Anda di halaman 1dari 1

SOP Pelacakan Epidemiologi Pasien

Kasus Diare
No Dokumen :
Revisi ke :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
Puskesmas dr SRI NURYANTI
Purworejo 195909141985122002
PENGERTIAN Diare merupakan gejala penyakit dengan buang air besar
lembek, cair bahkan seperti air yang frekuensinya lebih sering
dari biasanya, pada umumnya 3 kali alau lebih dalam sehari. Di
Indonesia penyebab utama KLB diare adalah vibrio cholerae, dan
kelompok disentri (Entamoeba histolytica. Shigella dvsentrv.
Salmonella, Camylobacter jejuni, dan escherichia coli).
Sesuai etiologinya disamping gejala diare dapat disertai
terjadinya muntah, dehidrasi yang hebat, lendir dan darah
dalam tinja serta beberapa gejala lain.
TUJUAN a.Mengetahui perubahan epidemiologi kasus diare
b.Mengidentifikasi populasi risiko tinggi
c. Mencegah penularan kasus diare
d.Memprediksi dan mencegah terjadinya KLB (Kejadian Luar
Biasa)
KEBIJAKAN Keputusan Kepala UPT Puskesmas no 188.4/004/ADM/2017
Tentang Jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas
REFERENSI Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 1501/Menkes/Per/X/2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
PROSEDUR a. Pasien dengan keluhan seperti diatas dilakukan anamnesa
lengkap, bila kasus ke arah diare diberikan terapi dan bila
kondisi memberat/adanya tanda-tanda dehidrasi rujuk ke
rumah sakit.
b.Kemudian petugas poli menginformasikan kasus tersebut
disertai identitas lengkap kepada petugas surveilans
kelurahan/puskesmas/petugas diare.
c. Petugas surveilan kelurahan puskesmas dan petugas daerah
binaan melakukan konfirmasi ke wilayah untuk memastikan
kasus tersebut sesuai dengan data pasien dan berdomisili di
tempat tersebut dan melakukan anamnesa sesuai format
penyelidikan diare.
d.Bila kasus benar berada di daerah tersebut kemudian
mendiskusikan dengan satu rumah tentang pengertian,
tanda/gejala, cara penularan dan pencegahan dan pengobatan
dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota, kelurahan, RT, RW.
e. Bila kasus setelah dilacak tidak ada kemudian dilaporkan
dinas kembali bahwa kasus tidak ditemukan.
f. Bila kasus dari rumah sakit, petugas surveilan/puskesmas,
petugas daerah binaan melakukan konfirmasi ke wilayah
apakah benar kasus tersebut berdomisili di daerah tersebut
dan melakukan anamnesa sesuai format penyelidikan diare.
g. Bila kasus benar berada di daerah tersebut kemudian
mendiskusikan dengan satu rumah tentang pengertian,
tanda/gejala, cara penularan

Anda mungkin juga menyukai