Vol - VIII No.23 I P3DI Desember 2016
Vol - VIII No.23 I P3DI Desember 2016
Abstrak
Pengaturan tindak pidana makar dalam KUHP merupakan delik formil yang dapat
menimbulkan penafsiran secara luas dan berbeda-beda. Kemerdekaan berekspresi,
berpendapat, mengeluarkan pikiran dengan lisan ataupun tulisan, tetapi berniat,
bermufakat, atau berupaya menggulingkan pemerintahan yang sah, dapat terkena
delik formil ini. Ketiadaan tafsir mengenai makar dan kapan adanya perbuatan
permulaan dalam tindak pidana makar berpotensi menimbulkan terlanggarnya hakhak demokrasi. Untuk mencegah terjadinya penafsiran yang luas dan berbeda-beda.
Pembentuk UU harus dapat merumuskan unsur-unsur yang jelas mengenai tindak
pidana makar dan perbuatan permulaannya, sehingga Pemerintah terutama aparat
penegak hukum dapat terhindar dari kemungkinan bertindak represif terhadap
kemerdekaan menyampaikan pendapat dan pikiran sebagai hak asasi manusia yang
dijamin konstitusi.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: lidyadhi@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Referensi
Made Darma Weda, Tindak Pidana Makar
Dalam R-KUHP, Jakarta: Aliansi
Nasional Reformasi KUHP dan Lembaga
Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM),
Juli 2016.
Mardjono Reksodiputro, "Makar Dalam
Penafsiran
Era
Demokratisasi
di
Indonesia", dalam buku Menyelaraskan
Pembaruan Hukum, Jakarta: Komisi
Hukum Nasional, 2009.
Diancam Bui Seumur Hidup, Ini Beda
Antara Makar dan Kritikan ke
Pemerintah,
https://news.detik.
com/berita/d-3361264/diancam-buiseumur-hidup-ini-beda-antara-makardan-kritikan-ke-pemerintah, diakses 2
Desember 2016.
Unjuk Rasa Bukan Makar,
Erdianto
Effendi, http://www.riaupos.co/4870opini-unjuk-rasa-bukan-makar.html#.
WEGOGn17PQI, diakses 2 Desember
2016.
Polri:
Tujuh
Tersangka
Lakukan
Permufakatan
untuk
Makar,
http://nasional.kompas.com/
read/2016/12/03/11371331/polri.tujuh.
tersangka.lakukan.permufakatan.untuk.
makar, diakses 4 Desember 2016.
Penutup
Tidak adanya tafsir resmi mengenai
pasal-pasal makar dalam KUHP sangat
potensial menimbulkan terlanggarnya hakhak demokrasi, khususnya dalam kegiatan
unjuk rasa, berpendapat, ataupun berekspresi
yang pada dasarnya dijamin oleh UUD NRI
Tahun 1945 dan Deklarasi Universal HAM
PBB. Unjuk rasa, berekspresi, menyampaikan
pendapat melalui lisan ataupun tulisan,
sepanjang bertujuan untuk memprakarsai
dan mengembangkan pemikiran untuk
melakukan perubahan pemerintahan ataupun
perubahan wilayah negara, jika dilakukan
secara damai dan tidak bermaksud untuk
menggulingkan pemerintahan yang sah, tidak
boleh dikategorikan sebagai makar.
Untuk mencegah terjadinya perbedaan
penafsiran atau penafsiran yang luas
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Ratusan warga etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk menghindari konflik
di Rakhine, Myanmar pada 10 hingga 18 November 2016. Para warga melarikan diri
melintasi perbatasan untuk menghindari tentara Myanmar yang telah membunuh
warga sipil dan membakar desa. Dugaan terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM) oleh tentara keamanan, merupakan ujian terbesar pemerintahan Aung San Suu
Kyi (Suu Kyi) yang masih terbilang baru. Respons internasional dibutuhkan untuk dapat
memberikan solusi serta peringatan kepada Myanmar agar bersikap tegas dan peduli
terhadap kasus etnis Rohingya yang terjadi sejak lama. Sebagai negara demokrasi
yang menjunjung HAM, Indonesia berkomitmen membantu penanganan pengungsi
dan mendorong upaya penyelesaian konflik. Pemerintah Myanmar diharapkan dapat
menyelesaikan masalah kemanusiaan yang berkaitan dengan etnis Rohingya sehingga
konflik yang terjadi tidak semakin meluas dan menjadikan ASEAN sebagai wilayah yang
aman.
