Anda di halaman 1dari 10

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER DAN EFUSI PLEURA

Hendra Saputra1, Roza Kurniati2

Abstrak
Pendahuluan: Penyakit dengue merupakan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh virus dengue.
Pasien-pasien yang terinfeksi virus dengue memiliki manifestasi klinis yang bervariasi, mulai dari
tanpa gejala hingga demam dengue atau dengue berat, termasuk demam berdarah dengue dan
sindroma syok dengue. Pasien usia lanjut beresiko memiliki manifestasi klinis demam berdarah
dengue hingga dengue berat diakbatkan memiliki riwayat infeksi dengue dan komorbid seperti
hipertensi. Tatalaksana infeksi dengue yang utama adalah terapi suportif yaitu pemberian cairan
yang adekuat dan dilakukan pemantauan yang intensif agar tidak terjadi komplikasi yang berat.
Laporan Kasus: Dilaporkan satu kasus pasien 66 tahun yang didiagnosis demam berdarah dengue
dengan efusi pleura. Pemeriksaan penunjang didapakan trombosit 23.000/mm3, IgM dan IgG anti
dengue positif, serta efusi pleura bilateral pada ultrasonografi thorak. Pasien diberikan tatalaksana
cairan yang adekuat serta pemantauan yang intensif. Kesimpulan: Pengenalan dini gejala-gajala
infeksi dengue pada pasien usia lanjut akan menghindari terjadinya komplikasi yang berat.

Kata Kunci: demam berdarah dengue, efusi pleura, usia lanjut

Abstract
Introduction: Dengue disease is viral infection caused by the dengue virus. Patients infected by
dengue virus have a wide spectrum of clinical manifestations, ranging from asymptomatic to
dengue fever or severe dengue, including dengue haemorrhagic fever and dengue shock syndrome.
Elderly patients are at risk in severe clinical manifestations of dengue infection caused by having
a past history of dengue infection and comorbid, such as hypertension. The major treatment in
dengue infection is supportive therapy which is adequate fluid therapy and intensive monitoring so
that severe complications do not occur Case Report: We have reported a case of a 66-year-old
patient diagnosed with dengue haemorrhagic fever with pleural effusion. Laboratory finding
showed thrombocyte was 23.000/mm3, and positive anti-dengue IgM and IgG. Bilateral pleural
effusion was detected in thorax ultrasonography. Patient was treated with adequate fluid therapy
and intensive monitoring. Conclusion: Dengue infection symptoms early recognition in elderly
patients will avoid severe dengue complications to occur.

Keywords: dengue haemorrhagic fever, pleural effusion, elderly


PENDAHULUAN 2016. Pada tahun 2017, terdapat 59.047 dan
Demam Dengue (DD) dan Demam 444 kasus dan kematian di Indonesia dengan
Berdarah Dengue (DBD) merupakan masing-masing 22,55 per 100.000
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus orang/tahun.4
dengue yang bermanifestasi klinis demam, Demam dengue dan demam
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh
leukopenia, ruam, limfadenopati, virus dengue, yang merupakan genus
trombositopenia dan diatesis hemoragik.1 Flavivirus, dari keluarga Flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe Dengue Virus (DENV)
Epidemiologi dan Etiologi yaitu DENV-l, DENV-2, DENV-3 dan
World Health Organization (WHO), DENV-4 yang semuanya dapat
diperkirakan 50 hingga 100 juta infeksi menyebabkan DD atau DBD. Keempat
demam dengue terjadi setiap tahun. serotipe tersebut ditemukan di Indonesia
Sebanyak 500.000 dari kasus ini berkembang dengan DENV-3 merupakan serotipe
menjadi DBD yang mengakibatkatkan terbanyak. 1
22.000 kematian. Berdasarkan data resmi
yang diserahkan ke WHO, kasus demam Patogenesis
dengue di seluruh Amerika, Asia Tenggara Respon imun infeksi dengue yang
dan Pasifik Barat melampaui 1,2 juta pada berperan adalah limfosit T baik itu T helper
tahun 2008 dan lebih dari 3 juta pada 2013. (CD4) dan T-Sitotoksik (CD8). Kedua
Setelah wabah DBD pertama kali diketahui limfosit ini berperan dalam respon imun
pada tahun 1953 hingga tahun 1954 di seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T
Filipina, penyakit ini terus menyebar ke helper yaitu Thelper 1 (Th-1) akan
seluruh Asia Tenggara.2,3 memproduksi interferon gamma,
Kasus tahunan DBD telah Interleukin–2 (IL- 2) dan limfokin,
meningkat secara signifikan selama lima sedangkan T-helper 2 (Th-2) memproduksi
dekade terakhir, Case Fatality Rate (CFR) Interleukin-4 (IL-4), Interleukin-5 (IL-5),
tahunan telah menurun dari waktu ke waktu. Interleukin-6 (IL-6), dan Interleukin-10 (IL-
Pada tahun 2016, CFR DBD hanya 0,79%. 10). Monosit dan makrofag berperan dalam
Dalam kurun waktu 50 tahun, terjadi fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi.1
peningkatan tajam kasus tahunan DBD di Terjadinya infeksi makrofag oleh
Indonesia, dari hanya 0,05 kasus per 100.000 virus dengue menyebabkan aktivasi T helper
orang/tahun pada tahun 1968 menjadi 77,96 dan T sitotoksik sehingga diproduksinya
kasus per 100.000 orang/tahun pada tahun limfokin dan interferon gamma. Interferon

