Anda di halaman 1dari 8

RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

DI ERA REFORMASI

I. PENDAHULUAN
Apakah sesungguhnya Pancasila itu ? Adanya kekurang pastian mengenai
arti sesungguhnya Pancasila terlihat yaitu ada yang menterjemahkan sebagai
filsafat, filsafat negara, filsafat nasional, ajaran Bung Karno dan apakah juga tepat
jika diperingati tiap 1 Juni ?. Dikarenakan pada tanggal tersebut, pada tahun 1945
yang lalu dalam rapat Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai Ir. Soekarno mengemukakan
ide pikirannya yang lima dasar itu ?. Apakah bukan Mr. M. Yamin yang
seharusnya kita sebut sebagai penemu Pancasila ?. Terlepas dari polemik diatas,
Pancasila sebagai dasar negara telah banyak mengalami lika-liku sebagai suatu
Staatside bangsa yang besar ini. Sebagai inti dari jiwa dan semangat bangsa
Indonesia yang sejak ratusan tahun telah ada dan sempat tenggelam selama 350
tahun akibat penjajahan.
Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan
interpretasi sesuai dengan kepentingan zaman, yaitu sesuai dengan kepentingan
rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa
rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan menempatkan Pancasila
sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Masyarakat tidak diperbolehkan menggunakan asas lain, walaupun
tidak bertentangan dengan Pancasila. Sehingga contohnya secara nyata pada era

reformasi ini setelah rezim Soeharto jatuh maka Pancasila ikut jatuh dan
tenggelam. Dikarenakan teori politik Pancasila kita tidak sesuai dengan teori
politik secara umum. Bahkan sekarang pun (2004) saat Megawati berkuasa tidak
ada cahaya sedikit pun dari Pancasila kita.
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
dasar negara dari negara kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Ideologi adalah gabungan dari dua
kata eidos dan logos yang secara sederhana berarti suatu gagasan yang
berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat.
Dalam arti kata luas atau terbuka istilah ideologi dipergunakan untuk seluruh
kelompok cita-cita, nilai - nilai dasar dan keyakinan -keyakinan yang mau
dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif.
Ideologi juga diartikan sebagai ilmu, doktrin atau teori yang diyakini
kebenarannya,

yang

disusun

secara

sistematis

dan

diberi

petunjuk

pelaksanaannya. Suatu pandangan hidup akan meningkat menjadi falsafah hidup


apabila telah mendapat landasan berfikir maupun motivasi yang lebih jelas.
Sedangkan

kristalisasinya

kemudian

membentuk

suatu

ideologi.

II. PERMASALAHAN
Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami
dengan latar belakang konstitusi proklamasi atau hukum dasar kehidupan

berbangasa, bernegara dan bermasyarakat yaitu Preambule, Batang Tubuh serta


Penjelasan UUD 1945.
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu
pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah,
manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber dari
kebudayaan Indonesia.
Pancasila bersifat integralistik, yaitu paham tentang hakikat negara yang
dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi
kehidupan bernegara menurut Dr. Soepomo adalah dalam kerangka negara
integralistik, untuk membedakan dari paham-paham yang digunakan oleh pemikir
kenegaraan lain. Masih cocokkah pandangan integralistik ini ?.
Pancasila seperti ideologi dunia lainnya terlebih dahulu lahir sebagai
pemikiran filosofis, yang kemudian dituangkan dalam rumusan ideologi dan
setelahnya baru diwujudkan dalam konsep-konsep politik. Jangka waktu tersebut
bisa puluhan bahkan ratusan tahun. Proses yang dilalui Pancasila sedikit berbeda
karena belum ada konsep masa depan atau tujuan yang hendak dicapai.
Era reformasi sebagai era pembaharuan di segala bidang, menuntut kita untuk
berbuat lebih baik, lebih arif dan bijaksana. Dan pemahaman akan interpretasi
Pancasila sekarang ini sudah berbeda jauh dari zaman orde lama maupun orde
baru. Timbul pertanyaan ? Apakah Pancasila memang pantas dianggap sebagai
ideologi terbuka ?. Masih sesuaikah ? bertitik tolak dari pertanyaan tersebut
marilah kita kaji Relevansi Ideologi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka di Jaman
Reformasi ini.