Pendahuluan
Kasus kekerasan terhadap etnis
Rohingya kembali mencuat di akhir
November 2016. Kali ini yang terjadi di
wilayah Rakhine adalah pembakaran desadesa dan pembunuhan warga sipil yang
disebabkan adanya serangan terhadap
pos-pos polisi yang menewaskan sembilan
polisi Myanmar pada bulan Oktober 2016.
Lebih dari 30.000 warga etnis Rohingya
terpaksa melarikan diri dari tempat tinggal
mereka. Sebagian besar mencoba melarikan
diri ke Bangladesh meski negara tersebut
telah memperketat patroli perbatasan.
Lebih dari 2.000 orang diperkirakan
*) Peneliti Muda Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: sita.hidriyah@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Respons Internasional
Negara-negara Barat semakin khawatir
dengan cara pemerintah Suu Kyi mengatasi
kekerasan di Myanmar. Utusan Amerika
Serikat (AS) untuk Persatuan Bangsa-Bangsa
(PBB) memperingatkan bahwa penyelenggara
negara tidak bisa sendiri dalam menangani
krisis sosial. Sementara Duta Besar AS untuk
PBB, Samantha Power, menyampaikan
kepeduliannya pada pertemuan tertutup
Dewan Keamanan PBB yang diadakan atas
permintaan AS, di markas PBB di New York
pada 17 November 2016. Antusiasme awal
masyarakat internasional yang membiarkan
Myanmar untuk terus sendiri di jalan
reformasi, tampaknya berbahaya pada
tahap ini. Bahkan Suu Kyi mengatakan
bahwa negaranya sedang diperlakukan
tidak adil. Akan tetapi Myanmar yang telah
berkomitmen untuk memulihkan akses
bantuan dan meluncurkan penyelidikan atas
dugaan pelanggaran hak asasi, menjadi poinpoin penting yang mereka tegaskan untuk
diatasi.
Pemimpin Negara Myanmar yang juga
peraih hadiah Nobel Perdamaian, Suu Kyi,
selama bertahun-tahun telah dinilai Barat
sebagai pejuang demokrasi. Kemenangannya
dalam pemilihan umum pada tahun
lalu pada platform reformasi juga dipuji
secara meluas. Kelompok hak azasi telah
berulangkali mendesak Suu Kyi membuat
solusi bagi minoritas etnis Rohingya. Tetapi
kelompok nasionalis Budha menentang
upaya memberikan kewarganegaraan bagi
etnis Rohingya, karena kelompok ini dinilai
hanyalah imigran ilegal dari Bangladesh.
Dengan adanya krisis saat ini, terjadinya
pertumpahan darah yang paling serius di
Rakhine sejak bentrokan komunal pada 2012
telah melahirkan kecaman internasional,
bahwa Suu Kyi sebagai pemimpin negara
maupun tokoh perdamaian, terlalu sedikit
-7-
Referensi
Arti Menjadi Mitra Sejati, Kompas, 27
November 2016.
Bangladesh Kembali Tolak Pengungsi
Rohingya, Republika, 30 November
2016.
Bentrok
Bersenjata
di
Myanmar,
Puluhan
Minoritas
Rohingya
Tewas,
https://m.tempo.co/read/
news/2016/11/14/118820031/bentrokbersenjata-di-myanmar-puluhanminoritas-rohingya-tewas, diakses 30
November 2016.
Dunia Kecam Keras Myanmar, Kompas, 26
November 2016.
Komnas HAM Desak Pemerintah Indonesia
Respon Trgaedi Rohingya, https://
www.komnasham.go.id/index.php/
news/2016/11/24/47/komnas-hamdesak-pemerintah-indonesia-respontragedi-rohingya.html,
diakses
30
November 2016.