1
gamma akan mengaktivasi monosit sehingga Manifestasi Klinis dan Diagnosis
disekresikannya berbagai mediator inflamasi Tanda atau gejala DBD yang muncul
seperti Tumor Necrosis Factor-α(TNF-α), seperti bintik-bintik merah pada kulit. Selain
Interleukin-1 (IL-1), Platelet Activating itu suhu badan lebih dari 38 0C, badan terasa
Factor (PAF), lL-6, C3a, C5a dan histamin lemah dan lesu, gelisah, ujung tangan dan
yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel kaki dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan
endotel dan terjadi kebocoran plasma.5,6 muntah. Dapat pula disertai perdarahan
Serotipe tertentu yang menginfeksi seperti mimisan dan buang air besar
dikaitkan dengan penyakit yang berat. bercampur darah serta turunnya jumlah
Beberapa penelitian menunjukkan DBD trombosit hingga 100.000/mm. World health
lebih sering terjadi pada infeksi sekunder Organization (2012), demam dengue
dengan DENV-2. Infeksi kedua dengan memiliki tiga fase diantaranya fase demam,
serotipe dengue yang berbeda, juga fase kritis dan fase penyembuhan. Pada fase
dihubungkan dengan dengue berat karena demam, penderita akan mengalami demam
antibodi yang sudah ada pada infeksi pertama tinggi secara mendadak selama 2-7 hari yang
gagal menetralkan dan sebaliknya dapat sering dijumpai dengan wajah kemerahan,
meningkatkan replikasi virus dalam sel eritema kulit, myalgia, arthralgia, nyeri
mononuklear. Viral load yang lebih tinggi retroorbital, rasa sakit di seluruh tubuh,
dikaitkan dengan keparahan penyakit. Faktor fotofobia dan sakit kepala serta gejala umum
lain yang mungkin berkontribusi pada seperti anoreksia, mual dan muntah. Tanda
patogenesis yaitu strain virus yang lebih bahaya (warning sign) penyakit dengue
ganas, faktor genetik pejamu, usia dan meliputi nyeri perut, muntah
peyakit penyerta.1,5,6 berkepanjangan, letargi, pembesaran hepar
>2 cm, perdarahan mukosa, trombositopeni
dan penumpukan cairan di rongga tubuh
karena terjadi peningkatan permeabilitas
pembuluh darah kapiler. Pada waktu transisi
yaitu dari fase demam menjadi tidak demam,
pasien yang tidak diikuti dengan peningkatan
pemeabilitas kapiler tidak akan berlanjut
menjadi fase kritis. Ketika terjadi penurunan
demam tinggi, pasien dengan peningkatan
permeabilitas mungkin menunjukan tanda

