Kabid P2P
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
M. Henri, SKM, M.Si
Pendahuluan
Algoritma = Pola Pikir = Standar Operasional Prosedur
Petugas kesehatan perlu mengetahui cara mendiagnosis
penyakit, prosedur pengambilan spesimen, dan alur
pelaporan, serta respon jika terjadi KLB dibutuhkan
algoritma untuk menyamakan persepsi dan langkah.
Algoritma untuk deteksi kasus, dan algoritma untuk
respons KLB.
Respon KLB terdiri dari respons tatalaksana kasus,
respons kesehatan masyarakat dan respons pelaporan
hasil investigasi KLB. Respon kesehatan masyarakat
bersifat fleksibel dan adaptif bergantung hasil PE.
Dilengkapi Definisi Operasional masing-masing kasus dan
panduan/format umum penyelidikan epidemiologi KLB.
Algoritma berisi alur deteksi dan respon terhadap 10 kelompok
penyakit dan sindrome (23 jenis penyakit):
Gastroenteritis Akut
Tersangka Campak
Sindrom Neurologi Akut
Sindrom Infeksi Saluran Pernafasan
Penyakit dengan Demam
Sindrom Jaundis Akut
Tersangka Anthraks
Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Tersangka HFMD
Klaster Penyakit yang Tidak Lazim
Kasus yang dicatat dan dilaporkan adalah Kasus Baru.
≈ Kunjungan dengan diagnosis baru dalam satu minggu. Kunjungan
ulang dengan diagnosis sama dalam minggu tersebut tidak masuk
ke dalam laporan.
Daftar penyakit dalam ewars
KODE SMS PENYAKIT KODE SMS PENYAKIT
A Diare Akut N AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
Kasus Gigitan Hewan Penular
B Malaria Konfirmasi P
Rabies
C Tersangka Demam Dengue Q Tersangka Antrax
D Pneumonia R Tersangka Leptospirosis
E Diare Berdarah ATAU Disentri S Tersangka Kolera
F Tersangka Demam Tifoid T Kluster Penyakit yg tdk lazim
G Jaundice Akut U Tersangka Meningitis/Encephalitis
H Tersangka Chikungunya V Tersangka Tetanus Neonatorum
Gastroenteritis akut
Definisi operasional
DIARE AKUT :
Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek atau setengah cair
dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari atau dapat berbentuk cair
saja.
Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada
umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 7 hari).
Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air
besar dgn frekuensi lebih sering (biasanya 5-6 kali per hari) dengan
konsistensi cair.
DIARE BERDARAH / DISENTRI :
Diare dengan darah dan lendir dalam tinja dapat disertai dengan
adanya tenesmus.
TERSANGKA KOLERA :
Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-
tiba (biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air
cucian beras.
Algoritma
DIARE BERDARAH /
DIARE TERSANGKA KOLERA
DISENTRI
Tersangka
campak
Algoritma campak
CAMPAK = Demam >38°C selama 3 hari atau
lebih disertai bercak kemerahan berbentuk
makulopapular, disertai salah satu gejala
batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
SINdrom neurologik
Akut
Definisi operasional
TERSANGKA MENINGITIS / ENCEPHALITIS :
Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai
penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-ubun
besar cembung.
ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP) :
Kasus lumpuh layuh mendadak, bukan disebabkan oleh ruda paksa/
trauma pada anak < 15 tahun.
TERSANGKA TETANUS NEONATORUM :
Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/ menetek, dan
mulut mencucu dan disertai dengan kejang rangsang.
TERSANGKA TETANUS :
Ditandai dgn kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan
sebelumnya ada riwayat luka.
