Anda di halaman 1dari 11

YELLOW FEVER

Firna-Manda
Epidemiologi
Demam kuning
 Penyakit demam berdarah (hemoragik) virus akut
yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus
demam kuning.
 Paling sering di Afrika dan Amerika Selatan.
 Di Amerika Selatan banyak menyerang pekerja hutan
 Di Afrika menyerang populasi di daerah perkotaan
dan pedesaaan dengan cakupan imunisasi rendah.
 Di Indonesia belum ditemukan kasus demam kuning.
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam
Kuning. 2017. Kementerian Kesehatan RI
Penilaian Risiko Penyebaran di Indonesia
 Belum pernah dilaporkan keberadaan kasus demam
kuning di Indonesia
 Belum pernah dilaporkan keberadaan vektor nyamuk
Haemagogus dan Sabethes di Indonesia
 Risiko importasi sedang bagi Indonesia, hal ini
dikarenakan Indonesia mensyaratkan pelaku
perjalanan yang menuju dan datang dari negara
terjangkit harus memiliki sertifikat vaksinasi yang
masih valid.
Etiologi
 Virus yang tergolong dalam genus Flavivirus,
Kelompok besar virus RNA.
 Virus ini dapat ditularkan ke manusia melalui
perantara (vektor) nyamuk.
 Hutan Afrika = Aedes africanus dan spesies Aedes
lain ,
 Amerika Selatan = spesies Haemagogus dan Sabethes
 Perkotaan Afrika dan Ameriika Selatan = Aedes
aegypti
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam
Kuning. 2017. Kementerian Kesehatan RI
Patogenesis
 Durasi periode viremia 3-6 hari
 Virus masuk ke endhotelium
pembuluh darah, hati, ginjal, limpa,
tulng, dan otak
 Saat penyakit berkembang, tropisme
patogen yang diucapkan ke sistem
peredaran darah organ-organ ini
terungkap. Akibatnya, ada
peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, terutama kapiler,
precapillaries dan venula. Dystrophy
dan nekrosis hepatosit, kekalahan
sistem ginjal glomerulus dan tubular
berkembang.
Pemeriksaan
• KASUS SUSPEK
 Setiap orang yang memiliki gejala awal demam akut diikuti dengan
ikterus/ jaundice dalam waktu 2 minggu dari timbulnya gejala demam
disertai dengan salah satu atau lebih dari tanda perdarahan berikut ini:
perdarahan dari hidung, gusi, kulit, atau saluran pencernaan.
 ATAU Kematian dalam waktu 3 minggu dari mulai ditemukannya gejala
awal penyakit demam kuning.
 DAN Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah terjangkit
dalam 6 hari terakhir sebelum timbul gejala.

• KASUS KONFIRMASI
 Seorang kasus suspek yang dikonfirmasi berdasarkan hasil laboratorium
Gambaran klinis
• Infeksi mirip influenza, selama 3-6 hari timbul
demam secara mendadak dan mengigil diikuti sakit
kepala, sakit punggung, mialgia, nausea dan muntah
(oliguri dan azotemia terjadi), muka dan konjungtiva
merah,tanda faget dan bradikardi relatif.
• 3-4 hari, gejala dan demam menghilang selama
beberapa jam sampai 1 atau 2hari. Penyakit
berkembang menjadi demam berdarah multisistem
ditandai dengan badan menjadi kuning, disfungsi
renal dan manifestasi perdarahan. Perdarahan
mukosa, perdarahan pada luka bekas jarum suntik,
perdarahan gastrointestinal hebat.
Sumber : ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi 6
Diagnosis
• Diagnosis awal sering dibuat berdasarkan
tanda-tanda klinis pasien dan gejala, dan
anamnesis riwayat perjalanan (kapan dan di
mana), dan kegiatan terkait perjalanan
terutama pada daerah-daerah endemi dan
juga riwayat vaksinasi dan penyakit lainnya

Sumber : ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi 6


Diagnosis
Diagnosis Laboratorium Diagnosis Banding
Pemeriksaan laboratorium • Diagnosis banding pada
menunjukan leukopeni (jumlah sel
kasus ringan antara lain
darah putih rendah),
trombositopeni (jumlah trombosit malaria, atau infeksi dengue
yang rendah), mungkin ditemukan • Kasus berat harus di
kenaikan hematokrit, waktu diagnosis banding dengan
protombrin yang memanjang dan leptospirosis, demam tifoid,
bila terjadi KID (Koagulasi hepatitis viral akut dan
Intravaskuler Deseminata)
demam berdarah viral
ditemukan kelainan pada
fibrinogen dan produk degradasi
lainnya seperti ebola, lassa,
fibrinogen. Enzim transaminase, marburg, demam berdarah
fosfatase alkali, gamma-glutamyl congo-crimea, DHF, demam
transfarase, bilirubin direct dan rift valley.
indirect, BUN dan kreatin
Sumber : ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi 6
meningkat kadarnya.
Penata laksanaan
• Tidak ada pengobatan yang spesisifk.
• Terapi suportif ditujukan langsung untuk memperbaiki
kehilangan cairan dan mempertahankan stabilitas
hemodinamik
• Pemberian vitamin K dan Fresh Frozen Plasma (FFP)
disarankan untuk menangani gangguan koagulasi. Bila
terjadi gagal ginjal akut maka dialisis dapat ditempuh.
• Pada pengobatan hindari pemakaian obat-obatan tertentu,
seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya (misalnya
ibuprofen, naproxen), yang dapat meningkatkan risiko
perdarahan.
Sumber : ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi 6
kespel.kemkes.go.id
Prognosis
Prognosis untuk individu yang mengalami yellow fever yang ringan
umumnya sangat baik.  Namun, bagi pasien yang mengalami
intoksikasi/keracunan yellow fever, tingkat fatalitas kasus berkisar
dari 15% sampai 50%. Bayi dan orang tua yang berusia lebih dari 50
tahun cenderung memiliki penyakit lebih parah dan tingkat kematian
yang lebih tinggi. Selanjutnya, kerentanan host dan virulensi dari
strain virus yang menginfeksi juga dapat mempengaruhi tingkat
kematian. Jika dengan pengobatan yang baik pasien dapat sembuh
dari penyakit yellow fever, biasanya akan mengalami gejala
kelemahan dan kelelahan yang dapat berlangsung beberapa bulan
dan umumnya pasien yang telah sembuh dari infeksi virus yellow
fever akan memiliki kekebalan seumur hidup dari penyakit ini dan
biasanya tidak ada kerusakan organ yang tersisa.

Sumber : kespel.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai