
Direksi
Dewan Komisaris
%
Rp
Rp
100
-
2.009
-
100
-
Jumlah
100
2.009
100
Personil
manajemen
kunci lainnya
%
Rp
Jumlah
Rp
997
84
16
3.087
604
91
9
6.093
604
997
100
3.691
100
6.697
g. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, saldo transaksi komitmen dan
kontinjensi (bank garansi) dengan pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 613 dan
Rp 613 (Catatan 30), sedangkan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat
saldo transaksi komitmen dan kontinjensi dengan pihak berelasi. Saldo jaminan tunai dari
pihak berelasi sehubungan dengan transaksi bank garansi pada tanggal 30 Juni 2013 dan
31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 613 dan Rp 613.
32. Kontinjensi
Perusahaan menghadapi perkara hukum atau gugatan yang timbul dari kegiatan normal
usahanya. Manajemen Perusahaan bersama dengan penasehat hukum berpendapat bahwa
liabilitas akhir atas perkara hukum atau gugatan tersebut, jika ada, tidak memiliki pengaruh
yang material terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, tidak ada provisi yang dibentuk atas
liabilitas kontinjensi tersebut.
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat perkara hukum yang berdampak material
terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Rasio CKPN aset keuangan terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 30 Juni 2013,
31 Desember 2012, 2011, dan 2010 adalah masing-masing sebesar 0,07%, 0,15%,
0,76%, dan 0,75%.
b.
Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 30 Juni
2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 masing-masing adalah sebesar 0,17%, 0,30 %,
1,00%, dan 1,65%.
218
Rasio kredit terhadap jumlah simpanan (Loan to deposit ratio LDR) pada tanggal
30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 adalah masing- masing sebesar 77,01%,
81,60%, 87,92%, dan 73,74%.
d.
e.
219
Kas
Dolar Amerika Serikat
Dolar Singapura
Dolar Australia
Yen Jepang
Dolar Hongkong
Euro Eropa
Ekuivalen (Rp)
237
88
41
1
1
6
23.912
11.299
4.510
3.000
1.000
505
Jumlah
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
164.671
1.634
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
Ekuivalen (Rp)
11.385
8.516
4.460
3.000
8.640
485
110
67
44
1
11
6
374
Liabilitas lain-lain
Dolar Amerika Serikat
31 Desember
2011
2012
2010
Ekuivalen (Rp)
24.177
9.508
3.350
54.000
4.100
370
219
67
31
6
5
4
239
146.747
Jumlah
dalam
mata
uang
asal
Ekuivalen (Rp)
158.000
145.000
60.000
4.000
1.000
1.000
1.568
1.139
551
1
1
13
332
1.419
3.273
DKI Jakarta
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
65.903
1.260
3.496
80
67.163
3.576
69.399
1.346
70.745
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
43.854
77
43.931
287
43.854
364
44.218
26.527
1.053
25.517
2.063
923
Laba bersih
1.140
220
DKI Jakarta
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
74.980
5.908
1.744
1.175
80.888
2.919
76.724
7.086
83.810
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
48.851
1.586
48.851
1.586
50.437
50.437
33.373
2.671
23.974
12.070
3.150
Laba bersih
8.920
Treasuri
Trade Finance
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
148.316
7.596
4.034
5.042
155.912
9.076
164.992
4.213
96.511
6.431
102.942
152.350
12.642
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
96.511
2.218
98.729
62.050
2.891
47.029
17.912
4.784
Laba bersih
13.128
221
DKI Jakarta
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
107.047
3.383
6.869
696
110.430
7.565
21
113.916
4.100
21
118.016
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
72.430
3.230
72.430
3.230
75.660
75.660
42.356
3.877
42.642
3.591
1.251
Laba bersih
2.340
Treasuri
Trade Finance
Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah pendapatan
92.438
1.516
7.925
2.241
14
100.363
3.771
93.954
10.166
14
104.134
52.631
3.484
52.631
3.484
56.115
56.115
Beban
Beban bunga
Beban operasional lainnya
Jumlah beban
Pendapatan segmen - bersih
48.019
2.237
40.877
9.379
2.610
Laba bersih
6.769
222
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.256.213
117.711
Jumlah aset
1.373.924
27.067
1.400.991
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
1.227.283
1.227.283
10.997
Jumlah liabilitas
1.238.280
31 Desember 2012
Pemasaran
dan Kredit
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.419.603
66.325
Jumlah aset
1.485.928
26.277
1.512.205
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
1.372.390
1.372.390
5.840
Jumlah liabilitas
1.378.230
31 Desember 2011
Pemasaran
dan Kredit
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
1.330.025
88.577
Jumlah aset
1.418.602
26.140
1.444.742
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
1.319.460
Jumlah liabilitas
1.319.460
4.378
1.323.838
223
Treasuri
Jumlah
Aset
Aset segmen
Aset yang tidak dapat dialokasikan
811.522
108.929
Jumlah aset
920.451
28.336
948.787
Liabilitas
Liabilitas segmen
Liabilitas yang tidak dapat dialokasikan
827.689
Jumlah liabilitas
827.689
2.940
830.629
b. Segmen Geografis
Pendapatan bunga berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut:
30 Juni (6 bulan)
2013
2012
2012
2010
DKI Jakarta
Pulau Jawa (diluar Jakarta)
67.306
2.093
68.795
7.929
132.744
19.606
109.037
4.879
96.385
3.978
Jumlah
69.399
76.724
152.350
113.916
100.363
Nilai tercatat aset segmen berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut adalah
sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
DKI Jakarta
Pulau Jawa (diluar Jakarta)
1.123.700
250.224
1.282.331
203.597
1.369.190
49.412
856.017
64.434
Jumlah
1.373.924
1.485.928
1.418.602
920.451
31 Desember
2011
2010
Nilai perolehan atas aset tetap berdasarkan wilayah geografis atau lokasi aset tersebut
adalah sebagai berikut:
30 Juni
2013
2012
31 Desember
2011
2010
DKI Jakarta
Pulau Jawa (diluar Jakarta)
10.145
4.618
10.584
4.380
9.719
4.422
13.149
4.273
Jumlah
14.763
14.964
14.141
17.422
224
c.
Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko secara triwulan kepada Bank
Indonesia.
Melakukan telaah risiko dan memberikan pendapat terhadap seluruh jenis risiko yang
melekat sebelum suatu transaksi diputuskan atau dilaksanakan yang meliputi Risiko
Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Strategik,
Risiko Kepatuhan dan Risiko Reputasi.
Mempersiapkan konsep dan metode pengukuran terhadap risiko komposit dari seluruh
jenis risiko sesuai dengan pedoman standar Bank Indonesia dan kebijakan manajemen
risiko yang telah dibuat.
225
226
31 Desember 2012
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
9.723
9.723
58.456
58.456
27.239
26.967
61
939.801
5.789
628
61
935.855
5.789
628
67
1.083.551
5.583
282
66
1.081.713
5.583
282
1.014.458
1.010.512
1.116.722
1.114.611
38.505
1.255
38.505
1.255
27.753
1.199
27.753
1.199
Jumlah
39.760
39.760
28.952
28.952
31 Desember 2011
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
31 Desember 2010
Jumlah Bruto
Jumlah Neto
15.015
14.865
10.302
10.199
5.300
5.247
69.250
68.886
274
1.127.012
4.994
277
271
1.117.259
4.994
277
379
598.397
3.640
212
376
592.074
3.640
212
1.137.857
1.128.048
671.878
665.188
25.445
592
2.301.159
227
25.445
592
2.281.541
21.513
247
1.365.269
21.513
247
1.351.889
61
50.279
937.148
5.789
628
Jumlah
993.905
67
27.239
1.078.994
5.583
282
Jumlah
1.112.165
274
20.315
1.114.315
4.994
272
Jumlah
1.140.170
379
46.700
578.689
3.640
212
Jumlah
629.620
228
30 Juni 2013
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
mengalami
penurunan nilai
428
428
Mengalami
penurunan
nilai
2.225
2.225
31 Desember 2012
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
Mengalami
mengalami
penurunan
penurunan nilai
nilai
613
613
3.944
3.944
31 Desember 2011
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
Mengalami
mengalami
penurunan
penurunan nilai
nilai
-
Jumlah
61
50.279
939.801
5.789
628
996.558
Jumlah
67
27.239
1.083.551
5.583
282
1.116.722
Jumlah
291
12.406
-
274
20.315
1.127.012
4.994
272
291
12.406
1.152.867
31 Desember 2010
Telah jatuh tempo
tetapi tidak
Mengalami
mengalami
penurunan
penurunan nilai
nilai
-
Jumlah
5.802
13.906
-
379
46.700
598.397
3.640
212
5.802
13.906
649.328
229
61
12.652
198.138
6.437
Sampai
dengan 1 bulan
Aset
Bunga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang diberikan
Liabilitas
Bunga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Liabilitas
Bunga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Liabilitas
Bu nga Mengambang
Simpanan
Simpanan dari bank la in
> 1 bulan
s.d 3 bulan
186.778
9.326
39.344
> 1 bulan
s.d 3 bul an
274
20.667
194.829
5.504
Sampai
de ngan 1 bulan
Aset
Bu nga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang di berikan
40.843
67
27.012
Sampai
dengan 1 bulan
Aset
Bunga Mengambang
Giro pada bank lain
Kredit yang di berikan
> 1 bulan
s.d 3 bulan
26.731
> 1 b ulan
s.d 3 bulan
379
61.347
138.493
2.502
70.443
30 Juni 2013
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
> 2 tahun
Jumlah
293.033
224.477
368.796
61
939.801
198.138
6.437
31 Desember 2012
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
> 2 tahun
494.800
213.144
309.251
31 Desember 2011
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
> 2 tahun
563.317
130.103
386.194
31 Desember 2010
> 3 bulan
> 1 tahun
s.d 1 tahun
s.d 2 tahun
292.675
5 0.116
> 2 tahun
Jumlah
67
1.083.551
186.778
9.326
Jumlah
274
1.127.012
194.829
5.504
Jumlah
123.816
379
598.397
138.493
2.502
230
231
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
30 Juni 2013
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
12 bulan
2 tahun
J umlah
Biaya transaksi
Nilai Tercatat
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Liabilitas lain-lain
Jumlah Liabilitas
7.067
1.098.877
8.739
3.687
44
16.774
26.521
7.100
200
1.250
1.118.414
64.135
71.235
16.974
7.067
1.206.307
7.067
1.206.307
17.289
3.687
44
17.289
3.687
44
27.771
1.234.394
1.234.394
31 Desember 2012
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
2 tahun
J umlah
Biaya transaksi
Nilai Tercatat
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Jumlah Liabilitas
648
1.225.707
32.416
3.865
81.286
14.767
5.800
-
1.262.636
6.051
500
-
87.086
2.000
-
15.267
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
8.051
648
1.327.811
40.716
3.865
648
1.327.811
40.716
3.865
1.373.040
1.373.040
31 Desember 2011
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
12 bulan
2 tahun
Jumlah
Nilai Tercatat
550
1.281.927
550
1.281.927
33.804
3.729
33.804
3.729
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Jumlah Liabilitas
550
1.179.981
32.254
3.729
85.812
13.392
2.742
100
100
1.350
1.216.514
85.912
13.492
4.092
1.320.010
1.320.010
31 Desember 2010
> 6 bulan
> 1 tahun
s.d.
s.d.