Kronologi Lengkap Kekerasan Terhadap
Muslim Rohingya di Myanmar, https://
www.merdeka.com/dunia/ini-kronologilengkap-kekerasan-terhadap-muslimrohingya-di-myanmar.html, diakses 29
November 2016.
Militer Myanmar Kembali Serang Etnis
Rohingya,
http://www.dw.com/id/
militer-myanmar-kembali-serangetnis-rohingya/a-36477718, diakses 30
November 2016.
Penutup
Permasalahan etnis Rohingya telah
menjadi masalah sedemikian kompleks
yang melibatkan beberapa negara terutama
Negara berdekatan dengan Myanmar seperti
Bangladesh. Harapan kepada Suu Kyi
untuk dapat mendorong demokrasi Negara
Myanmar diharapkan bisa mengangkat
harkat warga muslim Myanmar khususnya
etnis Rohingya yang telah mengalami
penderitaan selama puluhan tahun, seperti
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Ujian Nasional (UN) yang rencananya akan dihentikan sementara mengundang
dukungan dari banyak pihak, terutama siswa dan orang tua siswa. Tulisan ini akan
secara singkat mengungkapkan alasan diperlukannya moratorium dan apa yang
selanjutnya harus dilakukan agar evaluasi dengan standar nasional tetap dilakukan.
DPR telah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyampaikan
kajian lengkap mengenai kebijakan moratorium UN. Lebih lanjut, DPR juga perlu
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) di tahun 2017.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya bidang Studi Masyarakat dan Sosiologi Perkotaan pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: y.indahri@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
Nasional
(USBN)
yang
diusulkan
Kemdikbud untuk tahun 2017 dimaksudkan
agar ada perbaikan sistem dan penilaian
pembelajaran yang kredibel dan reliabel.
Jika melihat beberapa negara yang
tidak melaksanakan ujian secara nasional,
maka lima negara maju yang paling sering
dijadikan acuan adalah Amerika Serikat,
Jerman, Kanada, Finlandia, dan Australia.
Tetapi perlu disadari bahwa walaupun di
lima negara tersebut tidak dilaksanakan
ujian secara nasional, evaluasi pendidikan
tetap dilakukan dan dipercayakan kepada
guru atau pihak sekolah. Perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan
mutlak sepenuhnya menjadi hak guru.
Negara menjalankan kewajibannya secara
penuh dalam melatih dan mendidik
guru yang dapat melaksanakan evaluasi
pendidikan terstandar dan berkualitas secara
menyeluruh.
Hampir semua negara tetangga
ASEAN menyelenggarakan ujian secara
nasional untuk menentukan standar,
selain sebagai bentuk pertanggungjawaban
pemerintah
terhadap
publik.
Hanya
Indonesia,
Singapura,
dan
Thailand
yang menyelenggarakan ujian secara
nasional sejak tingkat dasar. Malaysia,
Kamboja, Laos, dan Filipina hanya
menyelenggarakannya di tingkat pendidikan
menengah.
7.
Referensi
Afrainsyah,
Anggi.
Moratorium
Ujian
Nasional Sudah Tepatkah?, Media
Indonesia, 29 November 2016
Asia Educational Examination Systems,
http://www.business-in-asia.com/asia/
asia_education_exam.html, diakses 30
November 2016.
Baedowi, Ahmad. Menggugat Logika Yuridis
Ujian Nasional, Media Indonesia, 28
November 2016.
Jokowi Janji Tuntaskan Nasib Guru
Honorer,
Suara
Pembaruan,
28
November 2016.
Mendikbud: UN Dihapus, Digantikan USBN,
Suara Pembaruan, 2 Desember 2016.
UN Dibahas di Rapat Terbatas, Media
Indonesia, 30 November 2016.
UN Dihapus, Daerah Berlomba Berinovasi,
Suara Pembaruan, 29 November 2016.
Sipayung,
Wilser
Ardin
Hamonangan.