III. PEMBAHASAN
1. ARTI IDEOLOGI TERBUKA
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral
dan budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak
diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakatnya sendiri. Oleh
sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat dan masyarakat dapat
menemukan dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan
melainkan dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern
bahwa negara modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikap dasarnya.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka
itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan,
... terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang
tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih
mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya.
Selanjutnya dinyatakan, ... yang sangat penting dalam pemerintahan dan
dalam hidupnya bernegara ialah semangat, semangat para penyelenggara negara,
semangat para pemimpin pemerintahan. Sehingga Hatta pernah berpendapat
bahwa elite bangsa sendiri akan bisa lebih kejam daripada penjajah bila tidak
dikontrol dengan demokrasi. Apakah di Indonesia sudah berjalan demokrasi yang
kita dambakan ?.

Suatu ideologi yang wajar ialah bersumber dan berakar pada pandangan
hidup bangsa dan falsafah hidup bangsa. Dengan demikian, ideologi tersebut akan
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan
kehidupan bangsa. Hal ini adalah suatu prasyarat bagi suatu ideologi. Berbeda
halnya dengan ideologi yang diimpor, yang akan bersifat tidak wajar (artifisial)
dan sedikit banyak memerlukan pemaksaan oleh sekelompok kecil manusia
(minoritas) yang mengimpor ideologi tersebut. Dengan demikian, ideologi
tersebut menjadi bersifat tertutup.
Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa,
sehingga memenuhi prasyarat sebagai suatu ideologi terbuka. Sekalipun suatu
ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu
rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri, yang
merupakan suatu yang tidak logis. Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman
gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau saling
bertentangan dalam aspek-aspeknya. Pada hakikatnya berupa suatu tata nilai,
dimana nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ikhwal buruk baiknya sesuatu. Yang
dalam hal ini ialah apa yang dicita-citakan.

2. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA


Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi
Pancasila adalah sebagai berikut :
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat
yang berkembang secara cepat.

b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku


dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang
bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya
yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita
mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai
instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai
keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya.
Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma - norma dasar Pancasila yang
terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau
diubah. Karena itu adalah pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah
pokok dasar negara yang fundamental (Staatsfundamentealnorm). Perwujudan
atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis harus tetap
mengandung

jiwa

dan

semangat

yang

sama

dengan

nilai

dasarnya.

Kebenaran pola pikir seperti yang terurai di atas adalah sesuai dengan ideologi
yang memiliki tiga dimensi penting yaitu Dimensi Realitas, Dimensi Idealisme
dan Dimensi Fleksibilitas.

3. BATAS-BATAS KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA


Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya
yang tidak boleh dilanggar, yaitu sebagai berikut :
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme.
c. .Mencegah berkembangnya paham liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan
masyarakat.
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjabaran pemahaman kerangka berfikir terhadap Pancasila ditinjau
dari segi Ideologi Terbuka diatas, patutlah kiranya diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran
yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia,
masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan
Indonesia.
2. Pancasila merupakan nilai dan cita bangsa Indonesia yang tidak dipaksakan
dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakat kita sendiri.
3. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan
Umum UUD 1945.

4. Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang


berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern.
5. Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai praktis
harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
6. Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya
yang tidak boleh dilanggar.
Sehingga ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka sebenarnya sangat
relevan dengan suasana pemikiran di alam reformasi ini yang menuntuk
transparansi di segala bidang namun masih tetap menjunjung kaidah nilai dan
norma kita sebagai bangsa timur yang beradab. Namun dalam kenyatannya di
masyarakat masih ada yang berfikir seperti orde lama atau orde baru dikarenakan
masih kuatnya doktrin dari penguasa terdahulu, bahkan tidak sedikit yang acuh
terhadapnya.

B. SARAN
Sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita
mengenai sejarah, manusia, masyarakat, recht dan negara Indonesia, yang
bersumber dari kebudayaan Indonesia yang digali dan diambil dari kekayaan
rohani, moral dan budaya masyarakat kita sendiri. Alangkah baiknya jika masih
tetap menggunakan dan mempertahankannya sebagai nilai dasar sebagai ciri khas
kita sebagai suatu bangsa. Tanpa takut untuk mengembangkannya secara dimamis
sesuai dengan perkembangan jaman.

Anda mungkin juga menyukai