Sampai
dengan
> 1 bulan
s.d.
> 3 bulan
s.d.
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
2 tahun
137.938
474
811.443
474
811.443
100
13.704
2.542
13.704
2.542
Jumlah
Nilai Tercatat
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Beban bunga akrual
Jumlah Liabilitas
474
651.631
13.604
2.542
668.251
15.194
138.038
6.680
-
15.194
6.680
828.163
828.163
Sebagian besar liabilitas yang dimiliki oleh Perusahaan akan jatuh tempo dalam waktu kurang
dari 1 bulan, namun berdasarkan pengalaman Perusahaan sebagian besar dari liabilitas
tersebut pada saat jatuh tempo akan diperpanjang (roll over). Upaya yang dilakukan
Perusahaan agar nasabah tetap mempertahankan dananya pada Perusahaan yaitu dengan
meningkatkan kualitas pelayanan serta memberikan penawaran suku bunga yang wajar dan
kompetitif. Dengan upaya tersebut, Perusahaan juga mengharapkan dapat menarik nasabah
baru untuk menempatkan dananya pada Perusahaan. Perusahaan juga melakukan upaya lain
untuk memitigasi adanya penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah dimana
Perusahaan juga memantau deposan inti, khususnya 25 deposan inti terbesar, dengan cara
mengevaluasi profil dan perilaku dari deposan-deposan tersebut sehingga Perusahaan dapat
melakukan antisipasi terhadap penarikan dana besar yang akan dilakukan deposan. Sampai
dengan saat ini, Perusahaan tidak pernah mengalami kesulitan likuiditas maupun kondisi yang
berpotensi menimbulkan risiko bagi Perusahaan. Apabila terdapat potensi risiko, Perusahaan
memiliki sejumlah upaya antisipasi seperti ketersediaan Giro Wajib Minimum, Cadangan
Sekunder, serta penetrasi yang baik terhadap pasar antar Perusahaan.
232
233
234
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara efektif untuk memastikan dan
memantau kepatuhan terhadap setiap peraturan dan persyaratan eksternal maupun
internal.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perusahaan.
Melakukan pemantauan terhadap setiap perubahan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku serta memastikan penerapannya pada Perusahaan.
Melakukan identifikasi dan analisa kepatuhan (compliance analysis) atas rencana dan
pengembangan produk dan aktivitas baru guna memastikan kepatuhannya terhadap
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan
yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak
dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Penerapan risiko hukum bertujuan untuk
meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari kelemahan yuridis, ketiadaaan dan/atau
perubahan peraturan perundang-undangan dan proses litigasi.
Proses pengendalian risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan reviu secara berkala
terhadap setiap kontrak dan perjanjian antara Perusahaan dengan pihak lain, antara lain
dengan cara melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforceability untuk
memastikan validitas hak dalam kontrak dan perjanjian yang telah dibuat. Identifikasi risiko
hukum dilakukan pada seluruh aktivitas penghimpunan dan penyediaan dana, treasury dan
investasi, operasional dan jasa, teknologi sistem informasi dan pengelolaan sumberdaya
manusia. Setiap kejadian yang berpotensi menimbulkan risiko hukum, ditatausahakan dan
diadministrasikan, selain untuk menilai tingkat risiko hukum yang dihadapi Perusahaan, juga
sebagai pembelajaran atas tiap kasus yang terjadi dan untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya tuntutan atau litigasi.
Untuk meminimalkan risiko hukum, Perusahaan selalu melakukan pemantauan terhadap
potensi munculnya litigasi/tuntutan hukum kepada Perusahaan. Dalam setiap aktivitas, baik
perkreditan, operasional maupun tresuri, Perusahaan juga selalu memperhatikan kelengkapan
aspek hukum terutama yang berkaitan dengan aktivitas perikatan perjanjian dengan
nasabah/debitur dan kelengkapan dokumen legalitas.
Terkait dengan penerapan manajemen risiko hukum, satuan kerja manajemen risiko juga
melakukan kajian-kajian terkait dengan aktivitas Perusahaan yang dapat meningkatkan
eksposur risiko hukum serta memberikan rekomendasi dalam rangka memitigasi risiko
tersebut.
235
236
670
237
2012
500
31 Desember
2011
1.640
2010
147.879
3.885
151.764
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Jumlah
(93.436)
(93.436)
214
4.509
338
(31.973)
(21.087)
(3.950)
10.088
152.350
(96.511)
238
2.132
6.138
1.462
667
(19.034)
(26.524)
(4.213)
109.423
4.250
113.673
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Jumlah
(70.725)
(70.725)
4.218
393
(23.533)
(20.162)
113.916
(72.430)
2.237
1.560
570
(18.702)
(23.287)
31 Desember 2010
Sesudah
Sebelum
Reklasifikasi
Reklasifikasi
96.581
3.224
99.805
Beban Bunga
Bunga yang dibayar
Jumlah
(51.256)
(51.256)
1.105
2.805
(23.015)
(19.166)
239
100.363
(52.631)
1.275
1.530
545
(17.955)
(22.849)
240
8.
9.
: Birawa Natapradja
: Hari Sugiharto, S.H.
: Winadewi Hanantha
Direktur Utama
: Drs. Haji Edy Kuntardjo, M.M.
Direktur
: Wardoyo
10. Menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan antara lain guna
menyesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya mengenai
ketentuan anggaran dasar perusahaan publik sebagaimana diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Badan Pengawas Pasar Modal) No IX.J.1 tentang
Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
d. Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana, Perusahaan telah mengadakan
perjanjian-perjanjian sebagai berikut:
1. Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perdana antara
Perusahaan dengan PT Buana Capital sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang
telah didokumentasikan dalam Akta No. 15 tanggal 11 Oktober 2013 dari Edward
Suharjo Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta.
2. Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham antara Perusahaan dengan
PT Adimitra Transferindo yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 7 tanggal
4 Oktober 2013 dari Edward Suharjo Wiryomartani, S.H., notaris di Jakarta.
3. Perjanjian Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP0034/PE/KSEI/1013
tanggal 4 Oktober 2013 antara Perusahaan dengan PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia.
241
*****
242
243
244
dicatatkan, asal saja pengeluaran saham itu tidak dengan harga dibawah nilai nominal. Dalam
RUPS yang memutuskan untuk menyetujui Penawaran Umum, harus diputuskan mengenai jumlah
maksimal saham yang- akan dikeluarkan kepada masyarakat serta memberi kuasa kepada Dewan
Komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang telah dikeluarkan dalam Penawaran
Umum tersebut.
5. Setiap penambahan modal melalui penawaran Efek Bersifat Ekuitas (saham, efek yang dapat
ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham) yang dilakukan
dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada seluruh
pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
pada tanggal yang ditetapkan oleh atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan dibidang Pasar Modal di Indonesia dimana masing-masing pemegang
saham tersebut akan memperoleh HMETD menurut perbandingan jumlah saham yang tercatat
atas namanya dalam Daftar Pemegang Saham yang dimaksud di atas.
b. Pengeluaran Efek bersifat ekuitas tanpa memberikan HMETD kepada pemegang saham dapat
dilakukan dalam hal pengeluaran saham:
1) ditujukan kepada karyawan Perseroan;
2) ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS;
3) dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh
RUPS; dan/atau
4) dilakukan sesuai dengan peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan
penambahan modal tanpa HMETD.
c. HMETD wajib dapat dijual (diperdagangkan) dan dialihkan kepada pihak lain, dengan
mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal di Indonesia yaitu secara khusus ketentuan Peraturan Nomor IX.D.1 Tentang
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
d. Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang
HMETD harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan
Efek bersifat ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek bersifat ekuitas yang dipesan
melebihi jumlah Efek bersifat ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek bersifat ekuitas yang tidak
diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah HMETD yang dilaksanakan oleh
masingmasing pemegang saham yang memesan tambahan Efek bersifat ekuitas.
e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek bersifat ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang
saham sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini, maka dalam hal terdapat pembeli siaga,
Efek bersifat ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada Pihak tertentu yang bertindak sebagai
pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama.
f. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam portepel untuk pemegang Efek yang dapat ditukar
dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan
oleh Direksi berdasarkan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran Efek
tersebut.
g. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang
diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang mempunyai klasifikasi yang
sama yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk
mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
- Ketentuan dalam ayat 4 Pasal 5 di atas secara mutatis mutandis juga berlaku dalam hal
Perseroan mengeluarkan obligasi konversi dan atau waran dan atau efek lainnya yang
sejenis tersebut, satu dan lain dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan
peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
6. Atas pelaksanaan pengeluaran saham yang masih dalam simpanan kepada pemegang obligasi
konversi, waran dan atau efek lainnya yang sejenis dengan itu, Direksi Perseroan berwenang untuk
mengeluarkan saham tersebut tanpa memberi hak kepada para pemegang saham yang ada pada
saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang dimaksud, satu dan lain dengan mengindahkan
ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal di Indonesia.
245
Direksi juga berwenang mengeluarkan saham yang masih dalam simpanan, obligasi konversi,
waran dan atau efek konversi lainnya, tanpa memberi HMETD kepada pemegang saham
yang ada, termasuk melalui penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum,
dengan ketentuan bahwa pengeluaran saham, obligasi konversi, waran dan atau efek konversi
lainnya tersebut harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari RUPS serta dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
7. Penambahan Modal Dasar Perseroan;
a) Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS.
Perubahan anggaran dasar dalam rangka perubahan modal dasar harus disetujui oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
b) Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi
kurang dari 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang:
1) telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;
2) telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
3) penambahan modal ditempatkan dan disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua
puluh lima per seratus) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat
6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia .
4) Dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7.b.3
Anggaran Dasar tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali
anggaran dasarnya, sehingga modal dasar dan modal disetor memenuhi ketentuan Pasal
33 ayat (1) dan ayat (2) UUPT, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu
dalam Pasal 4 ayat 7.b.3 Anggaran Dasar tidak terpenuhi;
5) Persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 7 b.1 Anggaran Dasar
termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat 7.b.4 Anggaran Dasar.
c) perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah
terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling
kurang 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang
sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi
kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menteri
atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.
8. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah di keluarkan, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SAHAM
PASAL 5
1. Semua-saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama dan dikeluarkan atas
nama pemilik-nya yang terdaftar dalam buku Daftar Pemegang Saham.
2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal. Dalam hal
Perseroan mengeluarkan saham tanpa nilai nominal, hal tersebut wajib dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal
3. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara
4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu)
saham.
5. Dalam hal 1 (satu) saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka para pemilik
bersama tersebut harus menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai
wakil mereka bersama dan hanya nama wakil ini saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang
Saham dan wakil ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham bersangkutan dan berhak
untuk menjalankan dan mempergunakan semua hak-hak berdasarkan hukum yang timbul atas
saham-saham tersebut.
6. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan Undang-Undang Perseroan Terbatas.
246
247
248
6. Pemegang saham yang sah dari Perseroan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan
kepada seorang pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar ini.
7. Pendaftaran nama lebih dari 1 (satu) orang untuk 1 (satu) saham atau pemindahan hak dari 1
(satu) saham kepada lebih dari 1 (satu) orang tidak diperkenankan. Dengan memperhatikan
ketentuan dalam Pasal 5 ayat 4 Anggaran Dasar ini, Perseroan berhak memperlakukan pemegang
saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya
pemegang yang sah atas saham (saham) tersebut. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi
wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar
Pemegang Saham dan Daftar Khusus.