Gambar 1. Secondary heterologous infection 6

2
bahaya yaitu yang terbanyak adalah demam tinggi selama 3 hari disertai nyeri
kebocoran plasma.7 seluruh badan, kepala dan belakang mata.
Pasien juga mengeluhkan batuk dan sesak
Tatalaksana nafas, disertain nafsu makan yang menurun.
Penatalaksanaan Demam dengue Riwayat hipertensi sejak 2 tahun terakhir dan
terbagi dalam non farmakologis dan tidak kontrol rutin. Dari rumah sakit daerah,
farmakologis. Non farmakologis yaitu tirah diketahui hasil hematokrit 48% dan trombosit
baring, diet makanan lunak dan asupan cairan 10.000/mm3 dan dirujuk untuk tatalaksana
oral, pantau tanda syok terutama pada transisi lebih lanjut.
fase febris (hari 4-6). Penatalaksaan Pada pemeriksaan fisik didapatkan
farmakologis terdiri dari pengobatan tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 104
simptomatik yaitu antipiretik bila demam. x/menit kuat angkat, laju pernafasan 26
Cairan intravena yang dapat diberikan adalah x/menit, dan suhu 38,10C. Petekie dan
Ringer Laktat 4-6 jam/kolf. Evaluasi jumlah ekimosis didapatkan di ekstrimitas atas dan
cairan, kondisi klinis, perbaikan atau bawah. Suara nafas yang turun di hemitorak
perburukan hemokonsentrasi, koloid atau kanan juga didapatkan dalam pemeriksaan.
plasma ekspander pada DBD stadium III dan Pemeriksaan laboratorium didapatkan
IV bila diperlukan. transfusi trombosit dan hasil hematokrit 36% dengan trombosit
komponen darah sesuai indikasi. 23.000/mm3. IgM dan IgG anti dengue yang
Penatalaksaan berdasarkan derajat keparahan positif semakin mendukung untuk diagnosis
dengue. Pada demam dengue dengan pasien. Pemeriksaan penunjang tambahan
peningkatan hematokrit >20 %, seperti rontgen torak dengan hasil
penatalaksaan awal terutama pada terapi bronkopneumonia dan efusi pleura dextra,
cairan yang pemberiannya secara bertahap setelah konfirmasi dengan ultrasonografi
dan dievaluasi secara klinis dan pemantauan torak didapatkan efusi pleura bilateral.
hematokritnya.8 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, pasien
LAPORAN KASUS ditegakan diagnosis dengan dengue
Seorang pasien perempuan usia 48 haemorrhagic fever grade II dengan efusi
tahun datang dengan lebam di kulit sejak 2 pleura bilateral, community acquired
hari sebelum masuk rumah sakit. pneumonia, dan hipertensi grade II.
Lebam di kulit muncul di kedua Pasien ditatalaksana dengan
lengan bawah dan tungkai bawah yang pemberian cairan intravena yang adekuat
awalnya berupa bintik kemerahan. Keluhan yaitu dengan kristaloid (ringer laktat) disertai

