Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Simplisia merupakan sediaan obat tradisional yang berupa bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapundan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang dikeringkan
(Anonim, 2009)
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi :
1. Simplisia nabati, yaitu simplisia yang berasal dari tanaman dan kebanyakan simplisia berasal dari
tanaman yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat (isi sel) tanaman.
2. Simplisia hewani, yaitu simplisia yang berasal dari hewan, dapat berupa madu, lemak atau bisa.
3. Simplisia pelikan, yaitu simplisia yang berasal dari mineral (Depkes RI,2008).
Menurut Meterial Medika (1995), simplisia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu simplisia nabati,
simplisia hewani, dan simplisia pelikan (mineral). Sedangkan pada simplisia nabati bagian-bagian yang
digunakan yaitu kulit (kortex), kayu (lignum), daun (folium), herba, bunga (flos), akar (radix), umbi (bulbus),
rimpang (rhizoma), buah (fructus), kulit buah (pericarpium) dan biji (semen)

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan daam percobaan ini yaitu alumunium foil, tampah, bak plastik, plastik, label atau
etiket, kertas payung, kain hitam, talenan, timbangan, pisau dapur, gunting, penggaris, oven.
Bahan yang digunakan yaitu jahe
Hasil an Pembahasan
1. Hasil
2. Pembahasan
Rimpang Jahe adalah rimpang Zingiber officinale Rosc., suku Zingiberaceae, mengandung minyak
atsiri tidak kurang dari 0,80% v/b (Depkes RI,2008).

Gambar 3. Struktur kimia shogaol


Pemerian : Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan, bau khas,
rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam
bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan,
beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol.
Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari
dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar berwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih
kecil berwarna kekuningan (Depkes RI,2008).

Jahe memiliki kandungan senyawa Phenol, yang terbukti memiliki efek anti-radang dan diketahui
ampuh mengusir penyakit sendi juga ketegangan yang dialami otot. Selain phenol, rimpang jahe juga
mengandung zingilberene dan shogol. Senyawa ini dikenal baik sebagai anti-oksidan dan juga efektif
melawan penyakit kanker pun jantung. Selain itu rimpang jahe memiliki khasiat antara lain untuk
menurunkan tekanan darah, membantu pencernaan, memperlancar peredaran darah, obat kompres, sebagai
antioksidan, mengobati jerawat, obat mual masuk angina dan sebagainya (Gentara,2013).
Pengeringan yang umum dilakukan ada dua macam cara, yaitu pengeringan dengan sinar matahari dan
pengeringan dengan udara panas, uap panas, dan sebagainya yang lebih sering dinamakan pengeringan
mekanis. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan cara ditempatkan pada rak-rak yang dibuat khusus
untuk pengeringan. Ada pula yang pengeringannya dengan cara digantungkan, misalnya tembakau dan
jagung. Tetap harus dilakukan pengontrolan yang teratur agar batas kering yang dipersyaratkan tidak
terlampaui, sebab bila terlampau kering dapat menimbulkan kerusakan (Sadewo, 2004).
Dengan adanya keragaman dalam bentuk bahan baku simplisia maka ada perbedaan cara
mengeringkan pada masing-masing bahan tersebut. Ada bahan yang langsung dikeringkan di bawah sinar
matahari, dikeringkan dibawah naungan, dan ada pula pengeringan lambat atau pemeraman terlebih
dahulu setelah panen. Penggunaan alat pengering buatan merupakan salah satu alternatif untuk
mendapatkan bahan olahan yang lebih baik karena terhindar dari kontaminasi debu, serangga, burung,
atau rodensia. Dari segi biaya, pengeringan matahari lebih menguntungkan, tetapi dari segi kualitas
penggunaan alat pengering buatan akan menghasilkan simplisia yang lebih baik (Sadewo, 2004).
Peraturan tentang Pengeringan berdasarkan WHO guidelines on Good Agricultural and Collection
Practices (GACP) for medicinal plants, bab Common Technical Aspects of Good Agricultural Practices for
Medicinal Plants and Good Collection Practices for Medicinal Plants tentang pengeringan, menerangkan
bahwa saat material tanaman obat disiapkan untuk tahap pengeringan, bahan penganggu harus dihilangkan
hingga seminimal mungkin untuk mencegah pertumbuhan kapang atau infeksi dari mikroba lainnya sesuai
dengan yang tercantum dalam farmakope atau monografi lainnya (WHO, 2003).
Pada Farmakope Indonesia Edisi IV menerangkan bahwa Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak
boleh mengandung organisme pathogen dan harus bebas dari cemaran mikroorganisme, serangga, dan
binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir atau menunjukkan adanya kerusakan. Jumlah benda anorganik asing dalam simplisia
nabati dan simplisia hewani yang dinyatakan sebagai kadar abu yang tidak larut dalam asam, tidak boleh lebih
dari 2%, kecuali dinyatakan lain (Depkes RI, 1995).