PENITIPAN KOLEKTIF
PASAL 8
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam
buku Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
kepentingan segenap pemegang rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dicatat dalam
rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Bank Kustodian atau
Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan segenap pemegang rekening Efek pada
Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio
Efek Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham
tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan segenap
pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 pasal ini, sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar
Pemegang Saham.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif dalam Buku Daftar Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.
- Permohonan mutasi oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian
diajukan secara tertulis kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.
6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek apabila diminta
oleh pemegang saham yang bersangkutan wajib menerbitkan nota pencatatan sebagai konfirmasi
bagi pemegang saham yang menjadi pemegang rekening Efek dan sebagai tanda bukti pencatatan
adanya pemilikan suatu jumlah saham oleh pemegang saham yang bersangkutan sebagaimana
tercatat dalam rekening Efeknya dalam Penitipan Kolektif, dengan ketentuan bahwa nota
pencatatan sebagai konfirmasi tersebut harus ditandatangani atas nama Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atau Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang menyelenggarakan Penitipan
Kolektif tersebut sebagai bukti pencatatan dalam rekening Efek.
7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan Perseroan dari klasifikasi yang sama
adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat
memberikan bukti dan/atau jaminan yang cukup dan dapat diterima baik Perseroan bahwa yang
bersangkutan adalah benar pemilik yang sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan
saham tersebut benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke Penitipan Kolektif apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
10. Pemegang rekening Efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau pemegang sub rekening Efek yang sahamnya tercatat dalam
rekening Efek milik Bank Kustodian atau Perusahaan Efek berhak hadir dan/atau mengeluarkan
suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam rekening Efek tersebut.
249
11. Pemegang rekening Efek yang berhak mengeluarkan suara dalam RUPS adalah pihak yang
namanya tercatat sebagai pemegang rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau namanya tercatat sebagai pemegang sub rekening Efek dalam rekening Efek milik Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS. Untuk itu
Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masingmasing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya
diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS.
12. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib
menyampaikan daftar pemegang rekening Efek atau pemegang sub rekening Efek beserta jumlah
saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek atau pemegang sub
rekening Efek tersebut kepada Perseroan dalam waktu 1 (satu) hari setelah tanggal pemanggilan
RUPS dilakukan untuk didaftarkan dalam Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan dalam
rangka penyelenggaraan RUPS yang bersangkutan.
13. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham yang termasuk
dalam Penitipan Kolektif dalam Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek dari
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut
wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum
tanggal RUPS.
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan
seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian menyerahkan deviden, saham bonus, atau
hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek yang tercatat sebagai pemegang
rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada
pemegang rekening Efek pada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek tersebut.
15. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus, atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
16. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus, atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham -dalam Penitipan Kolektif
ditetapkan oleh atau berdasarkan keputusan RUPS, dengan ketentuan Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham
Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian yang selanjutnya akan menyerahkan daftar tersebut yang telah
dikonsolidasikan kepada Direksi Perseroan selambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang
menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus,
atau hak-hak lainnya tersebut.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
PASAL 9
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam
Daftar Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemilik saham tersebut sampai nama
dari pemilik saham yang baru telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Bursa Efek di Indonesia di mana
saham Perseroan dicatat.
2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan akta pemindahan hak yang ditanda-tangani oleh
yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah atau berdasarkan
lain-lain surat yang cukup membuktikan pemindahan hak itu menurut pendapat Direksi tanpa
mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.
3. Akta pemindahan hak atau lain-lain surat sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 2 harus berbentuk
sebagaimana ditentukan dan atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya di sampaikan
kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat
pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal di Indonesia termasuk peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di Indonesia di mana saham
Perseroan dicatat.
250
4. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek yang satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran
Dasar telah dipenuhi.
6. Pemindahan hak atas saham harus dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham, maupun pada
surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan.
- Catatan itu harus ditandatangani oleh seorang anggota Direksi bersama Dewan Komisaris
atau kuasa mereka yang sah atau oleh Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi.
7. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat
menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila
ketentuan dalam Anggaran Dasar ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam
pemindahan saham tidak terpenuhi.
8. Jika Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi,
dengan ketentuan mengenai saham Perseroan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia.
9. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal iklan pemanggilan
untuk RUPS, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat
yang dimaksud.
10. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham
atau karena suatu alasan lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih karena hukum,
dengan mengajukan permohonan secara tertulis dan melampirkan bukti haknya sebagaimana
yang disyaratkan oleh Direksi, akan didaftarkan sebagai pemegang dari saham tersebut.
- Pendaftaran hanya dilakukan apabila Direksi dapat menerima dengan baik bukti peralihan hak
itu, tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan
di bidang Pasar Modal di Indonesia.
11. Semua pembatasan, larangan, dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku
pula secara mutatis-mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 10.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
PASAL 10
1. RUPS terdiri atas:
a. RUPS tahunan;
b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut juga RUPS luar biasa.
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu: RUPS tahunan dan RUPS luar
biasa -kecuali dengan tegas ditentukan lain.
3. Dalam RUPS tahunan:
a. Direksi wajib mengajukan laporan keuangan untuk mendapat persetujuan dan pengesahan
RUPS.
b. Direksi wajib mengajukan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan untuk
mendapatkan persetujuan RUPS.
c. Direksi wajib menyampaikan rencana penggunaan laba Perseroan.
d. Direksi wajib mengajukan kepada RUPS, penunjukan kantor akuntan publik yang terdaftar di
Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana diusulkan oleh Dewan Komisaris.
e. Jika perlu, dilakukan pengangkatan para anggota Direksi dan para anggota Dewan Komisaris
Perseroan.
f. Direksi dapat mengajukan hal-hal lain demi kepentingan Perseroan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar.
4. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan oleh RUPS tahunan berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi
atas pengurusan dan kepada anggota Dewan Komisaris atas pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan
laporan keuangan.
251
252
253
a. RUPS tersebut dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per
empat) bagian jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan adalah sah
jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka RUPS
kedua dapat mengambil keputusan yang sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 tiga per empat) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS; dan
c. Dalam hal kuorum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan.
10. RUPS untuk menyetujui transaksi yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan
keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen
yang tidak mempunyai benturan kepentingan;
b. RUPS dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang
saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen
yang mewakili lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah yang dimiliki oleh- pemegang saham independen;
c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas tidak tercapai, maka dalam
RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili
lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu perdua)
bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam
RUPS; dan
d. dalam hal kuorum rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum
kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan. Rapat ketiga hanya dapat menyetujui
transaksi dimaksud apabila disetujui oleh Pemegang Saham Independen yang memiliki lebih
dari 1/2 (satu perdua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh Pemegang Saham Independen
yang hadir atau diwakili dalam rapat.
e. Dalam pengambilan keputusan tersebut, pemegang saham utama, anggota Direksi dan
Dewan Komisaris yang mempunyai benturan kepentingan dengan transaksi yang diputuskan
tidak berhak mengeluarkan saran atau pendapat.
f. Apapun keputusan yang diambil Pemegang Saham Independen tersebut harus dikukuhkan
oleh kuorum rapat keseluruhan, yang akan diikuti oleh seluruh pemegang saham yang hadir
dalam rapat termasuk pula pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan.
11. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara
dalam RUPS harus memenuhi syarat, sebagai berikut:
a. menurut pendapat ketua rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara
rapat yang bersangkutan; dan
b. hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham yang secara bersama-sama
memiliki sedikitnya 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah; dan
c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.
12. Yang berhak hadir dalam RUPS adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perseroan 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Pemanggilan RUPS dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat
di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
13. Pemegang saham dapat diwakili oleh Pemegang saham lain atau pihak ketiga dengan surat kuasa
dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku.
254
14. Dalam RUPS tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS namun tidak mengeluarkan suara
(abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham
yang mengeluarkan suara.
15. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan
ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahukan secara tertulis dan semua Pemegang
Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.
DIREKSI
PASAL 13
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota
Direksi dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku dengan susunan
sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Direktur Utama;
b. 2 (dua) orang Direktur atau lebih.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum serta telah memenuhi seluruh ketentuan sebagai anggota direksi sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan di bidang perbankan.
3. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan pada
RUPS yang mengangkat mereka sampai penutupan RUPS tahunan yang kedua sejak tanggal
pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktuwaktu.
4. Anggota Direksi Perseroan yang telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat kembali sesuai
dengan keputusan RUPS.
5. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi lowong,
maka dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak terjadi lowongan harus
diselenggarakan RUPS, untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
- Dalam hal jumlah minimal Direksi sebagaimana diatur pada ayat 1 terpenuhi maka tidak
diperlukan adanya RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dan lowongan itu dapat diisi dalam
RUPS tahunan yang berikutnya.
- Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan berdasarkan
ayat 2 atau untuk mengisi lowongan atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota
Direksi yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan
anggota Direksi lainnya yang masih menjabat.
6. Dalam hal oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk sementara
Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.
7. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
kepada Perseroan paling singkat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
8. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 enam puluh) hari kalender setelah diterimanya
surat pengunduran diri. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 Pasal ini maka dengan lampaunya waktu, pengunduran diri
anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
9. Dalam hal sebagai akibat pengunduran diri seorang atau lebih anggota Direksi menyebabkan
jumlah anggota Direksi Perseroan menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran diri
anggota Direksi adalah sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi
yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.
10. Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Dewan Komisaris
dengan menyebutkan alasannya.
11. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian
sementara harus diselenggarakan RUPS.
255
12. Dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah tanggal pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat 11, RUPS tidak diselenggarakan, atau RUPS tidak dapat
mengambil keputusan, maka pemberhentian sementara anggota Direksi tersebut menjadi batal.
13. Jabatan anggota Direksi berakhir, dalam hal :
a. mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat 5;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
PASAL 14
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan
dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya
dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan anggaran dasar Perseroan
3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam uang atau menerbitkan surat hutang atas nama Perseroan yang tidak termasuk
dalam Pasal 3 ayat 2(a) anggaran dasar ini, dan atau yang tidak termasuk kegiatan usaha
sehari-hari, untuk suatu jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
b. menjual atau mengalihkan atau melepaskan hak atau membebani dengan hak tanggungan
atau menggadaikan atau dengan cara lain membebani barang tidak bergerak Perseroan untuk
jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, kecuali untuk menjual
atau mengalihkan atau melepaskan hak atas tanah dan atau bangunan yang merupakan
jaminan diambil alih atau yang berasal dari penyelamatan kredit.
c. membeli atau dengan cara lain memperoleh/mendapatkan hak atas tanah dan atau bangunan
yang mempunyai nilai melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris kecuali dalam
rangka melaksanakan yang telah ditetapkan dalam Pasal 3 ayat 2(k) anggaran dasar ini dan
atau sebagai bagian dari kegiatan usaha sehari-hari Perseroan.
d. mengeluarkan surat jaminan atau menjadi penjamin atau menjadi penanggung hutang guna
menjamin kewajiban pembayaran pihak terkait kepada pihak lain sebagaimana diatur dalam
peraturan perbankan.
e. menghapusbukukan/mengeluarkan piutang Perseroan dari pembukuan dan melepaskan/
mengalihkan hak Perseroan untuk menagih piutang macet yang telah dihapusbukukan, untuk
suatu jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
f. mengambil bagian atau ikut serta atau melepaskan hak baik sebagian dan/atau ikut serta
dalam suatu perseroan atau badan lain termasuk tetapi tidak terbatas untuk mendirikan
perusahaan baru atau membubarkan anak perusahaan, kecuali peyertaan modal dalam rangka
penyelamatan kredit; dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.harus dengan persetujuan tertulis dari dan atau akta yang bersangkutan turut
ditandatangani oleh Dewan Komisaris.