Algoritma sindrom akut neurologi
Acute Flaccid Tersangka
Meningitis/ Tersangka
Paralysis Tetanus
Encephalitis Tetanus
(AFP) Neonatorum
Meningitis/encepalitis AFP:
Px. RDT, Serum, LCS Pemeriksaan Tinja
SINdrom infeksi
saluran pernafasan
Definisi operasional
PNEUMONIA :
Pada usia <5 thn ditandai dgn batuk DAN/ ATAU tanda
kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kadang disertai
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau
gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat paru
akut), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:
<2 bulan : 60/menit
2-12 bulan : 50/menit
1-5 tahun : 40/menit
Pada usia >5thn ditandai dgn demam ≥ 38°C, batuk DAN/
ATAU kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas
TERSANGKA PERTUSIS :
Batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas
(terus-menerus/ paroxysmal), napas dgn bunyi “whoop” dan
kadang muntah setelah batuk.
Definisi operasional
TERSANGKA DIFTERI :
Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi
(stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan
(pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar
leher.
TERSANGKA FLU BURUNG :
ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk
unggas ATAU leukopenia ATAU pneumonia.
Algoritma sindrom INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
demam
Definisi operasional
MALARIA KONFIRMASI :
Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau
parasit malaria dan dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic
Test) positif dan atau pemeriksaan Mikroskopis positif.
TERSANGKA DEMAM DENGUE :
Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual,
muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata (nyeri
retro orbital), nyeri sendi, DAN/ATAU adanya manifestasi
perdarahan sekurang-kurangnya uji torniquet positif.
TERSANGKA DEMAM TIFOID :
Anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam,
gangguan saluran cerna dan tanda gangguan kesadaran.
Definisi operasional
TERSANGKA CHIKUNGUNYA :
Demam mendadak diatas 38,5 derajat celcius dan nyeri
sendi yang hebat dapat disertai adanya ruam.
ILI (Influenza Like Illness) :
Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk atau
sakit tenggorokan
TERSANGKA FLU BURUNG :
ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk
unggas ATAU leukopenia ATAU pneumonia.
Algoritma demam
TERSANGKA
TERSANGKA TERSANGKA
DEMAM
CHIKUNGUNYA FLU BURUNG
DENGUE
MALARIA TERSANGKA
ILI
KONFIRMASI DEMAM TIFOID
Sindrom jaundis
akut
Definisi operasional
SINDROM JAUNDIS AKUT :
Gejala penyakit yg timbul secara mendadak (< 14 hari)
ditandai dgn kulit dan sclera berwarna kuning (ikterik) dan
urine berwarna gelap.
TERSANGKA LEPTOSPIROSIS :
Pasien dengan gejala demam > 38 derajat Celcius dengan
gejala khas conjuctival suffusion (radang pada konjungtiva),
nyeri betis, jaundice/kuning.
Algoritma sindrom jaundis akut
HEPATITIS
LEPTOSPIROSIS DEMAM DENGUE MALARIA
A, B, C, D, E
Respon
Respon tatalaksanatatalaksana kasus:
kasus: Respon
Respon sistem
sistem Respon
Respon Kesehatan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
Hepatitis
Hepatitis A dan E: A dan E: pelaporan:
pelaporan: •• Penyelidikan Penyelidikan Epidemiologi:
Epidemiologi:
•• Tidak Tidak ada
ada pengobatan
pengobatan spesifik,
spesifik, W1
W1 •• Pastikan Pastikan diagnosis
diagnosis kasus
kasus
kecuali
kecuali pengobatan supportif, upaya
pengobatan supportif, Hasil •• Tentukan Tentukan sifat
sifat penyebaran
penyebaran menurut
menurut waktu,
upaya Hasil pemeriksaan
pemeriksaan waktu,
meningkatkan stamina dan
meningkatkan stamina dan menjaga menjaga penunjang/lab tempat,
tempat, dan orang termasuk temukan kasus
dan orang termasuk temukan kasus
penunjang/lab kontak
keseimbangan
keseimbangan gizi, gizi, termasuk
termasuk makan
makan kontak
makanan rendah lemak •• Adakah Adakah kasus
kasus kematian
kematian
makanan rendah lemak •• Tentukan
•• Istirahat Tentukan kurva epidemi
kurva epidemi
Istirahat yang
yang cukup
cukup •• Identifikasi
•• Hindari Identifikasi sumber
sumber dan dan cara
cara penularan
penularan
Hindari pemakaian
pemakaian tempat
tempat makanan
makanan Hepatitis A dan E :
dan minuman bersama dengan Hepatitis A dan E :
dan minuman bersama dengan •• Meningkatkan
Meningkatkan budaya
budaya PHBSPHBS (Perilaku
(Perilaku Hidup
Hidup
orang
orang lain
lain Bersih
Bersih dan Sehat), seperti hygiene perorangan,
dan Sehat), seperti hygiene perorangan,
•• Budayakan
Budayakan cuci cuci tangan
tangan dengan
dengan dan
dan kebiasaan
kebiasaan cuci
cuci tangan.