3
pemantauan yang intensif. Terapi suportif demam tinggi mendadak, terus menerus,
lainnya diberikan untuk meringankan gejala. berlangusng 2-7 hari, ditambah minimal
Pemberian antibiotik diindikasikan pada gejala seperti nyeri kepala, nyeri retro-orbita,
infeksi paru-paru. Pada pasien ruam kulit, nyeri otot dan sendi, dan adanya
dipertimbangkan pemberian anti hipertensi tanda kebocoran plasma. Berdasarkan uji
karenakan hipertensi merupakan salah satu laboratorium didapatkan trombositopenia <
komorbid yang dapat memperberat infeksi 100.000/mm3 dan peningkatan hematokrit >
dengue pada pasien usia lanjut. 20%. Klasifikasi derajat DHF menurut WHO
apabilan didapatkan perdarahan spontan
DISKUSI maka dikategorikan DHF grade II.9
Dilaporkan kasus seorang perempuan Infeksi dengue merupakan
berusia 66 tahun dengan diagnosis sekelompok penyakit yang disebabkan oleh
trombositopenia ec dengue haemorrhagic virus dengue pada manusia yang bersirkulasi
fever grade II dengan efusi pleura bilateral, di sebagian belahan dunia terutama pada
community acquired pneumonia, dan daerah tropis dan subtropis, termasuk
hipertensi grade II. Indonesia. Saat ini sekitar 2,5 milyar atau
Diagnosis Dengue Haemorrhagic lebih kurang 40% penduduk dunia tinggal di
Fever (DHF) grade II pada pasien ditegakan wilayah yang memiliki resiko penularan
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, infeksi dengue.9 Salah satu studi membahas
dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa tentang kejadian penyakit tropis yang
didapatkan keluhan demam tinggi disertai terabaikan pada populasi usia lanjut dan salah
dengan nyeri seluruh badan, nyeri kepala, satunya adalah infeksi dengue. Pasien-pasien
nyeri di belakang mata, serta terdapat bintik geriatri memiliki resiko tinggi terjadinya
merah dan lebam di kulit pada kedua lengan infeksi dikarenakan beberapa faktor seperti
bawah dan tungkai bawah. Pada pemeriksaan status kesehatan yang buruk, kerentanan
fisik didapatkan suhu 38,10C disertai petekie infeksi, gangguan imunitas, dan kesulitan
dan ekimosis pada ekstrimitas atas dan akses layanan kesehatan. Beberapa studi
bawah. Pemeriksaan laboratorium untuk melaporkan bahwa infeksi dengue lebih berat
memperkuat penegakan diagnosis dengan pada populasi usia lanjut dibandingkan
hasil hematokrit 36%, trombosit dengan dewasa muda. Rowe et al (2014) di
3
23.000/mm , dan pemeriksaan serologis IgM Singapura melakukan investigasi pada
dan IgG anti dengue hasil positif. Menurut populasi usia diatas 60 tahun dengan infeksi
kriteria World Health Organization (WHO), dengue dan telah dilaporkan severe dengue
diagnosis DHF ditegakan apabila terdapat

4
(SD) dan DHF lebih banyak dilaporkan pada Kondisi lain yang ditemukan adalah diabetes
populasi usia lanjut.10 melitus (20.28%), gagal jantung dengan atau
Perdarahan berat dan kebocoran tanpa penyakit arteri koroner (14.69%),
plasma merupakan manifestasi paling umum keganasan atau kanker (4.9%), gagal ginjal
yang dilaporkan pada populasi usia lanjut kronik (3.5%), asma bronkial atau penyakit
dengan severe dengue. Karakteristik spesifik paru obstruktif kronik (2.09%) dan sirosis
juga ditemukan termasuk klinis akumulasi hati (1.4%). Diketahui bahwa komorbid
cairan, penurunan platelet diikuti dengan cukup relevan untuk menyebabkan klinis
peningkatan hematokrit, muntah persisten, berat pada infeksi dengue, dan tatalaksana
dan hepatomegali. Selain itu, kebocoran pada usia lanjut menjadi tantangan dengan
plasma telah dilaporkan menjadi salah satu mempertimbangkan komorbid yang ada.11
tanda dari DHF, dimana perdarahan lebih Terdapat gejala yang bervariasi
sering dilaporkan pada kasus infeksi dengue pada infeksi dengue, mulai dari tanpa gejala,
sekunder. Dalam hal ini, telah dijelaskan demam yang tidak dapat dibedakan, hingga
bahwa riwayat infeksi dengue lebih banyak severe dengue atau manifestasi yang tidak
terjadi pada populasi usia lanjut biasa termasuk gagal multi organ. Demam
dibandingkan dewasa muda. Studi merupakan gejala paling umum yang dapat
epidemiologi melaporkan riwayat infeksi terjadi 2-7 hari. pada usia populasi, rata-rata
dengue pada populasi usia lanjut sekitar durasi demam yaitu-4-5 hari. Selain demam,
88.9% (55-74 tahun) dan 17.2% pada dewasa pasien-pasien usia lanjut mengeluhkan nyeri
muda (18-24 tahun).10 sendi dan atau nyeri otot (38.46%), diikuti
St Luke’s Medical Center dengan batuk (35.66%), malaise (32.17%),
melakukan analisa pada 142 pasien usia penurunan nafsu makan (31.47%), nyeri
lanjut dengan demam dengue (2013-2018), kepala (25.8%), gangguan pencernaan
didapatkan hasil mayoritas kasus pada (15.38%), petekie (13.97%), menggigil
perempuan yaitu 65.03%. Pada data (13.99%), dan pilek (11.19%). Pada studi di
pengamatan yang dilakukan di Puerto Rico, Taiwan, demam, nyeri kepala, dan ruam
usia lanjut memiliki resiko 2,4 kali rawat inap merupakan gejala-gejala paling umum yang
dibandingkan usia muda. Rata-rata lama ditemukan pada pasien infeksi dengue usia
rawatan sekitar 4.6 hari. Pada populasi usia lanjut.11
lanjut, tetap diperhatikan bahwa individu Pada populasi usia lanjut, efek dari
memiliki komorbid lebih dari 1. Hipertensi penuaan pada imunitas adaptif dan cell-
(53.8%) merupakan kondisi kronik atau mediated immunity serta respon sitokin yang
komorbid yang paling umum dijumpai. buruk terhadap sepsis, telah diketahui