4. Terhadap pihak ketiga, persetujuan Dewan Komisaris tersebut cukup dibuktikan dengan kutipan
dari keputusan persetujuan Dewan Komisaris yang ditandatangani oleh sedikitnya 2 (dua) orang
anggota Dewan Komisaris.
5. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan
ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau pemegang saham, dengan kepentingan
ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan RUPS berdasarkan suara setuju terbanyak
dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 12 ayat 10 di atas.
6. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi
seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam
hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota
Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
256
7. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili
Perseroan. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga,
hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka 2 (dua) Direktur dari anggota direksi
lainnya secara bersama-sama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
sah mewakili Perseroan.
8. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS, dalam hal RUPS
tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan Rapat Direksi.
9. Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan
bagi Direksi dalam anggaran dasar ini, berlaku pula baginya, dengan kewajiban baginya untuk
memanggil Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan
puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut guna mengisi formasi yang lowong tersebut.
10. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi berhak untuk perbuatan tertentu mengangkat
seorang atau lebih kuasa dengan syarat yang ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa
khusus; kewenangan yang diberikan itu harus dilaksanakan sesuai dengan anggaran dasar serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
RAPAT DIREKSI
PASAL 15
1. Penyelenggaraan rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu:
a. apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah.
2. Pemanggilan rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas
nama Direksi menurut ketentuan ayat 3 pasal 13 di atas.
- Apabila anggota Direksi tersebut tidak melakukan panggilan dalam waktu 3 (tiga) hari sejak
permintaan disampaikan atau sejak lewatnya batas waktu yang dijadualkan untuk rapat Direksi,
maka panggilan dilakukan oleh anggota Direksi lainnya.
3. Pemanggilan rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan
langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Direksi diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama
Perseroan. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut
tidak disyaratkan dan rapat Direksi dapat diadakan di manapun juga dan berhak mengambil
keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Presiden Direktur, dalam hal Presiden Direktur tidak dapat hadir atau
berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat Direksi dipimpin oleh seorang
anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2
(satu per dua) dari jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat hadir atau diwakili dalam rapat.
9. Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak
tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling
sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi yang akan
menentukan.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda
tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali
ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang
hadir.
257
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi, dengan
ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut.
- Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan
keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
PASAL 16
1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 orang anggota Dewan Komisaris, dengan susunan
sebagai berikut:
a. seorang Komisaris Utama;
b. 2 (dua) orang Komisaris atau lebih.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum serta telah memenuhi seluruh ketentuan sebagai anggota direksi sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan di bidang perbankan.
3. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan
pada RUPS yang mengangkat mereka sampai penutupan RUPS tahunan yang kedua sejak tanggal
pengangkatan mereka dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktuwaktu.
4. Anggota Dewan Komisaris Perseroan yang telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat kembali
sesuai dengan keputusan RUPS.
5. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 180
(seratus delapan puluh) hari kalender setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS
untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan ayat 2 pasal ini.
- Dalam hal jumlah minimal anggota Dewan Komisaris sebagaimana diatur pada ayat 1 terpenuhi
maka tidak diperlukan adanya RUPS untuk mengisi lowongan tersebut, dan lowongan itu dapat
diisi dalam RUPS tahunan yang berikutnya.
- Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan
berdasarkan ayat 3 Pasal 15 ini atau untuk mengisi lowongan atau seorang yang diangkat
sebagai tambahan anggota Dewan Komisaris yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu
yang merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang masih menjabat.
6. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
7. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri
anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender setelah
diterimanya surat pengunduran diri. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 8 Pasal ini maka dengan lampaunya waktu,
pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
8. Dalam hal sebagai akibat pengunduran diri seorang atau lebih anggota Direksi menyebabkan
jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran
diri anggota Dewan Komisaris adalah sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat
anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Dewan Komisaris.
9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 5;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan;
c. meninggal dunia;
d. diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
258
259
260
4. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 3 Pasal
ini cukup diberitahukan kepada Menteri dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang
tentang Perseroan Terbatas.
5. Ketentuan mengenai pengurangan modal dengan memperhatikan peraturan perundangan yang
berlaku, khususnya peraturan Pasar Modal.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN
DAN PEMISAHAN
Pasal 23
1. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan ditetapkan oleh RUPS dengan
ketentuan sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 ayat 9 anggaran dasar ini.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan
adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN
BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM
Pasal 24
1. Pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 ayat 9 anggaran dasar ini .
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pembubaran, Likuidasi dan berakhirnya Status Badan Hukum
adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan perundang undangan dibidang Pasar Modal.
TEMPAT TINGGAL
Pasal 25
Untuk hal-hal yang mengenai Perseroan, para pemegang saham dianggap bertempat tinggal pada
alamat-alamat sebagaimana dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di
tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.
PERATURAN PENUTUP
PASAL 26
1. Sepanjang tidak diatur tersendiri dalam Anggaran Dasar ini berlaku UndangUndang tentang
Perseroan Terbatas dan peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus dalam
RUPS.
