Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

Anamnesis
Pasien datang ke UGD diantar oleh suaminya karena demam lebih kurang 3 hari,
menggigil, batuk (+), mual(+), muntah (-).

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi
nadi 88 x/menit, suhu 36,6°C, frekuensi napas 24x/menit, conjungtiva anemis -/-, cor S1-S2
reguler, abdomen tidak terlihat membesar, tidak ada tanda peradangan, nyeri tekan (+)
epigastrik, defense muscular (-). Ekstremitas hangat, nadi kuat, lemah, CRT < 2”.

Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah rutin (23/6/18)Hemoglobin 13,1 gr/dl, trombosit 116 ribu/mmk,
Leukosit 3 ribu/mmk ↑, hematocrit 37,8%. (26/6/18) Hemoglobin 12,9 gr/dl, trombosit
43 ribu/mmk, Leukosit 3,2 ribu/mmk, hematocrit 37,7%.
 Pp tes positif.
 USG : - ditemukan ascites intraperitoneal, uk: 12-13 minggu,

Diagnosis Kerja
G3P2A0 uk 12-13 minggu dengan DHF grade 1

Dd: malaria, thypoid

Planning
- RL 30 tpm
- Paracetamol 3 x 500mg
- PSIDII 3 x 500mg
- Observasi cairan dan perdarahan
- Inj ondancentron 1amp/ 24 jam
- Inj Ranitidin 2 x 1 amp
- Sucralfat 3 x 1 cth
- Lansoprazole 2 x 20mg
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

Tinjauan Pustaka

DHF PADA IBU HAMIL

A. Definisi Demam Dengue


Demam dengue / dengue fever (DF) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh
infeksi salah satu dari empat serotipe virus dengue (DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4) dan
ditandai dengan : nyeri seluruh badan, nyeri kepala, demam, rash, limphadenopati, dan
lekopeni. Demam berdarah / Dengue hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock
Syndrome (DSS) adalah manifestasi yang lebih serius dari penyakit ini dan biasanya
dikaitkan dengan infeksi serotipe virus yang berbeda dari infeksi yang pernah diderita
sebelumnya. DHF ini ditandai oleh adanya abnormalitas hemostatik dan meningkatnya
permiabilitas vaskuler yang mana bisa menimbulkan syok hipovolemik dan kematian.

B. Patogenesis
Virus Dengue berasal dari monyet yang ditularkan ke manusia melalui vector
nyamuk. Virus ini merupakan Virus RNA positif berserat tunggal yang termasuk di dalam
anggota Flavivirus. Morfologik, virion dengue berbentuk sferis dengan diameter
nukleokapsid 30 nm dan ketebalan selubung 10 nm sehingga diameter virion kira-kira 50 nm.
Selubung virion mempunyai peranan dalam fenomena hemaglutinasi, netralisasi, dan
interaksi antara virus dengan sel pada saat awal infeksi.

C. Diagnosis
Kriteria Diagnosa Klinis DBD/SSD
Manifestasi klinis
 Demam : dengan onset akut, demam tinggi dan berlangsung terus menerus,
lamanya demam kebanyakan dua hingga tujuh hari.
 Terdapat satu dari manifestasi perdarahan berikut : uji torniquet positif
(paling sering), petekie, purpura (pada area pengambilan sampel darah vena) ,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena
 Hepatomegali dapat dijumpai pada 90-98% anak-anak.
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

 Syok, dengan manifestasi takikardia, perfusi jaringan yang buruk dengan


pols yang lemah serta tekanan nadi yang sempit ( < 20 mmHg ) atau hipotensi
yang disertai dengan akral dingin dan lembab dan atau gelisah.
Laboratorium
 Trombositopenia ( < 100.000 / mm3 )
 Hemokonsentrasi : hematokrit meningkat > 20% dari baselinepasien tersebut atau
populasi dengan usia sama.
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau
peningkatan nilai hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosa DBD. Jika
terdapat hepatomegali selain dua kriteria klinis diatas, maka DBD dapat
disangkakan sebelum munculnya tanda-tanda kebocoran plasma. Munculnya efusi
pleura (yang ditemukan berdasarkan rontgen torak maupun sonografi) merupakan
bukti yang paling objektif terhadap adanya kebocoran plasma, dengan hipoalbuminemia
sebagai bukti pendukungnya. Hal ini bermanfaat untuk mendiagnosa DBD pada kondisi :
 Anemia
 Perdarahan hebat
 Tidak ada nilai baselinehematokrit
 Peningkatan hematokrit < 20 % dikarenakan pemberian terapi intravena dini.
Pada keadaan syok, nilai hematokrit yang tinggi disertai trombositopenia dapat
menyokong diagnosis SSD. Nilai laju endap darah (LED) yang rendah yakni < 10 mm/1
jam pertama dapat membedakan antara syok akibat SSD dan syok akibat sepsis.
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

D. Dengue pada Ibu Hamil


Pada kehamilan terjadi berbagai perubahan sistem imunologis, sehingga
menyebabkan ibu hamil rentan terhadap berbagai infeksi dan memungkinkan infeksi
berkembang menjadi berat. Pada kehamilan terjadi peningkatan jumlah neutrofil, namun
sebaliknya terjadi penurunan limfosit. Jumlah limfosit B relatif tetap, sedangkan limfosit
T (terutama T helper) menurun. Selain penurunan jumlah sel T, terjadi penurunan fungsi
imunitas seluler yang terlihat dari penurunann produksi IL-2 dan interferon. Imunitas
humoral jumlah imunoglobulin total relatif tetap, namun didapatkan penurunan jumlah
antibodi spesifik terhadap infeksi tertentu. Hal itu akan berpengaruh terhadap respon
imun selular yang diperlukan dalam pertahanan terhadap infeksi virus.1
Selain perubahan sistem imun, pada kehamilan juga terjadi perubahan
hemodinamik. Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta dan uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula.
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya
hemodilusi. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dan puncaknya terjadi pada
kehamilan 12 minggu. Eritropoesis dalam kehamilann juga meningkat untuk memenuhi
kebutuhan transport zat asam. Walaupun terjadi peningkatan jumlah eritrosit secara
keseluruhan, akan tetapi peningkatan jumlah plasma jauh lebih besar, sehingga kondisi
akhir yang terjadi adalah anemia relatif. Jumlah leukosit meningkat, demikian juga
trombosit. Segara setelah partus, sirkulasi darah antara uterus dan plasenta berhenti,
sehingga sirkulasi umum akan membebani kerja jantung.Setelah partus terjadi pula
hemokonsentrasi, dengan puncak pada hari ke-3 dan 5 postpartum. Konsentrasi trombosit
pada masa ini juga meningkat. Perubahan tersebut sangat penting untuk menentukan
persangkaan diagnosis infeksi Dengue yang mungkin tidak selalu lengkap sesuai kriteria
diagnosis DBD seperti pada orang normal.
Perret et al belajar mengenai seropositif dengue pada ibu hamil menemukan
bahwa tingkat seropositif dengue meningkat seiring dengan majunya usia ibu, hal ini
menunjukkan bahwa wanita yang lebih muda lebih berisiko terinfeksi dengue selama
kehamilan sementara pasien yang lebih tua lebih mungkin memiliki kekebalan protektif
yang sudah ada sebelumnya.2 Penelitian oleh Charles et al menemukan bahwa infeksi
dengue meningkatkan kemungkinan prematur dan kematian janin.3
Berdasarkan gejala klinik dari penyakit ini, pengaruh yang mungkin terjadi adalah
kematian janin intrauterin. Jika infeksi terjadi menjelang persalinan dilaporkan bisa
terjadi tranmisi ertikal dan bayi lahir dengan gejala trombositopenia, pana, hepatomegali,
dan gangguan sirkulasi. Keadaan ini tidak terjadi jika infeksi terjadi jauh dari masa
persalinan. Pada saat persalinan bisa terjadi perdarahan karena adanya trombositopenia.
Trombosit atau darah hanya diberikan jika terdapat perdarahan.4
E. Penatalaksanaan
Tidak ada obat khusus. Pengobatan hanya simtomatik dan suportif disertai
pengawasan ketat secara klinik maupun laboratorium. Penanganan secara umum adalah
sebagai berikut:
- Istirahat
- Antipiretik untuk panas diatas 390 C dengan paracetamol setiap 6 jam.
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

- Kompres dengan air hangat.


- Terapi rehidrasi.
- Pemeriksaan lab khususnya Hb, leukosit, trombosit, dan hematocrit.
- Pemeriksaan penunjang, antara lain foto torak dan USG.
Hindari pemberian aspirin untuk obat panas dan antibiotika karena tidak perlu,
serta sari buah dengan pengawet.
Sebaiknya ditangani oleh tim dan kalau mungkin hindari persalinan berlangsung
pada masa kritis. Kalau terjadi persalinan, dilakukan pengawasan intensif dan tindakan
obstetric dengan kewaspadaan.

F. Prognosis
Dengue fever prognosis baik, sedangkan pada DHF sangat bergantung pada
penanganan secara umum di rumah sakit apakah persalinan terjadi pada masa kritis.
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

KESIMPULAN

Ibu hamil dengan dengue fever memiliki prognosis baik, sedangkan pada DHF
sangat bergantung pada penanganan secara umum di rumah sakit apakah persalinan
terjadi pada masa kritis. infeksi dengue meningkatkan kemungkinan prematur dan
kematian janin. Wanita yang lebih muda lebih berisiko terinfeksi dengue selama
kehamilan sementara wanita yang lebih tua lebih mungkin memiliki kekebalan protektif
yang sudah ada sebelumnya.
LAPORAN KASUS

dr Anvika Adha Taufik

DAFTAR PUSTAKA

1. Widodo D, & Nainggolan L. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada


Kehamilan. Dalam : MKI 2004; vol 54: no 4: 136-142.
2. Perret C, Chanthavanich P, Pengsaa K, et al. Dengue infection during pregnancy and
transplacental antibody transfer in Thai mothers.J Infect2005;51:287–93
3. Carles G, Talarmin A, Peneau C, Bertsch M. Dengue fever and pregnancy. A study of 38
cases in French Guiana.J Gynecol Obstet Biol Reprod (Paris)2000;29(8):758–62 [in
French].
4. Sarwono Prawirohardjo dan Wiknjosastro. (2008). Ilmu Kebidanan. FK UI. Jakarta.
Cunningham, F.G; Mac Donal P.C. (2005). William Obsetric Edisi 22. Appletion &
Lange.

Anda mungkin juga menyukai