5
menjadi penyebab gejala atipikal pada dari infeksi dengue. Pada infeksi primer, IgM
berbagai macam jenis infeksi. Fenomena ini meningkat dengan cepat, sedangkan IgG
juga dijelaskan pada infeksi dengue pada usia meningkat setelah hari ke-10, sehingga pada
lanjut. Salah satu studi kasus kontrol di hasil IgM positif dengan IgG negatif
Taiwan, dari 193 pasien yang datang ke ruang menunjukan adanya infeksi primer. Pada
gawat darurat didapatkan infeksi dengue infeksi sekunder, kadar IgG akan naik dengan
konfirmasi serologis, dimana pasien-pasien cepat diikuti IgM dengan kadar lebih rendah,
usia lanjut didapatkan demam tidak khas sehingga pada infeksi sekunder, didapatkan
(41.9%) dibandingkan dengan dewasa muda hasil IgG positif, dengan atau tanpa IgM.9
(17.9%).12 Warning signs selalu mengawali Pasien-pasien usia lanjut dengan
manifestasi dari syok dan muncul pada akhir infeksi dengue, beresiko untuk terjadi
fase demam, biasanya antara hari 3-7 dari pneumonia. Pada pasien didapatkan keluhan
perjalanan penyakit. Warning signs seperti demam, batuk, dan sesak nafas, disertai
nyeri perut (18.88%), dimana perdarahan adanya gambaran infiltrat pada pemeriksaan
saluran cerna (melena, hematemesis) terjadi radiologis thorak, sehingga dapat
sekitar 1.4%. Manisfestasi perdarahan disimpulkan pasien didiagnosis dengan
lainnya seperti gusi berdarah atau epistaksis Community acquired pneumonia (CAP).
didapatkan sekitar 6.29%. Seperti kutipan Berdasarkan severitas CAP pada pasien
dalam salah satu tinjauan, pasien usia lanjut termasuk ringan sehingga pasien tidak perlu
dengan infeksi dengue cenderung memiliki menjalani rawat inap. Sehingga
manifestasi perdarahan lebih sedikit daripada penatalaksaan yang diberikan cukup
11
usia yang lebih muda. diberikan antibiotik oral yaitu golongan
Terdapat beberapa modalitas yaitu macrolide (azithromycin).13
antigen NS1, IgM dan IgG anti dengue, uji Komorbid pada pasien yaitu
hambatan hemaglutinasi, uji netralisasi, hipertensi juga menjadi salah satu faktor
biakan virus dengue, dan RT-PCR untuk yang bisa menyebabkan kondisi infeksi
9
konfirmasi diagnosis infeksi dengue. dengue jatuh pada severe dengue atau DHF.
Pemilihan modalitas pemeriksaan dapat Pasien memiliki riwayat hipertensi namun
dipertimbangkan berdasarkan fase perjalanan tidak kontrol rutin dalam 2 tahun terakhir.
penyakit serta ketersediaan modalitas Terdapat perbedaan yang kecil namun
pemeriksaan. Pada pasien dilakukan signifkan pada tekanan darah sistolik antara
pemeriksaan IgM dan IgG anti dengue pasien dengan severe dengue atau DHF.
dengan hasil positif. Pemeriksaan ini Tekanan darah sistolik turun selama
merupakan deteksi antibodi sebegai respon perjalanan infeksi dengue. Kebocoran plasma