tangan.
sabun
sabun •• Pengendalian
Pengendalian limbah
limbah caircair
•• Hygiene
Hygiene perorangan
perorangan •• Sumber air bersih
Sumber air bersih
•• Menghindari
Menghindari makanan
makanan laut laut yang
yang
Hepatitis
Hepatitis B, B, C,
C, dan
dan D:
D: terkontaminasi
terkontaminasi
•• Pengobatan •• Sanitasi
Sanitasi makanan
Pengobatan sesuai penyebabnya.
sesuai penyebabnya. makanan
•• Hindari •• Sanitasi
Sanitasi lingkungan
lingkungan
Hindari pemakaian
pemakaian barang
barang pribadi
pribadi
seperti Hepatitis
Hepatitis B, C,B, C, dan
dan D D ::
seperti alat
alat mandi
mandi (sikat
(sikat gigi,
gigi, alat
alat •• Melakukan
cukur, Melakukan praktek
praktek secara
secara steril
steril di
di puskesmas
puskesmas
cukur, sisir, handuk) bersama dengan
sisir, handuk) bersama dengan •• Sterilisasi alat dan bahan
orang lain. Sterilisasi alat dan bahan
orang lain. •• Promosi
•• Selalu Promosi Kondom,
Kondom, terutama
terutama bagibagi kalangan
kalangan
Selalu gunakan
gunakan alatalat pelindung
pelindung diri
diri berisiko
berisiko tinggi
tinggi
saat melakukan tindakan
saat melakukan tindakan medis medis •• Mencegah
Mencegah penggunaan
penggunaan alat alat pribadi
pribadi orang
orang lain
lain
(sarung
(sarung tangan,
tangan, kacamata
kacamata goggle,
goggle, secara
secara bersama seperti sikat gigi, maupun alat
bersama seperti sikat gigi, maupun alat
dan sebagainya).
dan sebagainya). cukur.
cukur.
•• Gunakan
Gunakan kondom.
kondom. •• Skrining
Skrining darah
darah donor
donor
Algoritma TERSANGKA LEPTOSPIROSIS
YA IKTERUS TIDAK
Tersangka
antraks
Definisi operasional
Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3
hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi
jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering,
Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan
pembengkakan kelenjar limfe regional
Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan,
demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai
darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah
inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem
scrotum, melena.
Definisi operasional
Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda
bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang
dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue,
stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi
lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah
gejala klinis timbul.
Antraks Meningitis (Meningitis Anthrax)
Komplikasi bentuk antraks yang lain, dengan gambaran klinis
mirip dengan kasus meningitis purulenta akut.
Algoritma Tersangka antraks
Catat dan Kirim ke Dinkes Kab/Kota
Preparat dikirim
Media Transport : VTM atau Hanks ke PBTDK
Balitbangkes
Kluster penyakit
yang tidak lazim
Definisi operasional
Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama
di dalam satu kelompok masyarakat/ desa dalam satu periode
waktu yang sama (lebih kurang 7 hari), yang tidak dapat
dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain.
Dibutuhkan kerjasama yang erat antara dokter/petugas medis
dengan petugas surveilans dalam melacak kasus ini
Pastikan dokter/petugas pemeriksa benar-benar sudah
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap untuk
menyingkirkan jenis penyakit yang sudah diketahui (dalam
EWARS).
Algoritma kluster penyakit tidak lazim
Lakukan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik lengkap
Tidak memenuhi DO penyakit manapun