Dalam perjanjian pemberian hak tanggungan ada 2 (dua) pihak yang saling berhadapan, yaitu
kreditur, setelah pemberian hak tanggungan disebut pemegang hak tanggungan dan pihak pemberi hak
tanggungan yang bisa debitur sendiri atau pihak ke tiga.
Kewenangan tindakan pemilikan itu baru disyaratkan pada saat pendaftaran hak
tanggungan, bahwa orang menjanjikan hak tanggungan pada saat benda yang akan di jaminkan
belum menjadi miliknya, pada saat pendaftaran hak tanggungan benda jaminan telah menjadi
miloik pemberi hak tanggungan.
Jika tidak ada keterangan domisili para pihak, bagaimana bisa tahu di mana debitur
harus melaksanakan kewajibannya dan di mana gugatan kreditur harus di majukan.
Nilai tanggungan adalah besarnya beban tanggungan yang di pasang (yang menindih)
benda jaminan, yang merupakan batas maksimum kreditur pemegang hak tanggungan atas hasil
eksekusi objek hak tanggungan yang bersangkutan.
Uraian tentan objek hak tanggungan berkaitan erat sengan asas spesialis hak
tanggungan, agar orang dapat mengetahui dengan pasti benda mana yang sedang memikul
tanggungan, besarnya tanggungan, identitas para pihak, dan perjanjin pokok nya.
Seperti apa yang dikatakan pasal 1185 KUHPerdata agar berlaku terhadap pihak ketiga
,namun karena ketentuan tersebut “ dalam akta pemberian hak tanggungan,maka oleh
pembuat undang-undang (pasal 13 undang-undang hak tanggungan).dengan pendaftaran
tentunya diberikan akibat berlaku terhadap pihak ketiga”.
d. Janji penyelamatan.
Dalam pasal 11 ayat (2d) undang-undang hak tanggungan di katakan:
“janji yang memberikan kewenangan kepada peme-gang Hak Tanggungan untuk
menyelamatkan obyek Hak Tanggungan, jika hal itu diperlukan untuk pelaksanaan eksekusi
atau untuk mencegah menjadi hapusnya atau dibatalkannya hak yang menjadi obyek Hak
Tanggungan karena tidak dipenuhi atau dilanggarnya ketentuan undang-undang”.