6
terjadi maksimal pada fase kritis dari infeksi peningkatan hematokrit adalah efusi pleura.
dengue. Perubahan komponen dari lapisan Dari pemeriksaan radiologis thorak
kapiler yaitu endothelial cell glycocalyx didapatkan efusi pleura dextra, namun
(eCG) telah terimplikasi dalam pathogenesis setelah dikonfirmasi dengan ultrasonografi
kebocoran plasma. Hipertensi berhubungan ditemukan efusi pleura bilateral. Komplikasi
dengan peningkatan asupan natrium pulmonar pada infeksi dengue biasanya
dikombinasikan dengan genetik, hormonal jarang namun dapat terjadi berupa efusi
dan faktor lain. Kelebihan natrium telah pleura, pneumonitis, edema paru non
dihubungkan dengan kerusakan eCG secara kardiak, acute respiratory distress syndrome
in vitro. Sehingga, diperkirakan perubahan (ARDS), dan perdarahan pulmonar. Hal ini
pada eCG ini dapat terjadi pada populasi diakibatkan oleh adanya sindrom kebocoran
dengan hipertensi. Akan tetapi, masih ada kapiler dan trombositopenia. Sesak nafas
keraguan tentang efek pasti dari kerusakan dapat terjadi pada umumnya dikarenakan
eCG yang diakibatkan oleh hipertensi dengan oleh efusi pleura, yang paling sering bilateral.
infeksi dengue yang cenderung Ketika terdapat efusi pleura unilateral,
mempengaruhi permeabilitas dengan ukuran biasanya terjadi di sebelah kanan. Perdarahan
preservasi relatif. Pada salah satu studi alveolar difus jarang terjadi, dan secara
mengatakan pasien usia lanjut dengan tipikal berhubungan dengan derajat berat
hipertensi selama infeksi dengue tetap pada infeksi dengue. Hemoptisis dilaporkan
didapatkan tekanan darah sistolik yang sekitar 1.4% dari infeksi DENV.16 Kebocoran
tinggi.14 Oleh karena itu, masih menjadi plasma berupa asites dan atau efusi pleura
kontroversi dalam tatalaksana hipertensi dapat dideteksi lebih dini dengan
pada pasien usia lanjut dengan hipertensi pemeriksaan rontgen torak dan ultrasonografi
untuk mencegah terjadi nya perburukan (USG). Pemeriksaan rongten right lateral
kondisi menjadi severe dengue atau DHF. decubitus dapat dilakukan untuk mendeteksi
Pada pasien didapatkan tekanan darah 160/90 adanya efusi pleura.9 Shabbir M et al (2018),
mmHg, dengan faktor resiko tersebut melaporkan 10 dari total 79 pasien dengan
dipertimbang tatalaksana antihipertensi pada dengue memiliki komplikasi efusi pleura, 4
pasien usia lanjut dengan rekomendasi pasien dengan efusi pleura kanan, 5 pasien
diberikan golongan calcium-channel blocker efusi pleura kiri, dan 1 pasien efusi pleura
dan/atau dikombinasikan dengan angiotensin bilateral. Semua efusi adalah eksudat dengan
receptor blocker.15 nilai protein rata-rata 3.9 g/dL. Efusi pleura
Salah satu tanda kebocoran plasma ini akan membaik secara spontan tanpa
yang ditemukan pada pasien selain adanya diperlukan tindakan tambahan.17 Efusi pleura