261
262
2. Sebelum Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di Bursa Efek,
pemesan akan memperoleh bukti kepemilikan saham dalam bentuk Formulir Konfirmasi
Penjatahan Saham (FKPS), sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar
Pemegang Saham Perseroan atas Saham-saham dalam Penitipan Kolektif.
3. KSEI, Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
Pemegang Rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi
tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam Rekening
Efek.
4. Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan Saham antar
Rekening Efek di KSEI.
5. Pemegang Saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu dan memberikan suara dalam RUPS serta hak-hak lainnya
yang melekat pada Saham.
6. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu
kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan atau BAE yang ditunjuk oleh
Perseroan melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik
manfaat (beneficial owner) yang memiliki/membuka Rekening Efek di Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian.
7. Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, Pemegang Saham
yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari
Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam
Rekening Efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang ditunjuk.
8. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada
KSEI melalui Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan
mengisi Formulir Penarikan Efek.
9. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat
Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh
KSEI dan diterbitkan atas nama Pemegang Saham sesuai permintaan Perusahaan Efek
atau Bank Kustodian yang mengelola saham.
10. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham Perseroan
wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang
Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.
B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat
Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi
lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada Penjamin Pelaksana
Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5. PENGAJUAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian
Saham Yang Ditawarkan selama jam kerja umum yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana
Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek dimana FPPS diperoleh.
263
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan melampirkan :
a. fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor/KITAS) yang masih berlaku bagi perorangan atau
Anggaran Dasar terakhir serta akta pengangkatan direksi yang terakhir bagi badan hukum).
Bagi Pemesan Asing, di samping melampirkan fotokopi paspor/KITAS yang masih berlaku,
pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri dan atau domisili hukum
yang sah dari Pemesan secara lengkap dan jelas;
b. bukti kepemilikan rekening efek atas nama pemesan;
c. serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek berhak untuk menolak pemesanan
pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan
pembelian saham termasuk persyaratan pihak yang berhak melakukan pemesanan tidak terpenuhi.
6. MASA PENAWARAN
Masa penawaran akan dimulai pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 09.00 WIB dan ditutup pada
tanggal 9 Januari 2014 pukul 15.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang
dipesan telah melebihi dari jumlah Saham Yang Ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek
dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran
dengan ketentuan Masa Penawaran tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja.
7. TANGGAL PENJATAHAN
Tanggal Penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan
penjatahan saham untuk setiap pemesanan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
adalah tanggal 13 Januari 2014.
8. PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM SECARA KHUSUS
Pemesanan pembelian saham secara khusus oleh para karyawan Perseroan dengan Harga
Penawaran yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Perseroan dapat diajukan langsung
kepada Perseroan, tanpa melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek selama
Masa Penawaran sebanyak-banyaknya 2,00% (dua persen) dari jumlah saham yang ditawarkan.
9. PERSYARATAN PEMBAYARAN
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, pindah buku, cek atau wesel bank dalam mata
uang Rupiah dan dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan
membawa tanda jati diri asli dan beserta copy-nya dan FPPS yang diajukan dan semua setoran
harus dimasukkan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada :
PT Bank Permata Tbk
Cabang Thamrin
Atas nama: PT Buana Capital IPO PT Bank Ina Perdana
Nomor Rekening: 0902349200
Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan
cek atas nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) FPPS. Cek milik/atas nama pihak
ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Seluruh pembayaran harus diterima (in good
funds) segera selambat-lambatnya pada tanggal 9 Januari 2014 pukul 15.00 WIB pada rekening
tersebut di atas. Apabila pembayaran tidak diterima pada tanggal dan jam tersebut di atas, maka
FPPS yang diajukan dianggap batal dan tidak berhak atas penjatahan.
264
Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung
jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima.
Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan saham
yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer
account dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotocopy Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG)
dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan nomor FPPS/DPPS-nya. Pembayaran dengan
automated teller machine (ATM) tidak berlaku.
10. BUKTI TANDA TERIMA
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek yang menerima pengajuan FPPS
akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi dari FPPS lembar ke-5
(lima) sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian saham. Bukti tanda terima pemesanan
pembelian saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan dan harus disimpan
dengan baik agar dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian sisa uang pemesanan dan/
atau penerimaan FKP atas pemesanan pembelian saham.
11. PENJATAHAN SAHAM
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Buana Capital selaku Manajer Penjatahan dengan
sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 serta peraturan perundangan lain termasuk
bidang Pasar Modal yang berlaku. Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK No.VIII.G.12 Pedoman Pemeriksaan oleh
Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau Pembagian Saham Bonus.
A. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)
Penjatahan pasti dibatasi 98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan
yang akan dialokasikan namun tidak terbatas untuk:
Dana Pensiun
Asuransi
Reksadana
Korporasi
Perorangan
Karyawan Perseroan melalui Program ESA
Dalam hal penjatahan yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem penjatahan pasti, maka
penjatahan tersebut hanya dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak-pihak yang akan
mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Penentuan besarnya persentase
Penjatahan Pasti wajib memperhatikan pemesanan perorangan;
2. Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada butir 1) termasuk pula jatah bagi pegawai
Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum (jika ada) dengan jumlah paling
banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum; dan
3. Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada pemesan yang Memiliki Hubungan Istimewa, yaitu:
a) direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih
saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau agen
penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum;
b) direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau
c) Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan huruf b), yang bukan merupakan
Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.
265
266
267
268
PT Lautandhana Securindo
Wisma Keiai Lt.15
Jl. Jend. Sudirman Kav.3
Jakarta 10220, Indonesia
Telepon: +6221 5785 1818
Faksimili: +6221 5785 1717
PT NC Securities
Gedung Menara Karya Lt.3
Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kav.12
Jakarta 12950, Indonesia
Telepon: +6221 2554 6701
Faksimili: +6221 5794 4700
269