2013. Dampak Ujian Nasional terhadap
Pelajar SMAN di Kota Medan dengan
Menggunakan Analisis Faktor, Skripsi
Fakultas Matematika dan IPA, Universitas
Sumatera Utara.
Swasono, Sri-Edi, UN dan Persatuan
Nasional, Suara Pembaruan, 2 Desember
2016.
Penutup
Evaluasi pendidikan berbasis standar
nasional tetap harus diselenggarakan.
Penyesuaian kebijakan dalam bentuk
USBN tetap menggunakan basis standar
nasional terutama yang telah disepakati atau
dikeluarkan oleh BSNP. Perbaikan penilaian
kelas dan ujian sekolah berbasis standar
nasional harus menekankan kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan kecakapan
abad ke-21 lainnya seperti tertuang dalam
Nawacita.
DPR melalui Komisi X telah
mengundang
Mendikbud
untuk
meminta penjelasan langsung terkait
rencana ini. Rapat Kerja menugaskan
Kemdikbud untuk menyampaikan kajian
komprehensif mengenai moratorium UN
dan penyelenggaraan USBN. Keterlibatan
stakeholder
semakin
krusial
karena
beberapa Direktorat dan Balitbang di
Kemdikbud harus bekerja sama aktif
dengan BNSP dalam mempersiapkan
USBN. Pelaksanaan USBN oleh sekolah
akan bersama-sama diawasi oleh Dewan
Pendidikan dengan melibatkan BNSP,
LPMP, LSM yang peduli pendidikan, dan
juga DPR.
- 12 -
Majalah
Abstrak
Pendahuluan
*) Peneliti Utama Kebijakan Publik pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: mandnias@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Referensi
Penutup
Pada tahun 2017 Indonesia masih
menghadapi
tantangan
perekonomian
global. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan ketidakpastian ekonomi global
pada 2017 adalah menjaga sumber
pertumbuhan ekonomi domestik dengan
memperkuat konsumsi rumah tangga dan
investasi. Namun demikian dibutuhkan
bauran kebijakan fiskal dan moneter
guna mendorong pertumbuhan ekonomi
domestik. Dari sisi kebijakan fiskal dengan
memperkuat ketahanan fiskal melalui
penyusunan APBN yang kredibel dan
realistis, agar bisa menjadi stimulus serta
berkoordinasi dengan otoritas moneter
sehingga kebijakan yang dihasilkan makin
memperkuat fondasi perekonomian.
Untuk itu, prinsip sinergi kebijakan
menjadi salah satu hal yang perlu dijadikan
pedoman. Kebijakan yang dikeluarkan harus
harmonis dan terintegrasi antar-pemangku
kebijakan, baik di pusat maupun daerah.
Mengingat hal tersebut sangat penting maka
perlu mengoptimalkan bauran kebijakan
untuk memperkuat stabilitas ekonomi
domestik, yang selanjutnya akan menopang
fungsi alokasi dan fungsi distribusi. Dalam
hal ini DPR yang juga memiliki fungsi
anggaran, hendaknya dapat memastikan
bahwa bauran kebijakan oleh pengelola
fiskal dan otoritas moneter berjalan secara
efektif agar menciptakan kepastian dalam
penguatan ekonomi makro domestik.
- 16 -
Majalah
ANALISIS EKSISTENSI
KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
Riris Katharina*)
Abstrak
Korpri sebagai wadah organisasi non-kedinasan pegawai negeri sipil yang didirikan pada
tanggal 29 November 1971 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 dinilai
sudah tidak relevan sejak disahkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014, organisasi yang tepat untuk mewadahi
pegawai ASN yaitu korps profesi pegawai ASN. Organisasi yang mewadahi pekerja seharusnya
bergerak di luar kedinasan, oleh karena itu, fungsi Korpri atau korps profesi pegawai ASN
dalam pengembangan profesi ASN telah menimbulkan kesan bahwa korps profesi pegawai
ASN merupakan organisasi kedinasan. Tulisan ini merekomendasikan agar peraturan
pemerintah yang mengatur korps ini segera disahkan dan menegaskan bahwa korps ini bukan
organisasi kedinasan. Fungsi tersebut sesungguhnya merupakan fungsi dari pejabat pembina
kepegawaian. Penegasan korps bukan organisasi kedinasan akan membawa dampak bahwa
kegiatan korps tidak perlu dibiayai oleh APBN/APBD seperti yang sebelumnya terjadi. Untuk
itu, revisi terhadap Pasal 126 ayat (3) huruf a UU ASN harus dilakukan.