7
juga memiliki hubungan yang kuat dengan terhadap perjalanan penyakit dengue serta
severe dengue dari meta analisis yang pencegahan komplikasi yang dapat terjadi.
18
dilakukan oleh Yuan K et al (2022).
Tidak ada terapi yang spesifik DAFTAR PUSTAKA
untuk infeksi dengue, dan prinsip utama 1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan
HT. Demam Berdarah Dengue. Setiati S,
adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif
Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
yang adekuat, angka kematian dapat Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku
diturunkan hingga kurang dari 1%. Terapi Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing; 2016. p. 539-
cairan merupakan tatalaksana utama pada
48.
infeksi dengue. WHO merekomendasikan 2. John DV, Lin YS, Perng GC. Biomarkers
pemberian cairan kristaloid pada pasien of severe dengue disease a review.
Journal of Biomedical Science. 2015:
infeksi dengue dengan syok yang 14(22); 83-9.
terkompensasi, dipandu oleh evidence-based 3. Zhang H, Zhou YP, Peng HJ, Zhang XH,
Zhou FY, Liu ZH, et al. Predictive
fluid management protocol dengan defisit
symptoms and signs of severe dengue
cairan yang terkalkulasi, resusitasi cairan disease for patients with dengue fever: a
berdasarkan berat badan dalam beberapa jam, meta analysis. Biomed Research
International. 2014: 7(12); 75-9.
pengawasan intensif pada tekanan nadi,
4. Shepard DS, Undurraga EA, Halasa YA,
tekanan darah dan hematokrit serum, dan Stanaway JD. The global economic
deeskalasi cepat resusitasi cairan apabila burden of dengue: a systematic analysis.
The Lancet Infectious Diseases. 2016:
telah terjadi perbaikan klinis.9,12 16(8): 935-41.
5. Horstick O, Jaenisch T, Martinez E,
Kroeger A, See LLC, Farrar J, et al.
KESIMPULAN
Comparing the usefulness of the 1997 and
Dengue haemorrhagic fever pada 2009 WHO dengue case classification: a
pasien usia lanjut menjadi tantangan bagi systematic literature review. The
American Journal of Tropical Medicine
tenaga kesehatan. Faktor resiko usia dan
and Hygiene. 2014;91(3): 621-34
komorbid dapat mempengaruhi perburukan 6. Yacoub S, Farrar. Dengue. Manson’s
klinis. Pengenalan gejala yang lebih dini Tropical Infectious Diseases. 23rd
edition. New York. 2014: 91(3); 162-70.
infeksi dengue pada pasien usia lanjut yang 7. John DV, Lin YS, Perng GC. Biomarkers
tidak spesifik atau atipikal dapat menurunkan of severe dengue disease a review.
Journal of Biomedical Science. 2015:
angka mortalitas pada infeksi dengue.
14(22); 83-9.
Tatalaksana yang tepat juga mendukung 8. Soo KM, Khalid B, Ching SM, Tham CL,
dalam menurunkan angka mortalitas, Basir R, Chee HY. Meta analysis of
biomarkers for severe dengue infections.
sehingga perlu pemahaman yang dalam
PeerJ Journals. 2017: 65(14); 200-9

8
9. Kemenkes. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran. Tata Laksana Infeksi Dengue
Pada Dewasa. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta. 2020: 13-21.
10. AlYamani AA, Falqi YM, Alnawar YM,
Alhamrous LM, Alwael HA, Al Muhaif
AI, et al. Neglected infectious diseases in
the geriatrics. Int I Community Med
Public Health. 2022;9(1): 353-358.
11. Villalon MR, Ramos M, Tiu JD. Clinical
and Laboratory Profile of Dengue Fever in
Elderly Patients Admitted in a Tertiary
Hospital from 2013-2018. J Infect Dis
Epidemiol. 2021(7): 1-9.
12. Lin RJ, Lee TH, Leo YS. Dengue in the
elderly: a review. Expert Review of Anti-
infective Therapy. 2017;15(8): 729-735.
13. Metlay JP, Waterer GW, Long AC,
Anzueto A, Brozek J, Crothers K, et al.
Diagnosis and Treatment of Adults with
Community-acquired Pneumonia. Am J
Respir Crit Care Med. 2019;200(7) : 45-
67.
14. Yeung W, Lye DCB, Thein TL, Chen Y,
Leo YS. Blood pressure trend in
hospitalized adult dengue patients. PLoS
ONE. 2020;15(7): 1-11.
15. Benetos A, Petrovic M, Strandberg T.
Hypertension Management in Older and
Frail Older Patients. American Heart
Association. Circulation Research. 2020:
1045-60.
16. Marchiori E, Hochhegger B, Zanetti G.
Pulmonary manifestations of dengue. J
Bras Pneumol. 2020;46(1): 1-3.
17. Shabbir M, Ameen F, Roshan N, Israr M.
Nature and Clinical Course of Pleural
Effusion in Dengue Fever. Int J Intern
Emerg Med. 2018;1(1): 1-2.
18. Yuan K, Chen Y, Zhong M, Lin Y, Liu L.
Risk and predictive factors for severe
dengue infection: A systemic review and
meta-analysis. PLoS ONE. 2022;17(4): 1-
18.

Anda mungkin juga menyukai