Proses pembuatan simplisia ini melalui tahapan pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan, pengeringan, sortasi kering, dan penyimpanan. Langkah awal pembuatan simplisia adalah
pengumpulan bahan baku, tetapi tahap ini tidak dilakukan oleh praktikan karena bahan telah disediakan oleh
laboran. Langkah selanjutnya adalah sortasi basah yang dilakukan dengan memisahkan bahan baku dari
pencemar seperti pasir, tanah, ataupun debu. Setelah itu, rimpang ditimbang sebagai berat awal. Berat awal
rimpang kunyit pada sortasi awal sebesar 250 gram dan berat daun kumis kucing sebesar 250 gram.
Langkah berikutnya adalah melakukan pencucian dengan air mengalir agar kotoran yang masih
menempel setelah sortasi basah dapat dihilangkan. Pada saat proses pencucian, tanah yang masih menempel
setelah sortasi basah dapat dihilangkan. Pada saat proses pencucian, tanah yang masih menempel pada
rimpang dihilangkan dengan cara digosok-gosokan dengan jari di bawah air mengalir. Setelah dicuci, rimpang
jahe tersebut dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil dengan menggunakan pisau. Pada pemotongan
dengan pisau ini dilakukan secara manual sehingga ukuran rajangan tidak seragam, tetapi dibuat dengan
ketebalan kira-kira sebesar 0,5-0,75 cm. Tujuan pengecilan ukuran ini adalah untuk memperluas permukaan
bahan baku sehingga mempercepat waktu pengeringan. Namun perlu diperhatikan pula irisan yang terlalu
tipis dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap sehingga
mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang diinginkan.
Rimpang yang telah dicuci dan dipotong-potong kemudian dikeringkan dengan cara rimpang diletakan
dalam sebuah nampan lalu dipaparkan di bawah cahaya matahari dengan ditutup kain hitam, begitu pula
dengan daun kumis kucing. Namun karena cuaca yang mendung dan akan turun hujan, proses pengeringannya
memakan waktu hingga 43 hari bisa dikatakan satu bulan lebih.
Setelah dikeringkan, rimpang jahe yang telah kering tersebut kemudian ditimbang sebagai bobot
simplisia (akhir) yaitu sebesar 40 gram. Dari hasil ini dilakukan perhitungan rendemennya dan didapatkan
hasil 20%. Selanjutnya simplisia disimpan dalam wadah dari kertas payung yang direkatkan serekat mungkin
diharapkan udara dan uap air tidak akan melewati pori-pori plastik sehingga kelembaban bahan selama
penyimpanan dapat terjaga.

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI ,1995, Materia Medika Indonesia Jilid VI, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI ,2008, Farmakope Herbal Indonesia, Depkes RI, Jakarta
Gentara, Lukas. 2013. Manfaat dan Khasiat Jahe bagi Kesehatan. http://www.gen22.net/2013/03/manfaatdan-khasiat-jahe-bagi-kesehatan.html Diakses 9 Desember 20156
Sadewo, Bambang. 2004. Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit. Yogyakarta: Argomedia
Pustaka

WHO., 2003. WHO guidelines on good agricultural and collection practices [GACP] for medicinal plants.
World Health Organization

Cara Kerja
50gr bahan

ditimbang dengan seksama


ditempatkan diatas nampan atau baki
dicuci dengan air mengalir hingga bersih
ditiriskan
dilakukan perajangn (untuk rimpang, daun, herba), pengupasan (buah, biji-bijian

yang besar), pemotongan (akar, batang, ranting)


dibungkus dengan alumuniumfoil
dikeringkan dengan cara yang sesuai
ditimbang lagi dengan seksama dan catat beratnya

Sortasi Kering

Hasil

dilakukan pengepakan
dimasukkan kedalam kertas payung
diberi label
disimpan ditempat yang kering
dihitung rendemen simplisia yang diperoleh dengan suatu persamaan

Anda mungkin juga menyukai