Pendahuluan
*) Peneliti Madya Bidang Administrasi Negara pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
Email: riris.katharina@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Korps Profesi
Pegawai ASN
Korpri
Korps
Profesi
Pegawai ASN
Korpri
Organisasi
kedinasan
di
luar
Keanggotaan
Undang-Undang
Tidak jelas
Penutup
Keberadaan Korpri sebagai wadah pegawai
ASN pasca-disahkannya UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN menjadi tidak relevan.
Beberapa perbedaan mendasar terkait nama,
dasar hukum pembentukan, sifat organisasi, dan
keanggotaan organisasi yang dimaksud dalam
UU ASN sudah tidak sejalan dengan organisasi
Korpri sebagaimana dimaksud dalam Keputusan
Presiden Nomor 82 Tahun 1971 dan beberapa
perubahannya.
Organisasi tempat berkumpulnya para
pegawai atau pekerja seperti dalam wadah
korps sebagaimana dalam perkembangan
organisasi-organisasi
sejenis
seharusnya
berperan dalam kegiatan di luar kedinasan.
Fungsi korps profesi pegawai ASN terkait
dengan
pembinaan
dan
pengembangan
profesi ASN akan sulit dilaksanakan. Hal ini
disebabkan beberapa faktor, yaitu pertama
fungsi tersebut sesungguhnya sudah melekat
dalam diri pejabat pembina kepegawaian yang
ada di setiap instansi, baik di pusat maupun
di daerah. Kedua, dukungan anggaran untuk
melaksanakan
kegiatan
tersebut
apabila
dibebankan kepada iuran anggota akan
mendapatkan penolakan karena kegiatan
tersebut sudah diterima oleh para pegawai
ASN lewat instansi masing-masing dengan
menggunakan
anggaran
negara.
Apabila
UU tidak secara tegas menyatakan apakah
organisasi korps profesi pegawai ASN tersebut
merupakan organisasi kedinasan atau tidak,
dalam peraturan pemerintah yang mengaturnya
dapat
dinyatakan
secara
tegas
bahwa
organisasi tersebut merupakan organisasi di
luar kedinasan. Hal ini untuk menghindari
Referensi
Jacoby, Sanford M., Employing Bureaucracy,
Lawrence Erlbaum Associates Publisher,
London, 2004.
Jokowi Pimpin Upacara HUT ke-45 Korpri
di Monas, http://nasional.kompas.com/
read/2016/11/29/08572751/jokowi.pimpin.
upacara.hut.ke-45.korpri.di.monas, diakses
tanggal 30 November 2016.
Korpri
Dephan,
http://dirgahayukorpri.
blogspot.co.id/2008/11/sejarah-berdirinyakorpri_9684.html, diakses tanggal 28
November 2014.
Presiden
Ingatkan
Pengabdian
Korpri
hanya Kepada NKRI, https://korpri.id/
berita/1187/presiden-ingatkan-pengabdiankorpri-hanya-kepada-nkri, diakses tanggal 5
Desember 2016.
Sejarah Korpri, https://korpri.id/, diakses
tanggal 28 November 2016.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2009 tentang Pedoman Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus
Korpri Provinsi dan Kabupaten/Kota
Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971
tentang Korps Pegawai Republik Indonesia.
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengesahan Perubahan Anggaran
Dasar Korpri.
Keputusan Presiden Nomor 93 Tahun
2001 tentang Pendanaan Korpri dan
Perlindungan bagi PNS yang ditugaskan
pada Sekretariat Dewan Pengurus Korpri.
- 20 -